Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM RANGKA

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Struktur Perkembangan Hewan 1

Yang dibina oleh Dra. Amy Tenzer, M.Si. dan Nur’aini Kartikasari, S.Si.,M. Sc.

Oleh :

Kelompok 2 / Offering B

Afifahtul Hikmah 200341617280

Anindya Wahyu Rahmadani 200341617233

Listiana Agustin 200341617205

Paulina Retno Ningtyas 200341617212

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Maret 2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Eksoskeleton dan Endoskeleton Sistem Rangka ..................................................3


B. Pengertian dan Fungsi Sistem Rangka .................................................................4
C. Sistem Rangka Manusia .......................................................................................4
D. Sistem Rangka Pisces ...........................................................................................9
E. Sistem Rangka Amphibia .....................................................................................13
F. Sistem Rangka Reptilia ........................................................................................15
G. Sistem Rangka Aves ............................................................................................16
H. Sistem Rangka Mamalia ......................................................................................18

BAB III : PENUTUP .................................................................................................20

A. Kesimpulan ..........................................................................................................20
B. Saran .....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya karena telah
memberikan kami kesehatan jasmani dan rohani. sehingga pada kesempatan yang baik ini
kami masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah berjudul “Sistem
Rangka” dengan baik dan lancar.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Amy Tenzer, M.Si dan
Nur’aini Kartikasari,S.Si,M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan 1 yang telah memberikan kami tanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai materi yang kami jelaskan.

Kami telah menyusun makalah ini sesuai kemampuan kami, sehingga apabila ada
kekurangan mohon dimaafkan. Kami juga berharap ada saran atau kritik yang membangun
agar kami dapat memperbaikinya dimasa yang akan datang. Semoga materi yang kami
sampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh pembacanya.

Malang, 10 Maret 2021

Tim Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut
vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata
sendiri memiliki 2 sistem rangka, yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan
vertebrata adalah ikan, katak, burung, kadal, marmot, dan lain sebagainya.
Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi,
serta memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata
merupakan endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang saling
berhubungan. Selain mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves terdapat
pula sisik, dan pada golongan kura-kura terdapat karapas dan plastron yang dapat
dianggap sebagai rangka luar atau eksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara
lain sebagai: pelindung organ dalam, penunjang tubuh, tempat melekatnya otot rangka,
alat gerak pasif (penyalur gerakan), dan tempat pembentukan sel-sel darah (Tenzer,. dkk,
2014).
Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial. Tubuh
pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu sekuat
rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya. Misalnya, struktur tulang burung spesifik dan berongga. Struktur
sedemikian menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang sangat menguntungkan
untuk terbang (Tenzer,. dkk, 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan eksoskeleton dan endoskeleton system rangka?
2. Apa pengertian dan fungsi dari sistem rangka?
3. Bagaimana sistem rangka pada manusia?
4. Bagaimana sistem rangka pada pisces?
5. Bagaimana sistem rangka pada amphibia?
6. Bagaimana sistem rangka pada reptilian?
7. Bagaimana sistem rangka pada aves?
8. Bagaimana sistem rangka pada mamalia?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui eksoskeleton dan endoskeleton sistem rangka
2. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi sistem rangka
3. Untuk mengetahui sistem rangka pada manusia
4. Untuk mengetahui sistem rangka pada pisces
5. Untuk mengetahui sistem rangka pada amphibia
6. Untuk mengetahui sistem rangka pada reptilia
7. Untuk mengetahui sistem rangka pada aves
8. Untuk mengetahui sistem rangka pada mamalia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Eksoskeleton dan Endoskeleton Sistem Rangka


Sistem rangka meliputi eksoskeleton dan endoskeleton. Rangka tubuh merupakan
satu salah bagian tubuh hewan yang sangat penting untuk menunjang aktivitasnya.
Rangka tubuh pada vertebrata berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang lunak
seperti struktur-struktur berdaging, organ-organ vital yang terdapat di dalam rongga
tengkorak dan dada, dan mengandung sumsum tulang belakang sebagai tempat sel
darah dibentuk.
Eksoskeleton (rangka tubuh luar) adalah deposit pembungkus yang keras pada
permukaan tubuh seekor hewan. Rangka tubuh eksokeleton, dapat ditemukan pada
Molluska bercangkang dan Arthropoda. Pada Molluska, misalnya pada kijing, seiring
dengan pertumbuhan hewan tersebut, hewan memperbesar diameter cangkangnya
dengan cara menambahkan deposit pada ujung bagian luarnya, biasanya berupa
senyawa kapur. Sedangkan pada Arthropoda, eksoskeletonnya adalah kutikula,
merupakan pembungkus tak hidup yang disekresikan oleh sel-sel epidermis.
Eksoskeletonnya memiliki sendi. Kutikula disusun oleh kitin. Kutikula dikeraskan
senyawa organik yang mengikat silang protein eksoskeleton agar dapat memberikan
perlindungan. Pada beberapa Crustacea, udang misalnya, lebih mengeraskan
eksoskeleton dengan menambahkan garam kalsium. Sedangkan, pada daerah
persendian, kutikula biasanya tipis dan fleksibel, hanya terdapat sedikit garam organik
dan sedikit pengikatan silang protein. Eksoskeleton pada Arthropoda secara periodik
dilepaskan (ganti kulit) dan digantikan dengan pembungkus yang lebih besar sesuai
pertumbuhan hewan tersebut.
Endoskeleton (rangka dalam) terdiri atas unsur pendukung yang keras, seperti
tulang, yang terbungkus di dalam jaringan lunak. Endoskeleton pada ekinodermata
berbentuk lempengan keras (osikel) di bawah kulit. Osikel ini terdiri atas kristal
magnesium karbonat dan kalsium karbonat dan lempengan terpisah yang umumnya
terikat bersama dengan serat protein. Sedangkan, Chordata mempunyai endoskeleton
yang tersusun dari jaringan rawan dan jaringan tulang atau beberapa kombinasi dari
jaringan-jaringan tersebut.

3
B. Pengertian dan Fungsi Sistem Rangka
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Selain itu, sistem rangka juga dapat diartikan sebagai suatu susunan
dari organ-organ yang mempunyai fungsi atau pekerjaan tertentu yang terdiri dari
kerangka (skeleton). Susunan kerangka atau skeleton ini terdiri dari berbagai macam
tulang-tulang yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Kemudian, sistem rangka
ini bersamasama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari
tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua
terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang.
Tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh
sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh.
Sistem rangka memiliki fungsi yaitu:
a. Melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh
b. Tempat melekatnya otot
c. Memberi bentuk tubuh
d. Tempat pembentukan sel darah
e. Tempat penyimpanan bahan mineral
f. Membantu tubuh untuk berdiri tegap agar tidak mudah rubuh

C. Sistem Rangka Manusia


Sistem rangka pada manusia terbagi atas dua bagian, yaitu: rangka aksial (rangka
sumbu tubuh) dan rangka apendicular (rangka tambahan). Rangka aksial : tengkorak
(cranium), tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (costa) dan tulang dada
(sternum). Sedangkan yang termasuk rangka apendicular adalah: gelang bahu (gelang
pectoral) dengan anggauta badan depan dan gelang pinggul (gelang pelvic) dengan
anggota belakang.
1) Rangka Aksial Tulang tengkorak merupakan sekelompok tulang yang melindungi
otak dan yang menyusun tulang muka. Tulang-tulang yang melindungi otak terdiri
dari tulang: frontal, parietal sepasang, occipital, sphenoid sepasang, temporal
sepasang, dan ethmoid serta beberapa tulang kecil lainnya. Tulang-tulang muka
dibangun oleh tulang: mandibula, vomer, maxila, zygomatic sepasang, dan lacrimal
sepasang. Tulang frontal, membentuk bagian anterior dari tengkorak, melengkung
ke tempat bola mata. Bagian medialnya berbatasan dengan tulang (nasal) hidung.

4
Tulang parietal, terdapat bagian medialnya berbatasan dengan tulang (nasal)
hidung. Tulang parietal, terdapat 5 di sebelah posterior tulang frontal dan merupakan
bagian yang terbesar dari tengkorak. Tulang occipital, terdapat di sebelah posterior
tulang parietal dan merupakan tulang yang terletak posterior dari tengkorak. Pada
daerah tulang occipital Anda dapat menemukan foramen magnum, merupakan lubang
tempat keluarnya sumsum tulang belakang, dan condyllus occipitalis yang terdapat
pada kedua sisi dari foramen magnum, berupa tonjolan tempat persendian dengan
tulang atlas. Tulang sphenoid merupakan tulang yang kompleks terletak pada dasar dan
lateral dari tengkorak dan berbatasan dengan tulang occipital. Pada tulang sphenoid
dapat anda temukan sayap yang disebut dengan ptrerygoid process. Tulang temporal,
terletak dibagian lateral dari tengkorak. Tulang tersebut berbatasan dengan tulang
sphenoid disebelah anterior, dengan tulang parietal disebelah superior dan dengan
tulang occipital disebelah posterior.
Tulang temporal ini tersusun oleh tiga bagian yaitu: tulang squamosum
melindungi bagian lateral otak, pada bagian inferior dari tulang ini terdapat fossa, yaitu
tempat persendian dengan rahang bawah (mandibula); tulang petrosal, melindungi
telinga bagian dalam; dan processus mastoideus tempat melekatnya beberapa otot leher
yang terletak dibagian posterior dari tulang temporal. Tulang ethmoid, merupakan
tulang yang terletak dibagian anterior, berbatasan antara lain dengan tulang frontal dan
tulang sphenoid. Tulang vomer berbatasan dengan tulang ethmoid membentuk bagian
bawah dari septum nasale. Tulang lacrimal terletak pada bagian medial dari orbita,
merupakan tulang yang paling kecil dari tengkorak. Pada tulang ini terdapat lubang air
mata. Tulang nasal, berbatasan dengan tulang frontal disebelah superior dan dengan
maxilla disebelah lateral. Tulang maxilla, merupakan dinding ventral dan medial dari
orbita. Di sebelah medial tulang maxilla berbatasan dengan tulang nasal. Tulang
zygomatik, membangun dinding lateral dari orbita, berbatasan dengan tulang frontal,
maxilla dan temporal. Lengkung zygomatik berupa tonjolan dari tulang squamosum
yang menjorok ke sebelah anterior dan berbatasan dengan tulang zygomatik.
Sedangkan tulang mandibula, yang merupakan rahang bawah pada bagian posteriornya
membentuk dua tonjolan yaitu: processus coronoideus sebelah anterior dan processus
condyloideus sebelah posterior. Pada tulang maxilla dan mandibula tertanam geligi.
Ada 4 macam gigi yaitu : incicivus (gigi seri dilambangkan dengan huruf I), caninus
(gigi taring/C), premolar (gigi geraham depan/P) dan molar (gigi geraham
belakang/M)).
5
Tulang belakang dapat dibagi menjadi 5 macam bagian, yaitu:
a. vertebrae cervicalis terdiri dari 7 ruas, dua buah vertebrae cervicalis yang pertama
disebut atlas dan epistropheus (aksis).
b. vertebrae thoracalis jumlahnya 12 ruas, mengadakan persendian dengan tulang
rusuk,
c. vertebrae lumbalis jumlahnya 5 ruas,
d. vertebrae sacralis jumlah 5 ruas, makin ke arah caudal vertebra ini menjdi kecil,
bersatu membentuk satu tulang yang disebut dengan tulang sacral,
e. vertebrae caudalis terdiri dari 4 ruas, merupakan vertebrae paling belakang. Makin
ke belakang vertebrae ini makin mengecil dan bagian-bagianya makin tidak nyata.

Suatu vertebra secara umum terdiri dari tiga bagian utama yaitu: centrum atau
corpus vertebrae (badan), arcus neuralis (lengkung neural), dan processus spinosus (taju
neural). Di bagian dorsal corpus vertebrae terdapat arcus neuralis yang melindungi
sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Medulla spinalis dalam suatu vertebra
terletak di dalam suatu rongga yang disebut foramen vertebrale. Foramen vertebrale
dari vertebra-vertebra yang berurutan membangun canalis vertebralis. Prosesus
spinosus tumbuh dari bagian mediodorsal arcus neuralis ke arah dorso-caudal. Selain
yang disebutkan di atas terdapat bagian lainnya dari suatu vertebrae yaitu
zygapophyses. Zygapophyses merupakan pasangan taju yang tumbuh dari sisi anterior
dan posterior arcus neuralis. Pasangan anterior tumbuhnya mengarah ke kepala dan
disebut zygapophyses anterior.

6
Sedangkan yang posterior tumbuhnya ke arah belakang disebut zygapophyses
posterior. Zygapophyses anterior atau disebut juga prezygapophyses bersendian dengan
postzygapophyses (zygapophyses posterior) dari vertebrae sebelumnya. Diantara dua
buah vertebra yang berurutan terdapat keping rawan intervertebra. Tulang rusuk
berfungsi terutama melindungi rongga dada, jumlahnya 12 pasang. Tiap rusuk
merupakan sebuah tulang pipih dan melengkung, pada bagian ventralnya berakhir
sebagai rawan rusuk (cartilago costalis). Tujuh pasang rusuk yang berhubungan dengan
tulang dada disebut rusuk sejati. Sedangkan, 5 pasang lainnya disebut rusuk palsu,
karena tidak berhubungan dengan tulang dada. Tiga pasang dari 5 pasang rusuk palsu
bagian sternanya berhubungan satu dengan yang lainnya, sedang yang 2 pasang lagi
melayang. Karena itu disebut rusuk melayang. Setiap rusuk mempunyai kepala yang
disebut capitulum dan tuberculum. Capitulum bersendian dengan centrum vertebra,
sedang tuberculum dengan diapophyisis. Tulang dada disebut juga osteum sternum,
berupa tulang yang pipih memanjang dan terletak pada daerah medio-ventral dari dada.
Tulang dada memiliki tiga bagian yaitu:
a. Manubrium (presternum), bentuknya segitiga, merupakan bagian dari sternum yang
paling lebar. Terletak dibagian cranial dan bersendian dengan clavicula.
b. Gladiolus (mesosternum), merupakan bagian yang paling panjang, dibentuk oleh
segmen- segmen tulang dada.
c. Xyphoid process atau metasternum, merupakan bagian yang paling caudal.

7
2) Rangka Apendikular Gelang bahu atau gelang pectoral, terdiri dari tulang-tulang
scapula (belikat) dan tulang clavicula (selangka). Scapula merupakan tulang yang
melebar dengan 2 buah tonjolan, yaitu processus coracoideus (sisa dari tulang
korakoid) dan acromion. Permukaan dorsal scapula terbagi dua oleh suatu spina
scapula. Bagian scapula yang terdapat superior dari spina tersebut disebut fossa
supra spinata dan bagian yang lebih lebar dan inferior dari spina disebut fossa infra
spinata. Tulang scapula ini bersendian dengan humerus melalui suatu lekukan yang
disebut cavitas glenoidalis. Tulang clavicula bersendian dengan bagian cekung dari
acromion pada bagian lateralnya dan dengan menubrium pada bagian medialnya.
Sedangkan processus coracoideus berupa jari yang bengkok, menonjol ke sebelah
lateral dari scapula. 8 Anggota depan terdiri atas tulang: humerus, radius, ulna,
carpalia, metacarpalia, dan phalang.

Tulang humerus (lengan atas) berupa tulang panjang dan besar, bersendian dengan
scapula pada bagian superior dan pada bagian inferior bersendian dengan radius dan
ulna. Tulang radius terletak disebelah lateral dan tulang ulna disebelah medial. Tulang
radius mengecil pada siku dan membesar pada pergelangan, sedangkan tulang ulna
sebaliknya. Pergelangan tangan disokong oleh tulang-tulang carpalia sebanyak 8 buah
dan tersusun dalam dua baris. Sementara tulang-tulang metacarpalia sebanyak 5 buah
tulang menyokong telapak tangan. Sedangkan lima jari masing-masing disokong oleh 3
buah phalang (ruas jari), kecuali ibu jari disokong 2 buah phalang. Gelang pinggul
(gelang pelvic) dibangun oleh 3 buah tulang, yaitu : tulang ilium (tulang usus)
disebelah dorsal, tulang pubis (tulang kemaluan), dan tulang ischium (tulang duduk)
disebelah ventral. Pertemuan kedua tulang pubis disebelah medio-ventral disebut
simfisis pubis. Lubang yang besar diantara tulang pubis dan ischium disebut foramen
obturatum. Di sebelah lateral tempat ketiga macam tulang tersebut bertemu terdapat
lekukan berbentuk cawan yang disebut acetabulum, lekukan inilah sebagai tempat
persendian dengan tulang femur.
Anggota belakang terdiri dari tulang-tulang femur (tulang paha), patella (tulang
lutut), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), tarsalia (tulang pergelangan kaki),
metatarsalia (tulang telapak kaki), dan phalang (tulang jari). Tulang femur merupakan
tulang yang panjang dan besar. Tulang patella berupa tulang pipih yang mempunyai
permukaan persendian sebelah lateral dan medial tempat persendian dengan ujung
distal tulang femur. Tulang tibia, bagian distalnya lebih kecil dari pada bagian
8
proksimalnya. Tulang fibula merupakan tulang yang paling ramping dari tulang
panjang. Ujung proksimalnya bersendian dengan tibia. Tulang tarsalia berjumlah 7
buah sedangkan tulang metatarsalia berjumlah 5 buah. Sementara itu, tiap jari kaki
seperti halnya jari tangan disokong oleh 3 buah phalang, kecuali ibu jari yang disokong
2 buah phalang.

D. Sistem Rangka Pisces


Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong
organorgan tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang
beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang
membentuk sistem rangka berkaitan dengan sistem otot serta mengalami evolusi seiring
dengan adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya secara terus menerus.
Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan ada yang terdiri atas tulang rawan saja, dan
ada yang terdiri atas tulang sejati dan tulang rawan. Kelompok ikan yang bertulang
rawan saja dinamakan Chondrichthyes. Kelompok ikan yang bertulang sejati dan
bertulang rawan dikelompokkan menjadi Osteichthyes. Pada perkembangan hidup awal
(embrio dan larva) Osteichthyes sebagian besar rangka dibentuk melalui tahap tulang
rawan, yang kemudian materialnya mengalami proses osifikasi menjadi tulang sejati
dalam bentuk bentuk yang khusus.
Rangka ikan dibedakan menjadi tiga macam. Rangka pertama adalah rangka aksial,
yang merupakan poros yang memberikan bentuk dasar ikan. Rangka kedua adalah
rangka viseral yang meliputi semua bagian tulang lengkung insang dan derivat
derivatnya. Rangka ketiga adalah rangka apendikular yaitu tulang yang menyokong
sirip dan pelekatnya. Gambaran umum rangka ikan disajikan pada gambar berikut

9
1) Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang memberikan bentuk dasar tubuh ikan.
Rangka ini terdiri atas tulang tengkorak, tulang punggung, dan tulang rusuk.
a. Rangka tengkorak
Secara embrionik pertumbuhan tengkorak ikan berasal dari tiga sumber, yaitu
chondrocranium (neurocranium), democranium dan splanchnocranium,
Chondrocranium adalah pembungkus otak yang pada mulanya berasal dari tulang
rawan (elemen chondral). Dermocranium adalah tulang tengkorak yang asalnya dibuat
dari sisik yang berdifusi dalam dermis atau corium kulit,dimna tulang tersebut tulang
tambahan pada chondrocranium. Splanehnocranium adalah tulang tengkorak yang
berasal dari rangka visceral (tulang penyokong lengkung insang) dan akan menjadi
tulang tipis pada tengkorak. Jadi tengkorak ikan walaupun permulaan berasal dari tiga
sumber yang pembentukannya terpisah, mereka merupakan satu kesatuan.
Umumnya tulang-tulang dermal membentuk atap tengkorak.
a) Sepasang tulang parietal terletak di daerah atap tengkorak paling belakang
b) Sepasang tulang frontal yang merupakan kecping dermal yang luas berkembang
tepat di depan tulang parietal
c) Sepasang tulang nasal yang bentuknya memanjang dan terletak diantara dua
lubang hidung. Beberapa tulang dermal yang terdapat pada tulang-tulang tersebut
yaitu post frontal,prefrontal. postrarietal.dan masih banyak lagi.
d) Sepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisik tengkorak. Pada
bagian telinga terdapat pada tulang squamosal, yang merupakan tulang dermal.

Rahang atas terdiri dari tulang premaxilla.maxilla dan quadratojugal. Premaxilla


dan maxilla pada beberapa ikan terutama ikan buas. seringkali dilengkapi dengan
gigi-gigi. Tulang dermal yang terdapat pada langit langit mulut ialah prevomer,
endopterygoid, ectopterygoid.palatine (masing masing terdiri atas satu pasang) dan
pharaspenoid (satu buah). Tulang dermal yang terdapat pada rahang bawah ialah
dentary, splenial,angular dan articular. Tulang dentary yang dilengkapi dengan gigi-
gigi.

10
• Tulang punggung dan tulang rusuk
Secara embriologik, tulang punggung berkembang dari sceletome yang terdapat
pada sekeliling notochorda dan batang saraf, tiap-tiap pasang sceletome berkembang
menjadi empat pasang rawan yang dinamakan arcualia. Dua pasang arcuale terletak di
atas notochorda. Bagian depan disebut basidorsal yang akan berkembang menjadi
lengkung neural dan bagian belakang dinamakan interdorsal. Dua pasang arcuela lagi
terdapat pada bagian bawah notochorda, yang di depan dinamakan basiventral yang
berkembang menjadi lengkung haimal, sedangkan bagian belangkang interventral.
Interventral dan interdorsal pada conricthye berkembang menjadi keping intercalary
yang terdapat pada ruas tulang punggung. Jadi ruas tulang punggung dibentuk oleh
arcualia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda. Berdasarkan
pembentukannya, terdapat dua macam tulang punggung yang monospondyly dan
diplospondyly. Tulang punggung yang monospondyly dibentuk dari persatuan
interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite di
belakangnya. Jika berhasil persatuan dua somite akan membentuk centrum. Tulang
punggung di daerah badan berbeda dengan yang di dacrah ekor. Tiap-tiap ruas didaerah
badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ-
organ bagian rongga badan. Pada batang ekor tiap-tiap ruasnya di bagian bawah hanya
terdapat satu cucuk haemal, pada bagian atas tulang punggung terdapat cucuk neural.

11
2) Rangka Visceral
Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yang menyokong insang dan
mengelilingi pharynx. Tulang ini terdiri atas tujuh tulang lengkung insang. Dua
lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang-tulang tengkorak
sedangkan lima lainnya berfungsi sebagai penyokong insang. Pada ikan hiu tiap
lengkung insang terdiri dari beberapa potong tulang rawan yang digabungkan menjadi
jeruji basal. Pada ikan teleostei sebagian besar bagian lengkung insang terosifikasi
dan pada beberapa kelompok ikan bermodifikasi sehubungan dengan kebiasaan
misalnya ikan mas mempunyai gigi phayrynx.

3) Rangka Apendikular
Rangka appendicular adalah tulang-tulang penyokong sirip dan pelekatnya. Pada
ikan terdapat lima macam sirip yaitu sirip tunggal (punggung, ekor.dan dubur) dan
sirip berpasangan (sirip, perut dan dada). Sirip punggung terdapat pada ikan kelas
Chondrichthyes yang disokong oleh keping- keping tulang rawan yang dinamakan
rawan basal yang terletak bagian bawah, tertumpu pada cucuk neural dan radial yang
terletak di rawan basal menunjang jari- jari. Sirip dada disokong oleh tulang gelang
bahu (pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula..Pada sirip dada ikan
ini gelang bahunya terdiri dari tulang rawan dan tulang dermal. Sirip perut disokong
oleh tulang rawan pelvic yaitu tulang rawan tempat menempelnya tulang
basipterygium. Pada ikan jantan, di ujung rawan basal tadi terdapat organ clasper
yang di gunakan dalam pemijahan untuk membantu menyalurkan sperma.

12
Bentuk ekor ikan ditentukan oleh beberapa ruas vertebrae yang paling belakang. Ada
ruas vertebrae yang tetap bentuknya dan ada juga vertebrne yang berubah bentuknya.
Pada garis besar bentuk ekor ikan ada tiga macam yaitu:

a) Proterocercal, yaitu ruas-ruas vertebrata yang menyokong sirip ikan tanpa mengalami
perubahan bentuk
b) Heterocercal, yaitu bentuk ekor ikan tidak simetri, dimana ekor ikan bagian atas ujung
ekor melengkung ke atas dan disokong oleh ruas tulang punggung. Bagian bawah
ujung ekor lebih pendek dari pada bagian atas ekor. Hanya disokong oleh beberapa
jari-jari sirip ekor.
c) Homocercal, yaitu bentuk ekor simetris, bagian atas sama dengan bagian bawah dan
disokong oleh jari-jari sirip ekor. Dua ruas terakhir tulang punggung mengalami
perubahan bentuk dan terdapat beberapa tulang tambahan. Ruas tulang punggung
terakhir berubah menjadi urostyle sebagai ujung chorda yang terosifikasi dan padanya
tertempel tujuh keping tulang yang dinamakan hypural. Di atas hypural terdapat tiga
pula tambahan yang dinamakan apural.

E. Sistem Rangka Amphibia


Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
2. Skeleton apendikular : kaki.

Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas:

a. Cranium yang sempit,


b. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan kapsula yang
besar untuk mata
c. Tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx
(skeleton viseral).

Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional.


Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal
(tulang hidung), frontal, parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum
sekunder pada amfibi. Akibatnya, neres internal lebih maju di dalam langit-langit
mulut.

13
Di bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi
amfibi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang
dental (Ahmad, 2013). Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau
gigi pada rahang bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada
amfibi bervariasi dari 10 ruas pada Salientia sampai 200 pada Gymnophiona.
Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah vertedrata kaudalnya bervariasi
(Ahmad, 2013). Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai
sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya
pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti
yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia (Ahmad, 2013). Sebagian besar amfibi
mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kaki depan dan 5 jari
pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada yang berkurang 2 buah.
Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada
pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk
pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan kepala dan ekstrimitas
berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis
dan urostyle. Masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel.
Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas
(archus neuralis) sebagai tempat semsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis
yang terdapat pada sepasang processus articularis yang membuat vertebrae sedikit
bergerak (Ahmad, 2013). Namun, beberapa amfibi memliki tulang tempurung kepala
bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan (Ahmad, 2013).

14
F. Sistem Rangka Reptilia
Tubuh reptil terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks (leher), truncus
(badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila
dibandingkan dengan tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah
melebar. Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-
masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran
niktitans yang transparans (terletak pada ujung anterior mata). Membran ini berfungsi
untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat
celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).
a. Caput
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian dari caput adalah
sebagai berikut.
1. Rima oris terletak diantara anterior caput
2. Labium superior dan inverior
3. Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior
yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane
melintang disudut anterior orbita.
4. Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
5. Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
b. Truncus
Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama (sisik) yang berbentuk
heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas)
yang terbagi atas extremitas cranialis (posterior) dan extremitas anterior. Extremitas
ini terbentuk oleh branchium, antribrancium, manus. Pada bagian extremitas
memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagian anterior (poluks,
socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada dibagian posterior
berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari)
bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan extremitas depan kecuali pada
urutan pertama disebut hallux(Puspita, 2013).
c. Serviks
Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan. Bagian serviks
panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini hanya ditandai oleh adanya
lekukan saja.

15
d. Caudal
Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir doa kali panjang badan
ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian pangkalnya tebal dan makin
meruncing ke arah distal. Bagian badan terdapat doa pasang alat gerak yaitu bagian
depan dan bagaian belakang. Bagian perut terdapat lubang kloaka yang berbentuk
celah melintang. Jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat
beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak
bagian belakang (Puspita, 2013). Seperti galibnya reptil, kadal kebun berdarah
dingin (itu tahun kadal kebun kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang
beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Beberapa jenis kadal
mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau, jempol licin atau seperti berminyak,
walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori
dikulitnya untuk mengeluarkan berkeringat atau minyak Beberapa spesies kadal
kebun tak berkaki, seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur gelangan bahu dan
panggul dalam tubuh, meski tak ada tungkainya. (Puspita, 2013).

G. Sistem Rangka Aves

Aves merupakan salah satu kelas vetebrata atau hewan yang memiliki tulang
belakang. Sistem rangka aves memiliki bentuk yang unik. Secara umum tulangnya
ringan, terutama pada spesies yang dapat terbang. Tulang besar yang mengandung
lubang berisi udara berkaitan dengan sistem pernapasan. Tulang tengkorak, Sebagian
besar paling menyatu. Bagian tulang tengkorak bersendi dengan tulang leher pertama
disebut kondilus oksipitalis Rahang bagian bawah dan atas memanjang sebagai
penopang paruh Gigi seluruhnya lenyap pada burung modern. Rahang bawah terdiri
atas 5 tulang dan bersambung dengan tulang tengkorak dengan alat quadrat yang dapat

16
bergerak. Orbita sangat besar dan terpisah satu sama lain oleh septuni interorbital tipis,
sehingga otak terdorong ke belakang Struktur palatum burung merupakan salah satu
korakter yang digunakan dalam diagnosis kategori taksonomi. Kolumna verebralis
burung mengalami banyak adaptasi. Vertebra servikalis lebih banyak daripada
kelompok vertebrata lain, dan jumlahnya sangat bervariasi, fleksibel terutama karena
artikulasi permukaan persen dian yang memungkinkan gerakan bebas. Persendian yang
demikian ini disebut herocoelous. Vertebra torakis anterior mampu bergerak. Bagian
lumbar, sakrum, dan anterior kaudal, bersatu dengan pelvik membentuk sinsakrum.
Beberapa vertebra caudal ocbas dan bagian distal bersatu membentuk struktur turggal
yang disebut pigostile sebagai ekor pendek.

Tulang iga burung bentuknya rata, dan semuanya (selain iga pertama dan terakhir)
membentuk processus uncinatus yang saling terhubung dengan tulang iga berikutnya.
Processus uncinatus berfungsi untuk mem perkuat torax dan perlekatan otot. Stenum
atau tulang dada sangat rata dan lebar sehingga memberi permukaan cukup utuk
perlekatan otot-otot yang digunakan untuk terbang.

17
Sebagian besar tulang belakang menyatu, tulang dada bersambung dengan
perantaraan tulang iga dan ini memberikan kerangka sangat kuat meskipun tulang itu
sendiri relatif ringan. Semua itu merupakan keuntu ngan bagi makhluk yang harus
bergerak di udara. Tulang skapula panjang dan ramping, korakoid pendek dan kuat,
klavikula menyatu membentuk furkula. Modifikasi rangka yang paling menyolok
terjadi pada anggota badan depan. Hanya dua unsur karpal yang ditemukan yaitu
radiale aan ulnare yang masing-masing bersambung dengan radius dan ulna. Bagian
distal pergelangan adalah susunan tulang yang disebut karpometakarpus yang
menunjukkan beberapa unsur. pangkal tangan dari vertebrata lain dan metakarpal
kedua, ketiga dan keempat. Empat tulang-tulang kecil yang merupakan bekas dari tiga
jari berdekatan dengan karpometakarpus. Meskipun anggota badan belakang tidak
berubah seperti anggota badan depan, namun menunjukkan beberapa kekhususan
menarik Tulang betis (fibula) secara proporsional kecil dan sebagian bersatu dengan
tulang kering tibia). Beberapa tulang pergelangan kaki (tarsal) seperti bersatu dengan
ujung distal tibia, disebut tibiotarsus. Sisa pergelangan kaki bersatu dengan metatarsal
kedua, ketiga dan keempat yang membentuk tulang yang disebut tarsome tatarsis.
Bekas metatarsal pertama dihubungkan dengan tulang ini oleh ligamentum. Tidak lebih
dari 4 jari kaki yang dite mukan pada burung dan jumlah ini kadang berkurang hanya
tiga dan pada burung unta (Ostrich) hanya dua.

H. Sistem Rangka Mamalia


Sistem rangka pada mamal banyak mengalami proses penulangan tetapi juga
terjadi pengurangan jumlah elemen rangka tubuh, contohnya pada tulang tengkorak.
Tulang prefrontal, postfrontal, postorbital, dan quadratojugal sangat mereduksi dan
pada beberapa mamal 4 tulang oksipital bergabung. Berbagai tingkat penggabungan
tulang terdapat di daerah sfenoidal. fulang tulang presyenoid, orbitosfenoid,
basisfenoid, dan alisfenoid mungkin terpisah atau tergabung dengan tulang squamosal
(squamosum) membentuk tulang temporal. Kranium mamal relatif besar, untuk
mengakomodasi perkembanganotak Palatum (langit-langit mulut) umumnya keras
untuk menjaga posisi koana (lubang hidung dalam) di posterior. Tengkorak
bersambung dan bersendi pada tulang servik pertama. Pada premaksila dan maksila
tumbuh gigi rahang bawah tersusun atas pasangan tulang-tulang dental. Bagian ujung
dari tulang belakang umumnya rata atau accelous atau amfiplatian. Tulang belakang
pada servik (tulang leher) berjumlah 7 tetapi ada juga yang hanya 4 buah Tulang yang

18
berhubungan dengan rahim bersifat fleksibel, tetapi pada kelompok Cetacea kurang
fleksibel akibat dari berbagai macam tingkat penggabungan.

Hubungan tulang rusuk dengan mngga dada kurang fleksibel, jumlah pasangan
rusuk bervariasi sekitar 9 - 24 pasang Di arah posterior rongga dada ada tulang pinggul
yang kuat dan cukup fleksibel. Tulang ekor sampai pinggul merupakan tulang belakang
yang sangat penting yang bergabung bersama membentuk sakrum atau tulang
selangkang. Tulang ekor jumlahnya bermacam-macam menurut panjang ekor Tulang
rusuk mamal memili 2 kondilus (kepala) yaitu capitulum costa adalah kondilus bagian
ventral yang bersendi pada bagian sentrum vertebra yang disebut parapofisis. Kondilus
yang satunya lagi adalah disebut tuberculum costa yaitu kondilus bagian dorsal yang
bersendi pada bagian sentrum vertebra yang disebut dimpofisis, sedangkan tularg iga
atau sering disebut true nbs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada).
Mamal pada dasarnya memiliki 4 tungkai berjari 5, tetapi pada beberapa mamal terjadi
modifikasi. Reduksi sering terjadi dalam jumah jari kaki, tetapi pada Cetacea (paus dan
sirenia) bagian distal dari kaki belakang telah hilang. Kelompok Mammalia di atas
Monotremata, terjadi reduksi korakoid pada gelang bahu, interavikula juga mengalami
reduksi pada Marsupialia dan Plasentalia. Tulang selangka berkembang baik pada
beberapa mamal tetapi mereduksi atau sama sekali tidak ada pada mamal lainnya.
Pengecualian pada kelompok paus dan sirenia, gelang pinggul terdiri atas 3 elemen
tulang pada masing-masing sisi yang pada umumnya digabungkan membentuk tulang
innominate.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem rangka meliputi eksoskeleton dan endoskeleton. Eksoskeleton yaitu rangka
tubuh bagian luar, sedangkan endoskeleton yaitu rangka bagian dalam.
2. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Sistem rangka memiliki fungsi diantaranya melindungi tubuh yang
lunak dan menunjang tubuh, tempat melekatnya otot, memberi bentuk tubuh,
tempat pembentukan sel darah, tempat penyimpanan bahan mineral, dan membantu
tubuh untuk berdiri tegap agar tidak mudah rubuh.
3. Sistem rangka pada manusia terbagi atas dua bagian, yaitu : rangka aksial (rangka
sumbu tubuh) dan rangka apendikular (rangka tambahan).
4. Tabel Perbandingan Sistem Rangka Pada Hewan Vertebrata
Kelas Vertebrata Rangka Aksial Rangka Apendikular

Pisces Cranium : operculum, penutup Gelang bahu : Coracoid dan


otak/frontal, rahang atas, scapula dengan ukuran yang
rahang bawah/dentary, orbital. tereduksi atau kadang malah
Vertebral columna/tulang tidak ada. Clavikula,
punggung dan rusuk. Kelas cleithrum, supracleithrum.
pisces tidak memiliki tulang Gelang panggul dan alat
dada atau sternum. gerak meliputi : pelvic plates
beserta sirip, seperti sirip
perut, sirip dada, sirip
punggung, sirip anal dan,
sirip ekor juga termasuk
tulang rawan yang
menyokongnya.

Amphibia Cranium : skull, pterigoid, Gelang bahu : suprascapula,


premaksila, maksila, nasal, scapula, coracoid, clavicula.
exoccipital, quadartojugal, Gelang panggul :
frontopariental, prootic, iliumpanjang, ischium, pubis.

20
squamosal. Alat gerak depan : humerus,
Verebral column: pendek radius, ulna, carpal,
(cervical 1, dorsal 2-8, sacral 9, metacarpal, phalanges.
dan caudal) Alat gerak belakang : femur,
Tulang rusuk : pendek, tidak tibia +fibula = tibiofibula,
menempel pada tulang dada tibiale, fibulare, metatarsal,
atau sternum, menempel pada phalanges.
tulang punggung bagian dorsal.
Tulang dada/sternum : ada di
bagian dada dan berhubungan
dengan gelang bahu,
bersegmen-segmen yaitu
episternum, omostternum,
sternum, xiphisternum.
Reptilia Cranium : Ada Gelang bahu : tulang
Vertebral column L: belkat/scapula,
memanjang dari tengkorak clacikula/selangka.
hingga sepanjang tubuhnya. Gelang panggul : ilium fusi
Rusuk : Ada disepanjang dengan tulang sacral.
tulang punggung kecuali di Alat gerak depan : humetus,
ekor. radius, ulna, carpal,
Tulang dada : Tidak ada metacarpal, phalanges.
Alat gerak belakang : femur,
tibia, fibula, tarsal,
metatarsal, phalanges.

Aves Cranium : ada Gelang bahu : coracoid,


Vertebral colum : cervical clavicula, scapula kecil.
dorsal atau thorak, lumbar, Gelang panggul : ilium
sacral, caudal, phygostile. membesar, pubis, ischium.
Rusuk : ada di bagian dada Alat gerak depan : humetus,
Tulang dada : Carina sterni radius, ulna, carpal,
membesar metacarpal,phalanges

21
Mamalia Tulang-tulang yang melindungi Gelang bahu atau gelang
otak terdiri dari tulang: frontal, pectoral, terdiri dari tulang-
parietal sepasang, occipital, tulang: scapula (belikat) dan
sphenoid sepasang, temporal tulang clavicula (selangka).
sepasang, dan ethmoid serta Anggota depan terdiri atas
beberapa tulang kecil lainnya. tulang: humerus, radius, ulna,
Tulang-tulang muka dibangun carpalia, metacarpalia, dan
oleh tulang: mandibula, vomer, phalanges.
maxila, zygomatic sepasang, Anggota belakang terdiri dari
dan lacrimal sepasang. Tulang tulang-tulang femur (tulang
frontal, membentuk bagian paha), patella (tulang lutut),
anterior dari tengkorak, tibia (tulang kering), fibula
melengkung ke tempat bola (tulang betis), tarsalia (tulang
mata. Bagian medialnya pergelangan kaki),
berbatasan dengan tulang metatarsalia (tulang telapak
(nasal) hidung. kaki), dan phalang (tulang
jari).

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penulisan kata atau kalimat yang tidak sengaja maupun konteks pembahasan yang
kurang relevan di hati para pembaca, maka dari itu penulis menerima serta
membutuhkan saran, tanggapan serta kritik yang membangun dari saudara supaya
penulis dapat membenahi penulisan makalah agar bisa lebih baik lagi kedepannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

B. Irawan, “Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia,” Semin.


Ris.Unggulan Nas. Inform. dan Komput. FTI UNSA, 2013.

Kardong, K.V.1988. “Vertebrates : Comparative Anatomy, Function, Evolution. Second


Edition”. Boston : The Mcgraw-Hill Companies Inc.

Strorer, T. I.; R.L. Usinger; R.C. Stebbins And J.W. Nybakken. 1983.”General Zoology”.
New York : Mcgraw-Hill Companies, Inc.

23

Anda mungkin juga menyukai