STRUKTUR TULANG
KELOMPOK 1 :
1. ENDANG SAEPUDIN
2. ANGGI IVANKA
3. GYANA WIDYA A
4. TRINI SITI SOLIHAH
5. INTAN APRIANA P
6.IKBAL MUSTOFA
7. JESSICA YUNIAR
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul STRUKTUR TULANG. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH III.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks
ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar
tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga
tulang pun mengalami kalsifikasi. Didalam tubuh manusia juga terdapat yang
namanya tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai
kemampuan meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak,
memberikan kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan
tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang.
Tulang juga melindungi otak, yang terletak didalam tengkorak, bisa dibayangkan
ketika terjadi kecelakaan yang membentur kepala seseorang jika tanpa tulang
tengkorak, maka organ penting didalamnya seperti otak dan semua susunan
sarafnya dengan mudah menjadi hancur.
Tulang melindungi jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ
seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu
tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai
reservoir (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.
Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika
tubuh butuh terhadap kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang.
Sedangkan tulang rawan berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan).
Yang mana ketika seseorang mendarat setelah melompat, maka tubuh akan
menerima tekanan yang besar, disinilah salah satu fungsi tulang rawan berperan,
yaitu mengurangi tekanan yang ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau
tidak terhubung dengan pembuluh darah.
4
c. Bagimana proses pembentukan tulang ?
d. Bagaimana histologi dan mikroanatomi tulang manusia ?
e. Apa saja fungsi dari tulang ?
f. Bagaimana susunan rangka tulang kepala ?
g. Bagaimana susunan rangka ekstremitas superior ?
h. Bagaimana susunan rangka ekstremitas inferior ?
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Tulang merupakan suatu jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan
matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak
dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks,
sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi.
Contohnya tulang pada paha ayam, dikedua bagian pada ujungnya itu
merupakan tulang rawan, sedangkan bagian yang terletak diantara keduanya
ataupun bagian yang paling keras disebut dengan tulang.
6
sehingga terbentuk sistem lokomotor pasif. Rangka manusia tersusun dari 206
tulang yang dipersambungkan oleh persendian yang terdiri dari :
Susunan Tulang
7
1. Tulang panjang. Ditengahnya terdapat diafise dang kedua ujung nya
disebut epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan
gerakan. Sendi rawan ini disebut kartilago artikulasio (rawan sendi).
Permukaan luar tulang di bungkus oleh selaput tulang yang disebut
periosteum yang sifatnya menyerupai jaringan ikat. Jika tulang dibelah
secara memanjang, pada bagian diafise terdapat tulang yang menyerupai
pipa, dinding bagian dalam pipa dilapisi oleh substansia yang rapat atau
padat, dan bagian ujung substansia makin tipis. Pada bagian epifise tulang
ini terdapat banyak tulang kecil yang menyerupai bunga karang yang
disebut spongeosa. Pada lubang lubang bagian dalam diafise terdapat
ruang yang disebut kavum medula yang berisi sumsum tulang kuning
(medula osseum plava) dan pada tulang substansia spongeosa terdapat
sumsum merah (medula osseum rubra) permukaan dalam substansia
kompakta diliputi oleh selaput tipis yang disebut endosteum.
2. Tulang atap kepala, terdiri dari dua lapisan yaitu substansia kompakta
tubula eksterna (lapisan luar) dan substansia kompakta tubula interna
(lapisan dalam). Diantara kedua lapisan ini terdapat substansia spongeosa.
Substansia kompakta dan spongeosa termasuk jaringan penunjang. Dalam
jaringan penunjang, jaringan antar-sel (substansia interselularis) banyak
mengandung kalsium (zat kapur), fosfat, kalsium bikarbonat dan rangkaian
organisasi sehingga sifatnya keras sekali. Pada anak-anak, zat-zat organis
lebih banyak terdapat dalam tulang daripada orangtua sehingga tulang nya
lebih lentur (bingkas). Dalam substansia kompakta terdapat saluran yang
dikelilingi beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang
membentuk saluran)., dibawah periosteum dan disekitar endosteum
terdapat lapisan tulang.
8
Susunan tulang terdiri dari sel-sel dan matriks organik serta mineral.
Mineral ini terdiri dari kolagen dan bahan dasar yang mengandung
mokopolisakarida. Pada komponen matriks ini mengendap kristaloid yang terdiri
dari kalsium dan fosfat. Sel-sel tulang terdiri dari osteosit, osteoblas, dan
osteoklas. Setiap sel ini mempunyai fungsi khusus dan letaknya pun berbeda-
beda.
Periosteum
1. Lapisan luar (stratum fibrosum) yang dibentuk oleh jaringan ikat dan
mengandung pembuluh darah dan saraf.
2. Lapisan dalam (stratum germinativum) yang terdiri dari serabut-serabut
halus dan sel-sel yang dapat membuat darah baru ditulang. Pembuluh
darah periosteum masuk ke dalam tulang mrlalui saluran menuju havers
dan menyebar kesemua arah. Pada ujung terdapat lubang yang agak besar
(foramen nutrisium) terdapat arteri nutrisia untuk memberi makan sumsum
tulang. Periosteum juga mengandung alat-alat perasa sakit.
9
Jika tulang patah/rusak karena penyakit, periosteum masih dapat
mengganti tulang karena sifat lapisan osteoblasnya belum hilang.
Medula ossium
10
yang dikenal sebagai pembuang tulang yang mempunyai kemampan fagosit dan
dapat menyebabkan terjadinya depolimerisasi.
Zat lain yang mempunyai kaitan dengan metabolisme tulang adalah asam
sitrat. Kadar asam sitrat didapati lebih tinggi di area korteks diafise dari tulang
panjang. Bahan organik yang cukup penting di dalam pertumbuhan tulang adalah
glikogen. Glikogen merupakan bagian dari tulang rawan dan tulang yang sedang
tumbuh. Bila dalam suatu proses klasifikasi glikogen ditiadakan atau keaktifannya
dcegah maka proses klasifikasi akan terhenti.
Pusat osifikasi
Awal pembentukan tulang terjadi pada bagian tengah dari suatu tulang
disebut pusat penulangan primer. Selanjutnya terjadi penulangan sekunder. Pusat
primer timbul sangat dini pada kehidupan janin. Hal ini terjadi pada akibat
perangsangan genetik. Pusat penulangan sekunder tampak pada ujung tulang
panjang dan tulang besar selalu tampak setelah kelahiran. Perangsangan pusat
sekunder dilaksanakan oleh tekanan atau tarikan ujung-ujung tulang.
Bila anak sudah mulai bergerak, tekanan pada sendi terjadi pada jung
sendi yang menimbulkan tarikan tendo pada tempat terjadinya tarikan. Hal ini
paling banyak pada masa pubertas dan hanya sedikit setelah usia 20 tahun.
Epifise bersatu dengan diafise terjadi pada usia 18-20 tahun. Pusat epifise
akan menyatu dengan diafise. Pertumbuhannya berjalan terus selama beberapa
tahun setelah pertumbuhan pada ujung tulang yang lain berhenti.
Rawan Persendian
Pada bagian yang paling ujung dari epifise tersisa selapis tulang rawan
hialin yang tidak menjadi tulang keras tetapi selalu tampak sebagai rawan
persendian. Ini tidak dibungkus oleh selaput apapun, dan merupakan suatu
permukaan yang licin untuk pembentukan sendi-sendi sinovial.
11
Faktor pertumbuhan tulang
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan tulang :
1. Herediter (genetik) : Tinggi badan anak secara umum bergantung pada
orang tua. Anak-anak dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai
badan yang tinggi juga.
2. Faktor nutrisi: suplai bahan makan yang mengandng kalsium, fosfat,
protein, vitamin A, C, dan D penting untuk regenerasi pertumbuhan tulang
serta untuk memelihara rangka yang sehat.
3. Faktor-faktor indokrin :
a. Hormon paratiroid (PTH) : kadar kalsium darah merangsang
terjadinya sekresi PTH
b. Tirokalsitonin, hormon yang dihasilkan oleh sel-sel parafolikuler
kelenjar tirod, menghambat resopsi tulang
c. Growth hormone (hormon pertumbuhan) yang dihasilkan hipofise
anterior penting untuk proliferasi normal rawan epifisealis sehingga
memelihara tinggi badan normal seseorang
d. Tiroksin : bertanggungjawab untuk pertumbuhan tulang yang
layak, remodeling tulang dan kematangan tulang.
5. Faktor mekanis. Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh
gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.
Baik tulang keras maupun tulang rawan merupakan jaringan ikat khusus
yang mempunyai corak histologi dasar. Jaringan ikat ini mengandung sel-sel yang
berasal dari mesodermal (bagian tengah lapisan germinativum primer pada
embrio) yang dikelilingi suatu matriks yang disekresi oleh sel dari jaringan ikat itu
sendiri. Selurh sel-sel jaringan ikat berbentuk oval dan memiliki tonjolan kecil.
12
Matriks tersebut membentuk sejumlah besar jaringan-jaringan tulang yang terdiri
dari :
13
Fungsi tulang secara khusus :
14
Os temporalis 2 buah
b. Dasar tengkorak (basis kranii) :
Os sfenoidalis 1 buah
Os etmoidalis 1 buah
2. Tengkorak wajah (spanknokranium) yang terdiri dari :
a. Bagian hidung :
Os lakrimalis 2 buah
Os nasalis 2 buah
Os konka nasalis 2 buah
Os septum nasalis 2 buah
b. Bagian rahang :
Os maksilaris 2 buah
Os sigomatikum 2 buah
Os palatum 2 buah
Os mandibularis 1 buah
Os hiodid 1 buah
15
11. Sutura maksilarlakrimalis, antara os maksilaris dan os lakrimalis
12. Sutura maksiopalatina, antara os maksilaris dan os palatum
13. Sutura palatine sagitalis, antara os maksilaris, dan os palatumdurum kiri
dan kanan
14. Sutura palatine transvesa, antara os maksilaris dan os palatum (palatum
durum)
Pada bayi sampai usia 2 tahun sambungan tulang ini belum sempurna
seperti orang dewasa, bentuk suturanya menyerupai garis. Pada bayi ditemukan 2
buah celah :
1. Frontal Mayor
Celah berbentuk belah ketupat. Lokasinya pada sudut pertemuan tulang os
parietalis kiri dan kanan, os frontalis kiri dan kanan, bagian depan ujung
depan sutura sagitalis, dan pertengahan sutura koronalis didaerah ubun-
ubun puncak kepala. Sudut depan lebih besar dan sudut belakang lebih
lancip
2. Frontal Minor
Celah yang terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietalis dan
os oksipitalis. Ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa krani
posterior, terdapat 4 foramen :
a. Foramen oksipitalis magnum, menghubungkan rongga toraks
dengan kanalis vertebalis. Lubang ini dilalui oleh bagian
permukaan medulla spinalis (sum-sum tulang belakang)
b. Formane jugularis, batas pars lateralis ossis oksipitalis dengan
bagian belakang piramidalis ossis termporalis terdapat tonjolan
tulang pars venosus belakang, dilalui oleh 3 saraf (saraf IX {nervus
glassofaringeus}, saraf X {nervus vagus}, saraf XI {nervus
aksesorius})
c. Kanalis hipoglasus, terdapat pada pars lateralis ossis oksipitalis di
bawahkondilus oksipitalis dan dilalui oleh nervus XII (nervus
hipoglasus).
16
d. Porus akustikus internus, pada permukaan medialis pars
piramidalis ossis temporalis dilalui oleh saraf VII (nervus fasialis)
dan nervus VIII (auditorius)
Neurokranium
Neurokranium terdiri atas sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak
bergerak yang disebut sutura. Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi
tulang cranium dan wajah yang terdiri dari lamina eksterna dan lamina interna
yang dipisahkan oleh lapisan spongesoa.
Os frontalis
17
2. Pars nasalis
Bagian tengah bawah os frontale yang menghubungkan os nasale didepan
dan os etmoidale dibelakang, taju runcing yaitu spina frontalis di kanan
dan kiri spina terdapat lubang hiatus sinus frontalis
3. Pars ortalis
Bagian lateral os frontalis samping kiri dan kanan dengan sutura
lamboidea. Celah ini membentuk segitiga dengan alas segitiga pada sutura
lamboidea.
18
temporalis, lubang ini ditutupi oleh vibro kartilago basalis berupa
selaput tipiis dari jaringan tulang rawan.
f. framen karotikum internus, terdapat diujung medial pars ossis
piramidalis, merupakan ujung kranial dari kanalis karotikus yang
dilalui oleh arteri karotis interna.
3. fossa kranii posterior ( bagian belakang ),dibentuk oleh os sfenoidalis, os
temporallis, dan os oksipitalis.
a. pars nasalis dipisahkan oleh insissura etmoidalis. Tepi medial depan
pars orbitalis lebih tebal dan di dalamnya terdapat ruang udara
yang disebut sinus frontalis dan berhubungan dengan ruang
etmoidalis yang terletak di bawahnya.
b. pars orbitalis ossis frontalis ( fasies orbitalis ), permukaan yang
menghadap ke rongga orbita.
Os parientalis
Os oksipitalis
19
kondilus oksipitalis, bongkolan kiri dan kanan foramen magnum serta
persendian dengan tulang atlas ( vetebrae servikalis). Permukaan sendi
terletak mendatar yang disebut fasies artikularis atlantis.
3. Pars skuamosa ossis oksipitalis: tulang pipih berbentuk trapezium. Tepi
tulang disebut margo lumboidea di sebelah atas, margo mastoid di sebelah
bawah. Batas diantara keduanya terdapat sulkus trasversus terletak pada
fasies interna .
a. Fasies eksterna, permukaan luar skuamosa terdappat:
Protuberonsia oksipitalis eksterna, tonjolan tengah di titik
sentral pars skuamosa.
Kristal oksipitalis eksterna, tonjolan berupa garis dari
protuberosia oksipitalis eksternamenuju pertengahan
tepiforamen magnum.
Linea nukhea superior , tonjolan merupakan garis melintang
dari protuberonsia oksipitalis eksterna menuju kiri kanan
margolamboidea dan margo mastoidea.
Line nukhea suprema, garis di atas protuberonsia oksipitalis
eksterna melintang ke literalis sejajar di atas linea nukhea
superior dan interior.
b. Fasies interna , permukaan dalam pars skuamosa terdapat:
Protuberonsia oksipitalis interna, tonjolan pada titik sentral
merupakan tempat pembuluh balik ( sinus tengkorak).
Sulkus transversus, parit melintang menuju kolateral.
Sulkus sagitalis, parit garis medium di atas protuberonsia
oksipitalis interna.
Krista oksipitalis anterior, tonjolan berupa garis median di
bawah protuberonsia oksipitalis interna menuju pertengahan
foramen magnum.
Fosa oksipitalis superior, lekuk di atas sulkus transversus kiri
dan kanan sulkus sagitalis.
Fosa oksipitalis inferior, lekuk yang terdapat di bawah sulkus
trasversus kiri dan kanan krista oksipitalis anterior.
20
Os temporalis
21
tulang tulang maleus inkus dan stapes, terdapat saluran kecil menuju ke
depan yang disebut apertura superior kanalis timpani.
2. Kanalis karotikus, menghubungkan foramen karotikum eksternum dan
foramen karotikum internum pada karotis.
3. Kanalis fasialis, mulai dari pars akustikus internus os temporalis
dilanjutkan ke meatus akustikus internus. Sebelah belakang terdapat area
vestibularis inferior sebagai syaraf keseimbangan. Dibawah area
vestibularis inferior terdapat nervus fasialis dan bagian atas terdapat
lubang N.servikularis.
4. Kanalis nervus Fasialis, mulai dari fundus meatus akustikus internus
seblah atas, menuju kearah lateral diatas alat pendengaran sampai batas
kavum timpani membelok ke belakang, menuju kebawah dan berakhir
pada foramen stilomastoideus.
Dasar Tengkorak
Dasar tengkorak (basis krani) terdiri dari tulang tulang berikut ini:
Os Stenoidalis
Os stenoidalis terdiri dari korpus ossis sfenoidalis ditengah tengah dua
pasang sayap kiri dan kanan, sebelah depan atas sayap kecil, sebelah belakang
bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju kebawah disebelah
22
prosessus pterigeodeus, bagian tengah mempunyai lekuk yang disebut pelana turki
tempat kelenjar hipofise.
Lekuk sebelah lateral dibatasi oleh prosessus klinoideus medius,didepan
dibatasi oleh tuberkulum salle. Sebelah lateral dari dorsum salle terdapat sulkus
karotis, tempat arteri karotis interna. Permukaan bawah dari korpus ossis sfenoidal
berhubungan dengan rongga hidung (kavum nasi), ditengah tengah terdapat taju
restrum stenoidalis.
Korpus ossis sfenoidalis mengandung rongga yang berisi sinus sfenoidalis
dan berhubungan dengan rongga hidung oleh apertura sinus sfenoidalis. Sayap
besar tempat perlekatan foramen optikus dilalui oleh nervus optikus, mempunyai
taju yang tajam disebut prosesus klinoideus anterior. Diantara sayap kecil dan
sayap besar terdapat fisura orbitalis superior, tempat sayap yang menggerakan
mata (N. Ttrokhlearis, N. Abdusens).
Foramen rotundum tempat jalannya nervus trigeminus kedua nervus
maksilaris. Foramen ovale memberi cabang ketiga N.madibularis dan foramen
spinosum,lubang untuk arteri meningen media (selaput otak bagian dalam).
Prosesus pterigeodeus terdiri dari lamina medialis fisura dan lamina lateralis.
Diantara kedua lamina ini terdapat pterigoideus. Pada ujung lamina medialis
terdapat taju runcing menuju ke belakang, disebut hanulus pterigoideus. Pada
bagian medial terdapat prosessus vaginalis membentuk vaginalis faringeus. Pada
bagian pangkal pterigoideus terdapat saluran yang mengarah dari belakang
kedepan yaitu kanalis pterigoideus. Antara lamina medialis dan lamina lateralis
terdapat prosessus pterigoideus, bagian belakang terdapat fossa pterigoideus.
Os Etmoidalis
Os etmoidalis tediri dari lamina kribrosa, lamina perpendikularis, dan labiruntus
etmoidalis.
1. Lamina kribrosa, membentuk dasar tubuh (kribrum sama dengan saringan)
terdapat lubang halus tempat saraf pembau (N.Olfaktorius). pada
permukaan atas terdapat balung (kristagali) untuk pegangan selaput otak.
Pada bagian tepi depan dari kanan kristagali terdapat labirintus etmoidalis,
dan bagian samping terdapat lamina papirasea.
23
2. Lamina perpendikularis, sebuah tulang tapis tegak lurus pada lamina
kribrosa menuju kebawah membentuk sekat rongga hidung.
3. Lamina papirasea, membentuk dinding orbita (lekuk mata), bagian medial
labirintus etmoidalis membentuk beberapa bagian yang menonjol dalam
rongga hidung
Tengkorak Wajah
Os Maksilaris
Dua buah tulang yang menjadi satu, terdiri dari lima bagian:
Os Mandibularis
24
(bagian belakang) dan prosessus koronoideus (bagian depan) terdapat
celah yang lebar disebut dengan insisura madibular.
Os Nasalis
Os Zigomatikum
Os zigomatikum atau tulang pipi terdiri dari dua buah tulang kiri dan kanan.
Bagian bagiannya adalah sebagai berikut:
Os Lakrimalis
Os Palatum
1. Lamina horizontal ossa palatina kiri dan kanan melekat dalam sutura
palatina membentuk palatum durum, didepan melekat pada tepi belakang
prosessus palatinus maksilaris dan membentuk sutura palatina transversa.
2. Perpendikularis melekat pada bagian belakang korpus maksilaris (fasies
maksilaris).
3. Lamina horizontalis ossis palatinus merupakan lanjutan sutura palatina
membentuk palatinum durum bagian belakang.
25
4. Laminaperpendikularis ossis palatimus mempunyai sulkus
pterigopalatinus, bagian yang agak menonjol disebut prosessus maksilaris.
Bagian kranioposterior terdapat prosessus piramidalis, samping atas depan
terdapat taju prosessus orbitalis.
Os Vamer
Tulang ini berbentuk taju belah ketupat, terdpat tegak dibagian belakang dari
fosa nasalis dan membentuk septum nasi serta mempunyai dua permukaan dan
empat tepi tulang.
Tulang ini menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat
pada krista konka nasalis ossis maksilaris dan ossis palatina. Bagian tengah
terdapat pintu sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis
lakrimalis. Tepi atas mempunyai taju kecil berhubungan dengan prosesus ossis
etmoidalis.
26
2.7 Ekstremitas Superior
Skapula
Pada angulus lateralis terdapat lekuk sendi untuk persendian lengan atas
(kavitas glenoid). Pada kavitas glenoid terdapat kolumna glenoid. Bagian atas
terdapat tonjolan kecil tuberositas supraglenoid dan bagian bawah tuberositas
infraglenoid. Bagian medial kavitas glenoid margo superior skapula terdaapt taju
seperti paruh gagak yang disebut prosesus korakoideus dan pada bagian pangkal
terdapat takik yang disebut insisura skapula.
27
Dataran belakang fasies dorsalis skapula terdapat taju besar dan panjang
disebut spina skapula. Bagian ujung merupakan tonjolan ke arah lateral, terdapat
akromion yang manghubungkan skapula dengan persendian artikulasio akromion
yang disebut akromioskapular atau fasies artikularis akromii. Lekuk sebelah atas
dari spina skapula disebut fossa supraspinata dan lekuk sebelah bawah fossa
infraspinata.
Os Klavikula
Os Humerus
28
Pada permukaan lateralis terdapat tuberositas deltoidea dan dibelakang
sulkus spiralis terdpat sulkus nervi radialis. Korpus humeri ujung distalnya
melebar, pada tepi luar terdapat epikondilus lateralis, tepi dalam epikondilus
medialis, dan bagian belakang sulkus nelvi ulnalis. Hubungan humerus dengan
tulang tulang lengan bawah adalah pada fosa anthebraci terdapat pada trokhlea
humeri, pada bagian medialis dengan ulna dan kapitulum humeri, pada bagian
lateral dengan radialis, sebelah depan bagian proksimal dari trokhlea terdpat fosa
koronoid, prosessus koronoid pada ulna, dan fosa radialis untuk kapitulum radii,
sebelah belakang fosa olekrani untuk prosesus olekrani pada ulna.
Os Ulna
Ao ulna atau tulang hasta adalah tulang panjang berbentuk prisma yang terletak
sebelah medial lengan bawah, sejajar dengan radius dan mempunyai dua
ekstremitas.
Os Radius
Os radius atau tulang pengumpil terletak disebelah lateralis dari ulna dan
mempunyai dua ujung
1. Ekstremitas proksillis yang lebih kecil terdapat pada kaput radii yang
terletak melintang sebelah atas dan mempunyai persediaan dengan humeri.
Sirkum ferensia artikularis yang merupakan lingkaran yang menjadi tepi
kapitullum radii terdapat tuberositas radii tempat melekatnya
29
M.bisepsbrakhii. korpus radi berbentuk prisma mempunyai tiga
permukaan.
2. Ekstremitas distalis radii yang lebih lebar dan agak rata dari pada bagian
dorsalis, terdapat alur (siklus) M.ekstensor komunis dan diantara kedua
sulkus ini terdapat sulkus M.ekstensor polisis longus. Sebelah lateralis
ekstremitas lateralis radii terdapat tonjolan yang disebut prosessus
stiloideus radii, bagian medial ditemukan insisura ulnalis radii untuk
persediaan dengan kapitulum.
Os Karpalia
Os karpalia atau tulang pergelangan tangan terdiri dari 8 tulang yang dibagi
dalam dua deretan:
30
c. Os hamatum ( tulang berkait)
Os metakarpalia
Os metakarpalia atau tulang telapak tangan terdiri dari lima tulang metakarpalia
dan setiap tulang mempunyai basis. Kelima tulang tersebut adlah os metakarpal I-
V yang pada basisnya mempunyai permukaan sendi berpelana.
Falangus
Falangus atau tulang jari tengah terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya
14 buah dan dibentuk dalam 5 bagian tulang yang saling berhubungan dengan
metakarpalia. Setiap jari mempunyai 3 ruas kecuali ibu jadi memiliki 2 ruas.
Bagian ekstremitas proksimal agak rata, korpus distalis agak lengkung ke arah
foralis, dan ujung ujung distalis mempunyai bongkol sendi seperti tabung
melintang dan ruas terakhir mempunyai tuberositas yang ditutupi oleh kuku.
31
2.8 Susunan Tulang Kerangka Dada
Tulang kerangka dada terdiri dari kolumna vertebralis (ruas tulang belakang),
ossis kostalis (tulang iga), dan os sternum (tulang dada). Kolumna vertebralis
dibentuk oleh 33 os vertebrae yang tersusun dari atas kebawah mulai dari leher
sampai ke tulang ekor.
1. Bada ruas, merupakan bagian terbesar, ebtuknya tebal dan kuat terletak
disebelah depan.
2. Lengkung ruas, bagian yang melingkar dan melindungi lubang ruas tulang
belakang, terletak disebelah belakang. Pada bagian ini terdapat beberapa
bagian :
a. Prosesus spinosus (taju duri) terdapat ditengah-tengah, lengkung ruas
menonjol ke belakang
b. Prosesus transversus (taju sayap) samping kiri kanan lengkung ruas
c. Prosesus artikularius (taju penyendi) membentuk persendian dengan
ruas tulang belakang (vertebrae)
3. Arkus vertebrae, bagian atas dan bagian bawah dari tulang ini mempunyai
lekuk yang disebut insisura superior dan insisura inferior terdapat lubang
tempat jalannya nervus spinalis
4. Foramina intervertebralis , ruas-ruas tulang belakang di tengah badan, ruas
membentuk saluran kanalis vertebralis tempat saluran medula spinalis
yang berisi sumsum tulang belakang
5. Arkus vertebralis, bagian kiri dan kanan mempunyai taju yang menghadap
ke atas dan ke bawah disebut prosesus artikularius superior dan prosesus
32
artikularius inferior. Tiap prosesus mempunyai dataran yang berhubungan
dengan prosesus artikularis yang lain dinamakan fasies artikularis.
33
Bagian bawah berartikulasi dengan aksis membentuk
artikulasioatlantoaksilaris
b. Aksis (prosesus odontoid) merupakan vertebra servikalis II
terdapat diatas korpus atlas yang menyatu dengan aksis yang
memungkinkan kepala dapat berputar ke kiri dan ke kanan
c. Prosesus prominan, merupakan ruas VII dari vertebra servikalis
dan prosesus yang paling panjang, mempunyai transversus besar
dan foramen prosesus nya kecil dilalui oleh vena vertebralis
d. Prosesus spinosus, tonjolan dari tulang leher yang diraba pada
masing-masing ruas ditutupi oleh ligamentum nukhea yang besar
pada bagian belakang leher. Prosesus tranversus mempunyai
lubang (foramen transversus) termpat lewatnya arteri dan vena
vertebralis. Foramen vertebralis besar dan berbentuk segitiga.
Prosesus artikularis superior mempunyai artikulasi (sendi) yang
rata dan kecil menghadap kebelakang dan keatas. Prosesus
artikularis inferior mempunyai fasies menghadap ke bawah dan
kedepan.
2. Vertebra torakalis. Ukurannya agak besar, korpus (badan ruas) berbentuk
jantung, foramen vertebra relatif kecil dan bulat, prosesus spinosus
panjang dan melengkung ke bawah, prosesus transversus bersendi dengan
tuberkulum kosta, prosesus artikularis superior mempunyai fasies
menghadap ke belakang lateral dan fasies prosesus artikularis inferior
menghadap ke lateral.
3. Vertebra lumbalis. Badan ruas tiap vertebra lumbalis berbentuk ginjal,
foramen vertebra lumbalis berbentuk segitiga. Prosesus tranversus panjang
dan langsing, prosesus spinosus pendek, rata dan berbentuk segiempat
mengarah lurus kebelakang. Fasies prosesus artikularis superior
menghadap ke medial dan fasies artikularis inferior menghadap ke lateral.
Vertebra lumbalis tidak mempunyai fasies artikularis dengan kosta dan
foramen prosesus transversi.
4. Vertebra sakralis, merupakan 5 ruas tulang yang bergabung menjadi satu
membentuk sebuah tulang. Batas anterior bersendi dengan lumbal V, batas
34
inferior agak sempit bersendi dengan os oksigis, ke bagian lateral sakrum
bersendi dengan os koksa membentuk artikulasio sekroilliaka. Tepi
anterior dan superior sakrum I menonjol ke depan sebagai margo
posterior, apertura pelvis superior sebagai promontorium sakralis, foramen
vertebralis membentuk kanalis sakralis. Lamina sakral IV dan V tidak
mempunyai garis tengah dan membentuk hiatus sakralis. Permukaan
anterior dan pasterior sakrum mempunyai 4 lubang (foramen) dinamakan
foramen sakralis pada setiap sisinya dilalui oleh ramus ventralis dan
dorsalis sakrum I-IV.
5. Vertebra koksigialis terdiri dari 4 ruas yang membentuk segitiga kecil
yang bersendi dengan ujung bawah sakrum, vertebra koksigis pertama
biasanya tidak ikut.
Os Kosta
Os kosta atau tulang iga terdiri dari 12 pasang tulang dibagi dalam 3 bagian :
1. Kosta vera (iga sejati) : iga I-IV mempunyai perlekatan tulang dada
dengan perantaraan sendi, jumlahnya 7 pasang. Iga I dapat diraba dibagian
rawan iga, bagian lain ditutupi oleh klavikula. Iga II bagian depan melekat
pada angulus sterni. Iga VII melekat pada persambungan korpus sterni
dengan prosesus xifoideus.
2. Kosta spuira (iga 8-10) melekat pada sternum dengan perantaraan rawan
iga yang terdapat diatasnya, disebut kosta spuria affiksa, berhubungan
dengan tulang dada perantaraan tulang rawan dari tulang iga sejati VII.
3. Kosta fluitantes (iga melayang) : tulang iga pendek 11-12 tidak terus ke
garis tengah atau tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada. Pada
orang tua rawan iga berubah menjadi tulang keras, tiap iga terdiri dari
kapitulum kullum (kaput kostae) dan korpus kostae,kapitulum mempunyai
fasies artikulus untuk berhubungan dengan korpus vertebra. Permukaan
sendi mempunyai krista kapituli tengah-tengah yang letaknya melintang.
Tulang iga terdiri dari substansia kompakta tipis dan substansia spongeosa
yang tebal. Periosteum sebelah luar mudah dilepas daripada tulang sebelah
dalam yang sukar dilepas. Sela antara iga disebut spasium interkostalis.
35
Gambar : tulang kerangka dada (Marieb,2001)
Os Sternum
Os sternum atau tulang dada mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari :
Os Koksa
Os koksa atau tulang panggul ada dua, kiri dan kanan dan melekat satu
sama lain digaris medianus persambungan tulang rawan yang disebut simfisis
oseum pubis, sehingga terbentuk gelang panggul yang disebut singulum
36
ektremitas inferior. Dibelakang kedua tulang panggul ini terdapat persendian yang
tidak bergerak disebut amfiartosis sakroiliaka.
Os iskii (tulang duduk) terdiri dari korpus ramus superior dan korpus
ramus inferior. Korpus ossis iskii menuju kebawah membuat sudut dengan ramus
inferior ossis iskii. Sudut ini membentuk tonjolan besar dinamakan tuber
iskiadikum. Dobelakang asetabulum korpus ossis iskii mempunyai taju tajam
disebut spina iskiadika. Pada spina iskiadika terdapat insisura iskiadika mayor dan
dibawh terdapat spina iskiadika minor.
37
Os Pubis
Os pubis atau tulang kemaluan terdiri dari korpus ossis pubis, ramus
superior ossis pubis, dan ramus inferior ossis pubis. Ramus superior melekat pada
ramus inferior ossis ikii. Bagian lateralis simfisis pubis tepi atas ramus anterior
terdapat tonjolan yang disebut tuberkulum pubikum. Bagian lateralis tuberkulum
pubikum terdapat eminensia illeopektinea. Diantara kedua tonjolan tersebut
terdapat ramus superior yang agak tajam disebut pekton ossis pubis. Diantara os
pubis dan os oskii terdapat lubang yang besar disebut foramen obturatum, tepi
atasnya mempunyai lekuk sulkus obturatorus.
Os femur
Pada dataran belakang tengah os femur terdapat linea aspera. Ujung distal
femur mempunyai dua bongkol sendi, kondilus lateralis dan kondilus medialis.
Diatara keduanya bagian belakang terdapat lekuk dinamakan fosa interkondiloid.
Bagian medial dari kondilus medialis terdapat tonjolan kecil epicondilus medialis
femorais dan sebelah lateral epikondilus lateralis.
38
Gambar : tulang fomuris anterior dan posterior (Marieb,2001)
Os Patela
Tibia
Fibula
Fibula atau tulang betis terdiri dari kapitulum fibula yang melekat pada
bagian belakang atas tibia. Ujung distal yang menonjol dinamakan maleolus
39
lateralis. Puncak kapitulum fibula dinamakan apeks kapitula fibula. Diafise fibula
sama dengan tibia dipisahkan oleh krista. Pada fasies medial terdapat krista
interosea tepat melekatnya membranosa yang menghubungkan tibia dengan
fibula, pada maleolus lateralis terdapat lekuk untuk urat telapak kaki.
Os Tarsalia
1. Talus, berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri dari kaput talus,
kolumna talus dan kor[us tali. Permukaan atas korpus tali mempunyai
bongkol sendi yang sesuai dengan lekuk sendi, terbentuk dari ujung sendi
distal tibia dan fibula dinamakan trokhlea tali. Sebelah medial permukaan
berbentuk bulan sabit (fasies molaris medialis) yang berhubungan dengan
maleolus medialis, sebelah lateral terdapat fasies maleolaris lateralis
berbentuk segitiga. Pada permukaan bawah berhubungan dengan
kalkaneus yaitu fasies artikularis kalkaneus anterior dan posterior.
2. Kalkaneus, terletak dibawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat
tonjolan yang dinamakan sustentakulum tali dibawahnya terdapat sulkus
muskulifleksor longus. Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar
tuberkalkaneli mempunyai prosesus tuberkalkanei dan prosesus medial.
40
Permukaan lateralis kalkaneus terdapat prosesustrokhlearis dan
dibawahnya terdapat sulkus untuk M. Peroneus longus. Bagian depan
permukaan sendi kuboideum dinamakan fasies artikularis kuboidea.
3. Navikular. Bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberitas ossis
navikular pedis. Permukaan sendi belakang berhubungan dengan os
kunaiformi I,II,III.
4. Os kuboideum. Permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk
kalkaneus. Permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV
dan V. Pada permukaan medial mempunya dua permukaan sendi untuk
navikular dan kunaiformi medialis.
5. Os kunaiformi terdiri dari kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis
dan kunaiformi medialis, semuanya berbentuk baji. Permukaan proksimal
berbentuk segitiga. Puncak dari kunaiformi lateralis menghadap ke atas
dan puncak kunaiformi medialis menghadap ke bawah.
Os Metatarsalia
41
Os Falang Pedis
42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tulang merupakan suatu jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan
matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak
dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks,
sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi. Kerangka merupakan salah satu unsur
sistem penegak dan penggerak tulang-tulang manusia dihubungkan satu dengan
yang lain melalui persendian sehingga terbentuk sistem lokomotor pasif dan
rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang dipersambungkan oleh persendian.
3.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38019190/MAKALAH_STRUKTUR_TULANG
44