“ANNELIDA”
OLEH:
KELOMPOK : 1 (SATU)
ANGGOTA : 1. Hanifah Khairunisah (08041181722002)
2. Rachmah Iswara (08041181722004)
3. Mawarni Christin (08041181722006)
4. Farel Kara Bona T.S (08041181722008)
5. Army Juniar Hidayat (08041181722010)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
Marilah Kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat –Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Annelida”. Sholawat serta salam selalu senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. Beserta para sahabat, kerabat, dan pengikutnya hingga akhir
jaman.
Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi
tugas Struktur Hewan. Alhamdulillah berkat kerja sama dan kerja keras kami,
akhirnya makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai yang
diharapkan.
Penulis
KATA PENGANTAR………………...…..……………………...………....…...i
DAFTAR ISI……………………………………………...................……..……..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...…………………………………..............……......……......1
1.2 Rumusan Masalah……………………..................................…..……………2
1.3 Tujuan Masalah……………...…………………….…….............…………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Annelida.....................................................…………...........…...….3
2.2. Karakteristik Annelida…...….........................................................................3
2.3. Anatomi dan Fisiologi Annelida...…..............................................................4
2.4. Karakteristik Polychaeta …...….....................................................................8
2.4.1. Morfologi..............................................................................................8
2.4.2. Reproduksi............................................................................................9
2.4.3. Manfaat...............................................................................................10
2.4.4. Habitat.................................................................................................11
2.5. Karakteristik Oligochaeta.............................................................................12
2.5.1. Morfologi............................................................................................12
2.5.2. Reproduksi..........................................................................................13
2.5.3. Manfaat...............................................................................................15
2.5.4. Habitat.................................................................................................15
2.6. Hirudinea......................................................................................................16
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Annelida.
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida.
3. Mengetahui Ciri- Ciri dari Annelida
4. Mengetahui habitat dari setiap kelas Annelida.
5. Mengetahui Manfaat dari setiap kelas Annelida.
6. Mengetahui Sistem Jaringan setiap kelas Annelida.
1. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare
(lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam).
Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari
cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
2.Sistem Respirasi
4.Sistem Sirkulasi
5.Sistem Ekskresi
6. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen
yang ke 3 dan terditi atas :
7. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel
saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
8. Sistem Reproduksi
2.4.1. Morfologi
Cacing laut di beberapa daerahmempunyai nama lokal yang berbeda-beda
misalnya diJawa Tengah cacing laut dikenal dengan nama lokal cacingwelur atau
lur. Secara morfologi stuktur badan luar cacing luryaitu badannya tersusun atas
segmen-segmen,memiliki sepasang parapodia dan ber-chaetaepada setiap segmen
badannya, memiliki 2 pasang matadi kepala dan cilia rastomial 4 pasang,
mempunyai sepasangrahang chitin dan pharynk musculer yang dapat
digerakkanmembentuk sepasang proboris serta warna badannyamerah kecoklatan.
Bentuk tubuh cacing laut juga mempengaruhi beberapa sifat lainnya (Rasidi,
2012).
2.4.2. Reproduksi
Cacing laut saat belummengalami matang gonad untuk membedakannya
masihsangat sulit, namun cacing yang sudah matang kelaminsecara morfologi
dapat dibedakan antara jantan danbetina. Menurut Yuwono et al. (2002), secara
morfologisuntuk memudahkan membedakan antara jantan danbetinanya dapat
dilihat dari warna badannya. Badan cacingjantan yang sudah matang kelamin akan
berwarna putih,sedangkan cacing betina ketika sudah matang kelaminakan
berwarna hitam kehijauan (Rasidi, 2012).
Reproduksi pada cacing lautPolychaeta secara garis besar dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni secaraklonal (aseksual) dan secara epitoky (seksual).
Reproduksi secara klonaldilakukan baik dengan meregenerasi bagian tubuh yang
terpotong maupun denganmembentuk stolon. Sedangkan pada reproduksi secara
epitoky, separuh atauseluruh bagian tubuh cacing, pada masa-masa tertentu, akan
menjadi matangkelamin.epitoke merupakan bagian matang kelamin dari cacing
laut Polychaeta yangberperan penting dalam proses reproduksi. Dijelaskan
2.4.4. Habitat
Cacing laut merupakan hewan pemakan endapan (defosit feeder). Cacing
laut Dendronereis pinnaticirris dapat hidup pada substrat pasir halus. dengan
diameter butir 63-250μm. Tekstur lumpur yang lunak merupakan habitat yang
disukai cacing laut. Larva cacing laut Laeonereis culveri akan terus berenang dan
merayap pada substrat dengan diameter butir 250-1.000 μm. Sebaliknya pada
substrat yang berdiameter butir lebih kecil dari 250 μm larva cacing laut
Laeonereis culveri akan menggali lubang sebagai sarang (Hermawan et al. 2015).
Cacing laut hanya ditemukan pada gundukan pasir, di posisi yang
berhadapan dengan gelombang air laut, pada bagian gundukan pasir yang
menghadap ke darat dimana airnya tidak bergelombang atau tenang cang laut
tidak akan ditemukan. Sedimen tempat hidup hewan ini adalah pasir berlumpur
berwarna abu-abu, hal ini dikarenakan gundukan pasir ini berada dekat dialur
aliran air dari muara sungai ke laut (Irawan, 2013).
Areal yang terdapat cacing laut biasanya ditandai dengan adanya lubang
kecil di permukaan tanah sebagai sarangnya serta terdapat gundukan tanah lumpur
setinggi 1-2 cm yang merupakan kotoran cacing hasil penggalian lubang sarang.
Cacing laut yang umum dijumpai di habitat estuariadalah famili Nereididae yang
hidup membenamkan diri di dalam lumpur (infauna) (Hermawan et al. 2015).
2.5.2. Reproduksi
2.5.3. Manfaat
Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena
melalui aktifitasnya di tanah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Secara fisik, cacing tanah dapat memperbaiki textur tanah, aerase dan drainase,
sedangkan secara kimia cacing tanah melalui mekanisme pencernaannya yang
mengeluarkan kotoran di tanah, dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara
bagitanaman.Keberadaan cacing tanah pada suatu habitat dapat dijadikan sebagai
bioindikator kualitas tanah atau tingkat kesuburan tanah.Salah satu paraeter yang
menentukan indikator kesuburan adalah cacing tanah (Ardimansyahetal.2016).
Beberapa peran utama cacing tanah diantaranya adalah memperbaiki struktur
tanah (pembentukan agregat dan pori-pori di dalam tanah), meningkatkan daya
serap air didalam tanah, menstabilkan suhu tanah dan dapat meningkatkan aerasi
tanah. Dengan banyaknya peran cacing terhadap tanah, maka hewan ini juga telah
dimanfaatkan dalam upaya rehabilitasi dalam hal ini untuk memperbaiki lahan
yang rusak (Garcia & Fragoso (2002) dalam Oktavia, 2015)
Secara ekologi, cacing tanah terbagi dalam 3 kelompok yaitu epigeik,
endogeik dan aneciqueik. Ketiga kelompok tersebut memiliki kontribusi yang
bervariasi terhadap kesuburantanah. Cacing epigeik merupakan cacing tanah
hidup dan aktif pada lapisan permukaantanah, tidak membuat lubang dan
pemakan serasah. Cacing endogeik ukuran tubuh lebihbesar dan peranannya
penting dalampenyuburan solum tanah, karena pergerakannyacepat sehingga aktif
membuat lubang di tanah.Cacing aneciqueik mempunyai bobot yangpaling berat
dari kelompok lainnya, dengankebiasaan makan dan membuang kotoran
dipermukaan tanah, sehingga berperan dalammeningkatakan kesuburan tanah
lapisan atas(Hanafiah, 2010).
2.5.4. Habitat
Oligochaeta umumnya terestrial, tetapi ada sejumlah kecil yang hidup di
lautan dan perairan tawar. Oligochaeta hidup di lingkungan lingkungan lembab,
2.6. Hirudinea
Hirudinea adalah kelas filum Annelida yang tidak mempunyaii seta
(rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang
pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit runcing. Di segmen
awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan
menempel.Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah
mekanisme pergerakan dari Hirudinea.Kebanyakan dari Hirudinea adalah
ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya.Ukuran Hirudinea
beragam dari 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara
menempel. Sebagian membuat luka pada permukaan tubuh inang sehingga bisa
menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang
bisa melubangi kulit, dan bila itu terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti
pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat kelas ini menempel pada inangnya
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat dari makalah ini sebagai berikut :
1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit.
Simetri tubuhnya bilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis
pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran
darah tertutup.
2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan
untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin
bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.
3.2 Saran