Anda di halaman 1dari 20

SISTEM MUSKULOSKALETAL DAN SISTEM PERNAFASAN

MAKALAH

Disusun oleh :

Aisya Putri Kinanti (2020031006)

Nilawati (2020031058)

Oxshafhon Serni Rahis (2020031070)

Siti Elvira Azhar Al-Rosyid (2020031088)

KELOMPOK 5

KELAS 1B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

2020
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Biomedik 2 dengan judul “Sistem Muskuloskaletal dan Sistem
Pernafasan”. Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula
dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karna itu, kami
mohon maaf atas segala kekurangannya.

Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Dengan ini kami mengucapkan terimakasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar belakang masalah ......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
Sistem Muskuloskaletal dan Sistem Pernafasan ......................................................................... 4
2.1Anatomi Fisiologi Sel Saraf dan Potensial Aksi .................................................................... 9
2.2 Anatomi Fisiologi Susunan Syaraf Pusat dan Otonom ...................................................... 12
2.3 Anatomi Fisiologi Reflex .................................................................................................... 13
2.4 Anatomi Fisiologi Sistem Skaletal ...................................................................................... 15
2.5 Anatomi Fisiologi Sistem Muskulos ................................................................................... 17
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 18
3. 2 Saran ................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan hewan (seperti; insekta,
ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem pernapasan pada manusia terjadi melalui saluran
penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh, dimana masing-masing
alat pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,
sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke
dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk
hidup

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem muskuloskaletal?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
3. Apa yang dimaksud anatomi fisiologis sel saraf dan potensial aksi?
4. Apa yang dimaksud anatomi fisiologi susunan syaraf pusat dan otonom?
5. Apa yang dimaksud anatomi fisiologi reflex?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem muskuloskaletal.
2. Mengetahui sistem pernapasan.
3. Mengetahui anatomi fisiologis sel syaraf dan potensial aksi.
4. Mengetahui anatomi fisiologis sususnan syaraf pusat dan otonom.
5. Mengetahui anatomi fisiologi reflex.

3
BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM MUSKULOSKALETAL DAN SISTEM PERNAFASAN

A. Sistem Muskuloskaletal

Sistem muskuloskeletal manusia adalah sistem organ yang memberi manusia kemampuan
untuk bergerak menggunakan sistem otot dan rangka . Sistem muskuloskeletal memberikan
bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan ke tubuh. Sistem muskuloskaletal terdiri dari
tulang kerangka , otot , tulang rawan , tendon , ligamen , sendi , dan jaringan ikat lainnya yang
mendukung dan mengikat jaringan dan organ menjadi satu. Fungsi utama sistem muskuloskeletal
termasuk mendukung tubuh, memungkinkan gerakan, dan melindungi organ vital. Bagian
kerangka dari sistem berfungsi sebagai sistem penyimpanan utama untuk kalsium dan fosfor dan
mengandung komponen penting dari sistem hematopoietik .

Sistem ini menjelaskan bagaimana tulang terhubung ke tulang lain dan


serat otot melalui jaringan ikat seperti tendon dan ligamen . Tulang memberikan stabilitas pada
tubuh. Otot menjaga tulang tetap di tempatnya dan juga berperan dalam pergerakan
tulang. Untuk memungkinkan gerakan, tulang yang berbeda dihubungkan
oleh persendian . Tulang rawan mencegah ujung tulang bergesekan langsung satu sama lain. Otot
berkontraksi untuk menggerakkan tulang yang menempel pada sendi.

Namun demikian, penyakit dan gangguan yang dapat mempengaruhi fungsi dan efektivitas
sistem secara keseluruhan. Penyakit-penyakit ini mungkin sulit untuk didiagnosis karena
hubungan yang erat antara sistem muskuloskeletal dengan sistem internal lainnya. Sistem
muskuloskeletal mengacu pada sistem yang otot-ototnya melekat pada sistem rangka internal dan
diperlukan bagi manusia untuk bergerak ke posisi yang lebih menguntungkan. Masalah dan
cedera kompleks yang melibatkan sistem muskuloskeletal biasanya ditangani oleh
ahli fisioterapi (spesialis dalam pengobatan dan rehabilitasi fisik ) atau ahli bedah ortopedi.

• Rangka
Sistem rangka memiliki banyak fungsi penting; memberikan bentuk dan bentuk untuk
tubuh, dukungan dan perlindungan, memungkinkan gerakan tubuh,
menghasilkan darah untuk tubuh, dan menyimpan mineral. Jumlah tulang dalam sistem
kerangka manusia merupakan topik yang kontroversial. Manusia dilahirkan dengan lebih dari
300 tulang. Namun, banyak tulang bergabung bersama antara lahir dan dewasa. Alhasil,
rata-rata kerangka orang dewasa terdiri dari 206 tulang. Jumlah tulang bervariasi sesuai
dengan metode yang digunakan untuk menghitung. Sementara beberapa menganggap
struktur tertentu sebagai satu tulang dengan banyak bagian, yang lain mungkin melihatnya
sebagai satu bagian dengan banyak tulang. Ada lima klasifikasi umum tulang. Ini
adalah tulang panjang , tulang pendek , tulang pipih , tulang tidak beraturan , dan tulang
4
wijen . Kerangka manusia terdiri dari tulang yang menyatu dan tulang individu yang
didukung oleh ligamen , tendon , otot , dan tulang rawan . Ini adalah struktur yang kompleks
dengan dua divisi berbeda, yaitu kerangka aksial , yang meliputi tulang belakang
dan kerangka apendikular . Sistem rangka berfungsi sebagai kerangka
untuk jaringan dan organ untuk menempelkan diri. Sistem ini bertindak sebagai struktur
pelindung organ vital. Contoh utama dari hal ini adalah otak dilindungi
oleh tengkorak dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk.

Terletak di tulang panjang ada dua perbedaan sumsum tulang (kuning dan
merah). Sumsum kuning memiliki jaringan ikat lemak dan terdapat
di rongga sumsum. Selama kelaparan, tubuh menggunakan lemak di sumsum kuning untuk
energi. Sumsum merah pada beberapa tulang merupakan tempat penting untuk produksi sel
darah , sekitar 2,6 juta sel darah merah per detik untuk menggantikan sel yang ada yang telah
dihancurkan oleh hati . Di sini semua eritrosit , trombosit , dan sebagian
besar leukosit terbentuk pada orang dewasa. Dari sumsum merah, eritrosit, trombosit, dan
leukosit bermigrasi ke darah untuk melakukan tugas khusus mereka.

Fungsi lain dari tulang adalah penyimpanan mineral tertentu. Kalsium dan fosfor adalah
beberapa mineral utama yang disimpan. Pentingnya "perangkat" penyimpanan ini membantu
mengatur keseimbangan mineral dalam aliran darah. Saat fluktuasi mineral tinggi, mineral ini
disimpan di tulang, bila rendah maka akan ditarik dari tulang.

• Otot
Ada tiga jenis otot, yaitu otot jantung , rangka , dan otot polos . Otot polos digunakan
untuk mengontrol aliran zat dalam lumens organ berongga, dan tidak dikontrol secara
sadar . Otot rangka dan jantung memiliki lurik yang terlihat di bawah mikroskop karena
adanya komponen di dalam selnya. Hanya otot rangka dan otot polos yang merupakan bagian
dari sistem muskuloskeletal dan hanya otot rangka yang dapat menggerakkan tubuh. Otot
jantung ditemukan di jantung dan hanya digunakan untuk mengedarkan darah ; seperti otot
polos, otot ini tidak berada di bawah kendali kesadaran. Otot rangka melekat pada tulang dan
disusun dalam kelompok berlawanan di sekitar persendian . Otot dipersarafi, untuk
mengkomunikasikan energi saraf ke, oleh saraf , yang menghantarkan arus listrik dari sistem
saraf pusat dan menyebabkan otot berkontraksi.

Kontraksi otot dirangsang oleh neuron motorik yang mengirimkan pesan ke otot dari sistem
saraf somatik . Depolarisasi hasil neuron motorik dalam neurotransmiter dilepaskan
dari terminal saraf . Ruang antara terminal saraf dan sel otot disebut sambungan
neuromuskuler . Neurotransmiter ini berdifusi melintasi sinaps dan mengikat ke situs reseptor
tertentu pada membran sel serat otot . Ketika cukup banyak reseptor dirangsang, potensial
aksi dihasilkan dan permeabilitas sarcolemma berubah. Proses ini dikenal sebagai inisiasi .

5
• Tendon
Tendon adalah pita jaringan ikat fibrosa yang kuat dan fleksibel yang menghubungkan
otot ke tulang. Jaringan ikat ekstra-seluler antara serat otot mengikat tendon di ujung distal
dan proksimal, dan tendon mengikat periosteum tulang individu di asal dan penyisipan
otot. Saat otot berkontraksi, tendon mengirimkan kekuatan ke tulang yang relatif kaku,
menariknya dan menyebabkan gerakan. Tendon dapat meregang secara substansial,
memungkinkannya berfungsi sebagai pegas selama bergerak, sehingga menghemat energi.

• Sendi
Sendi adalah struktur yang menghubungkan tulang individu dan memungkinkan tulang
bergerak melawan satu sama lain untuk menyebabkan gerakan. Ada tiga divisi
sendi, diartrosis yang memungkinkan mobilitas ekstensif antara dua atau lebih kepala
artikular; amphiarthrosis , yaitu sendi yang memungkinkan beberapa gerakan, dan sendi
palsu atau sinartrosis , sendi yang tidak bisa digerakkan, yang memungkinkan sedikit atau
tidak ada gerakan dan sebagian besar berserat . Sendi sinovial , sendi yang tidak langsung
bergabung, dilumasi oleh larutan yang disebut cairan sinovial yang diproduksi oleh membran
sinovial . Cairan ini menurunkan gesekan antara permukaan artikular dan disimpan
dalam kapsul artikular , mengikat sendi dengan jaringannya yang kencang.

• Ligamen

Ligamen adalah pita kecil jaringan elastis padat, putih, berserat . Ligamen
menghubungkan kedua ujung tulang untuk membentuk sendi. Kebanyakan ligamen
membatasi dislokasi , atau mencegah gerakan tertentu yang dapat menyebabkan
kerusakan. Karena mereka hanya elastis, mereka semakin memanjang saat di bawah
tekanan. Jika hal ini terjadi, ligamen mungkin rentan patah yang mengakibatkan persendian
tidak stabil. Ligamen juga dapat membatasi beberapa tindakan: gerakan seperti hyper
extension dan hyper flexion dibatasi oleh ligamen sampai batas tertentu dan mencegah
gerakan arah tertentu.

• Bursa
Bursa adalah kantung berisi cairan kecil yang terbuat dari jaringan fibrosa putih dan dilapisi
dengan membran sinovial . Bursa juga dapat dibentuk oleh membran sinovial yang meluas ke
luar kapsul sendi . Ia menyediakan bantalan antara tulang dan tendon atau otot di sekitar
sendi; bursa diisi dengan cairan sinovial dan ditemukan di hampir setiap sendi utama tubuh.

6
B. Sistem Pernafasan

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup(organisme) dengan
lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikansebagai proses menghirup oksigen
dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida danuap air. Dalam proses pernapasan,
oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar.Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu :
• Pernapasan eksternal
Pernapasan eksternal dalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida
yangterjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler
• Pernapasan internal
Pernapasan internal dalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida
antaradarah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.Dalam proses pernapasan,
oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran)zat makanan. Zat makanan yang
dioksidasi tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosamerupakan zat makanan yang
mengandung energi. Proses oksidasi zat makanan,yaitu glukosa, bertujuan untuk
menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasiyang dilakukan organisme bertujuan
untuk mengambil energi yang terkandung didalam makanan.Hasil utama pernapasan
adalah energi. Energi yang dihasilkan digunakanuntuk aktivitas hidup, misalnya untuk
pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot.

1. Alat Pernafasan Pada Manusia

• Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan,dan jalan keluar
karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalamrongga hidung terjadi
penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersamaudara. Udara yang masuk ke
dalam rongga hidung juga mengalami
proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga pulakelembapan
udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita.
• Faring (tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakangrongga hidung dan
mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara danmakanan. Selain itu, faring juga
berfungsi sebagai ruang getar untukmenghasilkan suara.
• Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusundari sembilan buah
tulang rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dualempeng kartilago hialin yang
menyatu dan membentuk segitiga. Bagian inidisebut jakun. Di dalam laring terdapat
epiglotis dan pita suara. Epiglotismerupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti
daun. Epiglotis dapatmembuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis
menutupsehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan.Pita

7
suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dandapat bergetar
menghasilkan suara.
• Trakea (batang tenggorokan)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leherdan rongga dada
(toraks). Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan
otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar(silia) dan
selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-parukiri dan yang lain
menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus
• Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada danrongga perut
dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagimenjadi dua bagian, yaitu paru-
paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-parukanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru
kiri terdiri dari dua gelambir.Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang
disebut pleura.

2. Mekanisme Pernafasan

Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secaraotomatis).


Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus.Pada saat kita bernapas
ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (prosesmasuknya udara ke dalam paru-paru) dan
ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15-18
kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot
antartulang rusuk.

• .Pernapasan Dada
Terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulangrusuk berkerut
(berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat danvolume rongga dada akan
membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunantekanan udara di dalam paru-paru.
Karena tekanan udara di luar tubuh
lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan
demikian terjadilah inspirasi. Bila otot-otot antar tulang rusuk mengendor (relakasasi),
yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekananudara di
dalam paru-paru.
• .Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yangmembatasi rongga
perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar.
Keadaan ini mengakibatkan rongga dadamembesar sehingga tekanan udara di paru-paru
mengecil. Akibatnya, udaraluar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.Sebaliknya, bila otot diafragma
relaksasi (kembali pada posisisemula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas.

8
Keadaan inimengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru
yangkaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

2.1 Anatomi Fisiologi Sel Saraf dan Potensial Aksi

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain
sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula
spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan
neuron sistemsaraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur
lanjutan tunggal yang memanjang dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus
ke bawah melalui kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2.Secara anatomis
sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai
darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteri yaitu arteria vertebralis dan
arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk sirkulus
arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinusdura matris dan kembali ke sirkulasi
umum melalui vena jugularis interna.Membran plasma dan selubung sel membentuk
membran semipermeabel yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini,
tetapi menghambat ion lainnya.Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion
K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas
membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga
aliran keluar (efluks) pasif ionK+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+.
Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di
sepanjang membran plasmakarena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar.
Potensial ini dikenalsebagai potensial istirahat (resting potential).

Jaringan saraf secara mikroskopis terdiri atas dua jenis sel yaitu sel saraf dan sel
penyokong, sel saraf selalu mempunyai tonjolan sitoplasma yang panjang dan bercabang-
cabang. Tonjolan sitolasma ini secara morfologis terbagi dua yaitu bagian dendrite dan
akson. Bagian dendrite merupakan tonjolan sitolasma yang bercabang-cabang dan membawa
impuls ke arah badan sel. Bagian axon merupakan tonjolan sitolpasma yang membawa
impuls menjauhi badan sel, terdapat sebuah yang panjang dan sebelum berakhir bercabang-
cabang sebagai batang pohon yang disebut denagn telodendron. Badan sel saraf disebut juga
dengan perikarion, bagian ini bentuknya bermacam-macam dan mempunyai inti. Katergori
sel saraf berdasarkan jumlah tonjolan yaitu:
1.Sel saraf unipoler : hanya mempunyai satu tonjolan
2.Sel saraf bipolar : mempunyai satu dendrite dan satu axon
3.Sel saraf pseudo unipoler: mempunyai tonjolan yang secara bercabang menjadi dua
sehingga mirip huruf T
9
4. Sel saraf multipoler : mempunyai satu axon dan banyak dendrite

Secara mikroskopis inti sel saraf biasanya terletak sentral, berbentuk bulat besar, berisi
kromatin yang halus dan tersebar, nucleus besar sehingga menyerupai intinya. Bagian sitoplasma
dalam perikarion mengandung organela seperti jenis sel lain. Bercak-bercak basofil pada yang
khas pada sel saraf sebenarnya merupakan rER yang penuh dengan ribosom.

Secara sub-mikroskopis, sitoplasma banyak mengandung rER yang tampak sebagai sustansi
NISSL, mitokondria meluas ke dalam tonjolan-tonjolan sel kompleks golgi, dan sitoskeleton
membentuk neurofibril.

a. SEL PENYOKONG
Sel penyokong pada umumnya berasal dari ectoderm. Pada sistem saraf pusat, sel
penyokong disebut dengan neuroglia yang terdiri dari sel ependim, astrosit,
oligodendria,dan microglia. Pada sistem saraf perifer, tersusun atas sel Schwann sel
kapsel dalam ganglion.

b. DENDRIT
Secara mikroskopis, dendrite bercabang yang percabangannya tergantung jenis sel saraf.
Pada permukaan percabangan terdapat benjolan-benjolan untuk bersinapsis yang disebut
dengan gemula atu spina. Secara sub-mikroskopis, pada pangkal dendrite terdapat
mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada sitoskeleton terdapat neurofibril dan
mirotubuli yang melua samapi ujung dendrite.

c. AXON
Axon merupakan tonjolan sitoplasma yang hanya terdapat sebuah dan disebut juga
dengan serabut saraf. Ujung axon bercabang-cabang sebagai cabang pohon dan terdapat
cabang kolateral pada beberapa tempat. Pada axon terdapat beberapa organela yaitunya
mitokondria, neurofibril, dan mikrotubuli. Myelin membentuk selubung diluar axolema
dengan pola berpenggal-penggal, karena adanya nodus ranvier. Selubung myelin ini
tersusun atas campuran fosfolipid, kolesterol, dan serebrosid. Ketebalan selubung pada
berbagai axon tidak sama. Di luar selubung myelin terdapat selubung neurolemma. Pada
sistem saraf pusat disebut dengan sel oligodendroglia dan pada sistem sraf perifer
disebut dengan sl schwan.

d. JARINGAN SISTEM SARAF PUSAT


Otak Secara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba.
Sedangkan secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron, serabut
myelin dan tidak bermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan microglia.
Substansia alba terdiri dari seraaabut saraf bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan
10
microglia. Permukaan cerebellum melipat-lipat ke dalam secara sejajar yang melibatkan
kortex cerebelli (sustansia grissea) dan medulla cerebelli (substansia alba). Secara
miroskopis, kortex cerebelli terdiri atas :

• Stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakn cabang azon yang
menyelubungi sel purkinje.
• Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percanagan dendrite di stratum
molecular.
• Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di lapisan, tetapi
axonnya berada pada stratus molecular.

Medulla Spinalis
Medulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis. Pada setiap
segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Secara mikroskopis, bagian sustansia grissea tersusun
atas sel-sel neuron yang membentuk nucleus, pada bagian tengah terdapat kanalis sentralis.
Potongan sustansia grissea menyerupai bentuk kupu-kupu, terdiri dari cornu dorsalis dan cornu
ventralis. Pada bagian sustansia alba terdapat sulcus medianus dorsalis. Sebagian serabut saraf
yang memanjang membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.

• Selubung otak
1.Duramater : terdapat jaringan pengikat padat
2.Arachnoid : merupakan bagian yang kontak dengan duramater, membentuk trabecula,
tanpa pembuluh darah. Terdapat spatium subarachnoidea, yaitu ruangan diantara
trabecula yang terisi Liquot Crebrospinalis
3.Piamater : menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat. Di beberapa tempat
tertentu menonjol kedalam rongga ventrikulus yang dindingnya tidak berkembang yang
selanjutnya membentuk pleksus choroideus.

Pleksus choroideus tersusun atas jaringan pengikat longgar dan banyak terdapat sel
makrofag, permukannay dilapisi oleh epitel kuboid selapis yang berasal dari sel ependim yang
memiliki banyak mikrovili. Selubung medulla spinalis
1.Duramater : dipisahkan dengan permukaan kanalis vetebralis oleh spatium epidurale, dilapisi
epitel gepeng selapis.
2.Arachnoid : dipisahkan dengan duramater oleh celah sempit.
3.Piamater: lebih tebal daripada di daerah otak.

11
2.2 Anatomi Fisioloogis Susunan Syaraf Pusat dan Otonom

1. Sistem Syaraf Pusat


Sistem saraf pusat adalah sistem tubuh yang menerima dan memproses semua informasi
dari seluruh bagiantubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan neuron. Hal
ini bisa dibilangsistem yang paling penting dari tubuh. Sietem syaraf pusat terdiri dari:

• Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum (Telecephalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempati fossa cranial
tengah dan anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex, forebrain atau otak
depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kema
mpuan fisual. Kecerdasan intelektual atau IQ manusia juga ditentukan oleh kualitas
cerebrum.Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam fisura serebri longitudinal
menjadi hemisfer kiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikellateral.
Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan(serat saraf)
yang disebut korpus kalosum (corpus callosum). Bagian superfisialcerebrum terdiri atas
badan sel syaraf atau substansi grisea, yang membentuk korteksserebri,dan lapisan dalam
yang terdiri atas serat syaraf atau substansi albikan.

• Cerebellum (Otak Kecil)


Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagiansuperiornya ditutupi
oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak belakang dan terletak
posterior dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata. Cerebellum berbentuk
agak lonjong dan menyempit pada bagiantengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium
cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum
berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui 3 berkas serabut saraf yang
simetris peduncullus cerebellaris superior, medius, dan inferior.

2. Sistem Syaraf Otonom

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagiantubuh
dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik danefektor
motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi perubahan
lingkungan luar atau dalam tubuh.Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik
(sadar) dan sistem sarafotonom (tak sadar). Sistem saraf sadar adalah saraf yang
mengatur gerakan yangdilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita.
Contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.Sistem saraf sadar disusun
oleh serabut saraf otak (nervus kranialis), yaitusaraf-saraf yang keluar dari otak dan
serabut saraf sumsum tulang belakang (nervusspinalis), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
12
• Nervus kranialis
• Nervus Spinalis
Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh danotak.
Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum dimana ia kontinudengan
medulla ke tingkat pertama atau kedua vertebra lumbalisSerabut saraf sumsum tulang
belakang (nervus spinalis) berjumlah 31 pasangsaraf gabungan (sensorik-motorik).
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dariarah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.

2.3 Anatomi Fisiologi Reflex

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar
impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula garak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks.

Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di
bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa
tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.

Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini
terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf
pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.

Kegiatan pada lengkung refleks dimulai pada reseptor sensorik sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsangan. Lengkung refleks paling sederhana adalah
lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps antara neuron aferent dan eferent. Lengkung
refleks semacam ini dinamakan monosinaptik dan refleks yang terjadi di sebut refleks
monosinaptik. Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah sadar. Perilaku
naluriah dari hewan yang lebih rendah dikuasai sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku
lebih banyak merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja sebagai mekanisme
pertahanan dasar, namun refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan
melokalisasi lesi neurologi.

Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. refleks superfisial (kulit dan lendir),
2. refleks tendon dalam (miotatik),
3. refleks viseral (organik),
4. refleks patologik (abnormal)

13
Lengkung refleks sederhana, melibatkan sejumlah struktur reseptor yaitu organ indera yang
khusus bagian akhir kulit atau fusus neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu
impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke susunan saraf
pusat, tempat di mana saraf bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu atau lebih neuron
interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferent. Neoron eferent berjalan keluar dalam saraf
dan menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor yaitu otot ( otot polos, lurik, atau otot
jantung ) atau kelenjar yang memberikan respon.

Sementara kesatuan anatomik susunan saraf adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya
adalah lingkungan refleks ini merupakan dasar anatomik untuk kegiatan – kegiatan refleks
diluar pengendalian kemauan kita, ini berarti reaksi – reaksi yang lebih kurang bersifat
otomotik dan tidak berubah-ubah yang tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf
pusat yang lebih tinggi.

Refleks juga dapat di klasifikasikan menurut tingkat dari refresentasi sentralnya yaitiu sabagai
refleks spinal, bulbar (refleks postural dan penegakan), otak tangah atau cerebellum.

• Komponen Lengkung Refleks


Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri
atas unsur-unsur sebagai berikut :
1. Suatu reseptor, yang peka terhadap suatu macam rangsangan.
2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke
susunan saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4. Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat
diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.

Di dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti tersebut diatas, suatu rangsangan yang
mengenai reseptor akan dapat menimbulkan suatu impuls saraf yang pada akhirnya dapat
diantarkan ke alat efektor, yaitu serat otot atau kelenjar, dan menimbulkan reaksi dalam bentuk
kontraksi atau sekresi.

Akan tetapi, sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan refleks yang dapat terjadi pada orang hidup
mempunyai dasar anatomik yang jauh lebih rumit.

Pada lengkung refleks ada yang disebut monosinaps dan polisinaps, jumlah sinaps dalam
lengkungan bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks ini, tetapi
terutama pada lengkung refleks polisinaps, aktivitasdi ubah oleh fasilitasi spesial dan temporal
oklusi efek subliminimal dan efek lainnya.

Refleks monosinaps: refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh
diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks regang. Rangsangan yang
membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan jawabannya adalah kontraksi otot yang di
regangkan tersebut.

14
Organ sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang berasal kumparan di hantarkan ke SSP
oleh serabut-serabut sensorik yang cepat dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang
menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah satu-satunya refleks monosinaps dalam tubuh.

Contoh-contoh dari dalam klinik, ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu
suatu refleks regang dari m.quadriceps femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot
tersebut.

Gerak refleks berjalan sangat ceapt dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan dapat terjadi
tanpa di pengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu di mulai dari reseptor
penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian di teruskan
oleh saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah
didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu
otot atau kelenjar.

Penghantar impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan patensial listrik antara bagian luar bagian dalam
sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian dalam sel saraf. Penghantar
impuls melalui sinapsis, titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis.

Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter yang di sebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis.

2.4 Anatomi Fisiologi Sistem Skaletal

Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung
bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan
kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan
elastis. Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelomzpok yaitu axial
skeleton dan appendicular skeleton.Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :

• Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh. Untuk
memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh
kerja otot-otot yangmelekat padanya.
• Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain. Untuk
menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum
merahtulang tertentu.

15
a. Struktur tulang

Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :

• Tulang panjang ditemukan di ekstremitas.


• Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan.
• Tulang pipih pada tengkorak dan iga.
• Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah,
dan rahang.

b. Perkembangan dan pertumbuhan tulang

Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :

Tulang didahului oleh model kartilago. Kolar periosteal dari tulang baru timbul
mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel
kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang. Sarang lebah dari kartilago yang
berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah,
dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur
dalam bentuk kartilago. Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai
memisah pada epifisis yang menghasilkan tiga pusat osifikasi. Pertumbuhan memanjang
tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan hidup antara pusat
osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical. Pada awalnya setiap
sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian
sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical
dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk
tulang. Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi
dengan korpus.Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan
hormone sebagai berikut :

• Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor.
Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai
contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan
berkurang.
• Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan
kadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal.
• Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia
pada usia dewasa.
• Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi
hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan
aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
• Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan
panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa
sebelum pubertas.
• Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
• Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat
peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat
menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan
konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen,
seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.

16
2.5 Anatomi Fisiologi Sistem Muskulos

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah
bentuk. Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang – benang halus yang panjang
disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek.
Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).

1. Ciri-ciri Otot

• Kontraktilitas

Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap
diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang
terbatas.

• Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jikaa distimulasi oleh implus saraf.
• Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
• Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang

OTOT DAN KERJA OTOT

Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya adalah
untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan (kontraksi) otot.
Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk berkontraksi dan
menggerakan tulang. Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian
terbesarnya mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung
dengan tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendon
fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran (mis.,pada bagian
depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri. Otot selalu bekerja sebagai bagian dari
kelompok, dibawah control system saraf. Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan
lengan atas. Otot bisep dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini
biasanya tetap stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan
pada radius. Perlekatan ini untukmenggerakan otot dan diketahui sebagai insersio dari otot. Bisep
adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek. Otot ini juga
cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya. Otot
trisep pada punggung lengan atas adalah otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi, mempunyai
aksi yang berlawanan dengan otot bisep.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Otot dan rangka adalah bagian penting untuk bergerak bagi manusia, manusia tidak bisa
bergerak tanpa adanya rangka, dan rangka tidak bisa bergerak tanpa adanya otot. Hal ini semua
berkaitan. Dengan adanya kerjasama antara rangka dan otot, manusia dapat berjalan, melompat,
berlari dan sebagainnya. Sedangkan, Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas
pernapasan Eksternal (luar) dan internal (dalam). Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke
darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan
tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara. Sistem pernapasan memiliki fungsi, fungsi
utama yaitu untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan
memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas. Fungsi tambahan yaitu
sebagai tempat menghasilkan suara, Meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain
sebagainya), Tertawa., Menangis, Bersin, Batuk, Homeostatis (pH darah), dan Otot-otot
pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan bertambahnya pengetahuan yang


didapatkan pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca dalam ranah pendidikan
yang semakin berkembang saat ini dan yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.

Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

Andin. 2008. Patellar Reflex. (Online). ( http://www.wisegeek.com/what-is-a-patellar-reflex.htm,


diakses tanggal 15 Oktober 2013).

Anthony, Chaterine P dan Gary A.T.1983. Anatomy and Physiology. London: The C.V Mosby
Company.

Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. IMSTEP
JICA: Malang.

Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: P2LPTK

19

Anda mungkin juga menyukai