Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SKELETON UMUM

DOSEN PENGAMPU :

Anggel Hardi Yanto, S.Pd., M.Pd

KELOMPOK 1

TRI HADI PRAYOGA (A1H121188)

GINO OKTA PUTRA (A1H121209)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
JAMBI 2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Anatomi dan
Fisiologi Sistem Rangka”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pihak
yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang telah diberikan
mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jambi, 2023

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................1
1 3 Tujuan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Organisasi dan Fungsi Sistem Rangka ...........................................3
2.2 Klasifikasi Tulang menurut Bentuknya .........................................4
2.3 Anatomi Rangka Aksial ...................................................................6
2.4 Anatomi Rangka Apendikular ......................................................11
2.5 Klasifikasi Struktural dan Fungsional Persendian......................14
2.6 Klasifikasi dan Pergerakan pada Persendian Synovial...............15
2 7 Gangguan pada Tulang dan Persendian Beserta Pcegehannya secara
Dini .......................................................................................17
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
3 1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran ................................................................................................21
Daftar Pustaka..................................................................................................... 22
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.

3
1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Sejumlah 206
tulang membentuk sistem kerangka manusia dewasa.

Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, tempat
melekatnya otot -otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang
dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan
manusia untuk mengangkat dan membawa barang-barang yang berat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini adalah:

 1. Apa saja organisasi dan fungsi sistem rangka?


 2. Apa saja klasifikasi tulang menurut bentuknya?
 3. Apa saja anatomi rangka aksial?
 4. Apa saja anatomi rangka apendikular?
 5. Apa saja klasifikasi struktural dan fungsional persendian?
 6. Apa saja klasifikasi dan pergerakan pada persendian synovial?
 7. Apa saja gangguan pada tulang danpersendian beserta pencegahanya?
1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

 1. Untuk mengetahui organisasi dan fungsi sistem rangka.


 2. Untuk mengetahui klasifikasi tulang menurut bentuknya.
 3. Untuk mengetahui anatomi rangka aksial.
 4. Untuk mengetahui anatomi rangka apendikular.
 5. Untuk mengetahui klasifikasi struktural dan fungsional persendian.
 6. Untuk mengetahui klasifikasi dan pergerakan pada persendian synovial.

4
 7. Untuk mengetahui gangguan pada tulang danpersendian beserta pencegahanya.
1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu:

 1. Dapat mengetahui organisasi dan fungsi sistem rangka.


 2. Dapat mengetahui klasifikasi tulang menurut bentuknya.
 3. Dapat mengetahui anatomi rangka aksial.
 4. Dapat mengetahui anatomi rangka apendikular.
 5. Dapat mengetahui klasifikasi struktural dan fungsional persendian.
 6. Dapat mengetahui klasifikasi dan pergerakan pada persendian synovial.
 7. Dapat mengetahui gangguan pada tulang danpersendian beserta pencegahanya.
BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat di bab satu.

2.1 Organisasi dan Fungsi Sistem Rangka

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang
dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun
kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ,
daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan
kekuatan tertentu karena tulang. The 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-
tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di
dalam tubuh. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis
cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk

5
dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti
ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia.

Fungsi sistem rangka, yaitu:

 1. Untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh


 2. Menjaga agar organ tubuh tetap berada di tempatnya
 3. Melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan paru-paru
 4. Untuk bergerak ketika dikehendaki otot
 5. Menghasilkan sel darah di dalam sumsum tulang.
2.2 Klasifikasi Tulang menurut Bentuknya

Klasifikasi tulang menurut bentuknya ada lima, yaitu:

 1. Ossa longa (tulang panjang/pipa) berfungsi sebagai pengungkit/pengangkat beban.


Terdapat pada tulang anggota gerak atas atau bawah (the upper and lower extremities), contoh;
os humerus (tulang pangkal lengan), os femur (tulang paha), os tibia (tulang kering), os ulna
(tulang hasta), os metacarpals (tulang telapak tangan) 
 2. Ossa brevia (tulang pendek) memiliki bentuk seperti kuboidal (kubus) yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan tubuh dan melakukan beberapa gerakan terbatas, contoh; os
carpalia (tulang pergelangan tangan), os tarsal (tulang pergelangan kaki). 
 3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih) permukaannya luas biasanya berfungsi untuk melindungi
organ dan tempat melekatnya otot, contoh; os cranial (tulang tengkorak), os frontal (tulang dahi),
os parietale (tulang ubun-ubun), os occipitale (tulang kepala belakang), os temporale (tulang
pelipis), os costa (tulang iga), os scapula (tulang bahu) 
 4. Ossa irregular (tulang tak beraturan) bentuk, ukuran dan permukaannya bervariasi dan
memiliki daya tahan yang besar terhadap tekanan fungsinya dapat menjaga bagian dalam tubuh
dari berbagai hantaman atau tekanan, contoh; os sphenoidale (tulang baji), os coxae (tulang
paggul), os vertebrae (tulang belakang), os sacrum (tulang kelangkang), os sphenoid (tulang
baji), os nasal (tulang hidung), os zygomatic (tulang pipi), os mandible (tulang rahang). 
 5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara) berfungsi untuk meredam gelombang-gelombang
kejut yang muncul karena aktivitas, menyebarkan vitamin dan nutrisi ke bagian tulang yang lain,
metabolism kalsium dan produksi fungsi sel darah merah, contoh; os maxilla (tulang rahang
atas), os ethmoidale (tulang tapis). 

6
 6. Ossa sesamoid yaitu tulang kecil berbentuk biji. Tulang ini terdapat d dalam tendon yang
menghubungkan tulang-tulang ke otot, contoh; os patella (tulang tempurung lutut)
2.3 Anatomi Rangka Aksial

Rangka aksial adalah tulang-tulang yang berada pada bagian tengah sumbu tubuh yang terdiri
dari 80 buah tulang, rangka ini dibagi menjadi beberapa bagian terdiri atas tulang tengkorak
(skull), tulang belakang (vertebra), tulang rusuk (ribs) dan tulang dada (sternum).

Jenis dan jumlah tulang pada rangka aksial:

 1. Skull : 22
 2. Hyoid bone : 1
 3. Vertebral column : 26
 4. Ribs dan sternum : 25
2.3.1 The Skull (Tulang Kepala)
The skull (tulang kepala): struktur tulang kepala yang terdiri atas tulang tengkorak (cranial) &
tulang wajah (facial).

1. Tulang Tengkorak (Cranial): 8 buah


 a. Frontal bone (tulang dahi) : 1
 b. Parietal bone (tulang ubun-ubun) : 2
 c. Occipital bone (tulang kepala belakang) : 1
 d. Temporal bone (tulang pelipis) : 2
 e. Sphenoid bone (tulang baji) : 1
 f. Ethmoid bone (tulang tapis) : 1
2. Tulang wajah (facial)
 a. Lacrimal bone (tulang air mata) : 2
 b. Vomer (tulang mata bajak) : 1
 c. Nasal bone (tulang hidung) : 2
 d. Inferior nasal concha (tulang konka inferior) : 2
 e. Maxilla (tulang rahang atas) : 2
 f. Palatine bone (tulang langit-langit) : 2
 g. Zygomatic bone (tulang pipi) : 2
 h. Mandible (tulang rahang bawah) : 1

7
2.3.2 Hyoid Bone (tulang lidah)
Hyoid terletak pada dasar lidah dan melekat pada dasar tulang tengkorak (skull) dengan bantuan
ligamen.

2.3.3 The Vertebral Column (Tulang Belakang)


The Vertebral Column (Tulang Belakang) terdiri atas 26 buah tulang yang terdiri dari:

 1. Vertebrae cervicalis (tulang leher) : 7


 a. VC I : Atlas
 b. VC II : Epistropheus/Axis
 c. VC VII : Prominens
 d. Vertebrae thoracalis (tulang punggung) : 12
 e. Vertebrae lumbalis (tulang pinggang) : 5
 f. Vertebrae sacralis (tulang kelangkang) : 1
 g. Vertebrae coccygeus (tulang ekor) : 1
2.3.4 The Sternum (Tulang Dada) dan the Ribs (Tulang Rusuk)
Sternum berbentuk palang terletak di tengah dada. Bersama dengan tulang rusuk (rib) menyusun
rongga Thorax. Sternum terbagi 3:

 1. Manubrium (hulu)
 2. Mesosternum/gladiolus (dada tengah)
 3. Xiphisternum/processus xifoid (taju pedang)
The ribs (tulang kerangka dada) memiliki struktur yang tipis, datar dan mengerucut. Terdiri atas
12 pasang (24 tulang), yaitu:

 1. Costae verae (rusuk sejati) :7 pasang


 2. Costae spuria (rusuk palsu) : 3 pasang
 3. Costae fluctuantes (rusuk melayang) : 2 pasang
2.4 Anatomi Rangka Apendikular

Terdiri dari 126 buah tulang yang akan menyusun bagian dari tulang-tulang anggota gerak atas,
bagian dari tulang-tulang anggota gerak bawah, bagian dari gelang bawah, dan bagian dari
gelang panggung.

8
Jenis dan jumlah tulang pada rangka aksial:

 1. Upper extremities (termasuk shoulder girdle) : 64


 2. Lower extremities (termasuk pelvic girdle) : 62
 2.4.1 The Upper Extremities (Anggota Gerak Atas)
The upper extremity (anggota gerak atas) terbagi menjadi tiga bagian;

 1. The arm (lengan atas):


 a. Scapula (tulang belikat) : 2 x 1: 2
 b. Klafikula (tulang selangka) : 2 x 1: 2
 c. Humerus (tulang lengan atas) : 2 x 1: 2
 2. The forearm (lengan bawah)
 a. Radius (tulang pengumpil) : 2 x 1: 2
 b. Ulna (tulang hasta) : 2 x 1: 2
 3. The hand (telapak tangan)
 a. Carpal (tulang pergelangan tangan) : 2 x 8: 16
 b. Metacarpal (tulang telapak tangan) : 2 x 5: 10
 c. Phalanges (tulang ruas jari) : 2 x 14: 28
 2.4.2 The Lower Extremities (Anggota Gerak Bawah)
The lower extremities (anggota gerak bawah) terbagi menjadi empat bagian:

 1. The thigh (paha)


 a. Femur (tulang paha) : 2 x 1: 2
 2. The leg (kaki)
 a. Fibula (tulang betis) : 2 x 1: 2
 b. Tibia (tulang kering) : 2 x 1: 2
 3. Patella (tempurung lutut)
 a. Patella (tempurung lutut) : 2 x 1: 2
 4. The foot (telapak kaki)
 a. Tarsus (pergelangan kaki) : 2 x 7: 14
 b. Metatarsus (telapak kaki) : 2 x 5: 10
 c. Phalanges (ruas jari) : 2 x 14: 28
2.5 Klasifikasi Struktural dan Fungsional Persendian

9
 2.5.1. Klasifikasi Struktural Persendian
 1. Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat
fibrosa.
 2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.
 3. Persendian synovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen
artikularyang membungkusnya.
 2.5.2. Klasifikasi Fungsional Persendian
 1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus dengan
jaringanikat fibrosa atau kartilago.
 a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan
hanyaditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
 b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang – tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
Salahsatu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang
panjangseorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut
dimanakansinostosis.
 2. Anfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya
sedikitgerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
 a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang
menjadibantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah
simfisispubisantara tulang – tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra
yangberdekatan.
 b. Sindesmosis terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat –
seratjaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak
bersisiandan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta
tibia danfibula.
 c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam
kantongtulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada
contohtersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal
3. Sendi gerak (Diartrosis / Synovial)

10
Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi sinovial (berasal darikata
yunani yang berarti “ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairansinovia,
suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang padasendi
sinovial dilapisi kartilago artikular.

2.6 Klasifikasi dan Pergerakan pada Persendian Synovial

2.6.1. Klasifikasi
 1. Sambungan pesawat atau sambungan meluncur. Sambungan ini hanya memungkinkan
gerakan meluncur atau meluncur, bersifat multi aksial seperti artikulasi antar vertebra. Contoh :
carpals pada pergelangan tangan.
 2. Sendi engsel. Sambungan ini berfungsi seperti halnya engsel pintu, memungkinkan fleksi
dan ekstensi hanya dalam satu bidang. Contohnya: siku (antara humerus dan ulna).
 3. Sambungan poros. Satu tulang berputar tentang tulang lainnya.
 4. Sendi kondiloid (sendi ellipsoidal). Sambungan condyloid adalah sambungan bola dan
soket yang dimodifikasi yang memungkinkan gerakan primer dalam dua sumbu tegak lurus,
gerakan pasif atau sekunder dapat terjadi pada sumbu ketiga. Beberapa klasifikasi membuat
perbedaan antara sendi condyloid dan ellipsoid; sendi ini memungkinkan gerakan flek fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi (sirkumduksi).
 5. Sendi pelana. Sambungan sadel, di mana kedua permukaan saling cekung / cembung, yang
menyerupai sadel, memungkinkan pergerakan yang sama seperti sambungan condyloid tetapi
memungkinkan pergerakan yang lebih besar.
 6. Sambungan bola basket dan soket. Ini memungkinkan semua gerakan kecuali meluncur
 2.6.2. Pergerakan
Gerakan yang mungkin dilakukan dengan sendi sinovial adalah:

 1. Abduction: Gerakan menjauh dari garis tengah tubuh


 2. Adduksi : Gerakan menuju garis tengah tubuh
 3. Ekstensi : Meluruskan tungkai pada sendi
 4. Fleksi : Menekuk anggota tubuh pada persendian
 5. Rotasi : Gerakan melingkar di sekitar titik tetap
2.7 Gangguan pada Tulang dan Persendian Beserta Pcegehannya secara Dini

11
 1. Osteoporosis adalah salah satu gangguan pada tulang yang umum terjadi. Osteoporosis
terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak dapat mengimbangi kerusakan pada tulang yang
lama, sehingga tulang menjadi lemah dan rapuh atau keropos. Cara mencegah osteoporosis bisa
dilakukan dengan cara mencukupi kebutuhan vitamin D, lakukan olahraga teratur, hindari
kebiasaan merokok dan batasi konsumsi alcohol.
 2. Osteomielitis terjadi akibat infeksi bakteri pada tulang. Pada anak-anak, infeksi tulang
umumnya terjadi di area lengan dan kaki. Sementara pada orang dewasa, infeksi ini biasanya
muncul di bagian pinggul, tulang belakang, dan kaki. Cara terbaik mencegah osteomielitis adalah
dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit iniseperti jika
memiliki luka, bersihkan luka tersebut dan tutup dengan perban steril.
 3. Tumor tulang. Tumor tulang terjadi ketika terjadi pertambahan jumlah sel tulang yang
berlebih, sehingga membentuk suatu massa atau gumpalan jaringan tulang. Penecgahan tumor
tulang dapat dilakukan dengan cara:
 a. Memakai alat pelindung diri dari trauma saat melakukan aktivitas yang berisiko mengalami
cedera tulang.
 b. Memeriksakan diri secara rutin jika terdapat benjolan baru pada suatu bagian tubuh,
terutama jika sedang menjalani pengobatan kanker.
 4. Lupus. Kondisi autoimun ini memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, organ
dalam, darah, otak, tulang dan persendian. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat
memicu radang sendi, terutama di tangan, siku, bahu, lutut dan kaki. Ada berbagai hal yang bisa
anda lakukan untuk mencegah diri dari serangan penyakit lupus, di antaranya:
 a. Hindari stres dan terapkan pola hidup sehat.
 b. Kurangi kontak langsung yang berlebihan dengan sinar matahari terutama pada siang hari.
 c. Berhenti merokok.
 d. Berolahraga secara teratur.
 e. Lakukan diet nutrisi.
 5. Radang sendi. Radang sendi bisa disebabkan oleh beragam hal. Salah satunya adalah
penumpukan kristal asam urat yang dikenal dengan gout arthritis. Pencegahan radang sendi dapat
dilakukan dengan cara:
 a. Jaga berat badan ideal
 b. Selalu aktif, rajin bergerak, dan berolahraga secara teratur

12
 c. Jaga postur tubuh yang baik saat duduk atau berdiri
 d. Perbanyak mengonsumsi buah, sayur. dan makanan yang mengandung asam lemak omega-
3 dan kondrotin sulfat,
BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap pembahasan di atas.

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu;

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Fungsi sistem rangka untuk bergerak ketika dikehendaki otot, memberikan
bentuk tubuh, menjaga organ tubuh tetap berada di tempatnya, melindungi organ-organ tubuh
seperti otak, jantung, dan paru-paru, menghasilkan sel darah. Klasifikasi tulang menurut
bentuknya yaitu tulang pipa, pendek, pipih, tak beraturan, berongga udara, dan sesamoid. Rangka
aksial adalah tulang-tulang yang berada pada tengah sumbu tubuh yang terdiri dari 80 buah
tulang, teridiri dari tulang tengkorak, belakang, rusuk, dan dada. Rangka apendikular terdiri dari
126 buah tulang yang akan menyusun bagian dari tulang-tulang anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah. Klasifikasi structural persendian terdiri dari persendian fibrosa, kartilago, dan
synovial. Klasifikasi fungsional persendian terdiri dari sendi sinartrosis, anfiartosis, dan sendi
gerak. Klasifikasi pada persendian synovial yaitu terdiri dari sambungan pesawat, sendi engsel,
sambungan poros, sendri kondiloid, sendi pelana, sambungan bola basket. Pergerakan pada
persendian synovial yaitu abduction, adduksi, ekstensi, fleksi, rotasi. Contoh gangguan pada
tulang dan persendian yaitu osteoporosis, osteomielitis, tumor tulang, lupus, dan radang sendi.

3.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil beberapa saran, yaitu;

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada

13
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

Daftar Pustaka

http://eprints.undip.ac.id/41437/2/BAB_I_-_Pendahuluan.pdf
https://ijns.org/journal/index.php/seruni/article/view/625/614
http://repository.poltekkes-
smg.ac.id/repository/BAB%20II%20P%2017430111058.pdf
https://repository.unimal.ac.id/3085/1/SKELETAL.pdf
http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2015/02/ANATOMI-RANGKA_2015.pdf
www.coursehero.com
https://en.wikipedia.org/wiki/Synovial_joint
www.halodoc.com
www.alodokter.com
Wesley Norman, PhD, DSc (1999 ), Homepage for the Anatomy Lesson.html

14

Anda mungkin juga menyukai