Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

FISIOLOGI DASAR MANUSIA (HOMEOSTATIS), SISTEM TULANG PADA


MANUSIA, SISTEM OTOT PADA MANUSIA, SISTEM SENDI PADA MANUSIA

Dosen Pengampu:

I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH.

Disusun oleh:

Ni Komang Heni Parita Padriani 231021013

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Yang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul fisiologi dasar manusia
(homeostatis), sistem tulang pada manusia, sistem otot pada manusia, sistem sendi pada manusia.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
Bapak I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. pada mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fisiologi dasar manusia
(homeostatis), sistem tulang pada manusia, sistem otot pada manusia, sistem sendi pada manusia bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO,
CH. selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari, makalah yang di buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 31 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Fisiologi Dasar Manusia (Homeostatis).................................................................. 2
2.2 Sistem Tulang Pada Manusia.................................................................................. 2
2.3 Sistem Otot Pada Manusia....................................................................................... 6
2.4 Sistem Sendi Pada Manusia................................................................................... 11
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi berasal dari kata Ana yang berarti bagian, memisahkan. Dan tomi (tomie)
berarti iris atau potong. Sedangkan fisiologi berasal dari kata physis atau faal yang berarti
alam, fungsi, cara kerja. Logos (logi) berarti ilmu.
Jadi, anatomi adalah ilmu yang memperlajari bentuk dan susunan tubuh baik secara
keseluruhan maupun bagian bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal, fungsi atau pekerjaan dari tiap tiap jaringan
tubuh atau bagian dari alat alat tubuh itu bekerja.
Tulang merupakan alat gerak pasif karna tidak dapat bergerak sendiri. Sedangkan otot
merupakan alat gerak aktif karena dapat menggerakan tulang. Tulang yang satu
berhubungan dengan tulang yang lain untuk membentuk rangka tubuh dengan struktur
jaringan penyambung, yang dinamakan persendian. Rangka tubuh atau skeleton berfungsi
untuk mendukung tubuh secara fisik, melindungi bagian tubuh yang lunak, memberi
bentuk pada tubuh dan sebagai tempat melekatnya otot.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan fisiologi dasar manusia (homeostatis)?

2. Apa yang dimaksud dengan sistem tulang pada manusia?

3. Apa yang dimaksud dengan sistem otot pada manusia?

4. Apa yang dimaksud dengan sistem sendi pada manusia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari fisiologi dasar manusia (homeostatis)
2. Untuk mengetahui sistem tulang pada manusia
3. Untuk mengetahui sistem otot pada manusia
4. Untuk mengetahui sistem sendi pada manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Dasar Manusia (Homeostatis)

Pemeliharaan kondisi internal relatif konstan atau stabil disebut homeostatis. Hal ini
penting karena sel sel dan jaringan tubuh akan bertahan dan dapat berfungsi secara efisien
hanya jika kondisi internal dapat terpelihara dengan baik. Tubuh terus dihadapkan dengan
perubahan lingkungan eksternal serta dengan kegiatan yang terjadi di dalamnya yang
dapat mengubah keseimbangan variabel penting, contohnya reaksi metabolisme dalam sel
mengkonsumsi oksigen dan glukosa. Selain itu, reaksi ini menghasilkan limbah metabolis
termasuk karbondioksida dan urea yang harus dibuang. Kondisi lingkungan terus
berubah, namun kodisi optimal secara fisiologis harus tetap dipertahankan.

Kontribusi Sistem Organ Dalam Homeostatis

Fisiologi bukan hanya ilmu yang mempelajari tentang bagaimana masing masing
sistem melaksanakan fungsinya, tetapi juga mekanisme yang terlibat dalam mengatur
kegiatan untuk mempertahankan homeostatis dalam berbagai kondisi. Tubuh harus
mampu memantau dan merasakan perubahan dalam lingkungan internal dalam rangka
mempertahankan homeostatis. Tubuh juga harus mampu mengimbangi atau melakukan
penyesuaian untuk beradaptasi pada perubahan ini.

2.2 Sistem Tulang pada Manusia

Tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri. Rangka adalah
rangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui persendian. Berdasarkan

2
bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh terbagi atas empat jenis, yaitu
:

1. Tulang pipa (tulang panjang), berbentuk seperti tabung, kedua ujungnya


berbentuk bulat sedangkan bagian tengahnya silindris. Contohnya tulang hasta
(ulna), radius, lengan, tungkai.
2. Tulang pendek berbentuk seperti kubus. Contohnya ruas ruas tulang vertebra,
pangkal kaki, pangkal lengan
3. Tulang pipih adalah salah satu jenis tulang yang terdiri dari lapisan tulang spons
antara dua lapisan tipis tulang kompak. Berbeda dengan tulang lainnya, tulang
pipih memiliki bentuk datar dan tidak bulat. Contohnya tulang belikat (skapula)
dan tulang dada
4. Tulang tidak beraturan adalah tulang yang tidak memiliki bentuk yang mudah
dikarakterisasi sehingga tidak cocok dengan klasifikasi lain. Tulang-tulang ini
cenderung memiliki bentuk yang lebih kompleks Contohnya tulang wajah dan
tulang belakang

Rangka terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga
pembentukan embrio, tetapi masih berupa tulang rawan (kartilago). Rangka yang berupa
tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang kemudian mengalami penulangan

(osifikasi). Osifikasi merupakan perubahan tulang rawan menjadi tulang keras atau

perbaikan tulang yang rusak. Osifikasi dimulai dengan terbentuknya sel-sel osteoblas,
yakni sel-sel pembentuk tulang. Sel-sel tulang ini dibentuk secara bertahap dari arah
dalam ke luar sehingga pembentukkannya konsentris. Setiap satuan sel sel tulang ini
melingkari pembuluh darah dan saraf, membentuk suatu sistem yang disebut havers.

Rangka tubuh (Skeleton) merupakan bagian tubuh yang keras. Skeleton berfungsi
mendukung tubuh secara fisik, melindungi bagian tubuh yang lunak, memberi bentuk
pada tubuh, tempat pembuatan sel sel darah terutama sel darah merah (sumsum) dan
sebagai tempat perlekatan otot. Skeleton dibagi menjadi skeleton aksial dan skeleton
apendikular.

1. Skeleton aksial adalah skeleton yang merupakan sumbu tubuh. Terdiri atas
tengkorak, tulang vertebra, tulang dada dan tulang rusuk.

3
 Tulang tengkorak merupakan bagian teratas dari rangka aksial. Tersusun
atas 29 tulang. Berfungsi untuk melindungi otak, mata dan bagian telinga,
membentuk wajah,seperti tulang hidung (nasalis), tulang pipi
(zigomatikum), rulang rahang atas (mandibularis), tulang bagian mata
(etmoid), tulang baji (sfenoid) dan tulang pelipis (temporalis).
 Tulang vertebrata tersusun atas 7 ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12
ruas tulang punggung (vertebra torakalis), 5 ruas tulang pinggang (vertebra
lumbalis), 1 ruas tulang kemaluan (sakrum), dan 1 ruas tulang ekor
(koksigea). Setiap vertebra dapat bergerak terbatas sehingga secara
keseluruhan gerakan gerakan tersebut membentuk gabungan. Hal inilah
yang menyebabkan seseorang dapat membungkuk atau melakukan gerakan
menggeser.
 Tulang dada terdiri atas bagian kepala atau hulu (manubrium), badan
(korpus) dan taju pedang (proseus xipoideus). Pada tulang dada, ada
bagian tulang lain yang melekat padanya, yakni tulang selangka dan tulang
rusuk.
 Tulang rusuk, bagian ujung dari tulang rusuk belakang melekat pada
tulang vertebra bagian ujung mukanya ada yang melekat pada tulang dada,
tulang rusuk lainnya dan ada yang tidak melekat pada tulang lain.
2. Skeleton apendikular terdiri atas lengan (tulang anggota gerak atas) dan tungkai
(tulang anggota gerak bawah)
 Tulang anggota gerak atas terdiri atas bahu, tulang lengan atas dan tulang
lengan bawah. Tulang bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan
tulang belikat (skapula). Tulang kalvikula bagian depan melekat pada
bagian kepala tulang dada. Pada tulang skapula, melekat pada tulang
lengan atas (humerus). Tulang lengan bawah berhubungan dengan
humerus yang tersusun atas tuang hasta (ulna) dan tulang pengumpil
(radius). Tulang ulna dan tulang radius berhubungan dengan tulang
pergelangan tangan (karpal). Tulang karpal kemudian berhubungan dengan
tulang telapak tangan (metakarpal), dan tulang jari tangan (falangs).
 Tulang anggota gerak bawah (tungkai) ada tulang panggul (koksa) yang
terdiri atas tulang pinggul atas (illium), tulang kemaluan (pubis) dan tulang
duduk (ischium). Pada tulang koksa ada lekukan yang disebut asetabulum,

4
yakni tempat melekatnya tulang paha (femur). Femur berhubungan dengan
tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia). Pada persendian antar femur,
tibia dan fibula ada tulang tempurung (patela). Tibia dan fibula
berhubungan dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tarsal berhubungan
dengan tulang telapak kaki (metatarsal) dan tulang jari kaki (falangs). Pada
tulang telapak kaki ada satu tulang yang berukuran besar yakni tulang
tumit (kalkaneus).
Tulang dapat mengalami gangguan fisik dan gangguan fisiologis, gangguan
kedudukan tentang vertebra dan persendian. Berikut contoh gangguan pada tulang :
a. Osteoporosis

Osteoporosis terjadi ketika kepadatan tulang berkurang, sehingga menjadi sangat


rapuh. Kondisi ini membuat tulang menjadi rentan patah, terutama di bagian
pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Kondisi ini tidak muncul secara
tiba-tiba. Osteoporosis, akan berkembang seiring berjalannya waktu dan biasanya
baru terdeteksi saat seseorang jatuh ringan, namun tulangnya sudah patah atau retak.
Meski identik dengan penyakit orang tua, tapi pengapuran tulang ini sebenarnya juga
bisa terjadi pada orang usia muda bahkan anak-anak. Punya keluarga yang memiliki
riwayat osteoporosis, tidak pernah olahraga, dan punya indeks massa tubuh kurang
dari normal bisa meningkatkan risiko munculnya kelainan pada tulang ini.

b. Osteoartritis
Osteoartritis adalah gangguan pada tulang yang cukup sering terjadi. Kondisi
muncul ketika pelindung yang ada di ujung tulang menipis, sehingga membuat
kedua tulang bergesekan satu sama lain tanpa bantalan. Osteoartritis bisa memicu
rasa nyeri dan pembengkakan di sendi yang terdampak. Jika tidak segera diobati,
kondisi ini bahkan bisa mengubah bentuk sendi dan membuat tulang serta tulang
rawan lebih berisiko untuk patah. Penyakit ini juga pada umumnya diderita pada
orang dengan usia diatas 50 tahun. Oleh sebab itu, sejak dini kita harus
membiasakan hidup sehat dan melakukan pencegahan terhadap penyakit ini.

c. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthtritis atau yang lebih sering disebut sebagai rematik adalah penyakit
autoimun. Artinya, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit,
justru menyerang sel sehat di tulang dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi
ini bisa menyebabkan pembengkakan di persendian, membuat penderitanya demam,
merasa lemas, dan selalu lelah. Gejala rheumatoid arthritis bisa diredakan dengan
pemberian obat-obatan, atau pada beberapa kasus, melalui prosedur operasi.

5
d. Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan
abnormal pada punggung menyerupai bentuk huruf S atau C. Meski lebih sering
terjadi pada anak-anak, tak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dialami
oleh orang dewasa. Umumnya, skoliosis dimulai dengan keluhan ringan, namun bisa
semakin parah seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini perlu mendapatkan
penanganan dengan segera untuk mencegah terjadinya kerusakan sendi dan saraf
tulang belakang yang dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan.

e. Kifosis

Kifosis adalah penyakit berupa kelainan pada tulang belakang bagian atas. Lebih
tepatnya, tulang belakang bagian atas tersebut terlihat terlalu bengkok atau
melengkung ke arah belakang secara tidak normal. Normalnya, tulang belakang
setiap orang memiliki lengkungan sebesar 25 hingga 45 derajat. Namun, lengkungan
tulang belakang pengidap kifosis akan melebihi batas tersebut, yaitu 50 derajat lebih.
Oleh sebab itu, kondisi kifosis tersebut akan membuat postur tubuh seseorang
menjadi bungkuk dan terlihat seperti memiliki punuk di bagian punggung atasnya.

f. Lodorsis

Lordosis adalah kelainan pada tulang belakang (vertebra) yang mengakibatkan


lumbar (bagian bawah) melengkung ke dalam secara berlebihan. Lengkungan yang
berlebihan tersebut membuat lumbar lebih maju ke depan dan menyebabkan area
perut menonjol ke depan, serta area pinggul menonjol ke belakang dan atas.

6
Lordosis adalah kelainan bentuk tulang yang menyebabkan tulang menjadi tidak
sempurna, melainkan lebih melengkung. Kondisi ini disebut juga dengan swayback.

2.3 Sistem Otot pada Manusia


Tulang dapat bergerak dengan bantuan otot. Otot merupakan alat gerak aktif karna otot
memiliki gerakan melemas (relaksasi) dan gerakan memendek (kontraksi). Jika otot
berkontraksi, tulang akan terangkat. Gerakan tersebut disebut kontraksibilitas. Jika otot
relaksasi atau melemas akan kembali ke kedudukan semula disebut ekstansibilitas.
Berikut jenis jenis otot manusia :
1. Otot lurik, melekat pada tulang, bertanggung jawab atas pergerakan rangka.
Bagian perifer dari sistem saraf pusat (SSP) adalah yang mengontrol otot rangka.
Dengan demikian, otot-otot ini berada di bawah kendali sadar, atau sukarela. Unit
dasarnya adalah serat otot dengan banyak inti. Serabut otot ini lurik (memiliki
garis melintang atau miofibril) dan masing-masing bekerja secara independen dari
serabut otot di sekitarnya.

2. Otot polos terdapat pada dinding berongga organ dalam seperti pembuluh darah,
saluran cerna, kandung kemih, dan rahim. Ia berada di bawah kendali sistem saraf
otonom. Otot polos tidak dapat dikendalikan secara sadar sehingga bertindak
tanpa disengaja. Sel otot tidak lurik (halus), tapi berbentuk gelendong dan
mempunyai satu inti pusat. Otot polos ini berkontraksi secara perlahan dan
berirama.

7
3. Otot jantung terdapat di dinding jantung, yang selnya berbentuk persegi panjang dan
mempunyai satu inti pusat seperti otot polos, tetapi juga lurik seperti otot rangka. Otot ini
berada di bawah kendali sistem saraf otonom sama seperti otot polos. Kontraksi otot
jantung bersifat involunter, kuat, dan berirama.

Otot yang berada pada tubuh manusia memiliki karakteristik :


 Iritabilitas yaitu kemampuan otot untuk menerima dan menanggapi rangsangan yang
bermacam-macam serta dapat beradaptasi
 Kontraktilitas adalah apabila otot menerima rangsangan, maka otot akan memiliki
kemampuan untuk memendek
 Ekstensibilitas merupakan kemampuan untuk memanjang baik dalam keadaan aktif
dan pasif otot
 Elastisitas adalah apabila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, maka otot
memiliki kemampuan untuk kembali seperti semula

Macam macam otot berdasarkan serabutnya :


1. Otot putih
Memiliki karakteristik bekerja secara anaerobik, intensitas tinggi, mudah mencapai
kelelahan dan kontraksinya cepat. Konsumsi energi berasal dari glikolisis. Otot ini banyak
terdapat pada otot yang digunakan untuk beraktivitas yang kuat dan berat. Contohnya
ketika melakukan sprint 100 m
2. Otot merah
Otot ini disebut otot merah karena disebabkan banyak mengandung hemoglobin. Memiliki
karakteristik bekerja secara aerobik, tidak mudah lelah, kontraksinya lambat, aktivitasnya
memerlukan waktu yang lama serta mengandung hemoglobin dan enzim oksidasi. Otot ini
digunakan untuk aktivitas yang memerlukan daya tahan seperti marathon, jalan cepat, dan
lari jarak jauh.

8
Menurut bentuknya otot diklasifikasikan menjadi :
 Otot serabut sejajar pada otot-otot sartorius dan rectus abdominis
 Otot bentuk kipas seperti pada otot gluteus medius dan gluteus minius serta otot
pectoralis mayor dan pectoralis minor
 Otot bersirip seperti otot fleksor pollicis longus dan tibialis posterior
 Otot melingkar seperti orbicularis oris dan orbicularis okuli
Menurut jumah bagian atau kepalanya :
 Otot berkepala dua (biceps), adalah otot yang terletak pada bagian depan lengan
atas. ‘Bi’ dalam kata bisep menunjukkan ada dua bundel otot di sini. Bisep
termasuk ke dalam jenis otot lurik. Otot ini dinamakan lurik karena permukaannya
tampak seperti garis-garis yang melintang melewati serabut otot. Pada bagian
ujung otot ini terdapat urat atau tendon. Tendon ini berfungsi sebagai pengikat
antara tulang dengan otot.

 Otot berkepala tiga (triceps), terletak di bagian belakang tulang lengan atas. Sesuai
dengan namanya, terdapat tiga otot di sini. Hal ini ditandai dengan adanya tiga
tendon di ujung otot.

9
 Otot berkepala empat (quadriceps), Otot quadriceps femoris merupakan otot pada
sendi lutut yang berfungsi sebagai stabilisasi aktif sendi lutut dan juga berperan
dalam pergerakan sendi yaitu gerakan ekstensi knee yang digunakan dalam
aktifitas berjalan.

Berdasarkan pekerjaannya otot dibagi menjadi :


 Otot sinergis yaitu otot yang bekerja bersama-sama, otot-otot yang kontraksinya
se-arah atau otot-otot yang berfungsi untuk memperkuat gerakan dan saling
mendukung, misalnya pronator teres dan pronator kuadratus (gerakan balik
tangan)
 Otot Antagonis yaitu otot-otot yang kerjanya saling berlawanan. Misalnya : Fleksi
yaitu melekuk lawannya, ekstensi artinya meluruskan. Contoh : pada siku, lutut
dan ruas-ruas jari.
 Otot Abduktor yaitu otot yang menggerakkan anggota tubuh untuk menjauhi
tubuh
 Otot Adduktor yaitu otot yang menggerakkan anggota tubuh mendekati tubuh
 Otot Fleksor yaitu otot yang mampu membengkokkan atau melipat sendi tulang
 Otot Ekstensor yaitu otot yang bekerjanya berlawanan dengan otot fleksor
 Otot Pronator
 Otot Supinator
 Endorotasi / Eksorotasi
Menurut letaknya otot dibagi menjadi :
 Otot bagian kepala
 Otot bagian leher
 Otot bagian perut
 Otot bagian dada
 Otot bagian punggung
 Otot bagian panggul

10
 Otot bagian lengan
 Otot bagian tungkai

2.4 Sistem Sendi pada Manusia


Persendian (artkulasi) adalah struktur jaringan penyambung tulang satu dengan yang
lainnya untuk membentuk rangka tubuh. Didalam persendian terdapat cairan pelumas (cairan
sinofial). Kapsul sendi adalah Jaringan ikat yang mengelilingi sendi sinovial dan
mengandung cairan
synovial. Jenis jenis kapsul
sendi ada dua antara lain ;
Kapsul sinovial, merupakan
jaringan fibrokolagen
agak lunak yang tidak
memiliki saraf reseptor dan
pembuluh darah. Serta kapsul fibrosa merupakan jaringan fibrosa keras yang memiliki saraf
reseptor dan pembuluh darah.

Berdasarkan pergerakannya, persendian dikelompokkan menjadi 3, yaitu Sinartrosis,


Amfiartrosis, dan Diartrosis

1. Sinartrosis adalah sendi yang tidak bisa digerakkan. Pada persendian ini, tulang-tulangnya
dipersatukan oleh serabut jaringan ikat (sinartrosis sinfibrosis), atau oleh tulang rawan
hialin (sinartrosis sikondrosis), karena sendi mati tidak bisa digerakkan, maka sendi mati
ini menghubungkan dua tulang dengan kuat. Contoh sendi sinartrosis adalah sendi yang
terdapat pada tulang tengkorak dan sendi pada tulang rawan yang melindugi jantung.

11
2. Amfiartrosis adalah sendi yang bisa digerakkan, namun gerakannya terbatas. Contoh sendi
amfiartrosis adalah sendi yang menghubungkan ruas-ruas tulang belakang, sendi pada
tulang rusuk, dan sendi pada tulang panggul. Jenis jenis sendi amfiartrosis adalah :

• Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago (tulang rawan) serabut. Contohnya
sendi antar tulang belakang dan sendi simfisis pubis (tulang kemaluan).
• Sindemosis, sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contohnya sendi antartulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
• Gomposis, merupakan sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk ke dalam
kantung tulang. Contohnya tulang gigi yang tertanam dalam kantung tulang
rahang.

3. Diartrosis adalah sendi yang menghubungkan antar tulang dan memungkinkan terjadinya
gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun ke segala arah. Jadi, sendi diartrosis bisa
digerakkan dengan bebas. Pada sendi diartrosis, bagian ujung tulang yang terhubung
dilapisi oleh tulang rawan. Tulang rawan ini berfungsi mencegah benturan antar tulang
yang saling terhubung. Sendi diartrosis juga mengandung cairan sinovial yang berfungsi
sebagai pelumas sendi. Contoh sendi diartrosis adalah sendi yang terdapat pada
pergelangan tangan, pergelangan tangan, siku lengan dan lutut kaki. Berbagaijenis sendi
diartrosis adalah sebagai berikut.

 Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan


paling bebas. Sendi ini terdapat pada hubungan antara tulang lengan atas dan
tulang belikat (skapula), serta hubungan antara tulang panggul dan tulang paha.
 Sendi putar adalah persendian yang menyebabkan gerakan berputar atau rotasi.
Sendi ini terdapat pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, hubungan antara
tulang tengkorak dan tulang atlas, serta hubungan antara tulang lengan atas dan
tulang pengumpil (radius) serta tulang hasta (ulna).
 Sendi engsel adalah persendian yang menyebabkan gerakan satu arah. Sendi ini
terdapat pada bagian lutut, siku, dan ruas-ruas jari. Sendi engsel (sendi berporos
satu), bergerak ke satu arah seperti pintu, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan
berporos satu. Contohnya sendi pada siku.
 Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi seperti pelana atau sendi
timbal balik. Sendi ini terdapat pada hubungan antara tulang telapak tangan dan
tulang pergelangan tangan. Sendi pelana (sendi timbal balik), bergerak bebas
seperti gerakan orang yang mengendarai kuda, dan berporos dua. Contohnya sendi
antara tulang pergelangan tangan dengan telapak tangan pada ibu jari.
 Sendi luncur atau geser adalah persendian yang melibatkan gerakan menggeser,
satu tulang meluncur diatas tulang yang lain, tidak berporos dan memiliki ujung
tulang yang agak rata. Sendi ini terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, sendi
antartulang pergelangan tangan dan kaki.
 Sendi kondiloid (sendi ellipsoid), gerakan ke kiri dan ke kanan atau ke depan dan
belakang, berporos dua serta memiliki ujung tulang yang salah satunya berbentuk
oval dan masuk kedalam lekuk berbentuk ellips. Contohnya sendi antara tulang
pengumpil dengan tulang pergelangan tangan.

Beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sendi yaitu diantara lain :

12
 Sendi geser atau dislokasi sendi adalah gangguan yang terjadi saat tulang-tulang pada
persendian terlepas dari posisinya semula. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit
dan membuat sendi tak stabil, bahkan hingga tidak bisa digerakkan. Sendi geser ini
juga dapat menyebabkan peregangan sehingga membuat cedera otot. Oleh sebab itu,
masalah disalokasi sendi ini perlu segera diatasi.
 Bursitis adalah penyakit yang menyerang salah satu dari bagian sendi, yakni bursae,
kantong dengan isi cairan pelumas yang berfungsi untuk bantalan tulang, tendong,
dan otot di sekitar persendian. Bursitis akan terjadi saat bursae mengalami
peradangan.Biasanya, bursitis menyerang area pinggul, siku, dan bahu. Akan tetapi,
kondisi ini juga dapat menyerang tumit, lutut, sampai jempol kaki.
 Ankilosis merupakan gangguan persendian yang dapat disebabkan oleh
pembengkakan kantung sinovial atau jaringan ikat pembungkus sendi. Ankilosis dapat
juga disebabkan oleh akumulasi asam urat.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Novita Wijayanti, Fisiologi Manusia Dan Metabolisme Zat Gizi. Universitas Brawijaya
Nandy, 12 Gangguan Dan Kelainan Sistem Rangka Manusia. Gramedia : 2021
Tim Medis Siloam Hospital, Skoliosis - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya. 2023
Tim Medis Siloam Hospital, Apa itu Kifosis? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya.
2023
Tim Medis Siloam Hospital, Pahami Apa itu Lordosis, Penyebab, Gejala dan Cara
Mengatasi. 2023
Muhammad zaenuddin, Mengenal Sistem Otot Manusia, Berikut Pengertian, Jenis, dan
Fungsinya. Kompas : 2023
Nadia Faradiba, Cara Kerja Otot Biceps Dan Triceps. Kompas : 2021
Avisena Ashari, Macam-Macam Sendi: Diartrosis, Amfiartrosis, Dan Sinartrosis Serta
Contohnya. 2020
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Pengantar anatomi dan fisiologi manusia
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Kapita selekta dan homeostatis
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Anatomi Skeletal
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Sistem Otot
I Putu Astrawan, S.Or., M.Fis., AIFO, CH. Persendian

15
16

Anda mungkin juga menyukai