Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH OTOT DAN RANGKA PADA MANUSIA DAN HEWAN

Dosen Pengampu: Aldina Eka Andriyani, S.pd., M.Pd.


Di susun Oleh:
Elsa Maharani (2301050349)
Helmina Muslimah Zahra (2301050383)
Lovia Heca Caprino (2301050386)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMESTER GASAL 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah otot dan rangka pada manusia dan
hewan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini.Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah otot dan rangka pada manusia dan hewan ini dapat
bermanfaat untuk semua orang.

Semarang, 7 Oktober 2023

Kelompok 4B
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1 Otot dan Rangka Manusia ........................................................................................... 3
2.1.1 Sistem Rangka Manusia .................................................................................... 5
2.1.2 Jenis Tulang Manusia........................................................................................ 5
2.1.3 Pembentukan Tulang ......................................................................................... 5
2.1.4 Persendian ......................................................................................................... 5
2.1.5 Gangguan dan Kelainan pada Tulang ............................................................... 5
2.1.6 Otot pada Manusia ............................................................................................ 5
2.1.7 Gangguan atau Kelainan pada Otot .................................................................. 5

2.2 Penciptaan Manusia ................................................................................................... 5


2.2.1 Sistem Gerak pada Hewan Invertebrata ............................................................ 5
2.2.2 Sistem Otot pada Hewan Invertrebata .............................................................. 5
2.2.3 Sistem Gerak pada Hewan Vertebrata ............................................................... 5
2.2.4 Sistem Otot pada Hewan Vertrebata .................................................................. 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 10


3.1 Simpulan .................................................................................................................... 10
3.2 Saran .......................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anggota manusia terdiri banyak komponen yang dapat untuk mengerakkannya,selain
digunakan sebagai alat untuk bergerak, ternyata tulang juga mempunyai peran dalam
melindungi bagian organ dalam dan juga digunakan sebagai pabrik yang bisa membuat dan
menghasilkan sel-sel darah. Sedangkan otot memiliki peranan dalam upaya membantu
menggerakkan bagian tulang dengan cara melakukan kontraksierangka manusia disokong
oleh struktur seperti ligamen, tendon, otot, dan organ manusia yang lain. Sejumlah 206 tulang
membentuk system kerangka manusia dewasa. Persendian adalah bagian yang
menghubungkan tulang satu dengan lainnya sehingga membuat Anda mampu bergerak.
Terdiri dari jaringan ikat dan tulang rawan, persedian dilumasi dengan baik untuk menjaga
tulang dapat bergerak dengan baik.

Dikatakan makhluk hidup yaitu dapat bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain.Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan yang bertulang belakang
(Vertebrata) dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata). Sistem gerak yang
terdapat pada Vertebrata dan Avertebrata memiliki fungsi yang sama yaitu berhubungan
dengan bentuk rangka dan tubuh hewan, walaupun hewan tersebut berpindah tempat dengan
cara yang berbeda satu sama lain.

Ciri khas hewan vertebrata yaitu memiliki tulang dalam atau endoskeleton yang berfungsi
untuk menopang berat badan hewan tersebut. Otot dan tulang hewan saling menempel
membuat struktur endoskeleton. Dimana bentuk tulang dalam (rangka dalam) masing-masing
hewan vertebrata tersebut berbeda-beda antara hewan yang satu dengan hewan yang
lain.Hewan-Invertebrata Ciri makhluk hidup selain tumbuh dan berkembang ia juga bergerak.
Gerak dapat membuat hewan dapat berpindah tempat dan bergerak mencari
mangsa/makanannya untuk melangsungkan kehidupannya. Hewan invertebrata adalah
pengelompokan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (tulang punggung). Hewan
invertebrata memiliki struktur anatomi tubuh yang lebih sederhana untuk bergerak. Sebagian
besar hewan ini melakukan sebuah gerakan dengan menggabungkan otot-otot tubuhnya
seperti kepala, perut, dan ekor untuk berkontraksi.

Otot adalah sel serabut yang menghasilkan kontraksi yang menggerakan bagian tubuh,
termasuk orgam dalam. Jaringan ikat dalam otot membawa serabut saraf dan kapiler ke serabut
otot.Dikenal tiga jenis otot:

1)Otot rangka untuk menggerakan tulang dan struktur lain (misalnya oculus)
2)Otot jantung sebagai komponen dinding jantung terbesar
3) Otot polos yang membentuk sebagian dinding pembuluh dan organ yang berongga
terbanyak; otot ini memindahkan berbagai zat melalui visera (misalnya intestinum) dan
mengatur aliran melalui pembuluh darah.

1.2 Rumusan
1. Apa saja system rangka pada manusia beserta fungsinya
2. Apa saja kelainan dan gangguan system rangka dan otot pada manusia
3. Apa system rangka dan otot pada hewan vertebrata dan invertebrate beserta fungsinya

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui system rangka pada manusia
2. Untuk mengetahui otot dan fungsi pada manusia
3. Untuk mengetahui system rangka pada hewan vertebrata dan invertebrate
4. Untuk mengetahui otot dan fungsi pada hewan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OTOT DAN RANGKA MANUSIA


2.1.1 SISTEM RANGKA MANUSIA

Rangka tubuh manusia terletak di dalam tubuh ditutupi oleh kulit dan
daging sehingga disebut rangka dalam. Rangka berfungsi untuk menunjang
tubuh dan memberi bentuk tubuh, sebagai tempat melekatnya otot-otot
rangka.Rangka juga berfungsi sebagai alat gerak pasif dan pelindung bagian tubuh
yang lunak. Rongga tulang pada rangka manusia yang bersumsum merah
merupakan pusat penghasil sel-sel darah.
Rangka manusia terdiri dari ± 206 ruas tulang yang mempunyai ukuran dan
bentuk yang bervariasi. Tulang-tulang penyusun rangka dikelompokkan menjadi
tulang tengkorak, tulang pembentuk tubuh dan tulang anggota gerak.
Anggota gerak dikelompokkan menjadi anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah. Tulang anggota gerak atas terdiri dari lengan, tulang hasta, tulang
pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan dan tulang jari tangan.
Tulang anggota gerak bawah terdiri dari tulang paha, tulang kering, tulang betis,
tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari kaki.
Susunan dan bentuk tulang anggota gerak atas sesuai dengan fungsi
lengan, misalnya untuk mengangkat, melempar, memukul, memegang,
menggenggam, memungut, dan menjumput. Tulang Anggota gerak bawah
memiliki bentuk dan susunan tulang anggota gerak bawah lebih disesuaikan
untuk berjalan, berlari, dan menahan beban tubuh.

Gambar 1. Rangka Tubuh


Manusia Sumber : www.google.co.id
Rangka manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu skeleton
aksial dan skeleton apendikuler.
a. Skeleton Aksial
Skeleton aksial yaitu skeleton yang merupakan sumbu tubuh. Rangka ini
meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang dan tulang ekor, tulang dada, serta
tulang iga atau rusuk.

(1)Tulang Tengkorak
Tulang-tulang pembentuk tengkorak dibedakan atas tulang tengkorak wajah
(muka) dan tengkorak pelindung otak (kubah).Hubungan tulang yang terdapat
pada tengkorak kepala bersifat suture yaitu tidak dapat digerakkan.
Kesatuan susunan tengkorak yang tegak seolah ”terletak” seimbang di atas ruas
teratas (pertama) tulang belakang adalah tulang atas. Sendi yang
menghubungkan tengkorak dengan tulang belakang ini disebut sendi atlas (sendi
putar), sehingga memungkinkan gerak kepala mengangguk ke depan dan ke
belakang, menggeleng ke kiri dan ke kanan, bahkan berputar ke kiri dan ke
kanan dengan wajah tetap menghadap ke depan.

Gambar 2. Tulang Penyusun


Tengkorak Sumber : www.google.co.id
(2) Ruas-ruas Tulang Belakang (Vertebrae) dan Tulang Ekor
Ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) terdiri atas 33 buah ruas tulang yang
terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap vertebrae dilindungi oleh lapisan tulang
rawan yang disebut diskus intervertebrae. Sementara itu, tulang sakrum maupun
tulang ekor telah menyatu sejak embrio. Tulang belakang selain untuk menyangga
tengkorak merupakan tempat perlekatan tulang-tulang rusuk yang membentang ke
kiri dan ke kanan. Pada tulang belakang terjadi perlengkungan karena berfungsi
sebagai penyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis
posisi gerak.

Gambar 3. Tulang Penyusun Tulang Belakang


Sumber : www.google.co.id
(3)Tulang Rusuk dan Tulang dada (Sternum)
Tulang dada terdiri dari bagian kepala (manubrium), badan (corpus), dan ekor
(processus xiphoideus) yang berupa tulang rawan. Pada tulang dada melekat
tulang rusuk (costae). Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya
melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi
tiga macam sebagai berikut.
a. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Ujung belakangnya melekat pada
ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada.
b. Tulang rusuk palsu berjumlah tiga pasang. Ujung belakang melekat pada
tulang belakang dengan ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya.
c. Tulang rusuk melayang berjumlah dua pasang. Ujung belakang melekat pada
tulang belakang, sedangkan ujung depan bebas tidak melekat.
Gambar 4. Tulang Penyusun Tulang Rusuk dan Dada
Sumber : www.google.co.id

b. Skeleton Apendikuler
Skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas (tulang anggota depan) dan tungkai
bawah (tulang anggota belakang). Tungkai atas berhubungan dengan tulang aksial
pada bahu. Bahu manusia tersusun atas tulang selangka dan tulang belikat.
Tungkai atas dan tungkai bawah tersusun atas beberapa tulang. Coba sebutkan
tulangtulang pembentuk tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai bawah
berhubungan dengan tulang aksial pada gelang panggul. Gelang panggul terdiri
atas tulang sakrum yang merupakan persatuan enam ruas tulang, yaitu sepasang
tulang usus kiri kanan, sepasang tulang duduk, dan sepasang tulang kemaluan.

Gambar 5. Tulang Penyusun Tungkai Atas dan Tungkai Bawah


Sumber : www.google.co.id
Struktur tulang panggul sesuai untuk berdiri tegak di atas kedua kaki. Hewan
dengan tubuh yang disangga oleh kedua tungkai bawah disebut bipedal. Pada
hewan berkaki empat, tubuh disangga oleh tungkai atas dan tungkai bawah,
disebut kuadripeda
Gambar 6. Tulang Panggul
Sumber : www.google.co.id

2.1.2 JENIS TULANG MANUSIA


Rangka manusia tersusun sebagian besar atas tulang keras, dan beberapa tulang rawan.
1. Tulang keras
• Tulang pipa
Tulang pipa, atau disebut juga tulang panjang, adalah salah satu jenis
tulang dalam tubuh manusia yang memiliki bentuk silindris atau tabung.
Tulang ini memiliki dua ujung yang berbeda dan seringkali digunakan
untuk membentuk rangka tubuh serta berfungsi untuk mendukung dan
memungkinkan gerakan tubuh. Contoh tulang pipa yang paling terkenal
adalah tulang paha (femur) dan tulang betis (tibia).

Tulang pipa terdiri dari berbagai komponen, seperti periosteum (lapisan


luar yang melindungi tulang), korteks (lapisan keras di sekitar tulang),
dan sumsum tulang (bagian dalam yang menghasilkan sel darah). Di
antara kedua ujung tulang pipa terdapat sendi yang memungkinkan
gerakan, dan sebagian besar tulang pipa ini juga memiliki sumsum
merah yang berperan dalam pembentukan sel darah.

Tulang pipa memainkan peran penting dalam gerakan tubuh manusia,


seperti berjalan, berlari, dan berbagai aktivitas fisik lainnya. Selain itu,
tulang pipa juga berperan dalam mendukung berat tubuh dan
melindungi organ-organ penting, seperti tulang paha yang melindungi
sendi panggul serta organ dalam di dalamnya.

Contoh dari tulang pipa misalnya tulang paha, tulang lengan tulang
kering, tulang betis, dan tulang pada ruas jari.

Tulang paha tulang ruas jari Tulang lengan Tulang betis


• Tulang pipih
Tulang pipih adalah salah satu jenis tulang dalam tubuh manusia yang
memiliki bentuk datar dan tipis. Tulang ini biasanya memiliki fungsi
perlindungan, dan contohnya adalah tulang tengkorak dan tulang-tulang
yang membentuk dinding dada (tulang-tulang iga). Tulang pipih terdiri
dari dua lapisan keras yang disebut korteks yang melindungi bagian
dalam yang lebih lunak.

Tulang-tulang pipih ini umumnya memiliki sedikit atau bahkan tidak


memiliki sumsum tulang di dalamnya, karena fungsinya yang utama
adalah melindungi organ-organ vital seperti otak, mata, dan jantung.
Selain itu, tulang pipih juga membantu membentuk struktur tubuh,
seperti memberikan bentuk wajah pada tengkorak. Contoh dari tulangm
pipih antara lain yitu, tulang tengkorak, tulang dada, dan tulang belikat.

Tulang tengkorak, Tulang dada dan Tulanng belikat

Tulang pipih adalah komponen penting dalam tubuh manusia yang


bekerja sama dengan jenis tulang lain, seperti tulang panjang dan tulang
pendek, untuk mendukung dan melindungi tubuh serta memungkinkan
berbagai fungsi dan gerakan yang berbeda.

• Tulang pendek
Tulang pendek adalah salah satu kelompok tulang yang dicirikan
dengan bentuk yang menyerupai kubus, dengan ukuran panjang, lebar,
dan ketebalannya relatif sama. Tulang pendek terdapat di area karpus
pada tangan dan tarsus pada kaki. Mereka memberikan stabilitas dan
menunjang pergerakan pada sendi. Contoh-contoh tulang pendek adalah
ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, dan tulang
pergelangan kaki.

Tulang pendek juga berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih. Tulang pendek memiliki inti tulang spongiosa yang
dikelilingi tulang kompakta. Ciri-ciri tulang pendek adalah bentuknya
pendek dan bulat. Tulang pendek ini bisa kita temukan di ruas-ruas
tulang belakang, pangkal lengan, dan pangkal kaki.
2. Tulang rawan
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang elastis yang ditemukan
di bagian sendi di antara diskus invertebralis, saluran, telinga, tulang, hidung,
dada, tenggorokan, dan bagian tubuh hewan dan manusia. Tulang liat lentur
dan liat karena adanya zat kapur di antara sel tulang yang mengandung zat
kapur dan zat perekat, yaitu semacam protein yang disebut kolagen.
Jenis dari tulang rawan antara lain:
1. tulang rawan hialin, biasanya berada di persendian/epifisis, saluran
pernapasan (hidung, laring, bronkilus, dan trakea) dan ujung tulang
rusuk
2. tulang rawan elastin, biasanya dijumpai di telinga, saluran eustchius
epiglos, dan laring.
3. tulang rawan fribosa, terdapat pada ruas tulang belakang, lutut, tendon
dan ligament.

2.1.3 PEMBENTUKAN TULANG


Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada
waktu perkembangan embrio. Tulang yang terbentuk mulamula adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim (jaringan embrional). Sesudah kartilago
terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Sel-sel osteoblas
terbentuk secara konsentris yaitu dari dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah
dan serabut saraf yang membentuk sistem Havers. Substansi di sekitar tulang disebut
matriks tulang, tersusun atas senyawa protein. Selanjutnya terjadi pengisian kapur dan
fosfor sehingga matriks tulang menjadi keras. Pengerasan tulang disebut osifikasi.
Osifikasi dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut.
a) Osifikasi kondral yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan. Terjadi pada tulang
pipa dan tulang pendek.
b) Osifikasi desmal yaitu pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim.
Terjadi pada tulang pipih. Proses pertumbuhan tulang manusia dimulai sejak janin
berusia delapan minggu sampai umur kurang lebih 25 tahun, bahkan lebih dari itu
masih terjadi pembentukan tulang.
Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut.
a) Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian
tengah epifisis dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus tulang
rawan.
b) Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di
tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung pembuluh
darah dan serabut saraf.
c) Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah
mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.
d) Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara
yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis.
Bagian ini berupa tulang rawan yang mengandung banyak oesteblas.
a. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini
menyebabkan tulang memanjang
b. Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga
tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.

2.1.4 PERSENDIAN
Sistem gerak manusia dan hewan berbeda: tulang vertebrata terdiri dari rangkaian tulang
yang terhubung satu sama lain. Persendian adalah ikatan yang terjadi antara tulang,
terbagi menjadi berbagai jenis berdasarkan strukturnya, yang memengaruhi gerakan
tulang tersebut. uraiannya sebagai berikut:
1. Sendi mati ( sinartrosis/sinostosis)
Sendi mati adalah ikatan tulang yang tidak dapat bergerak. Sendi mati terdiri dari
jaringan ikat padat yang semakin padat atau kaku seiring bertambahnya usia,
membentuk kesan tulang yang menyatu. Hubungan antar tulang tengkorak
menghasilkan jenis sendi ini. Tulang tengkorak bayi masih sangat lunak dan
belum menyatu sepenuhnya. Tulang tengkorak anak mengalami penurunan
bersama dengan sendi yang menyusunnya.

2. Sendi kaku (amfiartosis)

Ini adalah jenis sendi yang memungkinkan gerakan kecil. Hubungan tulang
dengan sendi ini memiliki jumlah gerakan yang terbatas. Dengan cara yang sama
seperti hubungan antara tulang rusuk dan dada, gerakan yang diberikan hanya
memungkinkan tulang-tulang ini untuk mengembang dan mengempis selama
pernapasan. Sesi ini dibedakan menjadi berdasarkan jaringan ikat yang
menyusunnya:

1. Sinkondrosis adalah kelompok sendi yang kaku di mana hubungan antar tulang
disatukan oleh sendi yang tersusun atas tulang hialin. Sendi-sendi ini ditemukan
di antara iga pertama rusuk dan tulang dada.

2. Sintesis, hubungan antar tulang yang disatukan oleh sendi ini, seperti
sinkonrosis, hanya memungkinkan gerakan kecil. Hubungan ini terdiri dari sendi
yang terbuat dari ligamen, mirip dengan hubungan tulang kemaluan (simfisis
pubis).
3. Sendi gerak (diartrosis)
Hubungan tulang-tulang ini memungkinkan berbagai gerakan. Selain itu,
jenis sendi ini ditemukan pada hubungan antar tulang, atau tulang anggota gerak.
Selain itu, sendi yang mengalami diartrosis memiliki karakteristik yang tidak
dimiliki oleh sendi lain. Dalam kasus sendi diartrosis, ligamen dan cairan sinovial
membentuk simpai yang menyatukan dua tulang. Salah satu nama cairan sendi
yang mengandung asa hialuronat adalah cairan ini. Selain berfungsi sebagai
pelumas, cairan ini menyalurkan sari, yaitu sari makan dan oksigen. Sesi diartrosis
dibedakan menjadi:
1. Sendi engsel, hubungan antar tulang yang terjadi gerak satu arah dan bergerak
me- mbuka dan menutup seperti engsel pintu/jendela contoh umum sendi ini
adalah sendi siku, lutut, ruas-ruas tulang jari tangan dan kaki.
2. Sendi pelana, hubungan terjadi Gerakan 2 arah dan menyerupai pelana kuda.
Sendi di temukan pada tulang ibu jari dengan pergelangan tangan, dan tulang
pergelangan tangan dengan telapak tangan.
3. Sendi peluru, hubungan antar tulang yang gerakannya ke segala arah dan salah
satu tulang seperti peluru yang memiliki bentuk bonggol dan bulat. Sendi ini
terdapat pada tulang lengan atas dengan tulang belikat dan gelang panggul
4. Sendi putar/rotasi. hubungan atar tulang yang gerakannya tulang memutari
tulang lainnya sebesar 360 derajat. Hubungan ini di temukan pada hubungan
tulang atlas (tengkorak ) dengan tulang leher, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki.
5. Sendi geser, sendi yang Gerakan tulangnyya menggeser pada tulang lainnya
yang mana terdapat pada hubungan antar ruas-ruas tulang belakang.

2.1.5 GANGGUAN dan KELAINAN PADA TULANG


Patah tulang merupakan salah satu dari gangguan atau kelainan pada tulang. Kelainan atau
gangguan tersebut sering terjadi dan dapat Anda amati di sekitar Anda. Selain karena
mmgangguan mekanis (misalnya pada patah tulang), kelainan tulang dapat terjadi akibat infeksi,
gangguan fisiologis, gangguan persendian, dan kesalahan sikap.
a. Gangguan Mekanis
Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi akibat jatuh atau benturan dengan benda
keras (pukulan). Gangguan ini dapat menyebabkan halhal berikut.
1) Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki karena periosteum akan membentuk kalus
(sambungan).
2) Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi padantulang pipa. Apabila tulang yang
patah sampai keluarnya kulit disebut patah tulang terbuka, sedangkan jika tidak sampai
keluar kulit disebut patah tulang tertutup.
3) Memar sendi, apabila selaput sendi mengalami robek.
4) Urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti lepasnya ujung tulang dari persendian.
b. Gangguan Fisiologis
Gangguan ini mengakibatkan kelainan di antaranya berupa:
1) Hidrocephalus yaitu suatu kelainan yang ditandai pengumpulan abnormal cairan
spinal dan terjadi pelebaran rongga dalam otak sehingga kepala membesar, disebut juga
megalochephalus. 2) Mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak
akibat kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi.
3) Osteoporosis yaitu pengeroposan tulang yang terjadi karena kekurangan hormon
sehingga tulang mudah patah dan rapuh.
4) Rakhitis yaitu gangguan tulang karena kekuranganmvitamin D. Biasanya terjadi pada
anak-anak dalam masa pertumbuhan. Akibatnya pertumbuhan tulang terganggu sehingga
bentuk kaki membelok keluar (berbentuk huruf X) atau membengkok ke dalam
(berbentuk huruf O)

c. Kesalahan Sikap
Kesalahan sikap (misal sikap duduk) dapat mengakibatkan beberapa kelainan berikut. 1)
Lordosis yaitu jika bagian leher dan panggul terlalu membengkok ke depan. 2) Kifosis
yaitu jika bagian punggung terlalu membengkok ke belakang. 3) Skoliosis yaitu jika
bagian punggung membengkok ken kanan atau ke kiri.
Gambar 11. Kelainan pada Tulang Punggung
Sumber : www.google.co.id
d. Gangguan Persendian
Persendian dapat mengalami beberapa kelainan atau gangguan, di antaranya sebagai
berikut.
1) Ankilosis yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolaholah kedua
tulang menyatu.
2) Dislokasi yaitu sendi bergeser dari kedudukan semula.
3) Terkilir atau keseleo yaitu tertariknya ligamen akibat gerak yang mendadak.
4) Artritis yaitu peradangan pada satu atau beberapa sendi dan kadangkadang posisi
tulang mengalami perubahan. Artritis dibedakan sebagai berikut.
a) Gout artritis yaitu gangguan persendian akibat kegagalan metabolisme asam urat.
Asam urat yang tinggi dalam darah diangkut dan ditimbun dalam sendi yang kecil,
biasanya pada jarijari tangan. Akibatnya ujung-ujung ruas jari tangan membesar.
b) Osteoartritis yaitu suatu penyakit kemunduran, sendi tulang rawan menipis dan
mengalami degenerasi. Biasa terjadi karena usia tua.
c) Reumathoid yaitu suatu penyakit kronis yang terjadi pada jaringan penghubung sendi.
Sendi membengkak dan terjadi kekejangan pada otot penggeraknya.

e.Infeksi Sendi
Kelainan tulang akibat infeksi antara lain sebagai berikut.
1) Artritis eksudatif yaitu peradangan pada sendi dan terisi cairan nanah.
2) Artritis sika yaitu peradangan sendi sehingga rongga sendi menjadi kering (kekurangan
minyak sinoval).
3) Layuh sendi atau layuh semu yaitu suatu keadaan tidak bertenaga pada persendian
akibat rusaknya cakraepifisis tulang anggota gerak.
4) Nekrosis yaitu kerusakan pada cakraepifisis tulang hingga sebagian tulang mati dan
mengering. Kuman sifilis dan TBC juga dapat menyebabkan infeksi sendi.
2.1.6 OTOT PADA MANUSIA
Otot yang ada di dalam tubuh manusia sangatlah banyak, namun menurut jenisnya otot
manusi di bagi menjadi 3 yaitu:
1. Otot polos, jenis otot manusia yang di mana ketika melakukan kontraksi dilakukan
dengan cara tidak sadar atau involunter. Yang artinya otot ini dapat bergerak meskipun
manusia dalam keadaan tidak sadar/tidur dan bergerak secara teratur serta cepat lelah.
Otot ini terletak di bagian saluran pencernaan, di bagian pembuluh darah, di bagian
mata, di bagian rahim atau kandung kemih, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri otot polos:

-Tidak Terkendali Secara Sadar: Otot polos tidak dapat dikendalikan secara sadar, yang
berarti kita tidak memiliki kontrol langsung terhadap gerakan otot-otot ini. Mereka
berkontraksi dan berelaksasi secara otomatis sebagai respons terhadap stimulus internal
dan eksternal.

-Bentuk dan Struktur: Otot polos memiliki bentuk sel yang panjang dan silindris, serta
tidak memiliki garis-garis jelas seperti otot rangka. Mereka memiliki inti sel tunggal,
berbeda dengan otot rangka yang memiliki banyak inti sel.

-Tidak Ada Garis Z: Otot polos tidak memiliki struktur yang disebut "garis Z" yang
membagi otot rangka menjadi unit-unit kontraksi yang disebut sarkomer.

-Pergerakan Lambat: Otot polos berkontraksi perlahan-lahan dan tahan lama, yang
berguna untuk menjaga fungsi organ-organ internal seperti peristaltik dalam saluran
pencernaan.

-Involunter: Otot polos berkontraksi tanpa disadari dan bekerja secara involunter untuk
menjalankan fungsi organ dalam tubuh manusia.

-Kontraksi Berulang: Mereka dapat berkontraksi berulang kali tanpa cepat lelah, yang
penting untuk menjalankan fungsi organ internal seperti menggerakkan makanan
melalui saluran pencernaan.

-Rasa Lelah yang Lebih Lambat: Otot polos cenderung lelah lebih lambat dibandingkan
dengan otot rangka karena mereka tidak berkontraksi dan berelaksasi dengan cepat.
Otot polos berperan penting dalam menjalankan fungsi-fungsi vital dalam tubuh
manusia, seperti mencerna makanan, mengatur aliran darah, dan mengontrol gerakan
organ-organ dalam. Kehadiran otot polos yang sehat dan berfungsi dengan baik sangat
penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

2. Otot jantung, terletak pada jantung yang berfungsi sebagai penyusun dinding jantung
serta memiliki fungsi untuk memompa darah dari seluruh tubuh ke jantung atau dari
jantung ke seluruh tubuh. Sama halnya dengan otot polos, otot jantung ini juga dapat
bergerak secara tidak sadar, sehingga akan bekerja secara terus-menerus tanpa kenal
lelah. Dengan begitu, maka otot jantung dapat bekerja walaupun otak sedang tidak
memerintahkannya atau pada saat kita tertidur.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri otot jantung:

-Involunter: Otot jantung berkontraksi secara involunter, yang berarti kita tidak
memiliki kendali sadar atas gerakan jantung kita. Kontraksi otot jantung diatur oleh
impuls listrik dari sistem saraf otonom dan sistem pemacu jantung.

-Struktur Cabang: Otot jantung terdiri dari serat otot bercabang yang membentuk
jaringan otot yang kompleks dan terorganisir dalam lapisan-lapisan. Ini membantu
jantung untuk mendorong darah secara efisien.

-Kontraksi Berirama: Otot jantung berkontraksi dan berelaksasi dengan ritme yang
teratur dan terkoordinasi. Ini menciptakan aliran darah yang stabil ke seluruh tubuh.

-Kontraksi Simultan: Sel-sel otot jantung berkontraksi secara simultan sebagai sebuah
unit tunggal. Ini memastikan bahwa seluruh jantung berkontraksi bersama-sama dan
mendorong darah keluar dengan kekuatan yang cukup.

-Inti Sel Ganda: Sel-sel otot jantung memiliki inti sel ganda, yang membedakannya dari
otot polos yang memiliki inti tunggal.

-Otot Tak Lelah: Otot jantung harus berkontraksi terus-menerus tanpa lelah sepanjang
hidup seseorang. Oleh karena itu, mereka memiliki kemampuan untuk berkontraksi
secara berkelanjutan tanpa kelelahan.
-Kekuatan dan Daya: Otot jantung memiliki kekuatan kontraksi yang kuat dan mampu
memompa darah ke seluruh tubuh. Daya pompanya cukup besar untuk menggerakkan
darah melalui seluruh sistem peredaran darah.

-Pembuluh Darah Koroner: Otot jantung mendapatkan pasokan darah melalui


pembuluh darah koroner yang membantu menjaga kesehatan dan fungsi jantung itu
sendiri.

-Otot jantung sangat penting karena bertanggung jawab atas pemompaan darah ke
seluruh tubuh, yang memastikan pasokan oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh. Jika otot
jantung mengalami gangguan atau kerusakan, hal ini dapat mengakibatkan masalah
serius dalam sistem kardiovaskular dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

3. Otot lurik otot ini sering juga disebut dengan otot rangka karerna berfungsi untuk
melakuakn Gerakan tubuh sesuai dengan perintah otak. Otot ini memiliki jenis
tampilan seperti lurik atau kain yang berwarna gelap (aktin) dan warna terang (myosin)
yang membentuk pola selang-seling menyerupai silinder dan berukuran 2,5 cm dengan
diameter 50 mikrometer. Adapun jumlah dari otot lurik ini sekitar 40 persen dari massa
atau berat badan manusia. Otot lurik ini juga memiliki beberapa bagian, seperti
sarkoplasma, sarkolema, miofilamen, dan miofibril. Fungsi dari relaksasi pada otot
lurik adalah supaya bisa mengembalikan kekuatan pada otot setelah melakukan
gerakan yang berat.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri otot lurik:

-Terkendali Secara Sadar: Otot lurik dapat dikendalikan dan diberikan perintah secara
sadar oleh otak. Ini berarti kita memiliki kontrol langsung atas gerakan tubuh kita yang
melibatkan otot-otot lurik.

-Silinder dan Serat Panjang: Otot lurik memiliki bentuk silinder dengan serat-serat otot
yang panjang. Ini membantu dalam kontraksi otot yang kuat dan bergerak.

-Garis-Garis Tampak: Otot lurik memiliki garis-garis yang tampak saat dilihat di bawah
mikroskop, disebut sebagai garis Z, A, dan I, yang membentuk sarkomer, unit kontraksi
otot.

-Banyak Inti Sel: Setiap sel otot lurik memiliki banyak inti sel, yang membedakannya
dari otot jantung yang memiliki inti ganda.
-Kontraksi Cepat: Otot lurik memiliki kemampuan untuk berkontraksi dan berelaksasi
dengan cepat. Ini memungkinkan kita untuk melakukan gerakan yang cepat dan presisi.

-Kelelahan: Otot lurik cenderung mudah lelah karena berkontraksi dengan intensitas
yang tinggi dan seringkali memerlukan istirahat.

-Terikat ke Tulang: Otot lurik melekat pada tulang dengan bantuan tendon, yang
memungkinkan mereka untuk menggerakkan tulang dan menghasilkan gerakan tubuh.

-Voluntar: Otot lurik adalah otot yang bersifat volunter, yang berarti kita dapat
mengendalikan mereka sesuai dengan keinginan kita untuk melakukan berbagai
aktivitas, seperti berjalan, berlari, dan mengangkat benda.

Otot lurik adalah jenis otot yang paling umum dan ditemukan dalam tubuh manusia.
Mereka berperan dalam semua jenis gerakan tubuh, termasuk aktivitas sehari-hari
seperti berbicara, berjalan, dan menggerakkan anggota tubuh.

Fungsi otot pada manusia adalah:


1. Membantu system pernapasan
2. Membantu proses peredaran manusia
3. Membantu saluran pencernaan manusia
4. Membantu kesimbangan organ
5. Menggerakkan anggota tubuh sesuai perintah otak
6. Menjaga postur tubuh
7. Melindungi organ ital tubuh

2.1.7 GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA OTOT

Kelainan otot dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut.


a) Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karen
kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
b) Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat
kronis pada otot anak-anak.
c) Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar
dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
d) Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
e) Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerusmenyebabkan kram atau kejang.
f) Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri
tetanus.
2.2 OTOT DAN RANGKA HEWAN
2.2.1 SISTEM GERAK PADA HEWAN INVERTEBRATA
Hewan invertebrata memiliki struktur anatomi tubuh yang lebih sederhana untuk
bergerak. Sebagian besar hewan ini melakukan sebuah gerakan dengan menggabungkan
otot-otot tubuhnya seperti kepala, perut, dan ekor untuk berkontraksi. Meskipun
tergolong kedalam kelompok hewan yang sama yaitu hewan invertebrata (tidak memiliki
tulang belakang), namun alat gerak pada tiap fillum hewan ini berbeda-beda. Berikut
kami bahas mengenai sistem gerak pada hewan invertebrata berdasarkan fillum:
1. Fillum Porifera
Hewan ini hidup di laut dan tubuhnya berlubang dan berpori-pori, hewan ini dapat
berpindah tempat dengan menggeserkan tubuhnya dan ada pula beberapa hewan porifera
yang tidak memiliki alat gerak. Contoh hewan: Calcarea, Hexactinellida.
2. Fillum Protozoa
Protozoa adalah hewan yang hidup di air dan hanya memiliki satu sel saja. Protozoa
terbagi kedalam beberapa kelas, berdasarkan alat geraknya Protozoa
terbagi menjadi 4: Kelas Rhizopoda: bergerak menggunakan kaki semu.
Kelas Plagel: bergerak menggunakan bulu.
Kelas Cilliata: bergerak menggunakan rambut getar. Kelas Sporozoa: menggerakkan
seluruh tubuhnya.
Contoh hewan: Amoeba.
3. Fillum Ceolenterata
Pada hewan coelenterata tubuhnya memiliki lubang dan menyemburkan racun untuk
memangsa mangsa/makannanya. Hewan ini tidak memiliki sistem gerak. Contoh hewan
coelenterate adalah ubur-ubur dan anemone laut.
4. Filum Annelida
Sistem gerak pada hewan invertebrata jenis Vermes atau bangsa cacing. mereka bergerak
dengan melakukan kontraksi pada otot-otot yang ada pada tubuh mereka. Contoh: Cacing
tanah dan lintah.
5. Fillum Antrophoda
Pada hewan yang memiliki ruas dan tubuh yang bersegmen, mereka bergerak
menggunakan kaki yang berada pada ruas-ruas tubuh mereka. Contoh: kupu-kupu,
serangga, dan kepiting.
6. Fillum Mollusca
Hewan ini memiliki tubuh yang sangat lunak dan memiliki cangkang pada
bagian atas tubuhnya, yang berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian luar. Hewan

Mollusca ini terbagi menjadi beberapa kelas, dan pada tiap kelasnya memiliki alat
gerak yang berbeda. Contoh: Gastropoda bergerak menggunakan kaki dan
perutnya. Contoh: siput Cepalophoda alat geraknya ada pada kaki dan kepalanya.
Contoh: cumi-cumi dan gurita. Pelicipoda bergerak menggunakan kaki pipihnya.
Contoh: scaphopoda
7. Fillum Echinodermata
Hewan ini memiliki kulit yang berduri dan mempunyai alat gerak yang digunakan berupa
tentakel (berupa organ tubuh yang dapat memanjang dan bergerak fleksibel). Contoh:
landak laut, teripang dan bintang laut.
8. Fillum Platyhelminthes
Hewan ini memiliki badan yang pipih dan tubuh yang melebar dan meluas.
Plathyminthes dapat bergerak dengan melakukan kontraksi otot-otot tubuh. Contoh:
Cacing Pipih.
9. Fillum Nemathelminthes
Nemathelminthes bergerak dengan melakukan kontraksi pada otot-otot tubuhnya, bentuk
tubuh dapat memanjang serta dapat memipih yang membuatnya dapat melakukan
gerakan maju atau mundur. Contoh: Cacing tambang.

2.2.2 SISTEM OTOT PADA HEWAN INVERTEBRATA


Sistem otot invertebrata di bagi menjadi 2 yaitu rangaka luar/ Eksskeleton dan
rangka hidrostatik.
1. Eksoskeleton
a. Body chase, eksoskeleton yang menutup seluruh permukaan tubuh hewan dan
terdiri sejumlah kepingan pada sendi tertentu yang fleksibel. Contohnya yaitu
serangga, udang, laba-laba dll.
b. Shell, eksoskeleton yang tidak ditutupi seluruh tubuh hewan dan terdidi dari
satu/dua bagian kepingan yang tumbuh Bersama hewan pemiliknya. Contohnya
yaitu hewan Bivalvia dan molusca.

2. Rangka hidrostatik
Rangka tubuh yang berbentuk tergantung pada tekanan cairan tubuh. Contohnya
adalah cacing pipih, cacing gilig, hewan golomgan annelida dan coelenterate dan ini
memungkinkan Gerakan peristaltis. Gerakan periltastis adalah pergerakan yang di
hasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai ekor yang terjadi karena
otot sirkuler dan otot longitudinal.

Otot rangka arthropoda hampir mirip dengan otot rangka vertebrata, tetapi otot
terbang serangga dapat dikontraksi secara mandiri dan ritmik (berirama), sehingga
sayap serangga dapat mengibas lebih cepat daripada gerakan yang mungkin terjadi di
sistem saraf pusat. Mollusca sudah memiliki jenis otot bergaris melintang. Yang
menarik pada sistem otot kijing utuu remis adalah kemampuan otot untuk menahan
cangkangnya. Ini disebabkan oleh filamen tebal pada serabut otot ini yang
mengandung protein yang disebut paromosin. Protein ini memungkinkan ott untuk
tetap dalam kontraksi dengan tingkat konsumsi energi yang rendah selama sekitar satu
bulan (Sonic, 2008).

1. Sistem otot cacing pipih (Platyhelminthes) adalah serabut otot tesha utas, yang
merupakan serabut sistolik dan longitudinal. Serong atau tegak yang mana sirkular
terletak di bawah epidermis dan berkontraksi untuk memanjangkan tubuhnya,
longitudinal yang berfungsi untuk memperpendek tubahnya, dan serong atau
tegak yang memiliki kemampuan untuk bergerak seperti membalik, melipat, dan
merentangkan dirinya ke seluruh arah.

2. Sistem otot Molusca: Sebagian besar ototnya halus dan berkontraksi lambat. Otot
halus atau lurik, yang berfungsi untuk menutup cangkang saat istirahat, adalah
otot yang dapat aktif berenag menggerakkan cangkangnya dan otot lurik, yang
bertanggung jawab atas gerakan berenang.

3. Jaringan otot arthropoda


Ukuran dan jumlah otot tubuh mosculer sangat kompleks, dan otot-ototnya
bersendi dan melekat pada permukaan rangka luar.

2.2.3 SISTEM GERAK PADA HEWAN VERTEBRATA


Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan yang bertulang belakang
(Vertebrata) dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata). Sistem gerak
yang terdapat pada Vertebrata dan Avertebrata memiliki fungsi yang sama yaitu
berhubungan dengan bentuk rangka dan tubuh hewan, walaupun hewan tersebut
berpindah tempat dengan cara yang berbeda satu sama lain.

Hewan vertebrata yang dibahas dalam artikel ini yaitu pisces (ikan), aves (burung),
reptil, amfibi (katak), dan mamalia. Ciri khas hewan vertebrata yaitu memiliki tulang
dalam atau endoskeleton yang berfungsi untuk menopang berat badan hewan tersebut.
Otot dan tulang hewan saling menempel membuat struktur endoskeleton. Dimana bentuk
tulang dalam (rangka dalam) masing-masing hewan vertebrata tersebut berbeda-beda
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Adapun dalam artikel ini hanya akan
dibahas untuk sistem gerak pada hewan vertebrata saja. Untuk hewan avertebrata akan
dibahas dikemudian hari. Setiap jenis hewan-hewan tersebut memiliki sistem gerak dan
bentuk rangka yang berbeda menyesuaikan dengan tempat hidupnya di alam bebas.
1)Sistem Gerak Ikan

Contoh jenis hewan air ini yaitu ikan. Habitat ikan yaitu hidup di air dimana air memiliki
massa jenis lebih besar daripada massa jenis (berat badan ikan) ikan itu sendiri. Hal inilah
yang menyebabkan ikan-ikan baik yang hidup di air tawar maupun di air laut memiliki
gaya angkat yang lebih tinggi pada saat berada didalam air. Selain itu ikan juga memiliki
sirip yang membuat ikan dapat berenang leluasa kesana kemari dengan lincah di dalam
air dengan hanya mengeluarkan energi yang sedikit. Sirip ikan terdiri dari sepasang sirip
yang berada di kanan maupun di kiri dan sirip ekornya. Sirip-sirip ini bermanfaat bagi
ikan agar bisa bergerak ke depan dengan mudah. Selain itu ada lagi sirip tengah, yaitu
sirip yang terletak di atas tubuh ikan. Ikan yang hanya menggunakan sirip tengah dan
sirip pasangan biasanya tidak dapat berenang secepat ikan yang memanfaatkan sirip
pasangan dan sirip ekornya. Contoh ikan jenis ini yaitu ikan yang hidup di terumbu
karang (ikan yang tidak dapat bergerak cepat).

Karakteristik Rangka

Beberapa ikan yang habitatnya di air tawar maupun di air laut memiliki bentuk tubuh
yang unik, sebagian besar berwujud mirip torpedo. Ada juga yang mengatakan bentuk
tubuh ikan berbentuk streamline. Ternyata bentuk ikan yang mirip torpedo (streamline)
tersebut memudahkan ikan dalam melakukan maneuver berbelok ke kanan dan ke kiri
lebih cepat dan praktis saat berada di air tanpa mengalami hambatan atau gesekan dengan
air.

Pada saat ikan bergerak di dalam air, terdapat gelembung-gelembung udara yang naik ke
permukaan air. Maksud dan tujuan ikan melakukan ini yaitu agar ikan memudahkan ikan
mengatur saat ikan ingin naik ke permukaan air atau saat menyelam ke dasar sungai atau
laut.
Selain itu bentuk rangka tulang ikan dan otot-otot ikan yang praktis dan efisien
sangat berguna saat ikan ingin bergerak ke depan dengan lincah,

2) Sistem Gerak Burung


Cara bergerak hewan yang ada di udara berbeda dengan cara bergerak hewan yang ada di
dalam air. Hewan udara contohnya yaitu burung. Burung dapat terbang bebas di udara
karena memiliki sayap dan rangka tulang yang mendukung. Setiap burung memiliki cara
terbang yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Pada umumnya bentuk tubuh
burung-burung memiliki bentuk tubuh yang unik. Burung burung dapat terbang karena
bentuk tubuhnya memiliki gaya angkat yang lebih besar, sehingga dapat melepaskan dari
dari pengaruh gaya gravitasi bumi.

Karakteristik Rangka

Bentuk sayap burung memiliki susunan rangka yang kuat namun ringan. Selain itu
burung juga diperkuat oleh tulang dada dan otot-otot yang solid dan kekar saat menahan
terpaan angin yang kencang pada waktu sedang terbang di udara. Kontruksinya tulang
sayap yang kuat dan ringan memberikan gaya angkat yang cukup besar bagi burung saat
akan terbang. Bentuk sayap burung seperti airfoil. Bentuk ini menyebabkan udara yang
mengalir di bawah sayap burung mengalir lebih lambat daripada udara yang mengalir di
atas sayap burung. Pada waktu burung akan terbang yaitu dengan mengepakkan
sayapnya, maka udara akan mengalir ke bagian bawah yang menghasilkan gaya angkat
sehingga burung dapat terangkat ke udara atau terbang
3)Sistem Gerak Ampibhia

Contoh dari Amphibia yaitu kodok atau katak. Kontruksi tulang katak yaitu terdiri dari
tulang badan, tulang anggota gerak dan tulang tengkorak (tulang kepala). Amfibi
memiliki sendi baik itu di lutut, bahu, siku, pinggul, pergelangan kaki dan tangan. Sendi
ini memudahkan hewan amfibi seperti katak untuk melompat
Karakteristik Rangka

Selain itu bentuk tulang kepala katak berukuran kecil dan hanya memiliki sedikit tulang.
Hal ini menyebabkan tulang kepala katak sangat ringan namun kuat. Selain itu postur
badan katak juga ditopang oleh tulang belakang yang dapat menahan berat tubuh bagian
belakang dan bagian depan katak. Katak memiki kaki yang sangat panjang dan otot-otot
yang kekar dan solid. Agar katak mudah saat berenang, kaki katak memiliki selaput
renang. Selaput renang ini sangat berguna bagi katak saat sedang berenang di dalam air.
Dengan adanya selaput renang, katak dapat bergerak lincah di dalam air.

4)Sistem Gerak Reptil

Hewan yang termasuk dalam kategori reptil yaitu kadal, kura-kura, ular, buaya, dan
sebagainya. Contohnya ular. Ular bergerak dengan cara merayap atau melata baik di atas
tanah, air maupun pada saat berenang di air.

Karakteristik Rangka

Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang ekor.
Pada tulang badan, terdiri dari ratusan buah ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan pada
tulang rusuk ular terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang lentur
dan kuat. Dengan bentuk tubuh dan banyaknya ruas- ruas tulang belakang inilah yang
menyebabkan ular bergerak dengan cara meliuk- liukan badannya ke kanan dan ke kiri
dengan cepat
5)Sistem Gerak Mamalia

Contoh dari hewan mamalia yaitu banteng, paus, kucing, anjing, sapi, kerbau, dan
sebagainya. Mamalia hidup di berbagai jenis habitat, ada yang hidup di air, di darat dan di
udara. Salah satu contoh mamalia yang hidup di darah yaitu kuda.

Karakteristik Rangka
Kuda memiliki tulang-tulang kokoh dan kuat untuk menopang tubuhnya. Otot-ototnya
yang clastis dan kuat yang terhubung dengan tulang-tulangnya,menyebabkan kuda dapat
berlari sangat kencang dibandingkan mamalia yang lain.Pada saat kuda bergerak, maka
kaki kuda paling belakang memberikan dorongan agar kuda dapat maju ke arah depan.
Kencang atau lambatnya kuda berlari tergantung pada kuat atau lemahnya saat kaki
belakang memberikan gerakan padakaki belakangnya.

2.2.4 SISTEM OTOT PADA HEWAN VERTEBRATA


System otot pada hewan vertebrata sama halnya seperti manusia, yang mana ototnya
terdiri dari otot lurik, otot polos dan juga otot jantung. Fungsinya pun sama seperti
manusia yaitu sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Pemberian nama otot lurik,
misalnya pada katak yang hamir serupa dengan manusia.

1. Pisces (hewan yang hidup di air)


Ikan dan hewan vertebrata lain memiliki otot, seperti otot kepala dan badan. Otot
badan ikan: Sistem otot ikan yakni penggerak tubuh terdiri dari sirip dan sirip. Otot-
otot di seluruh tubuh secara teratur bersegemen dan bergerak saat berenang. Sistem
perototan ikan, yang terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung, mirip dengan
sistem perototan vertebrata lainnya.

Karena posisi evolusinya dan ketiadaan spesialisasi otot, kelompok Cyclostomata


memiliki sistem muscularis yang paling sederhana. Otot ikan dibagi menjadi
Cyclostomine (milik kelompok Agnatha) dan Piscine (milik kelompok Osteichthyes
dan Condrichthyes). Myomere yang menyusun otot piscine memiliki lekukan yang
ujungnya tajam. Sebaliknya, bentuk myomere kelompok Cyclostomine memiliki satu
lekukan kedalam dan dua lekukan keluar yang ujungnya tumpul. Tergantung pada
sistem gerak yang dilakukan ikan, lokasi otot, struktur otot, dan pergerakannya, istilah
"otot rangka" digunakan (Wille, 1984).

2. Amphibi (Hewan Hidup di Darat)


Sistem otot pada amfibi terdiri dari berbagai jenis otot yang berbeda-beda, dan
berperan dalam berbagai macam gerakan pada amfibi seperti berenang, berjalan,
meloncat, atau memanjat. Beberapa jenis otot pada amfibi antara lain:

-Otot berserat melintang (otot lurik): Otot ini terdapat pada tubuh katak dan vertebrata
lainnya, dan berperan dalam gerakan tubuh seperti melompat dan berjalan.

-Otot hipaksial: Otot ini terletak dalam tungkai amfibi dan berupa otot intrinsik. Otot
hipaksial terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique
eksternal, oblique internal, dan otot transversus.

-Otot ventral: Otot ini terdapat pada setiap segmen tubuh amfibi dan berperan dalam
gerakan tubuh seperti berenang dan berjalan.

Selain itu, tubuh amfibi juga mengandung tiga macam otot, yaitu berserat halus (otot
polos), otot jantung, dan otot berserat melintang (otot lurik).

3. Reptilia (Hewan Hidup di Darat)

Berikut adalah beberapa jenis otot pada reptilia yang dapat ditemukan pada sistem
otot hewan ini:

-Otot rangka (skeletal muscle): Otot ini terdapat pada tubuh reptilia dan berperan
dalam gerakan tubuh seperti berjalan, berlari, dan melompat. Otot rangka pada reptilia
terdiri dari otot lurik (berserat melintang) dan otot polos (berserat halus).
-Otot jantung (cardiac muscle): Otot ini terdapat pada jantung reptilia dan berperan
dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
-Otot polos (smooth muscle): Otot ini terdapat pada organ-organ dalam tubuh reptilia
seperti saluran pencernaan, pembuluh darah, dan kandung kemih. Otot polos pada
reptilia berfungsi dalam proses pencernaan, peredaran darah, dan ekskresi.

Selain itu, reptilia juga memiliki beberapa jenis otot lainnya seperti otot interkosta
(otot antar-iga pada tulang rusuk), otot trapezius (otot pada bahu), dan otot latissimus
dorsi (otot pada punggung)
4. Aves (Hewan Hidup di Udara)

Sistem otot pada aves (burung) terdiri dari berbagai jenis otot yang berbeda-beda,
dan berperan dalam berbagai macam gerakan pada burung seperti terbang, berjalan,
dan berenang. Berikut adalah beberapa jenis otot pada aves yang dapat ditemukan
pada sistem otot hewan ini:
-Otot pektoralis mayor dan minor: Otot ini terlibat dalam gerakan sayap pada saat
burung terbang. Otot pektoralis mayor dan minor merupakan otot terbesar pada
burung dan beratnya sekitar 15-25% dari berat tubuh burung.
-Otot femur: Otot ini terlibat dalam gerakan kaki pada saat burung berjalan.
-Otot supracoracoideus: Otot ini terletak di atas otot pektoralis dan berperan dalam
mengangkat sayap pada saat burung terbang.
-Otot kulit: Otot ini membantu burung pada saat terbang dengan menyesuaikan arah
bulu yang melekat pada otot kulit dan membantu burung saat melakukan manuver
penerbangan.

Selain itu, sistem otot aves juga terdiri dari otot aksial dan hipobrankhial yang
mereduksi, karena beberapa vertebrae mengalami fusi, yang merupakan salah satu
penyesuaian untuk terbang. Adanya persatuan yang kokoh antara vertebrae torakalis
dan lumbalis menyebabkan otot aksial kurang berfungsi, kecuali di leher, yang
berkembang baik otot pektoralis, berfungi penting pada saat terbang.

Kantong udara pada burung juga memiliki beberapa fungsi antara lain membantu
mengurangi berat tubuh burung, membantu dalam proses pernapasan, dan membantu
dalam menjaga keseimbangan tubuh burung saat terbang
References
HARLINDA SYOFYAN, S. M. (2018). SISTEM RANGKA & PANCA INDERA. MODUL BIOLOGI DASAR (PSD
113), 39.

Indonesia, C. (2023, Mei 11). Pengertian, Jenis, dan Contoh Tulang Rawan pada Tubuh Manusia.
Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230508145144-
569-946754/pengertian-jenis-dan-contoh-tulang-rawan-pada-tubuh-manusia

Maisyaroh, S. (2019). Makalah Sistem Gerak dan Otot. academia.edu, 27.

Muda, M. (2023, September 28). Pengertian Tulang Rawan : Jenis, Fungsi, Ciri-Ciri dan Proses
Pembentukan Tulang Rawan [TERLENGKAP]. Retrieved from ipa.pelajaran.co.id:
https://ipa.pelajaran.co.id/pengertian-tulang-rawan/

Nandy. (2023, januari 25). Mengenal Jenis Otot Manusia Beserta Fungsinya. Retrieved from
gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/jenis-otot-manusia/

Robo, R. (2020, Maret 10). Sistem Otot Pada Amfibi. Retrieved from prezi.com:
https://prezi.com/p/qwawi94iiez9/khairun-university_sistem-otot-amfibi/

Sari, E. N. (2017). Makalah Sistem Otot. academia.edu, 26.

Yog, M. (2016, Juni 27). Jenis Jenis Otot Pada Amfibi. Retrieved from biologiedukasi.com:
https://www.biologiedukasi.com/2016/06/sistem-muskularis-pada-amfibi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai