Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MUSKULUSKELETAL

OSTEOLOGY

Dosen Mata Kuliah :

H.Kastubi.S.Kep.Ns.,M.

Disusun oleh:

Arum Dwi Hastuti

Nim : P27820721048

TINGKAT I SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
Daftar Isi

Halaman Judul.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Kata Pengantar.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II ISI
2.1 Fungsi tulang.................................................................................................................6
2.2 Pembagian Tulang.........................................................................................................8
2.3 Struktur Tulang..............................................................................................................9
2.4 Pertumbuhan Tulang......................................................................................................10
2.5 Penyakit pada Tulang....................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................14
Daftar Pustaka......................................................................................................................15

2
Kata pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MAKALAH OSTEOLOGY”
dapat kami selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang osteology. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat saya susun
melalui beberapa sumber yakni melalui buku anatomi fisiologi maupun ebook anatomi
fisiologi.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi saya, dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu saya dalam berbagai hal. Harapan saya, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Ngawi, 15 September 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


.Pemahaman tentang osteologi manusia penting karena tulang mengandung
banyak indikator karakteristik demografis dasar seseorang. Jenis kelamin individu dapat
dikaitkan dari ciri-ciri yang terlihat pada tengkorak. selain itu, seperti panggul dan tulang
panjang juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Demikian pula, kerangka berisi fitur yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keturunan dan usia saat kematian, serta tinggi hidup
seseorang. Alasan kedua mempelajari osteologi manusia adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang apa yang dianggap "normal" dalam kerangka manusia. Dengan
mengetahui standar-standar ini, penyimpangan dapat diidentifikasi yang berguna untuk
mengembangkan identifikasi positif dan untuk memberikan informasi mengenai
kehidupan dan keadaan kematian individu.

Tulang merupakan penyokong tubuh dan pelindung otot dan tendo untuk daya
gerak. Sifat fisik tulang sangat kuat, tahan kompresi, sedikit elastis dan sekaligus
merupakan materi yang relatif ringan. Tulang juga cukup responsif terhadap pengaruh
metabolik, nutrisional, dan endokrin. Namun, dengan segala kekuatan dan kekerasannya,
tulang merupakan materi hidup yang dinamis, secara tetap diperbaharui dan dikonstruksi
ulang dalam seumur hidup

Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm
pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan
atau ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang
disebut dengan Kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan
(Cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat). Tulang juga mempunyai banyak fungsi yaitu
sebagai penyokong, pelindung, penyimpan mineral pada ujung-ujung persendian dimana
tulang rawan sebagai pelapis yang khusus untuk mempermudah pergerakan.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi dari Tulang?
2. Bagaimana pembagian tulang menurut bentuk dan jenisnya?
3. Bagaimana struktur tulang Makroskopis dan Mikroskopis tulang?
4. Bagaimana pertumbuhan tulang?
5. Apa saja penyakit pada tulang?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang fungsi tulang
2. Untuk mempelajari pembagian tulang
3. Untuk mengetahui struktur tulang
4. Untuk mengetahui pertumbuhan tulang
5. Untuk mempelajari penyakit pada tulang

1.4 MANFAT
Dalam penulisan makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih jauh
tentang materi Osteology

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Tulang


Tulang adalah suatu jaringan ikat vaskular terdiri atas sel-sel dan zat antar sel yang
mengalami kalsifikasi, seperti tulang padat (tulang kompakta) dan seperti spons (tulang
spongiosa). Tulang juga mempunyai banyak fungsi sebagai penyokong, pelindung,
penyimpan mineral pada ujung-ujung persendian dimana tulang rawan sebagai pelapis yang
khusus untuk mempermudah pergerakan. Jaringan tulang menyusun struktur berdaging,
melindungi organorgan vital yang terdapat didalam tengkorak, rongga dada, dan juga 8
menampung sumsum tulang sebagai tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang berfungsi sebagai
cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dilepaskan atau disimpan dengan cara
terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam cairan tubuh.
Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan
Kerangka. Kerangka manusia (skeleton) tersusun dari tulang keras, tulang bunga karang dan
di bagian-bagian tertentu terdapat tulang rawan. Susunan kerangka dapat dibagi menjadi :
a. Bagian poros (axial) yang meliputi :
1. Tulang tengkorak (os cranium)
2. Susunan tulang belakang (columna vertebrae)
3. Tulang dada (os sternum)
4. Tulang-tulang rusuk (os costae)
b. Bagian anggota (appendicular), yang terdiri dari :
1. Tulang-tulang anggota atas (extremitas superior)
2. Tulang-tulang anggota bawah (extremitas inferior)
3. Tulang-tulang gelang bahu dan gelang panggul (cyngulum superior dan cyngulum
inferior)

Menurut Lindsay M. Biga dan teman-teman dalam buku Anatomy & Physiology (2020)


menyebutkan ada enam fungsi tulang pada manusia yaitu melindungi organ internal,
menyimpan dan melepaskan lemak, memproduksi sel darah, menyimpan dan melepaskan
mineral, memfasilitasi gerak, dan menyangga tubuh. Berikut penjelasannya:

6
1. Melindungi organ internal
Fungsi pertama dari tulang adalah perlindungan terhadap organ dalam tubuh.
Misalnya tulang tengkorak melindungi otak, sehingga otak tidak langsung rusak saat saat
kepala terkantuk benda tumpul atau saat seseorang tidak sengaja menendang bola tepat ke
kepala. Contoh lain pada tulang rusuk yang melindungi lebih banyak organ seperti paru-
paru, jantung, dan ginjal. Menjaga organ dalam tetap aman selama manusia beraktivitas.
2. Menyimpan dan melepaskan lemak
Asam lemak hasil kelebihan metabolisme dapat disimpan di jaringan adiposa dalam
sumsum tulang kuning. Jaringan adiposa tersebut kemudian dapat digunakan dan
dilepaskan ketika tubuh sedang kekurangan makanan
3. Memproduksi sel darah
Proses hematopoiesis (pembentukan darah) terjadi dalam sumsum tulang
merah. Dalam sumsum tulang merah sel darah merah, sel darah putih, bahkan juga
trombosit diproduksi.
4. Menyimpan dan melepaskan mineral
Mineral penting seperti kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang. Ketika
tubuh memerlukan mineral tersebut, tulang dapat melepaskannya ke aliran darah untuk
kemudian digunakan.
5. Memfasilitasi gerak
Tulang memfasilitasi gerak sebagai alat gerak pasif yang dikendalikan oleh
kontraksi otot. Karena kerja sama tulang dan ototlah manusia bisa bergerak, berbicara,
berlari, duduk, melompat, bahkan menari dan berkelahi.
6. Menyangga Tubuh
Tulang memberikan bentuk pada tubuh manusia, membuatnya tetap, dapat duduk
dan juga dapat berdiri. Tulang menopang daging, otot, kulit, dan organ internal dengan
kokoh

7
2.2 Pembagian tulang
A. Pembagian tulang menurut bentuknya
Menurut Bentuknya, Tulang-Tulang di dalam kerangka manusia dapat di bagi
dalam 4 macam bentuk, yaitu:
a. Tulang Pipa, Umumnya berbentuk silindris dan panjang serta terutama mempunyai
fungsi sebagai penopang, alat pemindah, dan alat gerak tubuh, misalnya: os dadius, os
ulnae, os humerus, os femur, os tibia, os fibula, dll
b. Tulang Pendek, Tulang-Tulang pendek digabungkan dalam kelompok-kelompok
untuk menghasilkan kekuatan dan elastistas di bagian-bagian yang terbatas
kemungkinan bergeraknya, seperti misalnya: tulang-tulang pergelangan tangan (os
carpal), tulang pergelangan kaki (os tarsal), dan ruas-ruas tulang belakang (os vertebrae)
c. Tulang pipih, Tulang macam ini berfungsi sebagai pelindung dan perluasan
permukaan tempat otot bertambat, seperti misalnya: tulang yang terdapat pasa kelala (os
cranium), tulang rusuk (os costae), dan tulang dada (os sternum)
d. Tulang yang tak teratur bentuknya (Ireguler), seperti misalnya tulang belikat (os
scapula), tulang panggul (os coxae), dsb

B. Pembagian tulang menurut jenis tulang


1. Suatu tulang panjang dan padat, teridiri dari beberapa bagian :
a. Epiphysis, yaitu kedua ujung tulang
b. Diaphysis, yaitu bagian tengah tulang
c. Metaphysis, yaitu sambungan antara epiphysis dengan diaphysis
d. Tulang rawan (cartilago) daerah sendi, yaitu rongga memanjang di dalam
diaphysis yang diisi oleh sumsum tulang kuning
e. Canallis Medularis
f. Periosteum, yaitu suatu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang. Periosteum
mengandung osteoblast (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot skelet ke
tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
g. Edosteum, merupakan selaput yang membatasi rongga sumsum, mengandung
osteoblast (sel pembentuk jaringan tulang) dan osteoclast (sel-sel penghancur
tulang.

2. Berdasarkan rongga-rongga yang dikandungnya tulang dibagi menjadi :

8
a. Tulang Spongiosa, yang mengandung banyak rongga-rongga yang diisi oleh
sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah. Banyak terdapat pada Epiphysis
tulang Panjang, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan (ireguler)
b. Tulang Compacta, mengandung sedikit rongga-rongga. Terdapat di sepanjang
tulang dan melapisi tulang spongiosa. Tulang Compacta sangat kuat dan berfungsi
untuk menahan beban
2.3 Struktur Tulang
A. Struktur Makroskopis
Tulang tersusun oleh bagian padat (substantia compacta) dan bagian yang
menyerupai jaringan bunga karang (substantia spongiosa). Pada bagian yang pertama
susunan lapisan sel-sel tulang dan zat selanya teratur, lebih padat, cukup banyak, dan
sedikit pori-pori. Sedangkan pada substantia spongiosa lapisan kepingan tersebut
tersusun secara tidak teratur menyerupai jala-jala dengan banyak pori-pori serta rongga-
rongga.
Tebal tipisnya substantia compacta pada tiap tulang tidak sama. Pada tulang
pipa, substantia compacta di bagian diaphyse keadaannya lebih tebal daripada di bagian
ujung (epiphyse). Apabila tulang pipa dibelah ke arah panjangnya, maka pada bagian
unjungnya terdapat substantia spongiosa yang bagian luarnya dilapisi oleh substantia
compacta yang lebih tipis.
Periosteum terdiri dari bagian luar dan bagian dalam, lapisan luar banyak
mengandung fibril, dan lapisan dalam keadaannya agak lunak banyak mengandung sel-
sel pembentuk tulang untuk regenerasi tulang. Fungsi lain dari periosteum adalah
sebagai perantara untuk bertambahnya tendon otot-otot, tali pengikat(ligamenta) dan
selaput pembungkus sendi dengan jalan saling berjalin satu sama lain dengan selaput
tulang tersebut, tidak langsung kepada tulang.
B. Struktur Mikroskopis
Dalam substantia compacta terdapat suatu system saluran-sa;uran halus untuk
penyebaran nutrient atau hasil-hasilnya kepada sel tulang agar tetap hidup dan
terpelihara, yaitu saluran Havers dan saluran Volkmann, yang satu sama lain salin saling
berhubungan dan menyebar ke seluruh bagian tulang.
Berdasarkan susunan kimia, 2/3 (dua pertiga) bagian dari berat tulang terdiri
dari garam-garam kapur (kalsium), terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat,
sedangkan 1/3 (sepertiga) bagian lainnya terdiri zat-zat organis, yaitu kolagin (K).
Dengan kata lain bahwa jaringan tulang terdiri dari sel-sel osteosit yang terletak dalam
rongga lacuna seperti pada tulang rawan.

9
Tulang bukan berupa suatu masa homogen seperti batu kapur, tetapi berupa
jaringan hidup dimana masa strukturnya terorganisir secara pipih. Tulang Compacta
terdiri dari sistem-sistem Haver, setiap sistem Haver terdiri dari Canalis Haver, yaitu
suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam canal ini terdapat pembu;uh-
pembuluh darah dan syaraf.
Di sekeliling Canalis Haver, terdapat lamella-lamella yang konsentris dan berlapis-
lapis. Lamella ialah suatu zat intercellurel berkapur, pada lemella terdapat rongga-
rongga yang disebut Lacuna yang di dalam nya terdapat osteosit. Pembuluh darah dari
periosteum dan endosteum menembus tulang Compacta melalui saluran Volkman dan
berhubungan dengan pembuluh darah saluran Haver. Kedua salurab ini arahnya tegak
lurus.

2.4 Pertumbuhan Tulang


Proses pembentukan tulang (Ossifikasi) meliputi pembentukan jaringan tulang atau
Histogenesis dan pembentukan tulang yang sebenarnya (definitife) yang disebut
morphogenesis
A. Histogenesis
Jaringan tulang berasal dari mesoderm,yang secara khusus disebut bakal jaringan
tulang(Mesenchyme),yang kemudian menjadi bakal jaringan penunjang berfibril yang
terdiri dari jalinan sel-sel(Fibroblast) dengan zat sela banyak mengandung kolageen dan
serabut-serabut elastis.Sel-sel tersebut memperbanyak diri secara mitosis menjadi sel
Pembentuk Tulang (Osteoblast).Sedang zat selanya menjadi bahan yang liat disebut
osteoid.
Enzyme phospatose membantu pengeluaran garam kapur kedalam zat sela menjadi
pengeras tulang. Proses pengeresan tulang dinamakan pengapuran (klasifikasi).
Kekurangan unsur unsur diatas akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang,
sehingga menyebabkan penyakit ricket (rikestia).
Kalsium didalam tubuh 99% tersimpan dalam kerangka. Resorpsi yang berlebihan pada
orang dewasa menyebabkan tulang akan menjadi lembek (osteomalacia) dan bengkok
bengkok.
B. Morphogenesis
Morphogenesis atau pembentukan tulang kerangka yang definitif meliputi:

10
(1) Pembentukan di dalam selaput (intra mambranous) atau pembentukan tulang
langsung.
(2) Pembentukan di dalam jaringan tulang rawan (intra cartilagonous) atau endochondral.

Dengan demikian dikenal tulang-tulang yang berasal dari selaput (misalnya tulang-
tulang pipih pada cranium dan tulang-tulang pipih lainnya) dan tulang-tulang yang berasal
dari tulang rawan, misalnya tulang-tulang pipa dan tulang-tulang keranngka lainnya.
Walaupun kedua cara pembentukan tulang di atas berlangsung pada bagian atau tempat
yang berlainan(di bagian luar dan bagian tengah) namun keduanya berjalanan secara
serempak dan berangsur-angsur semasa proses morphogenesis masih berlangsung, yaitu
pembentukan tulang (histogenesis) oleh osteoblast dan perombakan tulang (rawan) oleh
osteoblast (sel pemecah tulang)

(1) Ossifikasi Intra-membranesea (Pembentukan Tulang secara Langsung)


Pembentuk tulang di dalam selaput atau intra membranous disebut juga pembentukan
tulang secara langsung, oleh karena tulang keras terjadi dari jaringan pengikat/penunjang
yang berubah secara langsung menjadi tulang keras tanpa menjadi tulang rawan trlbih
dahulu. Pembentukan berlangsung berkat usaha osteoblast yang berada dalam periosteum
yang membentuk substantia compacta lapisan luar dan lapisan dalam dari tulang-tulang
pipih, sedang osteoblast yang ada di-lapisan tengah jaringan penunjang tersebut
membentuk jaringan bunga karang (substantia spongiosa) yang dinamakan diploe.
Proses pembentukan dimulai pada pusat penulangan yaitu dibagian tengah di mana
kelak tulang tersebut berada. Tulang-tulang pipih bagian dinding otak dari bayi yang baru
dilahirkan belum terbentuk dengan sempurna. Oleh karena itu pada bagian-bagian tertentu
masih tetap sebagai bagian yang lunak yang lama kelamaan pada akhir per-tumbuhan akan
menjadi keras pula. Bagian yang lunak ini dinamakan fronticulus, seperti misalnya
fonticulus frontalis yang terdapat pada agian ubun-ubun, fonticulus sphenoiddalis yang
terdapat pada bagian pelipis bayi.

(2) Ossifikasi (Pembentukan Tulang) secara Endochondral


Pembentukan tulang secara endochondral yaitu pembentukan tulang dari jaringan
penunjang yang telah berubah menjadi rawan hyaline, kemudian berubah lagi menjadi
tulang keras pada tempat-tempatdi mana kelak tulang-tulang keras yang bersangkutan
berada. Pembentukan tulang semacam ini disebut juga pembentukan tulang secara tidak

11
tidak langsung. Pada pembentukan tulang secara endochondral atau tidak langsung, terjadi
proses-proses sebagai berikut:
• Perombakan jaringan tulang rawan oleh osteoclast, kecuali pada permukaan sendi
(facies atricularis).
• Pembentukan jaringan tulang keras oleh osteoblast pada tempat jaringan tulang rawan
berbeda, kecuali pada bagian-bagian tertentu.
Pada seluruh bagian tulang rawan, perombakan dan pembentukan tulang keras tidak
berlangsung sekaligus, melainkan pada pusat-pusat penulangan, yang pada tulang pipa
sekurang-kuragnya selalu terdapat tiga pusat penulangan, yaitu pertama-tama pada bagian
diaphyse, kemudian pada bagian epiphyse.
Sebelum proses penulangan secara ini selesai, bagian diaphyse dan epiphyse
dibatasi oleh jaringan tulang rawan yang dinamakan rawan epiphysair. Rawan ini
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan memanjang yang berlangsung hingga usia antara
21-25 tahun. Setelah usia tersbut tercapai, seluruh proses penulangan selesai dengan kata
lain bagian diaphyse telah tersambung dengan bagian epiphyse.
Hyperfungsi kelenjar pitruitrin sebelum orang mencapai usia dewasa di mana pembentukan
tulang belum selesai, akan berakibat pertumbuhan yang luar biasa yang disebut acromegali
(raksasa), sebaliknya hypo-fungsi kelenjar tersebut akan menyebabkan atrophy.

2.5 Penyakit pada tulang


A. Riketsia
Riketsia adalah suatu penyakit defisiensi vitamin D pada anak anak yang
menyebabkan zat kapur kurang diabsorpsi dari usus, sehingga proses pembentukan tulang
dan cakram epiphise terganggu cakram epiphise menjadi lebar menonjol.Matriks
tulangpun menjadi lunak karena kurangnya zat kapur, tulang -tulang menjadi bengkok -
bengkok dan berubah bentuk.
Bila defisiensi vitamin D terjadi pada orang dewasa, timbul penyakit yang
disebut osteomalasia terjadi demineralisasi (kehilangan calsium dan phospor) dari tulang
dan akhirnya tulang -tulang menjadi bengkok -bengkok. Pengobatan : Riketsia dan
osteomalasia diobati dengan pemberian vitamin D, zat kapur, phosphor, dan menjemur
diri karena kulit kita bisa mengubah kolesterol menjadi vitamin D.
Definisi vitamin D juga terjadi bila terjadi jika terdapat gangguan pencernaan lemak
karena vitamin D diapsorpsi bersamaan dengan lemak.

12
B. Patah tulang
Patah Tulang biasanya terjadi karena adanya benturan keras. Garis patah tulang
dapat bermacam-macam, dapat retak saja, dapat hancur tulangnya, dan sebagainya. Agar
penyembuhan bisa berlangsung cepat dan sempurna, tulang harus dikembalikan ke posisi
normal semula (reposisi). Bila tulang patah, pembuluh darah pada periosteum, canalis
haver dan sumsum tulang pecah, terjadi pembekuan darah. alat yang dapat menghasilkan
denyutan gelombang electromagnetic (pulsating electromagnetic fields) dapat membantu
mempercepat penyembuhan tulang

C. Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit penurunan massa tulang (pengurangan jaringan
tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. penyakit tulang ini terjadi terutama pada
wanita setelah menopause. faktor penyakit ini adalah gangguan absorpsi pada usus,
naiknya kadar hormon parathyroid, menurunnya kadar estrogen setelah menopause, usia
lanjut dan kurangnya olahraga. Osteoporosis menyebabkan mudah terjadinya patah
tulang (Vertebrae dan leher femur). Tulang menjadi kecil dan bengkok , sakit-sakit pada
tulang dan turunnya tonus otot ( lemah).

D. Osteomielitis
Osteomielitis adalah suatu bentuk infeksi tulang yang menyebabkan kerusakan dan
pembentukan tulang baru. Ada beberapa mekanisme infeksi yang dapat menyebabkan
osteomielitis antara lain: infeksi (misalnya. setelah trauma, operasi, atau penyisipan sendi
prostetik), insufisiensi vaskular (misal pada diabetes mellitus atau gangguan pembuluh
darah perifer), dan penyebaran hematogen dari infeksi, misalnya diosteomielitis vertebral
pada anak-anak (Gunawan, 2010). Penyebab utama osteomielitis adalah bakteri
Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menginfeksi tulang melalui aliran darah.
Sebenarnya bakteri Staphylococcus adalah bakteri yang jarang menyebabkan masalah
kesehatan dan umum terdapat di kulit, namun bakteri ini dapat berbalik menyerang ketika
sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Kebanyakan osteomielitis terjadi pada orang orang
yang berusia di atas 60 tahun. Biasanya pada wanita terjadi diatas usia 50 tahun atau
menBAopouse. Kegemukan/ obesitas juga memiliki resiko yang besar terserang
osteomielitis

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemahaman tentang osteologi manusia penting karena tulang mengandung banyak
indikator karakteristik demografis dasar seseorang. Jenis kelamin individu dapat dikaitkan
dari ciri-ciri yang terlihat pada tengkorak. selain itu, seperti panggul dan tulang panjang
juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Demikian pula, kerangka berisi fitur yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keturunan dan usia saat kematian, serta tinggi hidup
seseorang. Alasan kedua mempelajari osteologi manusia adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang apa yang dianggap "normal" dalam kerangka manusia. Dengan
mengetahui standar-standar ini, penyimpangan dapat diidentifikasi yang berguna untuk
mengembangkan identifikasi positif dan untuk memberikan informasi mengenai kehidupan
dan keadaan kematian individu.

3.2 SARAN
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran bahwa seharusnya kita
betul – betul memahami tentang osteologi ini dan semoga dengan susunnya makalah ini
semua pembaca merasa tersadar akan pentingnya sistem osteologi ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lindsay M Biga and friends. 2020. ANATOMY AND PHYSIOLOGY.


https://openstax.org/details/books/anatomy-and-physiology . diakses pada Rabu, 15
September 2021

Marwan. Iis. ANATOMI MANUSIA (UNIT OSTEOLOGY, ARTHOLOGI, DAN


MIOLOGI)
http://repositori.unsil.ac.id/1340/1/Anatomi%20Manusia.pdf . diakses pada Rabu, 15
September 2021

15

Anda mungkin juga menyukai