Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


(FOKUS WACANA, SUMBER DATA : TEKS INFORMATIF)

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Kajian Kebahasaan

Dosen Pengampu : Ibu Dr. Panca Dewi Purwati, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Lovia Heca Caprino (2301050386)

ROMBEL H

S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Jl. Raya Beringin No.15, Wonosari, Kec. Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50244
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas


Rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema yang dingkat pada makalah ini adalah “Analisis
Kesalahan Berbahasa (Fokus Wacana, Sumber Data : Teks Informatif)”

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan Terima Kasih yang


sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Kajian
Kebahasaan: Dr. Panca Dewi Purwati, M.Pd. yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan Terima Kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa
teruntuk keluarga kami tercinta, kedua orang tua kami yang senantiasa
mendo'akan kami.

Kami hanyalah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan.


Makalah ini merupakan langkah baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
berguna bagi kami pada khususnya, dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.

Semarang, 9 Februari 2024

Tertanda.
Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

PRAKATA...................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3. Tujuan..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
2.1 Penulisan Berbahasa Yang Baik Dan Benar................................................................
2.2 Jenis Kesalahan Berbahasa Yang Sering Terjadi Dalam Penulisan Teks.....................
2.3 Pengaruh Kesalahan Berbahasa Pada Pemahaman Teks Oleh Pembaca.....................
2.4 Pengaruh Kesalahan Berbahasa Dalam Mempengaruhi Kesan
Keseluruhan Terhadap Penulis Dan Kredibilitas Teks Yang Di Tulis..........................
2.5 Langkah-Langkah Untuk Menganalisis Kesalahan-Kesalahan Berbahasa
Pada Sebuah Teks.......................................................................................................
2.6 Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Teks Informatif....................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................................
3.1. Simpulan....................................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa adalah alat yang memungkinkan manusia sebagai makhluk
sosial untuk berkomunikasi. Bahasa didefinisikan sebagai sistem yang
terdiri dari simbol bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang
atau anggota masyarakat untuk berinteraksi, bekerja sama, dan saling
mengidentifikasi dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang
baik, dan sopan santun juga (Alwi, 2002: 88). Iklan menggunakan bahasa
tulis, atau teks, untuk mempromosikan produk dan menarik pembeli.
Penguasaan berbahasa sangat penting untuk iklan karena dapat menarik
pembeli dan bersaing dengan produk pesaing. Iklan penawaran
menggunakan bahasa tulis, atau teks, singkat, untuk mendeskripsikan
produk dan mempromosikannya kepada publik. Walaupun singkat, bahasa
tulis (teks) yang terdapat dalam iklan produk-produk Indonesia tidak
terlepas dari aspek wacana.

Wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap dan terbesar, di atas
kalimat atau klausa, yang memiliki kohesi dan kohesi yang paling
konsisten dan memiliki awal dan akhir yang nyata, baik secara lisan
maupun tertulis (Tarigan 1987: 27). Fokus utama artikel jurnal ini adalah
menunjukkan hasil analisis kesalahan wacana pada teks iklan produk-
produk Indonesia.

Kohesi wacana didefinisikan sebagai kepaduan bentuk yang


membentuk ikatan sintaktikal secara struktural. Adanya piranti kohesi
menunjukkan bahwa kalimat tersebut kohesif. Kohesi wacana terdiri dari
kohesi leksikal dan kohesi gramatikal, menurut Halliday dan Hassan

1
(1976:21). Referensi (GR), substitusi (GS), elipsis (GE), dan konjungsi
(GK) adalah contoh kohesi gramatikal, sedangkan repetisi (LR), sinonimi
(LS), antonimi (LA), hiponimi (LH), dan kolokasi (LK) adalah contoh
kohesi leksikal. Secara singkat, kesembilan jenis peranti kohesi akan
dibahas. Referensi, atau penunjukan, didefinisikan sebagai bentuk yang
merujuk ke bentuk lain (Oktavianus, 2006:54). Menurut Ramlan
(1993:12), referensi adalah penggunaan kata atau kelompok kata untuk
menunjuk satuan gramatikal seperti kata atau kelompok kata lainnya.
Endofora dan eksofora adalah dua jenis referensi. Hubungan referensi
unsur yang diacu dalam teks disebut endofora, dan hubungan referensi
unsur yang diacu disebut eksofora (Halliday dalam Lubis, 1993:30).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan berbahasa yang baik dan benar?
2. Apa saja jenis kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam
penulisan teks, baik dalam konteks tata bahasa, ejaan, gaya
penulisan, maupun kesalahan kohesi dan kohereansi?
3. Bagaimana kesalahan berbahasa tersebut dapat memengaruhi
pemahaman teks oleh pembaca?
4. Bagaimana kesalahan berbahasa dapat mempengaruhi kesan
keseluruhan terhadap penulis dan kredibilitas teks yang ditulis?
5. Apa saja langkah-langkah untuk menganalisis kesalahan-
kesalahan berbahasa pada sebuah teks?

2
1.3. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan tentang penulisan berbahasa yang
baik dan benar.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan berbahasa yang sering
terjadi dalam penulisan teks, baik dalam konteks tata bahasa,
ejaan, maupun gaya penulisan.
3. Menganalisis dampak dari kesalahan-kesalahan berbahasa
tersebut terhadap pemahaman teks oleh pembaca.
4. Menjelaskan bagaimana kesalahan berbahasa dapat
mempengaruhi kesan keseluruhan terhadap penulis dan
kredibilitas teks yang ditulis.
5. Menyajikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa pada sebuah teks.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penulisan Berbahasa Yang Baik Dan Benar


Penulisan berbahasa yang baik dan benar sangat penting untuk
memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan
tepat oleh pembaca atau pendengar. Penulisan bahasa yang baik dan benar
juga memerlukan perhatian pada beberapa aspek, seperti penggunaan
huruf kapital pada awal kalimat, penggunaan tanda baca, dan penulisan
kata. Perpres Nomor 63 Tahun 2019 juga menyebutkan penggunaan
bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang mematuhi kaidah atau
aturan. Beberapa poin penting dalam penulisan berbahasa yang baik dan
benar :

2.1.1 Mengacu pada Pedoman Bahasa Resmi Salah satu acuan dasar
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). PUEBI
mengatur pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda
baca, dan penulisan unsur serapan.
2.1.2 Perhatikan Konteks dan Tujuan Komunikasi: Saat menulis,
penting untuk memperhatikan konteks dan tujuan komunikasi.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan audiens yang
dituju. Dalam konteks formal seperti surat resmi atau laporan,
gunakan ragam bahasa formal. Sedangkan, dalam konteks
nonformal seperti percakapan dengan teman dengan tetap
mengikuti kaidah berbahasa yang benar .
2.1.3 Perhatikan Tata Bahasa dan Ejaan: Pastikan penggunaan tata
bahasa dan ejaan yang benar. Perhatikan penggunaan tanda
baca, pemilihan kata yang tepat, dan struktur kalimat yang

4
jelas. Hindari penggunaan kata-kata yang ambigu atau tidak
baku.
2.1.4 Gunakan Bahasa yang Jelas dan Tepat: Hindari penggunaan
frasa atau kalimat yang ambigu atau tidak jelas. Gunakan kata-
kata yang tepat dan spesifik untuk menghindari kebingungan
dalam pemahaman pesan.
2.1.5 Perhatikan Kohesi dan Koherensi: Pastikan tulisan memiliki
kohesi dan koherensi yang baik. Kohesi mengacu pada
hubungan antara kalimat-kalimat dalam teks, sedangkan
koherensi mengacu pada hubungan antara ide-ide dalam teks.
2.1.6 Perbaiki Kesalahan Berbahasa: Periksa kembali tulisan Anda
untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan berbahasa.
Perhatikan kesalahan gramatikal, kesalahan ejaan, dan
kesalahan dalam pemilihan kata.

2.2 Jenis Kesalahan Berbahasa Yang Sering Terjadi Dalam Penulisan


Teks
Dalam penulisan teks, terdapat beberapa jenis kesalahan berbahasa
yang sering terjadi. Sebelum adanya penulisan, penting untuk
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kesalahan
dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut adalah
beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi :

2.2.1 Kesalahan Tata Bahasa


Kesalahan tata bahasa meliputi penggunaan yang tidak tepat
dari bentuk kata, seperti kesalahan dalam penggunaan tenses,
kesalahan dalam kesepakatan subjek dan predikat, atau
kesalahan dalam urutan kata. Kesalahan tata bahasa dapat

5
mempengaruhi kejelasan dan keakuratan pesan yang
disampaikan.
2.2.2 Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan dapat terjadi ketika penulis salah mengeja
kata-kata atau menggunakan aturan ejaan yang tidak benar.
Kesalahan ejaan dapat mengganggu pemahaman dan
mengurangi kredibilitas teks.
2.2.3 Kesalahan Gaya Penulisan
Kesalahan gaya penulisan meliputi penggunaan yang tidak
tepat dari gaya bahasa, seperti penggunaan kata-kata yang
terlalu informal atau terlalu formal untuk konteks tertentu.
Kesalahan gaya penulisan juga dapat mencakup penggunaan
yang tidak konsisten dari gaya bahasa, seperti penggunaan
campuran antara bahasa formal dan informal.
2.2.4 Kesalahan Kohesi dan Kohereansi
Kesalahan kohesi terjadi ketika hubungan antara kalimat atau
bagian teks tidak jelas atau tidak terhubung dengan baik.
Kesalahan kohereansi terjadi ketika alur logis dari gagasan
terganggu, membuat teks sulit diikuti.

2.3 Pengaruh Kesalahan Berbahasa Pada Pemahaman Teks Oleh


Pembaca
Kesalahan berbahasa dapat berdampak signifikan pada pemahaman
teks oleh pembaca, mengakibatkan beberapa konsekuensi yang dapat
mempengaruhi komunikasi secara keseluruhan. Salah satu cara di mana
kesalahan berbahasa dapat mempengaruhi pemahaman teks adalah melalui
kebingungan yang dihasilkan oleh struktur kalimat yang salah atau tidak
tepat. Ketika struktur kalimat tidak benar, pembaca dapat mengalami
kesulitan dalam menghubungkan gagasan dan memahami hubungan antara
kata-kata dalam kalimat tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan interpretasi

6
yang salah atau bahkan kesalahpahaman terhadap pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis.
Selain itu, kesalahan dalam penggunaan struktur kalimat juga dapat
mempengaruhi aliran bacaan. Kalimat yang tidak terstruktur dengan baik
atau memiliki struktur yang membingungkan dapat mengganggu
kelancaran membaca dan memahami teks secara keseluruhan. Pembaca
mungkin perlu membaca kalimat beberapa kali untuk mencoba
memahaminya, yang dapat mengganggu pengalaman membaca dan
mengurangi keterlibatan dengan teks.

Selain itu, kesalahan dalam struktur kalimat juga dapat mengurangi


kredibilitas penulis. Ketika pembaca menemui kesalahan dalam struktur
kalimat, mereka mungkin meragukan kemampuan penulis dalam
menggunakan bahasa dengan benar dan tepat. Hal ini dapat mempengaruhi
penilaian mereka terhadap keahlian dan kepercayaan pada isi teks secara
keseluruhan. Kesalahan berbahasa dalam teks dapat memiliki beberapa
pengaruh negatif pada pemahaman pembaca yaitu :

2.3.1 Kebingungan
Kesalahan berbahasa dapat menyebabkan kebingungan pada
pembaca, terutama jika mereka harus menghentikan
pembacaan mereka untuk mencoba memahami makna yang
sebenarnya dimaksudkan.
2.3.2 Kesalahan Interpretasi
Kesalahan dalam bahasa dapat menyebabkan pembaca
menafsirkan pesan dengan cara yang salah atau berbeda dari
yang dimaksudkan oleh penulis. Ini dapat mengarah pada
kesalahpahaman yang dapat memengaruhi persepsi pembaca
terhadap teks.
2.3.3 Gangguan Alur Baca

7
Kesalahan berbahasa dapat mengganggu alur baca pembaca
karena mereka mungkin terhenti untuk mencoba memahami
kalimat atau frase yang tidak jelas atau tidak tepat.
2.3.4 Kurangnya Kredibilitas
Teks yang penuh dengan kesalahan berbahasa mungkin
dianggap kurang kredibel oleh pembaca. Mereka mungkin
mengasumsikan bahwa jika penulis tidak bisa menguasai
bahasa dengan baik, maka isi teks juga mungkin tidak dapat
diandalkan.
2.3.5 Kesulitan Retensi Informasi
Ketika pembaca harus berjuang untuk memahami bahasa yang
salah, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam
mempertahankan informasi yang disampaikan dalam teks. Ini
dapat mengurangi efektivitas teks dalam menyampaikan pesan
atau informasi kepada pembaca.

2.4 Pengaruh Kesalahan Berbahasa Dalam Mempengaruhi Kesan


Keseluruhan Terhadap Penulis Dan Kredibilitas Teks Yang Di
Tulis
Kesalahan berbahasa dapat memiliki dampak negatif pada kesan
keseluruhan terhadap penulis dan kredibilitas teks yang ditulis. Berikut
adalah beberapa cara di mana kesalahan berbahasa dapat mempengaruhi
kesan dan kredibilitas :

2.4.1 Ketidakprofesionalan
Kesalahan berbahasa seperti ejaan yang salah, tata bahasa yang
buruk, atau penggunaan kata yang tidak tepat dapat
memberikan kesan bahwa penulis tidak serius atau kurang
berkompeten. Ini dapat merusak citra penulis dan mengurangi
kredibilitas teks yang ditulis.
2.4.2 Kesalahpahaman

8
Jika ada kesalahan berbahasa yang mengakibatkan
kesalahpahaman atau ketidakjelasan dalam teks, pembaca
mungkin akan kesulitan memahami maksud penulis. Hal ini
dapat menimbulkan keraguan tentang keakuratan dan
keandalan informasi yang disampaikan.
2.4.3 Kurangnya perhatian terhadap detail
Kesalahan berbahasa juga dapat mencerminkan kurangnya
perhatian terhadap detail. Jika penulis tidak memperhatikan
kesalahan berbahasa yang muncul dalam teks, pembaca
mungkin akan mempertanyakan keakuratan dan ketelitian
informasi yang diberikan.
2.4.4 Kurangnya kepercayaan
Kesalahan berbahasa yang terus-menerus atau yang sangat
mencolok dapat mengurangi kepercayaan pembaca terhadap
penulis dan teks yang ditulis. Jika penulis tidak dapat
menguasai bahasa dengan baik, pembaca mungkin akan
meragukan keahlian dan pengetahuan penulis dalam topik
yang dibahas.
2.4.5 Pengaruh terhadap pesan
Kesalahan berbahasa juga dapat mempengaruhi pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis. Jika kesalahan berbahasa
mengganggu aliran atau kejelasan teks, pesan yang ingin
disampaikan mungkin tidak tersampaikan dengan baik atau
bahkan dapat disalahartikan.

Dalam keseluruhan, kesalahan berbahasa dapat merusak kesan


keseluruhan terhadap penulis dan mengurangi kredibilitas teks yang
ditulis. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memperhatikan dan
menghindari kesalahan berbahasa agar dapat menyampaikan pesan
dengan jelas dan meyakinkan.

9
Ejaan, bentuk, dan pilihan kata, serta struktur kalimat adalah
beberapa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media massa.
Semua aspek tata tulis termasuk ejaan: huruf, penulisan kata (termasuk
penulisan kata atau istilah serapan), dan penggunaan tanda baca. Ejaan
mengatur cara bahasa ditulis. Pemakai bahasa harus mengikuti aturan ini
untuk memastikan keteraturan bahasa tulis. Jika tidak mematuhi ejaan
yang tepat, maknanya dapat terganggu karena tidak sesuai dengan
standar. Huruf kapital, huruf miring, singkatan, akronim, kata depan,
gabungan kata, dan penulisan angka dan bilangan serta penggunaan tanda
titik, koma, pisah, titik dua, dan koma adalah contoh kesalahan ejaan.

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, huruf pertama


dari nama gelar akademik didahului oleh huruf kapital. Selain itu, huruf
kapital digunakan sebagai huruf pertama gelar profesi yang disebut
sebagai sapaan; misalnya Asisten Perawat menjadi asisten perawat,
menggunakan huruf kecil karena sebagai sapaan.Singkatan dan akronim
juga merupakan kasus ejaan yang sering terjadi. Dalam kalimat berikut,
terdapat kesalahan dalam penulisan akronim IPTEK, yaitu "IPTEK",
karena Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku
kata atau gabungan suku kata yang ditulis dengan huruf kecil. Dengan
demikian, akronim IPTEK seharusnya ditulis dengan huruf
kecil menjadi iptek.

2.5 Langkah-Langkah Untuk Menganalisis Kesalahan-Kesalahan


Berbahasa Pada Sebuah Teks
2.5.1 Mengumpulkan data
Langkah pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data
berupa kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa,

10
misalnya kesalahan berbahasa yang terdapat dalam hasil
ulangan, karangan, atau percakapan.
2.5.2 Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan
Langkah ini bertujuan untuk mengenali dan memilah-milah
kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya
kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata,
penggabungan kata, penyusunan kalimat.

2.5.3 Memperingkat kesalahan


Langkah selanjutnya yaitu memperingkat atau mengurutkan
letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan
contoh yang benar.
2.5.4 Menjelaskan kesalahan
Langkah selanjutnya yaitu menggambarkan letak kesalahan,
penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.
2.5.5 Memprakirakan atau memprediksi daerah atau hal
kebahasaan yang rawan
Langkah selanjutnya yaitu meramalkan tataran bahasa yang
dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan.
2.5.6 Mengoreksi kesalahan
Langkah terakhir yang dilakukan yaitu memperbaiki
kesalahan dan meminimalisir terjadinya kesalahan melalui
penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan
teknik pengajaran yang sesuai. Berdasarkan pendapat para
ahli yang sudah dijelaskan, dapat diambil kesimpulan bahwa
metodologi analisis kesalahan berbahasa adalah langkah-
langkah yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
menganalisis kesalahan berbahasa.

2.6 Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Teks Informatif


2.6.1 Definisi Kentang

11
Kentang adalah umbi bawah tanah yang tumbuh di akar tanaman
kentang, Solanum tuberosum. Tanaman ini berasal dari keluarga
nightshade dan terkait dengan tomat dan tembakau. Kentang asli
Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa pada abad ke-16 dan
sekarang ditanam dalam varietas yang tak terhitung jumlahnya di
seluruh dunia. Kentang umumnya dimakan direbus, dipanggang,
atau digoreng dan sering disajikan sebagai lauk atau camilan.

Analisis Kesalahan :

 "Kentang adalah umbi bawah tanah yang tumbuh di akar


tanaman kentang, Solanum tuberosum."
Perbaikan : Frasa "akar tanaman kentang" terdengar agak
berlebihan karena kentang sebenarnya tumbuh di batang
tanaman tersebut. Jadi, lebih baik diubah menjadi "batang
tanaman kentang".
 "Tanaman ini berasal dari keluarga nightshade dan terkait
dengan tomat dan tembakau."
Perbaikan : Frasa "terkait dengan" sebaiknya diganti dengan
"berhubungan dengan" untuk menghindari pengulangan kata
"terkait" dalam kalimat.
 "Kentang asli Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa pada
abad ke-16 dan sekarang ditanam dalam varietas yang tak
terhitung jumlahnya di seluruh dunia."
Perbaikan : Ungkapan "ditanam dalam varietas yang tak
terhitung jumlahnya" terdengar agak kaku. Lebih baik diganti
dengan "ditanam dalam berbagai varietas yang tidak
terhitung jumlahnya".

Diperbaiki, teks menjadi :

"Kentang adalah umbi bawah tanah yang tumbuh di batang


tanaman kentang, Solanum tuberosum. Tanaman ini berasal dari

12
keluarga nightshade dan berhubungan dengan tomat dan tembakau.
Kentang asli Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa pada abad ke-
16 dan sekarang ditanam dalam berbagai varietas yang tidak
terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Kentang umumnya dimakan
direbus, dipanggang, atau digoreng dan sering disajikan sebagai
lauk atau camilan."

2.6.2 Berita Banjir Bandang

Banjir bandang yang melanda kota Yokohama pada hari Kamis


kemarin telah merendam ratusan rumah warga dan 7 orang
dinyatakan hilang. Banjir tersebut terjadi pada dini hari di saat orang
tengah terlelap. Banjir terjadi disebabkan hujan yang telah
mengguyur kota dari pagi sampai sekarang belum berhenti.
Akibatnya sungai tidak mampu menampung volume air.

Analisis Kesalahan :

 "Banjir tersebut terjadi pada dini hari di saat orang tengah


terlelap."
Kesalahan: Frasa "saat orang tengah terlelap" seharusnya
ditulis dengan kata penghubung "ketika", sehingga menjadi
"ketika orang tengah terlelap".
 "Akibatnya sungai tidak mampu menampung volume air."
Kesalahan: Kata "volume" seharusnya menggunakan tanda
baca petik ("volume") atau disingkat menjadi "vol." agar
lebih tepat dalam konteksnya.

Diperbaiki, teks menjadi :

"Banjir bandang yang melanda kota Yokohama pada hari Kamis


kemarin telah merendam ratusan rumah warga dan 7 orang

13
dinyatakan hilang. Banjir tersebut terjadi pada dini hari ketika
orang tengah terlelap. Akibatnya sungai tidak mampu menampung
vol. air."

2.6.3 Narasi Perbandingan Hukuman Koruptor

Hukuman bagi para koruptor di Indonesia terbilang masih


sangat lemah. Bahkan penegak hukum dengan mudahnya disuap
untuk meringankan proses hukuman. Bayangkan saja, koruptor
ratusan miliar hanya mendekam di penjara selama 3 tahun saja.
Pantas saja korupsi di Indonesia semakin meningkat. Berbeda
dengan pemerintahan China yang menerapkan hukuman mati bagi
para koruptor. Sehingga tingkat pidana korupsi di China sangat
sedikit.

Analisis Kesalahan :

 "Bahkan penegak hukum dengan mudahnya disuap untuk


meringankan proses hukuman."
Kesalahan : "mudahnya" sebaiknya diganti menjadi "mudah"
agar kata tersebut dapat menjadi keterangan untuk kata kerja
"disuap".
 "Pantas saja korupsi di Indonesia semakin meningkat."
Kesalahan : Tidak ada kesalahan pada kata-kata dalam
kalimat ini.
 "Sehingga tingkat pidana korupsi di China sangat sedikit."
Kesalahan : Kata "pidana" sebaiknya diganti menjadi
"tingkat" agar kalimat menjadi lebih jelas dalam konteksnya.

14
Diperbaiki, teks menjadi:

"Hukuman bagi para koruptor di Indonesia terbilang masih


sangat lemah. Bahkan penegak hukum dengan mudah disuap untuk
meringankan proses hukuman. Bayangkan saja, koruptor ratusan
miliar hanya mendekam di penjara selama 3 tahun saja. Pantas saja
korupsi di Indonesia semakin meningkat. Berbeda dengan
pemerintahan China yang menerapkan hukuman mati bagi para
koruptor. Sehingga tingkat korupsi di China sangat sedikit.

BAB III

PENUTUP

1.4. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan, peneliti dapat
merumuskan saran sebagai berikut :
3.1.1. Penulisan berbahasa yang baik dan benar sangat penting untuk
memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan
jelas dan tepat oleh pembaca atau pendengar. Ada beberapa
point penting dalam penulisan berbahasa yang baik dan benar
yakni :

 Mengacu pada pedoman Bahasa resmi seperti Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
 Perhatikan Konteks dan Tujuan Komunikasi
 Perhatikan Tata Bahasa dan Ejaan
 Gunakan Bahasa Yang Jelas dan Tepat
 Perhatikan terjadi Kohesi dan Koherean
 Perbaiki Kesalahan Berbahasa

15
3.1.2. Dalam Penulisan teks informatif, terdapat beberapa jenis
kesalahan berbahasa yakni :

 Kesalahan Tata Bahasa


 Kesalahan Ejaaan
 Kesalahan Gaya Penulisan
 Kesalahan Kohesi dan Kohereansi

3.1.3. Kesalahan berbahasa dapat berdampak signifikan pada


pemahaman teks oleh pembaca, Dimana hal tersebut
mengakibatkan beberapa konsekuensi yang dapat
mempengaruhi komunikasi secara keseluruhan. Salah satu cara
di mana kesalahan berbahasa dapat mempengaruhi pemahaman
teks adalah

 Kebingungan
 Kesalahan Interpretasi
 Gangguan Alur Baca
 Kurangnya Kredibilitas
 Kesulitan Retensi Informasi

3.1.4 Kesalahan berbahasa dapat memiliki dampak negatif pada


kesan keseluruhan terhadap penulis dan kredibilitas teks yang
ditulis. Beberapa cara di mana kesalahan berbahasa dapat
mempengaruhi kesan dan kredibilitas :
 Ketidakprofesionalan
 Kesalahpahaman
 Kurangnya Perhatian Terhadap Detail

16
 Kurangnya Kepercayaan
 Pengaruh Terhadap Pesan

3.1.5 Langkah-Langkah yang dapat dilakukan Untuk Menganalisis


Kesalahan-Kesalahan Berbahasa Pada Sebuah Teks yakni.
 Mengumpulkan Data
 Mengidentifikasi dan Mengklasifikasi Kesalahan
 Memperingkat Kesalahan
 Menjelaskan Kesalahan
 Memprakirakan atau memprediksi daerah atau hal
kebahasaan yang rawan
 Mengoreksi Kesalahan

1.5. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan, peneliti dapat
merumuskan saran sebagai berikut :
3.2.1 Saran untuk siswa
Siswa diharapkan lebih sering latihan menulis. Hal ini
dilakukan agar siswa terbiasa dengan kegiatan menulis
sehingga tidak mengalami kendala dan meminimalisasi
kesalahan berbahasa dalam tulisannya.

17
3.2.1.1 Ketika mengalami kesulitan saat menulis,
hendaknya siswa bertanya kepada guru yang
bersangkutan agar lebih paham.
3.2.1.2 Siswa diharapkan lebih memperhatikan saat guru
sedang menjelaskan materi sehingga materi tersebut
dapat diterima dengan baik.
3.2.1.3 Siswa harus memperluas pengetahuan tentang
kaidah bahasa Indonesia agar dapat menghasilkan
tulisan yang baik dan benar. Untuk memperluas
pengetahuan ilmu kebahasaan bidang ejaan, diksi,
dan kalimat, siswa dapat membaca berbagai sumber
baik dari buku maupun internet sebagai acuan.
Siswa juga dapat membaca tulisan fiksi maupun
nonfiksi untuk meningkatkan perbendaharaan kata.
Tingginya frekuensi membaca tulisan fiksi maupun
nonfiksi juga memudahkan siswa saat menuangkan
gagasannya dalam bahasa tulis.

3.2.2 Saran untuk guru


3.2.2.1 Guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang
kaidah kebahasaan kepada siswa di setiap proses
pembelajaran menulis terlebih pada saat sebelum
kegiatan mengarang. Hal ini dapat dilakukan oleh
guru dengan menerapkan pendekatan proses dalam
pembelajaran menulis.
3.2.2.2 Guru hendaknya menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami siswa, dan memancing siswa agar
berani bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
3.2.2.3 Ketika melakukan penilaian hendaknya selalu
bersikap objektif dan analitik saat menjumpai

18
kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan kalimat yang
kurang efektif. Selanjutnya, guru senantiasa
membenarkan kesalahan berbahasa siswa disertai
dengan analisis pembahasannya.
3.2.2.4 Koreksi antarteman perlu diterapkan sebagai sarana
melatih keaktifan siswa. Selain itu, adanya umpan
balik dari guru juga sangat perlu sehingga siswa dan
guru bersama-sama dapat mengoreksi dan
membenarkan kesalahan berbahasa yang ada.
3.2.2.5 Guru hendaknya mampu menguasai kelas dengan
baik sehingga suasana pembelajaran tetap kondusif
dan menyenangkan. Strategi mengajar yang
digunakan hendaknya lebih variatif agar siswa tidak
mudah bosan.

3.2.3 Saran untuk sekolah


3.2.3.1 Sekolah hendaknya melengkapi sumber pustaka
terkait yang memadai, misalnya buku-buku tentang
keterampilan menulis, EYD, KBBI, media massa,
buku-buku fiksi, dan nonfiksi. Buku-buku tersebut
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, dan
memperkaya pengetahuan, serta meningkatkan
keterampilan menulis.
3.2.3.2 Sekolah hendaknya memaksimalkan dan
menyediakan media pembelajaran lain, seperti
internet, LCD, dan speaker. Ketersediaan jaringan
internet disekolah dimaksimalkan dengan
penambahan komputer yang tersambung dengan
internet agar siswa lebih mudah mengakses materi
ajar. LCD yang bermasalah di beberapa kelas
hendaknya segera diperbaiki agar kegiatan belajar

19
mengajar lebih efektif. Selanjutnya, setiap kelas
perlu diberi speaker agar pemutaran media
pembelajaran yang berupa video maupun audio
dapat terdengar dengan jelas.
3.2.3.3 Saat menerbitkan pengumuman maupun surat dinas
di sekolah sebaiknya memperhatikan kaidah
kebahasaan yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa
pihak sekolah pun ikut bertanggung jawab terhadap
pembinaan bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Audy, M. (2018, Januari 26). Typoonline. Retrieved from 10 Kesalahan


Penggunaan Bahasa Yang Sering Kita Jumpai Di Tempat Umum:
https://blog.typoonline.com/10-kesalahan-penggunaan-bahasa-yang-
sering-kita-jumpai-di-tempat-umum/
Balai Bahasa Kalimantan Selatan. (2020, September 25). Retrieved from Hasil
Kajian Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Di Media Massa:
http://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id/2020/09/25/penggunaan-bahasa-
indonesia-di-media-massa/
Kumparan. (2023, Agustus 23). Retrieved from 3 Contoh Teks Informatif Singkat
Yang Mudah Dipahami Masyarakat Awam: https://kumparan.com/berita-
terkini/3-contoh-teks-informatif-singkat-yang-mudah-dipahami-
masyarakat-awam-212uRyWj6qW
Lutfianti, K. D. (2020, Maret). Universitas Negeri Semarang. Retrieved from
Kesalahan Penggunaan Ejaan:
https://lib.unnes.ac.id/38644/1/2101416069.pdf
Mukhtar, A. S. (2021, Maret). Kantor Bahasa Maluku. Retrieved from Bahasa
Indonesia Yang Baik dan Benar:
https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2021/03/bahasa-indonesia-
yang-baik-dan-benar/
Nurizka, A. N. (2021, Oktober 2). Garuda. Retrieved from Kesalahan Berbahasa
Indonesia Pada Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri
Semarang: http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?

20
article=2503061&val=23913&title=TELAAH%20KESALAHAN
%20BERBAHASA%20INDONESIA%20PADA%20JURNAL
%20BAHASA%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA
%20UNIVERSITAS%20NEGERI%20SEMARANG
Universitas Islam An Nur Lampung. (2023, Desember 14). Retrieved from Cara
Menulis Kata Yang Benar dan Baku Dalam Bahasa Indonesia: https://an-
nur.ac.id/blog/cara-menulis-kata-yang-benar-dan-baku-dalam-bahasa-
indonesia.html
Yudhistira. (2020, Desember 18). Narabahasa. Retrieved from Linguistik Umum:
https://narabahasa.id/topik/artikel/linguistik-umum/page/23/

LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai