Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Ida Sang Yang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul fisiologi dasar manusia
(homeostatis), sistem tulang pada manusia, sistem otot pada manusia, sistem sendi pada manusia.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
Bapak I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. pada mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fisiologi dasar manusia
(homeostatis), sistem tulang pada manusia, sistem otot pada manusia, sistem sendi pada manusia bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO,
CH. selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari, makalah yang di buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Fisiologi Dasar Manusia (Homeostatis).................................................................. 2
2.2 Sistem Tulang Pada Manusia.................................................................................. 2
2.3 Sistem Otot Pada Manusia....................................................................................... 6
2.4 Sistem Sendi Pada Manusia................................................................................... 11
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari fisiologi dasar manusia (homeostatis)
2. Untuk mengetahui sistem tulang pada manusia
3. Untuk mengetahui sistem otot pada manusia
4. Untuk mengetahui sistem sendi pada manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeliharaan kondisi internal relatif konstan atau stabil disebut homeostatis. Hal ini
penting karena sel sel dan jaringan tubuh akan bertahan dan dapat berfungsi secara efisien
hanya jika kondisi internal dapat terpelihara dengan baik. Tubuh terus dihadapkan dengan
perubahan lingkungan eksternal serta dengan kegiatan yang terjadi di dalamnya yang
dapat mengubah keseimbangan variabel penting, contohnya reaksi metabolisme dalam sel
mengkonsumsi oksigen dan glukosa. Selain itu, reaksi ini menghasilkan limbah metabolis
termasuk karbondioksida dan urea yang harus dibuang. Kondisi lingkungan terus
berubah, namun kodisi optimal secara fisiologis harus tetap dipertahankan.
Fisiologi bukan hanya ilmu yang mempelajari tentang bagaimana masing masing
sistem melaksanakan fungsinya, tetapi juga mekanisme yang terlibat dalam mengatur
kegiatan untuk mempertahankan homeostatis dalam berbagai kondisi. Tubuh harus
mampu memantau dan merasakan perubahan dalam lingkungan internal dalam rangka
mempertahankan homeostatis. Tubuh juga harus mampu mengimbangi atau melakukan
penyesuaian untuk beradaptasi pada perubahan ini.
Tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri. Rangka adalah
rangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui persendian. Berdasarkan
2
bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh terbagi atas empat jenis, yaitu
:
Rangka terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga
pembentukan embrio, tetapi masih berupa tulang rawan (kartilago). Rangka yang berupa
tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang kemudian mengalami penulangan
(osifikasi). Osifikasi merupakan perubahan tulang rawan menjadi tulang keras atau
perbaikan tulang yang rusak. Osifikasi dimulai dengan terbentuknya sel-sel osteoblas,
yakni sel-sel pembentuk tulang. Sel-sel tulang ini dibentuk secara bertahap dari arah
dalam ke luar sehingga pembentukkannya konsentris. Setiap satuan sel sel tulang ini
melingkari pembuluh darah dan saraf, membentuk suatu sistem yang disebut havers.
Rangka tubuh (Skeleton) merupakan bagian tubuh yang keras. Skeleton berfungsi
mendukung tubuh secara fisik, melindungi bagian tubuh yang lunak, memberi bentuk
pada tubuh, tempat pembuatan sel sel darah terutama sel darah merah (sumsum) dan
sebagai tempat perlekatan otot. Skeleton dibagi menjadi skeleton aksial dan skeleton
apendikular.
1. Skeleton aksial adalah skeleton yang merupakan sumbu tubuh. Terdiri atas
tengkorak, tulang vertebra, tulang dada dan tulang rusuk.
3
Tulang tengkorak merupakan bagian teratas dari rangka aksial. Tersusun
atas 29 tulang. Berfungsi untuk melindungi otak, mata dan bagian telinga,
membentuk wajah,seperti tulang hidung (nasalis), tulang pipi
(zigomatikum), rulang rahang atas (mandibularis), tulang bagian mata
(etmoid), tulang baji (sfenoid) dan tulang pelipis (temporalis).
Tulang vertebrata tersusun atas 7 ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12
ruas tulang punggung (vertebra torakalis), 5 ruas tulang pinggang (vertebra
lumbalis), 1 ruas tulang kemaluan (sakrum), dan 1 ruas tulang ekor
(koksigea). Setiap vertebra dapat bergerak terbatas sehingga secara
keseluruhan gerakan gerakan tersebut membentuk gabungan. Hal inilah
yang menyebabkan seseorang dapat membungkuk atau melakukan gerakan
menggeser.
Tulang dada terdiri atas bagian kepala atau hulu (manubrium), badan
(korpus) dan taju pedang (proseus xipoideus). Pada tulang dada, ada
bagian tulang lain yang melekat padanya, yakni tulang selangka dan tulang
rusuk.
Tulang rusuk, bagian ujung dari tulang rusuk belakang melekat pada
tulang vertebra bagian ujung mukanya ada yang melekat pada tulang dada,
tulang rusuk lainnya dan ada yang tidak melekat pada tulang lain.
2. Skeleton apendikular terdiri atas lengan (tulang anggota gerak atas) dan tungkai
(tulang anggota gerak bawah)
Tulang anggota gerak atas terdiri atas bahu, tulang lengan atas dan tulang
lengan bawah. Tulang bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan
tulang belikat (skapula). Tulang kalvikula bagian depan melekat pada
bagian kepala tulang dada. Pada tulang skapula, melekat pada tulang
lengan atas (humerus). Tulang lengan bawah berhubungan dengan
humerus yang tersusun atas tuang hasta (ulna) dan tulang pengumpil
(radius). Tulang ulna dan tulang radius berhubungan dengan tulang
pergelangan tangan (karpal). Tulang karpal kemudian berhubungan dengan
tulang telapak tangan (metakarpal), dan tulang jari tangan (falangs).
Tulang anggota gerak bawah (tungkai) ada tulang panggul (koksa) yang
terdiri atas tulang pinggul atas (illium), tulang kemaluan (pubis) dan tulang
duduk (ischium). Pada tulang koksa ada lekukan yang disebut asetabulum,
4
yakni tempat melekatnya tulang paha (femur). Femur berhubungan dengan
tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia). Pada persendian antar femur,
tibia dan fibula ada tulang tempurung (patela). Tibia dan fibula
berhubungan dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tarsal berhubungan
dengan tulang telapak kaki (metatarsal) dan tulang jari kaki (falangs). Pada
tulang telapak kaki ada satu tulang yang berukuran besar yakni tulang
tumit (kalkaneus).
Tulang dapat mengalami gangguan fisik dan gangguan fisiologis, gangguan
kedudukan tentang vertebra dan persendian. Berikut contoh gangguan pada tulang :
a. Osteoporosis
b. Osteoartritis
Osteoartritis adalah gangguan pada tulang yang cukup sering terjadi. Kondisi
muncul ketika pelindung yang ada di ujung tulang menipis, sehingga membuat
kedua tulang bergesekan satu sama lain tanpa bantalan. Osteoartritis bisa memicu
rasa nyeri dan pembengkakan di sendi yang terdampak. Jika tidak segera diobati,
kondisi ini bahkan bisa mengubah bentuk sendi dan membuat tulang serta tulang
rawan lebih berisiko untuk patah. Penyakit ini juga pada umumnya diderita pada
orang dengan usia diatas 50 tahun. Oleh sebab itu, sejak dini kita harus
membiasakan hidup sehat dan melakukan pencegahan terhadap penyakit ini.
c. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthtritis atau yang lebih sering disebut sebagai rematik adalah penyakit
autoimun. Artinya, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit,
justru menyerang sel sehat di tulang dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi
ini bisa menyebabkan pembengkakan di persendian, membuat penderitanya demam,
merasa lemas, dan selalu lelah. Gejala rheumatoid arthritis bisa diredakan dengan
pemberian obat-obatan, atau pada beberapa kasus, melalui prosedur operasi.
5
d. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan
abnormal pada punggung menyerupai bentuk huruf S atau C. Meski lebih sering
terjadi pada anak-anak, tak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dialami
oleh orang dewasa. Umumnya, skoliosis dimulai dengan keluhan ringan, namun bisa
semakin parah seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini perlu mendapatkan
penanganan dengan segera untuk mencegah terjadinya kerusakan sendi dan saraf
tulang belakang yang dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan.
e. Kifosis
Kifosis adalah penyakit berupa kelainan pada tulang belakang bagian atas. Lebih
tepatnya, tulang belakang bagian atas tersebut terlihat terlalu bengkok atau
melengkung ke arah belakang secara tidak normal. Normalnya, tulang belakang
setiap orang memiliki lengkungan sebesar 25 hingga 45 derajat. Namun, lengkungan
tulang belakang pengidap kifosis akan melebihi batas tersebut, yaitu 50 derajat lebih.
Oleh sebab itu, kondisi kifosis tersebut akan membuat postur tubuh seseorang
menjadi bungkuk dan terlihat seperti memiliki punuk di bagian punggung atasnya.
f. Lodorsis
6
Lordosis adalah kelainan bentuk tulang yang menyebabkan tulang menjadi tidak
sempurna, melainkan lebih melengkung. Kondisi ini disebut juga dengan swayback.
2. Otot polos terdapat pada dinding berongga organ dalam seperti pembuluh darah,
saluran cerna, kandung kemih, dan rahim. Ia berada di bawah kendali sistem saraf
otonom. Otot polos tidak dapat dikendalikan secara sadar sehingga bertindak
tanpa disengaja. Sel otot tidak lurik (halus), tapi berbentuk gelendong dan
mempunyai satu inti pusat. Otot polos ini berkontraksi secara perlahan dan
berirama.
7
3. Otot jantung terdapat di dinding jantung, yang selnya berbentuk persegi panjang dan
mempunyai satu inti pusat seperti otot polos, tetapi juga lurik seperti otot rangka. Otot ini
berada di bawah kendali sistem saraf otonom sama seperti otot polos. Kontraksi otot
jantung bersifat involunter, kuat, dan berirama.
8
Menurut bentuknya otot diklasifikasikan menjadi :
Otot serabut sejajar pada otot-otot sartorius dan rectus abdominis
Otot bentuk kipas seperti pada otot gluteus medius dan gluteus minius serta otot
pectoralis mayor dan pectoralis minor
Otot bersirip seperti otot fleksor pollicis longus dan tibialis posterior
Otot melingkar seperti orbicularis oris dan orbicularis okuli
Menurut jumah bagian atau kepalanya :
Otot berkepala dua (biceps), adalah otot yang terletak pada bagian depan lengan
atas. ‘Bi’ dalam kata bisep menunjukkan ada dua bundel otot di sini. Bisep
termasuk ke dalam jenis otot lurik. Otot ini dinamakan lurik karena permukaannya
tampak seperti garis-garis yang melintang melewati serabut otot. Pada bagian
ujung otot ini terdapat urat atau tendon. Tendon ini berfungsi sebagai pengikat
antara tulang dengan otot.
Otot berkepala tiga (triceps), terletak di bagian belakang tulang lengan atas. Sesuai
dengan namanya, terdapat tiga otot di sini. Hal ini ditandai dengan adanya tiga
tendon di ujung otot.
9
Otot berkepala empat (quadriceps), Otot quadriceps femoris merupakan otot pada
sendi lutut yang berfungsi sebagai stabilisasi aktif sendi lutut dan juga berperan
dalam pergerakan sendi yaitu gerakan ekstensi knee yang digunakan dalam
aktifitas berjalan.
10
Otot bagian lengan
Otot bagian tungkai
1. Sinartrosis adalah sendi yang tidak bisa digerakkan. Pada persendian ini, tulang-tulangnya
dipersatukan oleh serabut jaringan ikat (sinartrosis sinfibrosis), atau oleh tulang rawan
hialin (sinartrosis sikondrosis), karena sendi mati tidak bisa digerakkan, maka sendi mati
ini menghubungkan dua tulang dengan kuat. Contoh sendi sinartrosis adalah sendi yang
terdapat pada tulang tengkorak dan sendi pada tulang rawan yang melindugi jantung.
11
2. Amfiartrosis adalah sendi yang bisa digerakkan, namun gerakannya terbatas. Contoh sendi
amfiartrosis adalah sendi yang menghubungkan ruas-ruas tulang belakang, sendi pada
tulang rusuk, dan sendi pada tulang panggul. Jenis jenis sendi amfiartrosis adalah :
• Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago (tulang rawan) serabut. Contohnya
sendi antar tulang belakang dan sendi simfisis pubis (tulang kemaluan).
• Sindemosis, sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contohnya sendi antartulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
• Gomposis, merupakan sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk ke dalam
kantung tulang. Contohnya tulang gigi yang tertanam dalam kantung tulang
rahang.
3. Diartrosis adalah sendi yang menghubungkan antar tulang dan memungkinkan terjadinya
gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun ke segala arah. Jadi, sendi diartrosis bisa
digerakkan dengan bebas. Pada sendi diartrosis, bagian ujung tulang yang terhubung
dilapisi oleh tulang rawan. Tulang rawan ini berfungsi mencegah benturan antar tulang
yang saling terhubung. Sendi diartrosis juga mengandung cairan sinovial yang berfungsi
sebagai pelumas sendi. Contoh sendi diartrosis adalah sendi yang terdapat pada
pergelangan tangan, pergelangan tangan, siku lengan dan lutut kaki. Berbagaijenis sendi
diartrosis adalah sebagai berikut.
Beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sendi yaitu diantara lain :
12
Sendi geser atau dislokasi sendi adalah gangguan yang terjadi saat tulang-tulang pada
persendian terlepas dari posisinya semula. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit
dan membuat sendi tak stabil, bahkan hingga tidak bisa digerakkan. Sendi geser ini
juga dapat menyebabkan peregangan sehingga membuat cedera otot. Oleh sebab itu,
masalah disalokasi sendi ini perlu segera diatasi.
Bursitis adalah penyakit yang menyerang salah satu dari bagian sendi, yakni bursae,
kantong dengan isi cairan pelumas yang berfungsi untuk bantalan tulang, tendong,
dan otot di sekitar persendian. Bursitis akan terjadi saat bursae mengalami
peradangan.Biasanya, bursitis menyerang area pinggul, siku, dan bahu. Akan tetapi,
kondisi ini juga dapat menyerang tumit, lutut, sampai jempol kaki.
Ankilosis merupakan gangguan persendian yang dapat disebabkan oleh
pembengkakan kantung sinovial atau jaringan ikat pembungkus sendi. Ankilosis dapat
juga disebabkan oleh akumulasi asam urat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Novita Wijayanti, Fisiologi Manusia Dan Metabolisme Zat Gizi. Universitas Brawijaya
Nandy, 12 Gangguan Dan Kelainan Sistem Rangka Manusia. Gramedia : 2021
Tim Medis Siloam Hospital, Skoliosis - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya. 2023
Tim Medis Siloam Hospital, Apa itu Kifosis? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya.
2023
Tim Medis Siloam Hospital, Pahami Apa itu Lordosis, Penyebab, Gejala dan Cara
Mengatasi. 2023
Muhammad zaenuddin, Mengenal Sistem Otot Manusia, Berikut Pengertian, Jenis, dan
Fungsinya. Kompas : 2023
Nadia Faradiba, Cara Kerja Otot Biceps Dan Triceps. Kompas : 2021
Avisena Ashari, Macam-Macam Sendi: Diartrosis, Amfiartrosis, Dan Sinartrosis Serta
Contohnya. 2020
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Pengantar anatomi dan fisiologi manusia
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Kapita selekta dan homeostatis
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Anatomi Skeletal
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Sistem Otot
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Persendian
15
16