Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

STRUKTUR TULANG

KELOMPOK 1 :

1. ENDANG SAEPUDIN
2. ANGGI IVANKA
3. GYANA WIDYA A
4. TRINI SITI SOLIHAH
5. INTAN APRIANA P
6.IKBAL MUSTOFA
7. JESSICA YUNIAR

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH


CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul STRUKTUR TULANG. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH III.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari


berbagai layanan internet dan buku. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi untuk
penulis maupun untuk semuanya.

Cilacap, 15 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah .............................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tulang .....................................................................................3


2.2 Sistem kerangka pada manusia .............................................................3
2.3 Proses pembentukan tulang ..................................................................7
2.4 Histologi dan mikroanatomi tulang manusia .......................................9
2.5 Fungsi tulang .......................................................................................10
2.6 Susunan rangka tulang kepala .............................................................11
2.7 Susunan rangka ekstremitas superior ..................................................24
2.8 Susunan rangka ekstremitas inferior ...................................................29

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................40
3.2 Saran ....................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks
ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar
tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga
tulang pun mengalami kalsifikasi. Didalam tubuh manusia juga terdapat yang
namanya tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai
kemampuan meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak,
memberikan kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan
tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang.
Tulang juga melindungi otak, yang terletak didalam tengkorak, bisa dibayangkan
ketika terjadi kecelakaan yang membentur kepala seseorang jika tanpa tulang
tengkorak, maka organ penting didalamnya seperti otak dan semua susunan
sarafnya dengan mudah menjadi hancur.
Tulang melindungi jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ
seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu
tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai
reservoir (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.
Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika
tubuh butuh terhadap kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang.
Sedangkan tulang rawan berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan).
Yang mana ketika seseorang mendarat setelah melompat, maka tubuh akan
menerima tekanan yang besar, disinilah salah satu fungsi tulang rawan berperan,
yaitu mengurangi tekanan yang ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau
tidak terhubung dengan pembuluh darah.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apa definisi dari tulang ?


b. Bagaimana susunan tulang pada manusia ?

4
c. Bagimana proses pembentukan tulang ?
d. Bagaimana histologi dan mikroanatomi tulang manusia ?
e. Apa saja fungsi dari tulang ?
f. Bagaimana susunan rangka tulang kepala ?
g. Bagaimana susunan rangka ekstremitas superior ?
h. Bagaimana susunan rangka ekstremitas inferior ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui dan memahami arti dari tulang


b. Untuk mengetahui susunan tulang pada manusia
c. Untuk mengetahui proses pembentukan tulang
d. Untuk mengetahui histologi dan mikroanatomi tulang manusia
e. Untuk mengetahui fungsi dari tulang
f. Untuk mengetahui susunan rangka tulang kepala
g. Untuk mengetahui susunan rangka ekstremitas superior
h. Untuk mengetahui susunan rangka ekstremitas inferior

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tulang

Tulang merupakan suatu jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan
matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak
dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks,
sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi.

Didalam tubuh manusia juga terdapat yang namanya tulang rawan


(cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai kemampuan meregang,
membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan kelenturan,
dan sangat tahan terhadap tekanan.

Contohnya tulang pada paha ayam, dikedua bagian pada ujungnya itu
merupakan tulang rawan, sedangkan bagian yang terletak diantara keduanya
ataupun bagian yang paling keras disebut dengan tulang.

2.2 Sistem Kerangka

Gambar : sistem skeletal (Wingered, 1994)

Kerangka merupakan salah satu unsur sistem penegak dan penggerak


tulang-tulang manusia dihubungkan satu dengan yang lain melalui persendian

6
sehingga terbentuk sistem lokomotor pasif. Rangka manusia tersusun dari 206
tulang yang dipersambungkan oleh persendian yang terdiri dari :

1. Tengkorak otak (neurokranial) 8 buah


2. Tengkorak wajah (splanknokranial) 14 buah
3. Tulang telinga dalam 6 buah
4. Tulang lidah 1 buah
5. Tulang kerangka dada 25 buah
6. Tulang belakang dan gelang panggul 26 buah
7. Tulang anggota gerak atas 64 buah
8. Tulang anggota gerak bawah 62 buah

Tulang terdiri dari matriks (bahan dasar) protein kolagen yang


mengandung garam-garam mineral terutama fosfat dan kalium, sejumlah prorein
dan mineral termasuk mineral tulang antara lain kalsium (Ca10), fosfat (PO4), dan
peroksida (OH2). Dalam tulang terdapat sel-sel osteoblas pembentuk kolagen. Sel
osteoblas menghancurkan dan menyerap sel-sel tulang.pembentukan tulang
tengkorak terjadi secara osifikasi intramembranosa (pembentukan tulang didalam
membran sel), sedangkan pembentukan tulang panjang dimulai dengan
pembentukan tulang rawan. Osifikasi tulang ini dimulai dari ujung poros tulang
secara enkondral (perubahan tulang rawan menjadi tulang keras).

Pada masa pertumbuhan, terdapat daerah khusus yang disebut epifise.


Pertumbuhan terus berlangsung selama epifise masih terpisah. Keseimbangan
kalsium darah dengan kalsium tulang dalam keadaan normal diatur oleh hormon
paratiroid dan vitamin D. Hormon paratiroid mengatur pemindahan kalsium
antara darah dan tulang. Kelebihan konsentrasi hormon paratiroid menambah
konsentrasi kalsium darah. Kelebihan konsentrasi vitamin D menambah
pengambilan kalsium dari tulang.

Susunan Tulang

Susunan tulang secara garis besar meliputi :

7
1. Tulang panjang. Ditengahnya terdapat diafise dang kedua ujung nya
disebut epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan
gerakan. Sendi rawan ini disebut kartilago artikulasio (rawan sendi).
Permukaan luar tulang di bungkus oleh selaput tulang yang disebut
periosteum yang sifatnya menyerupai jaringan ikat. Jika tulang dibelah
secara memanjang, pada bagian diafise terdapat tulang yang menyerupai
pipa, dinding bagian dalam pipa dilapisi oleh substansia yang rapat atau
padat, dan bagian ujung substansia makin tipis. Pada bagian epifise tulang
ini terdapat banyak tulang kecil yang menyerupai bunga karang yang
disebut spongeosa. Pada lubang lubang bagian dalam diafise terdapat
ruang yang disebut kavum medula yang berisi sumsum tulang kuning
(medula osseum plava) dan pada tulang substansia spongeosa terdapat
sumsum merah (medula osseum rubra) permukaan dalam substansia
kompakta diliputi oleh selaput tipis yang disebut endosteum.
2. Tulang atap kepala, terdiri dari dua lapisan yaitu substansia kompakta
tubula eksterna (lapisan luar) dan substansia kompakta tubula interna
(lapisan dalam). Diantara kedua lapisan ini terdapat substansia spongeosa.
Substansia kompakta dan spongeosa termasuk jaringan penunjang. Dalam
jaringan penunjang, jaringan antar-sel (substansia interselularis) banyak
mengandung kalsium (zat kapur), fosfat, kalsium bikarbonat dan rangkaian
organisasi sehingga sifatnya keras sekali. Pada anak-anak, zat-zat organis
lebih banyak terdapat dalam tulang daripada orangtua sehingga tulang nya
lebih lentur (bingkas). Dalam substansia kompakta terdapat saluran yang
dikelilingi beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang
membentuk saluran)., dibawah periosteum dan disekitar endosteum
terdapat lapisan tulang.

Untuk mengurangi gesekan dalam sendi, ujung tulang yang berhubungan


dengan tulang lain diliputi oleh lapisan rawan (kartilago artikularis), yang adalah
golongan rawan hialin yang amat bingkas dan biasanya ditengahnya lebih tebal
daripada bagian tepi.

8
Susunan tulang terdiri dari sel-sel dan matriks organik serta mineral.
Mineral ini terdiri dari kolagen dan bahan dasar yang mengandung
mokopolisakarida. Pada komponen matriks ini mengendap kristaloid yang terdiri
dari kalsium dan fosfat. Sel-sel tulang terdiri dari osteosit, osteoblas, dan
osteoklas. Setiap sel ini mempunyai fungsi khusus dan letaknya pun berbeda-
beda.

Kristal tulang terdiri dari beberapa komponen atau bagian :

1. Kristal bagian dalam (kristal interior) yang terdiri dari ion-ion


2. Permukaan kristal yang mengandung kation dan anion yang spesifik
3. Lapisan mengandung air yang mengandung lapisan anion tidak spesifik
dan selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis dengan medium
sekitarnya.

Komponen lain yang penting dalam tulang adalah glikogen. Glikogen


mempunyai kaitan dengan deposisi garam-garam anorganik dalam tulang rawan
tempat sel-sel tulang rawan mengalami hipertrofi. Didapati kadar glikogen yang
tinggi di daerah tersebut. Bila enzim-enzim yang memegang peranan dalam siklus
glikolisis dihambat kerjanya maka proses klasifikasi juga terhambat.

Periosteum

Permukaan luar substansia kompakta hampir seluruhnya diliputi


periosteum kecuali tempat-tempat yang ada rawannya dan tempat melekatnya urat
(tendon). Periosteum terdiri dari dua lapisan :

1. Lapisan luar (stratum fibrosum) yang dibentuk oleh jaringan ikat dan
mengandung pembuluh darah dan saraf.
2. Lapisan dalam (stratum germinativum) yang terdiri dari serabut-serabut
halus dan sel-sel yang dapat membuat darah baru ditulang. Pembuluh
darah periosteum masuk ke dalam tulang mrlalui saluran menuju havers
dan menyebar kesemua arah. Pada ujung terdapat lubang yang agak besar
(foramen nutrisium) terdapat arteri nutrisia untuk memberi makan sumsum
tulang. Periosteum juga mengandung alat-alat perasa sakit.

9
Jika tulang patah/rusak karena penyakit, periosteum masih dapat
mengganti tulang karena sifat lapisan osteoblasnya belum hilang.

Medula ossium

Medula ossium (sumsum tulang belakang) terdiri dari anyaman benang


pengikat yang halus (retikulum). Dalam sumsum tulang merah (medula ossem
rubra) terdapat banyak sekali pembuluh darah. Di sini tempat terbentknya sel-sel
baru (eritrosit dan sedikit leukosit). Dalam kavum medula tulang panjang,
jaringan retikulum mengandung sel lemak hingga warnanya menguning, disebut
sumsum tulang kuning.

2.3 Proses Pembentukan Tulang

Perkembangan tulang berasal dari jenis perkembangan membran dan


kartilago. Proses peletakan tulang (histogenesis) disebut osifikasi (penulangan).
Jika hal ini terjadi dalam bentuk model selaput dinamakan penulangan
intramembranosa dan tulang yang dibentuk dinamakan tulang membran karena
tulang ini berasal dari suatu membran.

Tulang kartilago merupakan tulang yang berkembang. Penulangan ini


dinamakan penulangan intrakartilaginosa atau penulangan tidak langsung. Jenis-
jenis penulangan intramembranosa merupakan suatu proses yang mendesak
sedangkan penulangan intrakartilaginosa merupakan proses yang berjalan
perlahan. Ada dua macam proses pembentukan tulang :

1. Osifikasi endokondral : setelah terbentuknya epifise yang masih dalam


keadaan tulang rawan, pertumbuhan tulang rawan ini ditandai dengan
pertumbuhan tulang rawan dan degenerasi dalam epifise.
2. Osifikasi membran : proses integrasi seluler pembentukan tulang baru di
atas permukaan korteks yang telah dibentuk terlebih dahulu pada saat
terjadinya proses resorpsi tulang.

Kedua cara ini berlangsung secara simultan. Proses pertama terjadi


resorpsi matriksnya dan proses kedua berlangsung pelarutan hidroksiapatik diikuti
terbebasnya garam kalsium fosfat. Faktor yang paling berperan adalah osteoklas

10
yang dikenal sebagai pembuang tulang yang mempunyai kemampan fagosit dan
dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi.

Zat lain yang mempunyai kaitan dengan metabolisme tulang adalah asam
sitrat. Kadar asam sitrat didapati lebih tinggi di area korteks diafise dari tulang
panjang. Bahan organik yang cukup penting di dalam pertumbuhan tulang adalah
glikogen. Glikogen merupakan bagian dari tulang rawan dan tulang yang sedang
tumbuh. Bila dalam suatu proses klasifikasi glikogen ditiadakan atau keaktifannya
dcegah maka proses klasifikasi akan terhenti.

Pusat osifikasi
Awal pembentukan tulang terjadi pada bagian tengah dari suatu tulang
disebut pusat penulangan primer. Selanjutnya terjadi penulangan sekunder. Pusat
primer timbul sangat dini pada kehidupan janin. Hal ini terjadi pada akibat
perangsangan genetik. Pusat penulangan sekunder tampak pada ujung tulang
panjang dan tulang besar selalu tampak setelah kelahiran. Perangsangan pusat
sekunder dilaksanakan oleh tekanan atau tarikan ujung-ujung tulang.
Bila anak sudah mulai bergerak, tekanan pada sendi terjadi pada jung
sendi yang menimbulkan tarikan tendo pada tempat terjadinya tarikan. Hal ini
paling banyak pada masa pubertas dan hanya sedikit setelah usia 20 tahun.
Epifise bersatu dengan diafise terjadi pada usia 18-20 tahun. Pusat epifise
akan menyatu dengan diafise. Pertumbuhannya berjalan terus selama beberapa
tahun setelah pertumbuhan pada ujung tulang yang lain berhenti.

Rawan Persendian
Pada bagian yang paling ujung dari epifise tersisa selapis tulang rawan
hialin yang tidak menjadi tulang keras tetapi selalu tampak sebagai rawan
persendian. Ini tidak dibungkus oleh selaput apapun, dan merupakan suatu
permukaan yang licin untuk pembentukan sendi-sendi sinovial.

11
Faktor pertumbuhan tulang
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan tulang :
1. Herediter (genetik) : Tinggi badan anak secara umum bergantung pada
orang tua. Anak-anak dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai
badan yang tinggi juga.
2. Faktor nutrisi: suplai bahan makan yang mengandng kalsium, fosfat,
protein, vitamin A, C, dan D penting untuk regenerasi pertumbuhan tulang
serta untuk memelihara rangka yang sehat.
3. Faktor-faktor indokrin :
a. Hormon paratiroid (PTH) : kadar kalsium darah merangsang
terjadinya sekresi PTH
b. Tirokalsitonin, hormon yang dihasilkan oleh sel-sel parafolikuler
kelenjar tirod, menghambat resopsi tulang
c. Growth hormone (hormon pertumbuhan) yang dihasilkan hipofise
anterior penting untuk proliferasi normal rawan epifisealis sehingga
memelihara tinggi badan normal seseorang
d. Tiroksin : bertanggungjawab untuk pertumbuhan tulang yang
layak, remodeling tulang dan kematangan tulang.

4. Faktor persarafan. Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan


tulang seperti yang terlihat pada kelainan poliomielitas

5. Faktor mekanis. Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh
gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.

6. Penyakit-penyakit yang mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap


pertumbuhan tulang.

2.4 Histologi dan Mikroanatomi Tulang

Baik tulang keras maupun tulang rawan merupakan jaringan ikat khusus
yang mempunyai corak histologi dasar. Jaringan ikat ini mengandung sel-sel yang
berasal dari mesodermal (bagian tengah lapisan germinativum primer pada
embrio) yang dikelilingi suatu matriks yang disekresi oleh sel dari jaringan ikat itu
sendiri. Selurh sel-sel jaringan ikat berbentuk oval dan memiliki tonjolan kecil.

12
Matriks tersebut membentuk sejumlah besar jaringan-jaringan tulang yang terdiri
dari :

1. Susunan yang teratur dari jaringan ikat mengakibatkan kekatan tulang


sama baiknya dengan elestisitasnya.
2. Mineralisasi dari matriks : kristal-kristal khusus yang dibuat oleh kalsium
dan fosfat yang menghasilkan kekuatan pada tulang.
3. Sistem kanalikuli : sel tulang yang terdapat dalam ruang matriks disebut
lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan yang lain oleh kanalis havers
yang berisi berkas neurovaskuler. Saluran penghubung ini disebut
kanalikuli. Jaringan tulang merupakan sebuah lempeng yang tebalnya 5-7
mikron, tersusun dari substansi darah serabut kolagen. Struktur ini diresapi
seluruhnya dengan kristal anorganik yang disebut kristal kalsium hidroksi
apetite. Serabut kolagen tersusun sejajar satu dengan yang lain dengan
arah yang sama di dalam sebuah lamela untuk mempertahankan kekuatan
dan jaringan tulang.

2.5 Fungsi Tulang

Fungsi tulang secara umum :

1. Formasi kerangka. Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk


menentukan ukuran tubuh dan bentuk.
2. Formasi sendi. Sendi yang bergerak menghasilkan banyak pergerakan.
3. Perlekatan otot. Tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat
melekatnya otot, tendo dan ligamentum.
4. Sebagai pengungkit untuk bermacam-macam aktivitas pergerakan
5. Menyokong berat badan
6. Proteksi : melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak, jantung,
paru dan lain-lain.
7. Hemopoiesis : sumsum tulang tempat pembentukan sel-sel darah
8. Fungsi imunologi
9. Penyimpanan kalsium

13
Fungsi tulang secara khusus :

1. Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara


2. Email gigi dikhususkan untuk memotong, mengigit, dan mengilas
makanan. Email merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia.
3. Tulang-tulang kecil telinga dalam mengonduksi gelombang suara untuk
fungsi pendengaran.
4. Panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiranbayi.

2.6 Susunan Tulang Rangka Kepala

Gambar : kerangka kepala depan dan belakang (Marieb, 2001)

Kranium (tulang tengkorak) dibentuk oleh potongan tulang yang saling


bertautan membentuk kerangka kepala. Tulang yang membentuk cranium
meliputi :

1. Neurokranium (kerangka otak) yang terdiri dari :


a. Kubah frontalis (klavilaria) :
 Os frontalis 1 buah
 Os parietalis 2 buah
 Os oksipitalis 1 buah

14
 Os temporalis 2 buah
b. Dasar tengkorak (basis kranii) :
 Os sfenoidalis 1 buah
 Os etmoidalis 1 buah
2. Tengkorak wajah (spanknokranium) yang terdiri dari :
a. Bagian hidung :
 Os lakrimalis 2 buah
 Os nasalis 2 buah
 Os konka nasalis 2 buah
 Os septum nasalis 2 buah
b. Bagian rahang :
 Os maksilaris 2 buah
 Os sigomatikum 2 buah
 Os palatum 2 buah
 Os mandibularis 1 buah
 Os hiodid 1 buah

Sambungan antar tulang yang membentuk cranium merupakan pertautan


yang kuat sekali. Batas-batas sambungan ini berupa garis yang berliku-liku yang
disebut sututra (tautan). Sutura merupakan garis berkesinambungan dan saling
berpotongan terdiri dari :

1. Sutura koronalis, antara os parietalis dan os frontalis


2. Sutura sagitalis, antara os parietalis kiri dan kanan
3. Sutura squamosa, antara os parietalis, os temporalis, dan os sfenoidalis
4. Sutura lamboidea, antara os parietalis dan os oksipitalis
5. Sutura parietalmastoidea, antara os parietalis dan prosessus mastoidea dari
os temporalis
6. Sutura sfenofrontalis, antara os frontalis dan os etmoidalis
7. Sutura sfenotemporalis, antara os sfenoidalis dan os temporalis
8. Sutura sfenomaksilaris, antara os maksilaris dan os zigomatikum
9. Sutura zigomatikotemporalis, antara os zigomatikum dan os temporalis
10. Sutura zigomatikomaksilaris, antara os maksilaris dan os zigomatikum

15
11. Sutura maksilarlakrimalis, antara os maksilaris dan os lakrimalis
12. Sutura maksiopalatina, antara os maksilaris dan os palatum
13. Sutura palatine sagitalis, antara os maksilaris, dan os palatumdurum kiri
dan kanan
14. Sutura palatine transvesa, antara os maksilaris dan os palatum (palatum
durum)

Pada bayi sampai usia 2 tahun sambungan tulang ini belum sempurna
seperti orang dewasa, bentuk suturanya menyerupai garis. Pada bayi ditemukan 2
buah celah :

1. Frontal Mayor
Celah berbentuk belah ketupat. Lokasinya pada sudut pertemuan tulang os
parietalis kiri dan kanan, os frontalis kiri dan kanan, bagian depan ujung
depan sutura sagitalis, dan pertengahan sutura koronalis didaerah ubun-
ubun puncak kepala. Sudut depan lebih besar dan sudut belakang lebih
lancip
2. Frontal Minor
Celah yang terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietalis dan
os oksipitalis. Ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa krani
posterior, terdapat 4 foramen :
a. Foramen oksipitalis magnum, menghubungkan rongga toraks
dengan kanalis vertebalis. Lubang ini dilalui oleh bagian
permukaan medulla spinalis (sum-sum tulang belakang)
b. Formane jugularis, batas pars lateralis ossis oksipitalis dengan
bagian belakang piramidalis ossis termporalis terdapat tonjolan
tulang pars venosus belakang, dilalui oleh 3 saraf (saraf IX {nervus
glassofaringeus}, saraf X {nervus vagus}, saraf XI {nervus
aksesorius})
c. Kanalis hipoglasus, terdapat pada pars lateralis ossis oksipitalis di
bawahkondilus oksipitalis dan dilalui oleh nervus XII (nervus
hipoglasus).

16
d. Porus akustikus internus, pada permukaan medialis pars
piramidalis ossis temporalis dilalui oleh saraf VII (nervus fasialis)
dan nervus VIII (auditorius)

Gambar : tulang tengkorak pandangan samping (Marieb,2001)

Neurokranium

Neurokranium terdiri atas sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak
bergerak yang disebut sutura. Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi
tulang cranium dan wajah yang terdiri dari lamina eksterna dan lamina interna
yang dipisahkan oleh lapisan spongesoa.

Os frontalis

Os frontale melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada


bagian ini dapat dilihat adanya arkus supersiliaris dan insisura foramen
supraorbita yang dibedakan atas 3 bagian :

1. Squama frontalis (bagian atas)


Fasies eksterna menghadap ke luar dan fasies interna frontalis menghadap
ke dalam.

17
2. Pars nasalis
Bagian tengah bawah os frontale yang menghubungkan os nasale didepan
dan os etmoidale dibelakang, taju runcing yaitu spina frontalis di kanan
dan kiri spina terdapat lubang hiatus sinus frontalis
3. Pars ortalis
Bagian lateral os frontalis samping kiri dan kanan dengan sutura
lamboidea. Celah ini membentuk segitiga dengan alas segitiga pada sutura
lamboidea.

Bagian belakang tulang tengkorak neurokranium berbentuk bola terdapat


rongga yang disebut kavum kranii, terdapat lekukan yang dinamakan fossa kranii.
Fossa kranii dibagi atas 3 bagian :

1. Fossa kranii anterior (bagian depan) dibentuk oleh os frontalis, os


sfenoidalis, dan os etmoidalis, terdapat 2 lubang (foramen) :
a. Lamina kribosa ossis etmoidal, lubang halus yang dilalui oleh
nervus olfaktorius menuju hidung.
b. Foramen optikum, terdapat pada sudut depan korpus ossis sfenoidal
dilalui oleh nervus opticks menuju mata untuk saraf penglihatan
2. Fossa kranii media (bagian tengah)dibentuk oleh os sfenoidalis dan os
temporalis, terdapat 6 lubang yaitu :
a. Fisura orbita superiors bagian medial atas yang dilalui oleh
beberapa saraf dan pembuluh darah (nervus III, IV, V, VI, dan vena
oftalmika).
b. foramen rotundum , bagian medial bawah dari fisura orbitalis
superior. Lubang ini dilalui oleh nervus maksilaris.
c. foramen ovale, terdapat di bawah foramen rotundum dan dilalui
oleh nervus mandibularis.
d. foramen spinosum, terdapat pada lateral bawah foramen ovale.
Lubang ini dilalui oleh arteri meningen media.
e. foramen laseratum, pada sudut bawah korpus sfenoidalis yang
berbatasan dengan os oksipitalis dan ujung pars piramidalis, os

18
temporalis, lubang ini ditutupi oleh vibro kartilago basalis berupa
selaput tipiis dari jaringan tulang rawan.
f. framen karotikum internus, terdapat diujung medial pars ossis
piramidalis, merupakan ujung kranial dari kanalis karotikus yang
dilalui oleh arteri karotis interna.
3. fossa kranii posterior ( bagian belakang ),dibentuk oleh os sfenoidalis, os
temporallis, dan os oksipitalis.
a. pars nasalis dipisahkan oleh insissura etmoidalis. Tepi medial depan
pars orbitalis lebih tebal dan di dalamnya terdapat ruang udara
yang disebut sinus frontalis dan berhubungan dengan ruang
etmoidalis yang terletak di bawahnya.
b. pars orbitalis ossis frontalis ( fasies orbitalis ), permukaan yang
menghadap ke rongga orbita.

Os parientalis

Os parientalis dibentuk oleh tulang pipi segi empat di atap kranium

1. Fasies eksterna : permukaan luar os perientalis yang menonjol. Pada


samping ( lateral ) terdapat dua garis lengkungan yang berjalan sejajar
yaitu, linea temporalis superior dan linea temporalis inferor.
2. Fasies interna: permukaan dalam menghadap ke otak, terdapat sulkus.

Os oksipitalis

os oksipitalis adalah tulang pipih berbentuk trapesium, di belakang kepala. Bagian


yang berlubang besar di bawahnya disebut foramen magnum yang dilalui pangkal
medula spinalis( sumsum tulang belakang ), dibagi atas tiga bagian:

1. Pars basilaris : bagian depan foramen magnum berbentuk tonjolan


memanjang yang berhubungan dengan os sfenoidalis.
2. Pars lateralis: bagian samping kiri dan kanan foramen magnum. Fasies
eksterna menghadap ke bawah berhubungan dengan tulang leher.terdapat

19
kondilus oksipitalis, bongkolan kiri dan kanan foramen magnum serta
persendian dengan tulang atlas ( vetebrae servikalis). Permukaan sendi
terletak mendatar yang disebut fasies artikularis atlantis.
3. Pars skuamosa ossis oksipitalis: tulang pipih berbentuk trapezium. Tepi
tulang disebut margo lumboidea di sebelah atas, margo mastoid di sebelah
bawah. Batas diantara keduanya terdapat sulkus trasversus terletak pada
fasies interna .
a. Fasies eksterna, permukaan luar skuamosa terdappat:
 Protuberonsia oksipitalis eksterna, tonjolan tengah di titik
sentral pars skuamosa.
 Kristal oksipitalis eksterna, tonjolan berupa garis dari
protuberosia oksipitalis eksternamenuju pertengahan
tepiforamen magnum.
 Linea nukhea superior , tonjolan merupakan garis melintang
dari protuberonsia oksipitalis eksterna menuju kiri kanan
margolamboidea dan margo mastoidea.
 Line nukhea suprema, garis di atas protuberonsia oksipitalis
eksterna melintang ke literalis sejajar di atas linea nukhea
superior dan interior.
b. Fasies interna , permukaan dalam pars skuamosa terdapat:
 Protuberonsia oksipitalis interna, tonjolan pada titik sentral
merupakan tempat pembuluh balik ( sinus tengkorak).
 Sulkus transversus, parit melintang menuju kolateral.
 Sulkus sagitalis, parit garis medium di atas protuberonsia
oksipitalis interna.
 Krista oksipitalis anterior, tonjolan berupa garis median di
bawah protuberonsia oksipitalis interna menuju pertengahan
foramen magnum.
 Fosa oksipitalis superior, lekuk di atas sulkus transversus kiri
dan kanan sulkus sagitalis.
 Fosa oksipitalis inferior, lekuk yang terdapat di bawah sulkus
trasversus kiri dan kanan krista oksipitalis anterior.

20
Os temporalis

Os temporalis terdapat di samping kepala dan dapat dibedakan menjadi


empat macam:

1. Pars skuamosa, bagian lateral tengkorak membentuk batok kelapa.


a. Fasies eksterna permukaan luar terdapat:
 Prosessus zigomatikus, tonjolan bagian bawah di depan pars
timpani yang berhubungan dengan os zigomatikus.
 Fosa mandibuaris, lekuk yang agak dalam di bawah pangkal
prosessus zigomatikus, persendian dengan os mandibularis.
b. Fasies interna, permukaan dalam ( fasies serebralis ) terdapat:
 Pars skuamosa ossis temporalis, berhubungan dengan os
sfenoidalis membentuk sutura sfenotemporalis.
 Pars skuamosa margo parientalis, berhubungan dengan os
parientalis membentuk suturs skuamosa.

2. Pars petrosa: Bagian belakang os temporalis, terdapat:


a. Pars Mastoid, membentuk prosessus mastoideus.
b.Pars Piramidalis.
3. Pars Mastoidea: Terletak dibelakang lateral neurokranium, terdapat:
a. Fasies eksterna sebelah luar
b. Fasies interna, permukaan dalam pars mastoid, terdapat sulkus
mastoideus tempat sinus sigmoideus
4. Pars Piramidalis: Os temporalis yang menonjol kedalam membentuk baris
krani dengan fosa krani posterior.

Pada Os temporalis terdapat ruang/saluran:


1. Kavum timpani: Rongga dalam os temporalis yang berhubungan keluar
melalui meatus akustikus ekstemus. Kavum timpani ke arah oksipital
kedepan (kanalis muskulotuberalis) ke medial anterior dihubungkan oleh
semikanalis tuba muskulotuberalis. Didalam kavum timpani terdapat

21
tulang tulang maleus inkus dan stapes, terdapat saluran kecil menuju ke
depan yang disebut apertura superior kanalis timpani.
2. Kanalis karotikus, menghubungkan foramen karotikum eksternum dan
foramen karotikum internum pada karotis.
3. Kanalis fasialis, mulai dari pars akustikus internus os temporalis
dilanjutkan ke meatus akustikus internus. Sebelah belakang terdapat area
vestibularis inferior sebagai syaraf keseimbangan. Dibawah area
vestibularis inferior terdapat nervus fasialis dan bagian atas terdapat
lubang N.servikularis.
4. Kanalis nervus Fasialis, mulai dari fundus meatus akustikus internus
seblah atas, menuju kearah lateral diatas alat pendengaran sampai batas
kavum timpani membelok ke belakang, menuju kebawah dan berakhir
pada foramen stilomastoideus.

Dasar Tengkorak
Dasar tengkorak (basis krani) terdiri dari tulang tulang berikut ini:

Gambar : dasar tengkorak A. Pandangan inferior, B. Pandangan superior (Marieb,2001)

Os Stenoidalis
Os stenoidalis terdiri dari korpus ossis sfenoidalis ditengah tengah dua
pasang sayap kiri dan kanan, sebelah depan atas sayap kecil, sebelah belakang
bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju kebawah disebelah

22
prosessus pterigeodeus, bagian tengah mempunyai lekuk yang disebut pelana turki
tempat kelenjar hipofise.
Lekuk sebelah lateral dibatasi oleh prosessus klinoideus medius,didepan
dibatasi oleh tuberkulum salle. Sebelah lateral dari dorsum salle terdapat sulkus
karotis, tempat arteri karotis interna. Permukaan bawah dari korpus ossis sfenoidal
berhubungan dengan rongga hidung (kavum nasi), ditengah tengah terdapat taju
restrum stenoidalis.
Korpus ossis sfenoidalis mengandung rongga yang berisi sinus sfenoidalis
dan berhubungan dengan rongga hidung oleh apertura sinus sfenoidalis. Sayap
besar tempat perlekatan foramen optikus dilalui oleh nervus optikus, mempunyai
taju yang tajam disebut prosesus klinoideus anterior. Diantara sayap kecil dan
sayap besar terdapat fisura orbitalis superior, tempat sayap yang menggerakan
mata (N. Ttrokhlearis, N. Abdusens).
Foramen rotundum tempat jalannya nervus trigeminus kedua nervus
maksilaris. Foramen ovale memberi cabang ketiga N.madibularis dan foramen
spinosum,lubang untuk arteri meningen media (selaput otak bagian dalam).
Prosesus pterigeodeus terdiri dari lamina medialis fisura dan lamina lateralis.
Diantara kedua lamina ini terdapat pterigoideus. Pada ujung lamina medialis
terdapat taju runcing menuju ke belakang, disebut hanulus pterigoideus. Pada
bagian medial terdapat prosessus vaginalis membentuk vaginalis faringeus. Pada
bagian pangkal pterigoideus terdapat saluran yang mengarah dari belakang
kedepan yaitu kanalis pterigoideus. Antara lamina medialis dan lamina lateralis
terdapat prosessus pterigoideus, bagian belakang terdapat fossa pterigoideus.

Os Etmoidalis
Os etmoidalis tediri dari lamina kribrosa, lamina perpendikularis, dan labiruntus
etmoidalis.
1. Lamina kribrosa, membentuk dasar tubuh (kribrum sama dengan saringan)
terdapat lubang halus tempat saraf pembau (N.Olfaktorius). pada
permukaan atas terdapat balung (kristagali) untuk pegangan selaput otak.
Pada bagian tepi depan dari kanan kristagali terdapat labirintus etmoidalis,
dan bagian samping terdapat lamina papirasea.

23
2. Lamina perpendikularis, sebuah tulang tapis tegak lurus pada lamina
kribrosa menuju kebawah membentuk sekat rongga hidung.
3. Lamina papirasea, membentuk dinding orbita (lekuk mata), bagian medial
labirintus etmoidalis membentuk beberapa bagian yang menonjol dalam
rongga hidung

Tengkorak Wajah

Tengkorak wajah atau spanko terdiri dari beberapa tulang berikut:

Os Maksilaris

Dua buah tulang yang menjadi satu, terdiri dari lima bagian:

1. Korpus maksilaris, berbentuk kubus, terdpat rongga udara yang disebut


sinus maksilaris,berhubungan dengan udara luar melalui pintu yang
disebut hiatus maksilaris.
2. Prosesus frontalis, tonjolan pada sudut media anterior korpus maksilaris
berhubungan dengan os frontalis keatas dan os kebawah medial.
3. Prosessus zigomatikus, berhubungan dengan os zigomatikum membentuk
pipi
4. Prosessus alviolaris, membentuk lengkung dan mempunyai lubang
diujungnya untuk perlekatan dengan gigi.
5. Prosessus platinum, tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris
membentuk satura palatina tepi atas sutura palatina terdapat krista nasalis
anterior.

Os Mandibularis

Tulang ini berbentuk huruf L, merupakan garis horizontal terdiri dari:

1. Korpus mandibular, bagian depan kiri dan kanan membentuk protu


beronsia mentalis dan bagian yang menonjol membentuk dagu pada wajah.
2. Ramus madibular, bagian samping madibula merupakan garis vertikal.
Sebelah atas madibulabercabang dua. Diantara prosessus kondiloideus

24
(bagian belakang) dan prosessus koronoideus (bagian depan) terdapat
celah yang lebar disebut dengan insisura madibular.

Os Nasalis

Os nasalis adalah dua keping tulang kecil berbentuk trapesium, merupakan


tulang batang hidung. Pada bagian os nasal terdapat dua dataran/permukaan.

Os Zigomatikum

Os zigomatikum atau tulang pipi terdiri dari dua buah tulang kiri dan kanan.
Bagian bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Fasies orbitalis, mempunyai lubang kecil foramen orbita yang terdapat


pada permukaan saluran kecil menuju lateral,kemudian bercabang pada
foramen zigomatikum fasialis dan foramen zigomatikotemporalis.
2. Fasies temporalis, dataran yang berhubungan dengan samping tengkorak.
3. Fasies maksilaris, dataran yang berhubungan dengan tulang rahang atas.

Os Lakrimalis

Os lakrimalis berbentuk segiempat dan membentuk dinding medialis orbita,


dan bagian lain membentuk rongga hidung. Bagian depan tulang ini terdapat
prosessus frontalis maksilaris dan bagian belakang lamina papirasea osis
etmoidalis, melekat pada os frontalis dan dibawah korpus maksilaris

Os Palatum

Os palatum merupakan bagian horizontal dan vertikal lamina perpendikulus.

1. Lamina horizontal ossa palatina kiri dan kanan melekat dalam sutura
palatina membentuk palatum durum, didepan melekat pada tepi belakang
prosessus palatinus maksilaris dan membentuk sutura palatina transversa.
2. Perpendikularis melekat pada bagian belakang korpus maksilaris (fasies
maksilaris).
3. Lamina horizontalis ossis palatinus merupakan lanjutan sutura palatina
membentuk palatinum durum bagian belakang.

25
4. Laminaperpendikularis ossis palatimus mempunyai sulkus
pterigopalatinus, bagian yang agak menonjol disebut prosessus maksilaris.
Bagian kranioposterior terdapat prosessus piramidalis, samping atas depan
terdapat taju prosessus orbitalis.

Os Vamer

Tulang ini berbentuk taju belah ketupat, terdpat tegak dibagian belakang dari
fosa nasalis dan membentuk septum nasi serta mempunyai dua permukaan dan
empat tepi tulang.

Konka Nasalis Inferior

Tulang ini menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat
pada krista konka nasalis ossis maksilaris dan ossis palatina. Bagian tengah
terdapat pintu sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis
lakrimalis. Tepi atas mempunyai taju kecil berhubungan dengan prosesus ossis
etmoidalis.

Gambar : tulang tengkorak posisi anterior

26
2.7 Ekstremitas Superior

Gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan


badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok yang tidak sempurna karena bagian
belakangnya terbuka dan dibentuk oleh rangka tulang skapula, klavikula dan
humerus.

Gambar : tulang skapula dan klavikula (Marieb,2001)

Skapula

Skapula atau tulang belikat terletak disebelah posterior gelang bahu,


merupakan tulang berbentuk segitiga, pipih dan mempunyai dua permukaan
(fasies), tiga sudut (angulus) dan tiga tepi tulang (margo) diantara ketiga tepi
tulang ini terdapat angulus lateralis, angulus superior dan angulus inferior.

Pada angulus lateralis terdapat lekuk sendi untuk persendian lengan atas
(kavitas glenoid). Pada kavitas glenoid terdapat kolumna glenoid. Bagian atas
terdapat tonjolan kecil tuberositas supraglenoid dan bagian bawah tuberositas
infraglenoid. Bagian medial kavitas glenoid margo superior skapula terdaapt taju
seperti paruh gagak yang disebut prosesus korakoideus dan pada bagian pangkal
terdapat takik yang disebut insisura skapula.

27
Dataran belakang fasies dorsalis skapula terdapat taju besar dan panjang
disebut spina skapula. Bagian ujung merupakan tonjolan ke arah lateral, terdapat
akromion yang manghubungkan skapula dengan persendian artikulasio akromion
yang disebut akromioskapular atau fasies artikularis akromii. Lekuk sebelah atas
dari spina skapula disebut fossa supraspinata dan lekuk sebelah bawah fossa
infraspinata.

Os Klavikula

Os klavikula atau tulang selangka menyerupai huruf S. Lengkung medialisnya


lebih besar menuju kedepan, lengkung lateralis lebih kecil mengarah kebelakang.
Ujung medial berhubungan dengan sternum dan disebut ekstremitas sternalis,
terdapat tonjolan kecil disebut tuberositas kostalis untuk mengikat ligamentum
costa klavikular. Bagian lateral berhubungan dengan akromion, terdapat
tuberositas kostalis dan sulkus subklavikula.

Os Humerus

Gambar : tulang humerus (Marieb,2001)

Os humerus atau tulang lengan atas berhubungan dengan pangkal lengan


atas. Bongkol sendi berhubungan dengan kaput humeri pada skapula. Bagian
inferior terdapat kolumna humeri, di bawahnya terdapat tuberkulum mayor dan
bagian lateral terdapat tuberkulum minor. Diantara keduanya terdapat sulkus
intertuberkalis.

28
Pada permukaan lateralis terdapat tuberositas deltoidea dan dibelakang
sulkus spiralis terdpat sulkus nervi radialis. Korpus humeri ujung distalnya
melebar, pada tepi luar terdapat epikondilus lateralis, tepi dalam epikondilus
medialis, dan bagian belakang sulkus nelvi ulnalis. Hubungan humerus dengan
tulang tulang lengan bawah adalah pada fosa anthebraci terdapat pada trokhlea
humeri, pada bagian medialis dengan ulna dan kapitulum humeri, pada bagian
lateral dengan radialis, sebelah depan bagian proksimal dari trokhlea terdpat fosa
koronoid, prosessus koronoid pada ulna, dan fosa radialis untuk kapitulum radii,
sebelah belakang fosa olekrani untuk prosesus olekrani pada ulna.

Os Ulna

Ao ulna atau tulang hasta adalah tulang panjang berbentuk prisma yang terletak
sebelah medial lengan bawah, sejajar dengan radius dan mempunyai dua
ekstremitas.

1. Ekstremitas proksimal ulnaris, mempunyai insisura seminularis,


persendian dengan trokhlea humeri, dibelakang ujung terdapat benjolan
yang disebut olekranon. Pada tepi distal dari insisura semilunaris ulna
terdapat prosesus koroideus ulna, bagian distal terdapat tuberositas ulna
tempat melekatnya M. Brakhialis, bagian lateral terdapat insisura radialis
ulna yang berhubungan dengan karpi ulnaris.
2. Ekstremitas distalis ulna, yaitu kapitulum ulna yang mempunyai prosessus
stiloideus ulnae. Pada permukaan dorsalis tempat melekatnya tendo M.
Ekstensor karpi ulnaris yaitu sulkus M. Ekstensor karpi ulnaris.

Os Radius

Os radius atau tulang pengumpil terletak disebelah lateralis dari ulna dan
mempunyai dua ujung

1. Ekstremitas proksillis yang lebih kecil terdapat pada kaput radii yang
terletak melintang sebelah atas dan mempunyai persediaan dengan humeri.
Sirkum ferensia artikularis yang merupakan lingkaran yang menjadi tepi
kapitullum radii terdapat tuberositas radii tempat melekatnya

29
M.bisepsbrakhii. korpus radi berbentuk prisma mempunyai tiga
permukaan.
2. Ekstremitas distalis radii yang lebih lebar dan agak rata dari pada bagian
dorsalis, terdapat alur (siklus) M.ekstensor komunis dan diantara kedua
sulkus ini terdapat sulkus M.ekstensor polisis longus. Sebelah lateralis
ekstremitas lateralis radii terdapat tonjolan yang disebut prosessus
stiloideus radii, bagian medial ditemukan insisura ulnalis radii untuk
persediaan dengan kapitulum.

Gambar : tulang radius dan ulna (Marieb,2001)

Os Karpalia

Os karpalia atau tulang pergelangan tangan terdiri dari 8 tulang yang dibagi
dalam dua deretan:

1. Deretan proksimal dari radialis ke arah ulnalis :


a. Os navikulare (tulang berbentuk kapal)
b. Os lunatum ( tulang berbentuk bulan)
c. Os triquiterum ( tulang bersudut tiga)
d. Os fisiformis (tulang berbentuk kacang)
2. Deretan distalis dari radialis ke arah ulnalis :
a. Os multangulum mayus ( tulang bersudut besar)
b. Os kapitatum ( tulang berkepala)

30
c. Os hamatum ( tulang berkait)

Fasies volaris anterior dan vasies inferior merupakan tempat melekatnya


urat-urat dipergelangan tangan. Fasies proksimal posterior dan fasies distalis
inferior merupakan permukaan sendi proksimalis berbentuk konveks dan distalis
berbentuk konkav. fasies medialis dan lateralis merupakan permukaan sendi
antara tulang karpalia. Os hamatum mempunyai taju yang disebut hamulus ossis
hamati.

Os metakarpalia

Os metakarpalia atau tulang telapak tangan terdiri dari lima tulang metakarpalia
dan setiap tulang mempunyai basis. Kelima tulang tersebut adlah os metakarpal I-
V yang pada basisnya mempunyai permukaan sendi berpelana.

Falangus

Falangus atau tulang jari tengah terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya
14 buah dan dibentuk dalam 5 bagian tulang yang saling berhubungan dengan
metakarpalia. Setiap jari mempunyai 3 ruas kecuali ibu jadi memiliki 2 ruas.
Bagian ekstremitas proksimal agak rata, korpus distalis agak lengkung ke arah
foralis, dan ujung ujung distalis mempunyai bongkol sendi seperti tabung
melintang dan ruas terakhir mempunyai tuberositas yang ditutupi oleh kuku.

Gambar : tulang telapak tangan dan jari tangan (Marieb, 2001)

31
2.8 Susunan Tulang Kerangka Dada

Tulang kerangka dada terdiri dari kolumna vertebralis (ruas tulang belakang),
ossis kostalis (tulang iga), dan os sternum (tulang dada). Kolumna vertebralis
dibentuk oleh 33 os vertebrae yang tersusun dari atas kebawah mulai dari leher
sampai ke tulang ekor.

1. Vertebrae servikalis (tulang leher) 7 ruas


2. Vertebrae torakalis (tulang punggung) 12 ruas
3. Vertebrae lumbalis (tulang pinggang) 5 ruas
4. Vertebrae sakralis (tulang kelangkang) 5 ruas
5. Vertebrae koksigalis (tulang ekor) 4 ruas

Satu ruas tulang bekalang terdiri dari :

1. Bada ruas, merupakan bagian terbesar, ebtuknya tebal dan kuat terletak
disebelah depan.
2. Lengkung ruas, bagian yang melingkar dan melindungi lubang ruas tulang
belakang, terletak disebelah belakang. Pada bagian ini terdapat beberapa
bagian :
a. Prosesus spinosus (taju duri) terdapat ditengah-tengah, lengkung ruas
menonjol ke belakang
b. Prosesus transversus (taju sayap) samping kiri kanan lengkung ruas
c. Prosesus artikularius (taju penyendi) membentuk persendian dengan
ruas tulang belakang (vertebrae)
3. Arkus vertebrae, bagian atas dan bagian bawah dari tulang ini mempunyai
lekuk yang disebut insisura superior dan insisura inferior terdapat lubang
tempat jalannya nervus spinalis
4. Foramina intervertebralis , ruas-ruas tulang belakang di tengah badan, ruas
membentuk saluran kanalis vertebralis tempat saluran medula spinalis
yang berisi sumsum tulang belakang
5. Arkus vertebralis, bagian kiri dan kanan mempunyai taju yang menghadap
ke atas dan ke bawah disebut prosesus artikularius superior dan prosesus

32
artikularius inferior. Tiap prosesus mempunyai dataran yang berhubungan
dengan prosesus artikularis yang lain dinamakan fasies artikularis.

Bagian-bagian dari ruas tulang belakang :

Gambar : tulang atlas dan aksis (Marieb,2001)

Gambar : bagian ruas tulang belakang (Marieb,2001)

1. Vertebra servikalis (tulang leher)


a. Atlas, merupakan vertebra servikalis I tidak mempunyai korpus
dan prosesus spinosus. Atlas berbentuk cincin yang terdiri dari
arkus anterior, arkus posterior, dan arkus inferior. Tulang ini
berartikulasi (membuat persendian) dengan kondilus oksipitalis.

33
Bagian bawah berartikulasi dengan aksis membentuk
artikulasioatlantoaksilaris
b. Aksis (prosesus odontoid) merupakan vertebra servikalis II
terdapat diatas korpus atlas yang menyatu dengan aksis yang
memungkinkan kepala dapat berputar ke kiri dan ke kanan
c. Prosesus prominan, merupakan ruas VII dari vertebra servikalis
dan prosesus yang paling panjang, mempunyai transversus besar
dan foramen prosesus nya kecil dilalui oleh vena vertebralis
d. Prosesus spinosus, tonjolan dari tulang leher yang diraba pada
masing-masing ruas ditutupi oleh ligamentum nukhea yang besar
pada bagian belakang leher. Prosesus tranversus mempunyai
lubang (foramen transversus) termpat lewatnya arteri dan vena
vertebralis. Foramen vertebralis besar dan berbentuk segitiga.
Prosesus artikularis superior mempunyai artikulasi (sendi) yang
rata dan kecil menghadap kebelakang dan keatas. Prosesus
artikularis inferior mempunyai fasies menghadap ke bawah dan
kedepan.
2. Vertebra torakalis. Ukurannya agak besar, korpus (badan ruas) berbentuk
jantung, foramen vertebra relatif kecil dan bulat, prosesus spinosus
panjang dan melengkung ke bawah, prosesus transversus bersendi dengan
tuberkulum kosta, prosesus artikularis superior mempunyai fasies
menghadap ke belakang lateral dan fasies prosesus artikularis inferior
menghadap ke lateral.
3. Vertebra lumbalis. Badan ruas tiap vertebra lumbalis berbentuk ginjal,
foramen vertebra lumbalis berbentuk segitiga. Prosesus tranversus panjang
dan langsing, prosesus spinosus pendek, rata dan berbentuk segiempat
mengarah lurus kebelakang. Fasies prosesus artikularis superior
menghadap ke medial dan fasies artikularis inferior menghadap ke lateral.
Vertebra lumbalis tidak mempunyai fasies artikularis dengan kosta dan
foramen prosesus transversi.
4. Vertebra sakralis, merupakan 5 ruas tulang yang bergabung menjadi satu
membentuk sebuah tulang. Batas anterior bersendi dengan lumbal V, batas

34
inferior agak sempit bersendi dengan os oksigis, ke bagian lateral sakrum
bersendi dengan os koksa membentuk artikulasio sekroilliaka. Tepi
anterior dan superior sakrum I menonjol ke depan sebagai margo
posterior, apertura pelvis superior sebagai promontorium sakralis, foramen
vertebralis membentuk kanalis sakralis. Lamina sakral IV dan V tidak
mempunyai garis tengah dan membentuk hiatus sakralis. Permukaan
anterior dan pasterior sakrum mempunyai 4 lubang (foramen) dinamakan
foramen sakralis pada setiap sisinya dilalui oleh ramus ventralis dan
dorsalis sakrum I-IV.
5. Vertebra koksigialis terdiri dari 4 ruas yang membentuk segitiga kecil
yang bersendi dengan ujung bawah sakrum, vertebra koksigis pertama
biasanya tidak ikut.

Os Kosta

Os kosta atau tulang iga terdiri dari 12 pasang tulang dibagi dalam 3 bagian :

1. Kosta vera (iga sejati) : iga I-IV mempunyai perlekatan tulang dada
dengan perantaraan sendi, jumlahnya 7 pasang. Iga I dapat diraba dibagian
rawan iga, bagian lain ditutupi oleh klavikula. Iga II bagian depan melekat
pada angulus sterni. Iga VII melekat pada persambungan korpus sterni
dengan prosesus xifoideus.
2. Kosta spuira (iga 8-10) melekat pada sternum dengan perantaraan rawan
iga yang terdapat diatasnya, disebut kosta spuria affiksa, berhubungan
dengan tulang dada perantaraan tulang rawan dari tulang iga sejati VII.
3. Kosta fluitantes (iga melayang) : tulang iga pendek 11-12 tidak terus ke
garis tengah atau tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada. Pada
orang tua rawan iga berubah menjadi tulang keras, tiap iga terdiri dari
kapitulum kullum (kaput kostae) dan korpus kostae,kapitulum mempunyai
fasies artikulus untuk berhubungan dengan korpus vertebra. Permukaan
sendi mempunyai krista kapituli tengah-tengah yang letaknya melintang.
Tulang iga terdiri dari substansia kompakta tipis dan substansia spongeosa
yang tebal. Periosteum sebelah luar mudah dilepas daripada tulang sebelah
dalam yang sukar dilepas. Sela antara iga disebut spasium interkostalis.

35
Gambar : tulang kerangka dada (Marieb,2001)

Os Sternum

Os sternum atau tulang dada mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari :

1. Manubrium sterni : tepi atas ditengah-tengah mempunyai insisura


jugularis, bagian lateral terdapat lekuk sendi yang berhubungan dengan
klavikula, disebut insisura klavikularia. Dibawah lekuk manubrium
terdapat rawan kosta I, disebut insisura kostalis.
2. Korpus sterni, bagian terbesar dari tulang dada membentuk persendian
dengan tulang-tulang iga. Tepi lateralis korpus sterni mempunyai lekuk-
lekuk untuk tulang iga II-VII. Korpus sterni membentuk sudut dengan
manubrium sterni, disebut angulus sterni (ludovisi)
3. Prosesus xifoideus, bagian ujung dari tulang dada pada bayi masih
berbentuk tulang rawan agak tipis dan runcing.

2.8 Susunan Tulang Ekstremitas Inferior

Os Koksa

Os koksa atau tulang panggul ada dua, kiri dan kanan dan melekat satu
sama lain digaris medianus persambungan tulang rawan yang disebut simfisis
oseum pubis, sehingga terbentuk gelang panggul yang disebut singulum

36
ektremitas inferior. Dibelakang kedua tulang panggul ini terdapat persendian yang
tidak bergerak disebut amfiartosis sakroiliaka.

Os sakrum dibentuk oleh tulang os illeum (tulang usus), os pubis (tulang


kemaluan), dan os iskii (tulang duduk). Ketiga tulang ini bersatu pada lekuk sendi
yang bersatu pada lekuk sendi yang disebut asetabulum, terletak pada permukaan
luar os koksae, tepinya agak menonjol keluar. Dibawah tepi ini mempunyai
insisura asetabulum dan lekukan yang lebih dalam disebut fosa asetabuli.

Os ileum (tulang usus). Linea arkuarta terletak pada permukaan dalam os


ileum, terdapat lekuk besar disebut fosa iliaka. Didepan krista iliaka terdapat
tonjolan spina iliaka anterior superior dan dibelakang berakhir sebagai spina iliaka
posterior superior. Permukaan sayap ileum tempat melekat otot bokong pada
permukaan luar. Pada permukaan medialis posterior terdapat fasies aurikularis
membentuk persendian dengan os sakrum.

Os iskii (tulang duduk) terdiri dari korpus ramus superior dan korpus
ramus inferior. Korpus ossis iskii menuju kebawah membuat sudut dengan ramus
inferior ossis iskii. Sudut ini membentuk tonjolan besar dinamakan tuber
iskiadikum. Dobelakang asetabulum korpus ossis iskii mempunyai taju tajam
disebut spina iskiadika. Pada spina iskiadika terdapat insisura iskiadika mayor dan
dibawh terdapat spina iskiadika minor.

Gambar : tulang kerangka panggul (Marieb, 2001)

37
Os Pubis

Os pubis atau tulang kemaluan terdiri dari korpus ossis pubis, ramus
superior ossis pubis, dan ramus inferior ossis pubis. Ramus superior melekat pada
ramus inferior ossis ikii. Bagian lateralis simfisis pubis tepi atas ramus anterior
terdapat tonjolan yang disebut tuberkulum pubikum. Bagian lateralis tuberkulum
pubikum terdapat eminensia illeopektinea. Diantara kedua tonjolan tersebut
terdapat ramus superior yang agak tajam disebut pekton ossis pubis. Diantara os
pubis dan os oskii terdapat lubang yang besar disebut foramen obturatum, tepi
atasnya mempunyai lekuk sulkus obturatorus.

Os femur

Os femur atau tulang paha pada ujung proksimalnya terdapat kaput


femoris yang bulat sesuai dengan mangkok sendi (asetabulum). Kolumna femoris
menghubungkan kaput femoris dengan korpus femoris. Ditengah kaput femoris
terdapat lekuk kecil yang dinamakan fovea kapitalis tempat melekat ligamentum
teres femoralis yang menghubungkan kaput femoralis dengan fosa asetabulum.
Bagian lateral dari kolumna femoris terdapat trokhanter mayor dan bagian medial
trokhantor minor keduanya dihubungkan oleh krista interokhanterika. Antara
trokhanter mayor dan kolumna femoris terdapat lekuk yang agak dalam disebut
fossa trokhanterika.

Pada dataran belakang tengah os femur terdapat linea aspera. Ujung distal
femur mempunyai dua bongkol sendi, kondilus lateralis dan kondilus medialis.
Diatara keduanya bagian belakang terdapat lekuk dinamakan fosa interkondiloid.
Bagian medial dari kondilus medialis terdapat tonjolan kecil epicondilus medialis
femorais dan sebelah lateral epikondilus lateralis.

38
Gambar : tulang fomuris anterior dan posterior (Marieb,2001)

Os Patela

Os patela atau tulang tempurung lutut ada didalam os sesamoideum yang


besar didalam artikulasio genu. Bentuk tulang ini berupa segitiga yang sudut nya
bulat dan berupa tulang pipih.

Tibia

Tibia atau tulang kering ujung proksimalnya mempunyai dua bongkol


kondilus medialis dan kondilus lateralis. Pada permukaan tibia mempunyai fasies
artikularis superior, dibagi dua oleh eminensia interkondiloid medial dan lateral.
Didepan eminensia terdapat lekuk kecil fosa interkondiloid posterior. Bagian tepi
permukaan sendi tibia terdapat margo inferior tibia bentuknya seperti prisma
berisi tiga fasies yaitu fasies anterior, fasies posterior dan fasies lateralis. Ketiga
fasies ini dipisahkan oleh krista anterior tibia, krista posterior tibia, dan margo
tibialis media. Pada fasies posterior terdapay linea poplitea, bagian ujung distal
tibia membentuk sendi kaki. Sebelah medial menonjol sebagai maleolus medialis,
sebelah lateral mempunyai lekuk berhubungan dengan fibula insisura fibularis.

Fibula

Fibula atau tulang betis terdiri dari kapitulum fibula yang melekat pada
bagian belakang atas tibia. Ujung distal yang menonjol dinamakan maleolus

39
lateralis. Puncak kapitulum fibula dinamakan apeks kapitula fibula. Diafise fibula
sama dengan tibia dipisahkan oleh krista. Pada fasies medial terdapat krista
interosea tepat melekatnya membranosa yang menghubungkan tibia dengan
fibula, pada maleolus lateralis terdapat lekuk untuk urat telapak kaki.

Gambar : tulang tibia dan fibula (Marieb,2001)

Os Tarsalia

Os tarsalia atau pangkal kaki dihubungkan dengan tungkai bawah oleh


sendi pergelangan kaki, terdiri dari :

1. Talus, berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri dari kaput talus,
kolumna talus dan kor[us tali. Permukaan atas korpus tali mempunyai
bongkol sendi yang sesuai dengan lekuk sendi, terbentuk dari ujung sendi
distal tibia dan fibula dinamakan trokhlea tali. Sebelah medial permukaan
berbentuk bulan sabit (fasies molaris medialis) yang berhubungan dengan
maleolus medialis, sebelah lateral terdapat fasies maleolaris lateralis
berbentuk segitiga. Pada permukaan bawah berhubungan dengan
kalkaneus yaitu fasies artikularis kalkaneus anterior dan posterior.
2. Kalkaneus, terletak dibawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat
tonjolan yang dinamakan sustentakulum tali dibawahnya terdapat sulkus
muskulifleksor longus. Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar
tuberkalkaneli mempunyai prosesus tuberkalkanei dan prosesus medial.

40
Permukaan lateralis kalkaneus terdapat prosesustrokhlearis dan
dibawahnya terdapat sulkus untuk M. Peroneus longus. Bagian depan
permukaan sendi kuboideum dinamakan fasies artikularis kuboidea.
3. Navikular. Bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberitas ossis
navikular pedis. Permukaan sendi belakang berhubungan dengan os
kunaiformi I,II,III.
4. Os kuboideum. Permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk
kalkaneus. Permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV
dan V. Pada permukaan medial mempunya dua permukaan sendi untuk
navikular dan kunaiformi medialis.
5. Os kunaiformi terdiri dari kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis
dan kunaiformi medialis, semuanya berbentuk baji. Permukaan proksimal
berbentuk segitiga. Puncak dari kunaiformi lateralis menghadap ke atas
dan puncak kunaiformi medialis menghadap ke bawah.

Os Metatarsalia

Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I,II,III,IV dan V.


Bentuk kelima tulang ini hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal
dari masing-masing tulang agak lebar disebut basis ossis metatarsal. Bagian
tengah ramping memanjang dan lurus sedangkan bagian distal mempunyai
bongkol kepala (kaput ossis metatarsal). Metatarsal I agak besar daripada yang
lain. Emtatarsal V bagian lateral basis nya lebih menonjol ke proksimal,
disebut tuberositas ossis metatarsal V.

Gambar : tulang pergelangan kaki dan jari kaki (Marieb,2001)

41
Os Falang Pedis

Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri dari dua


ruas lebih besar daripada yang lain. Falang II,III,IV dan V masing-masing
mempunyai 3 ruas lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan falang I. Pada
ibu jari terdapat dua buah tulang kecil berbentuk bundar yang disebut tulang
baji (os esamoid).

Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan :

1. Lengkung medial, dari belakang ke depan kalkaneus


2. Lengkung lateralis dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dengan dua
tulang metatarsalia
3. Lemgkung longitudinal, lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh
tulang tarsal
4. Lengkung transversal anterior, dibentuk oelh kepala tulang metatarsal
pertama dan kelima.

Gambar : lengkung telapak kaki (Marieb,2001)

42
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tulang merupakan suatu jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan
matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak
dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks,
sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi. Kerangka merupakan salah satu unsur
sistem penegak dan penggerak tulang-tulang manusia dihubungkan satu dengan
yang lain melalui persendian sehingga terbentuk sistem lokomotor pasif dan
rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang dipersambungkan oleh persendian.

Tulang memiliki fungsi secara umum dan khusus misalnya membentuk


rangka tubuh, menyokong berat badan dan sebagainya. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tulang adalah nutrisi, genetik faktor internal dan
lainnya. Pembagian susunan kerangka tulang dibagi menjadi 3 yaitu tulang rangka
kepala, tulang rangka ekstremitas superior dan tulang rangka ekstremitas inferior.

3.2 Saran

Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tidak sepenuhnya sempurna,


untuk itu penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan
saran yang baik. Harap maklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan
ketidaksempurnaan makalah. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan
terima kasih.

43
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,H. 2012. ANATOMI FISIOLOGI Kurikulum Berbasis Kompetensi


untuk keperawatan dan kebidanan Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

https://www.academia.edu/38019190/MAKALAH_STRUKTUR_TULANG

44

Anda mungkin juga menyukai