Dosen Pengampu
Mayarni M,Si
Melianita QA 1801125032
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.Penyusunan makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia pada semester ganjil
Tahun Akademik 2020-2021 dan berjudul “SISTEM RANGKA MANUSIA”.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi perbaikan makalah ini dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis berharap pada makalah ini dapat bermanfaat dan bisa dipahami dengan baik oleh para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Rangka...............................................................................................2
B. Fungsi Sistem Rangka ...................................................................................................3
C. Proses Pembentukkan Tulang.........................................................................................4
D. Struktur dan Pengelompokkan Rangka Tubuh Manusia.................................................6
E. Gangguan Pada Sistem Gerak.......................................................................................14
BAB III....................................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
DAFTAR PERTANYAAN....................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem rangka manusia?
2. Apa saja fungsi dari system rangka manusia?
3. Bagaimana proses pembentukan tulang pada manusia?
4. Bagaimana struktur dan pengelompokkan tulang pada manusia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian sistem rangka manusia
2. Untuk mengetahui fungsi sistem rangka manusia
3. Untuk mengetahui proses pembentukan tulang pada manusia
4. Untuk mengetahui struktur dan pengemlompokkan tulang pada manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
.
Sementara itu, anggota gerak dikelompokkan menjadi anggota gerak atas dan
anggota gerak bawah. Anggota gerak atas terdiri dari tulang lengan, tulang hasta,
tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan dan tulang jari
tangan. Susunan dan bentuk tulang anggota gerak atas sesuai dengan fungsi
lengan,misalnya untuk mengangkat, melempar, memukul, memegang,
menggenggam,memungut, dan menjumput.
Sementara anggota gerak bawah terdiri dari tulang paha, tulang kering, tulang
betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari kaki. Tulang
Anggota gerak bawah memiliki bentuk dan susunan tulang anggota gerak bawah lebih
disesuaikan untuk berjalan, berlari, dan menahan beban tubuh. Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh
struktur lain seperti ligamen, tendon, otot,dan organ lainnya.
3
Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan
jantung.
Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem
pencernaan, dan pinggul.
Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan
tangan dan pergelangan kaki.
6. Produksi Sel Darah
Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Tempat terjadinya pembentukan sel darah terdapat pada
sumsul tulang belakang.
7. Penyimpanan
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme
kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan
terlibat dalam metabolisme zat besi.(James Tangkudung, 2016)
4
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons,
contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka
akan terbentuk tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa. Tulang pipa
berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang
kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya.
Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang
kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel
darah merah)
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
5
D. Struktur dan Pengelompokkan Rangka Tubuh Manusia
Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka
aksial dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
1. Rangka Aksial
a) Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak memiliki bentuk yang bulat, sebagian besar tulang
tengkorak tersusun atas tulang-tulang yang pipih. Antara tulang yang satu
dengan tulang yang lainnya bersambungan sangat kuat. Fungsi dari tulang
kepala (tengkorak) adalah untuk melindungi otak yang merupakan organ
tubuh yang sangat penting. Tulang-tulang pada bayi yang baru dilahirkan akan
terasa lunak dan belum berkaitan erat dan rapat. Namun seiring berjalannya
waktu, tulang-tulang tengkorak mengalami pertumbuhan dan bertambah besar,
menyatu dan tidak dapat digerakkan. Tulang tengkorak dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu tulang bagian kepala dan bagian muka.
b) Tulang Wajah
Tulang Wajah, tersusun oleh tulang-tulang :
2 tulang rahang atas (os maxillare) : terletak di bawah hidung diatas
rahang bawah, rahang atas sebagai tempat tumbuhnya gigi atas.
Berfungsi untuk tempat masuknya makanan dan proses awal makanan.
6
Istilah tulang rahang atas secara umum digunakan untuk keseluruhan
struktur yang membentuk rongga mulut.
2 tulang rahang bawah (os mandibulare): menempel pada tulang
tengkorak bagian temporal.
2 tulang pipi(os zigomaticum) : membentuk struktur pipi di wajah
dan bersamaan tulang pelipis melindungi mata. Tulang ini berbatasan
langsung dengan tulang frontal, tulang sphenoid, tulang temporal, dan
tulang maksila. Lengkungan pada tulang pipi dan pelipis sebagai
tempat melekatnya mata.
2 tulang langit-langit (os pallatum): menyusun sebagian dari rongga
hidung dan bagian atas dari rongga mulut
2 tulang hidung (os nasale) : membentuk batang hidung, dua tulang
lonjong kecil dengan keragaman ukuran dan bentuk. Tulang ini
terhitung cukup panjang dibanding tulang wajah lainnya, letak tulang
hidung berdampingan dibagian tengah dan atas wajah. Tulang ini
berfungsi membentuk hidung kita.
2 tulang air mata (os lacrimale) : tulang terkecil di wajah, tulang air
mata membentuk dinding rongga mata bagian tengah didekat hidung,
tulang air mata terletak didekat kantung air mata. Tulang air mata
memiliki fungsi sebagai melekatnya mata dan sebagai pelindung mata
dari benturan.
1 tulang mata bajak (os vomer)
1 tulang lidah (os hyoideus)
c) Tulang Tempurung
Tulang bagian tempurung tersusun oleh tulang-tulang :
1 tulang dahi (os frontalis) : terletak di tengkorak bangian, berbentuk
tulang pipih, membentuk bagian atas soket mata, soket mata sendiri
merupakan rongga tempat berdiamnya bola mata. Fungsi tulang dahi
yaitu untuk melindungi otak bagian depan.
tulang ubun-ubun (os parietalis) : berjumlah 2 terletak di kedua sisi
kepala, serta menyatu di tengah-tengah, tulang ubun-ubun terletak tepat
di belakang tulang frontal bagian tengah atas hingga ke bagian
7
belakang. Berfungsi sebagai pelindung otak bagian tengah dan
belakang.
tulang kepala belakang (os occipetalis) : terletak dibagian belakang
kepala berada diantara tulang ubun–ubun dan ulang pelipis dan
memiliki bentuk yang pipih, terdapat sebuah lubang yang menjadi
tempat lewatnya saraf tulang belakang yang dapat terhubung ke otak.
Fungsi tulang kepala belakang untuk melindungi otak bagian belakang.
tulang baji (os sphenoidalis) : terletak dibawah tulang frontal/
diantara tulang pelipis dan tulang dahi, tulang baji termasuk dalam
tulang yang berbentuk ireguler dan pipih. Memiliki fungsi sebagai
pelindung otak dan berperan sebagai dasar tulang tengkorak.
tulang tapis (os ethmoidalis)
2 tulang pelipis (os temporalis) : terletak di tulang tempurung kepala
tepat diatas tulanag pipi. Tulang temporal masuk kedalam tulang yang
membentuk ireguler. Tulang pelipis berjumlah 2 yang masig-masing
terletak di sisi kanan dan kiri tulang tengkorak. Berfungsi untuk
melindungi lobus froto temporalis dan otak, selain itu tulang pelipis
sebagai tempat melekatnya otot temporalis dan tempat dinding rongga
orbita.
d) Tulang Belakang
Tulang belakang berfungsi untuk menyangga tengkorak dan sebagai
tempat untuk melekatnya tulang-tulang rusuk, melindungi saraf, penopang
tubuh manusia, menghasilkan sel darah merah, peredam getaran, pelindung
organ utama. Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
7 ruas tulang leher (vertebrae cervicales) : terletak di bagian paling
atas setelah tulang atlas. Berfungsi untuk menyokong leher dan kepala,
membentuk struktur leher, terlibat dalam gerakan kepala dan leher,
menjaga stabilitas dan mobilitas dari kepala saat bergerak, dan sebagai
pelindung bagian saraf serta pembuluh darah.
12 ruas tulang punggung (vertebrae thoracales) : Berfungsi
membentuk struktur punggung, penyokong tubuh, sebagai pelindung
syaraf tulag belakang.
8
5 ruas tulang pinggang (vertebrae lumbales) : Berfungsi sebagai
penyambung tubuh bagian atas sampai bawah serta sebagai penyangga
organ bawah bagian perut yaitu usus halus dan usus besar.
5 ruas tulang kelangkang (os sacrum) : terletak di atas tulang ekor,
berfungsi sebagai penopang tulang belakang/ tulang pinggang, sebagai
penopang dan penghubung tulang panggul sebelah kiri dan kanan,
penopang tubuh bagian atas saat berlari, duduk, jongkok dan aktivitas
lainnya, mempermudah tubuh bergerak.
ruas tulang ekor (vertebrae coccigis) : tulang yang menyangga
tulang di area kecil sumsum atau ruas tulang belakang.
9
Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari
tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.
f) Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama
dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan
paruparu. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:
Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini
pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang
sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan
perantaraan tulang rawan.
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki
ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan
ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan
ujung depannya bebas.
10
Gambar 6. Tulang Rusuk
2. Rangka Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton apendikular terdiri dari :
a) Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
1) Humerus / tulang lengan atas.
Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus,
dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua
lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
2) Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat
dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar
untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3) Karpal / pergelangan tangan.
Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament.
4) Metakarpal / telapak tangan
Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan
tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan tulang-tulang jari (palanges).
5) Palanges (tulang jari-jari)
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang,
kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
11
Gambar 7. Anggota gerak atas
12
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan
salah satunya adalah tulang tumit. Bagian distal dari tarsal bersendi
dengan bagian proximal dari metatarsal atau disebut basis metatarsal.
5) Metatarsal / Tulang telapak kaki
Tersusun atas 5 buah tulang pipa yang tersusun mendatar.
Bagian ujung distal dari metatarsal bersendi dengan tulang-tulang jari
dengan nama sendinya articulation metatarso-phalanges.
6) Palanges / tulang jari-jari kaki
Terdiri dari tulang-tulang pipa. Setiap jari tersusun atas 3 tulang
kecuali tulang ibu jari atas 2 tulang, jadi semuanya berjumlah 14 ruas.
c) Gelang Bahu
Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka).
Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang
lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan
gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada
sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. Tulang belikat
(skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian
belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat
melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
13
Gambar 9. Gelang bahu
d) Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul. Pada anak
anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium
(bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah).
Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang
merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat
simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang
pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan
bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung
organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai
tempat tumbuh kembangnya janin.
14
gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh
mikroorganisme.
1) Gangguan Pada Sistem Rangka
Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara
fisik, gangguan secara fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan
kedudukan tulang belakang.
a) Gangguan Fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik
tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah
tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam. Berdasarkan
jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat
kelompok sebagai berikut :
Fraktura Sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot
yang ada di sekitarnya.
Fraktura Kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau
organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat
muncul ke permukaan kulit.
Greendstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak
memisahkan tulang menjadi dua bagian.
Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang
terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot.
b) Gangguan Fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi
hormon atau vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Rachitis
Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan
kekurangan vitamin D. Vitamin D berperan dalam proses penimbunan
senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan
15
tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki
(tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0.
Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang
tengkorak sehingga kepala berukuran kercil. Kepala berukuran kecil
karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan
kalsium.
Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala
penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan
lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan
kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena
ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun Wanita.
2) Gangguan Persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan
normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai
berikut :
Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran
tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh
jaringan ligamen yang sobek atau tertarik.
Terkilir
Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan
tibatiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir
menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah
sendi.
Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak
berfungsinya persendian.
Artritis
Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya
peradangan sendi. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi
rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses
16
peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang
menghubungkan tulang di persendian. Osteoartritis merupakan
penipisan tulang rawa yang menghubungkan persendian. Gautartritis
merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme asam urat
sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian.
3) Gangguan Tulang Belakang
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi
tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang
tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang
dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
Skoliosis
Melengkungnya tulang belakang ke arah samping,
mengakibatkan tubuh melengkung ke arah kanan atau kiri.
Kifosis
Perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara
keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok
Lordosis
Melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau
pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang.
Subluksasi
Gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi
kepala tertarik ke arah kiri atau kanan.
4) Gangguan Pada Sistem Otot
Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan
pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat
terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut ini:
Artrofi
Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil
atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh penyakit poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan
oleh virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang
mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
Hipertrofi
17
Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih
besar dan kuat. Hipertrofi disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga
diameter serabut-serabut otot membesar.
Hernia Abdominalis
Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot
abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
Tetanus
Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena
secara terus-menerus berkontraksi sehingga tidak mampu lagi
berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri
Clostridium tetani.
Distrofi Otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan
gangguan gerak. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan
adanya cacat genetik.
Miastenia Gravis
Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur
melemah dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh
hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak berfungsi dengan
normal.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Dian mercuningsari. (2019). Sistem Gerak pada Manusia. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Retrieved from http://repositori.kemdikbud.go.id/20414/1/Kelas
XI_Biologi_KD 3.5%281%29.pdf
James Tangkudung. (2016). Anatomy Movement. Jakarta: LPPM Universitas Negeri Jakarta.
Retrieved from
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/buku_anatomi_movement_dgn_surat_HA
KI.pdf
Tim GTK DIKDAS. (2021). Modul Belajar Mandiri : Calon Guru Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (Bidang Studi Biologi).
20
21