OSTEOLOGY
H.Kastubi.S.Kep.Ns.,M.
Disusun oleh:
Nim : P27820721048
1
Daftar Isi
Halaman Judul.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Kata Pengantar.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II ISI
2.1 Fungsi tulang.................................................................................................................6
2.2 Pembagian Tulang.........................................................................................................8
2.3 Struktur Tulang..............................................................................................................9
2.4 Pertumbuhan Tulang......................................................................................................10
2.5 Penyakit pada Tulang....................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................14
Daftar Pustaka......................................................................................................................15
2
Kata pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MAKALAH OSTEOLOGY”
dapat kami selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang osteology. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat saya susun
melalui beberapa sumber yakni melalui buku anatomi fisiologi maupun ebook anatomi
fisiologi.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi saya, dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu saya dalam berbagai hal. Harapan saya, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tulang merupakan penyokong tubuh dan pelindung otot dan tendo untuk daya
gerak. Sifat fisik tulang sangat kuat, tahan kompresi, sedikit elastis dan sekaligus
merupakan materi yang relatif ringan. Tulang juga cukup responsif terhadap pengaruh
metabolik, nutrisional, dan endokrin. Namun, dengan segala kekuatan dan kekerasannya,
tulang merupakan materi hidup yang dinamis, secara tetap diperbaharui dan dikonstruksi
ulang dalam seumur hidup
Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm
pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan
atau ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang
disebut dengan Kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan
(Cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat). Tulang juga mempunyai banyak fungsi yaitu
sebagai penyokong, pelindung, penyimpan mineral pada ujung-ujung persendian dimana
tulang rawan sebagai pelapis yang khusus untuk mempermudah pergerakan.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi dari Tulang?
2. Bagaimana pembagian tulang menurut bentuk dan jenisnya?
3. Bagaimana struktur tulang Makroskopis dan Mikroskopis tulang?
4. Bagaimana pertumbuhan tulang?
5. Apa saja penyakit pada tulang?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang fungsi tulang
2. Untuk mempelajari pembagian tulang
3. Untuk mengetahui struktur tulang
4. Untuk mengetahui pertumbuhan tulang
5. Untuk mempelajari penyakit pada tulang
1.4 MANFAT
Dalam penulisan makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih jauh
tentang materi Osteology
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Melindungi organ internal
Fungsi pertama dari tulang adalah perlindungan terhadap organ dalam tubuh.
Misalnya tulang tengkorak melindungi otak, sehingga otak tidak langsung rusak saat saat
kepala terkantuk benda tumpul atau saat seseorang tidak sengaja menendang bola tepat ke
kepala. Contoh lain pada tulang rusuk yang melindungi lebih banyak organ seperti paru-
paru, jantung, dan ginjal. Menjaga organ dalam tetap aman selama manusia beraktivitas.
2. Menyimpan dan melepaskan lemak
Asam lemak hasil kelebihan metabolisme dapat disimpan di jaringan adiposa dalam
sumsum tulang kuning. Jaringan adiposa tersebut kemudian dapat digunakan dan
dilepaskan ketika tubuh sedang kekurangan makanan
3. Memproduksi sel darah
Proses hematopoiesis (pembentukan darah) terjadi dalam sumsum tulang
merah. Dalam sumsum tulang merah sel darah merah, sel darah putih, bahkan juga
trombosit diproduksi.
4. Menyimpan dan melepaskan mineral
Mineral penting seperti kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang. Ketika
tubuh memerlukan mineral tersebut, tulang dapat melepaskannya ke aliran darah untuk
kemudian digunakan.
5. Memfasilitasi gerak
Tulang memfasilitasi gerak sebagai alat gerak pasif yang dikendalikan oleh
kontraksi otot. Karena kerja sama tulang dan ototlah manusia bisa bergerak, berbicara,
berlari, duduk, melompat, bahkan menari dan berkelahi.
6. Menyangga Tubuh
Tulang memberikan bentuk pada tubuh manusia, membuatnya tetap, dapat duduk
dan juga dapat berdiri. Tulang menopang daging, otot, kulit, dan organ internal dengan
kokoh
7
2.2 Pembagian tulang
A. Pembagian tulang menurut bentuknya
Menurut Bentuknya, Tulang-Tulang di dalam kerangka manusia dapat di bagi
dalam 4 macam bentuk, yaitu:
a. Tulang Pipa, Umumnya berbentuk silindris dan panjang serta terutama mempunyai
fungsi sebagai penopang, alat pemindah, dan alat gerak tubuh, misalnya: os dadius, os
ulnae, os humerus, os femur, os tibia, os fibula, dll
b. Tulang Pendek, Tulang-Tulang pendek digabungkan dalam kelompok-kelompok
untuk menghasilkan kekuatan dan elastistas di bagian-bagian yang terbatas
kemungkinan bergeraknya, seperti misalnya: tulang-tulang pergelangan tangan (os
carpal), tulang pergelangan kaki (os tarsal), dan ruas-ruas tulang belakang (os vertebrae)
c. Tulang pipih, Tulang macam ini berfungsi sebagai pelindung dan perluasan
permukaan tempat otot bertambat, seperti misalnya: tulang yang terdapat pasa kelala (os
cranium), tulang rusuk (os costae), dan tulang dada (os sternum)
d. Tulang yang tak teratur bentuknya (Ireguler), seperti misalnya tulang belikat (os
scapula), tulang panggul (os coxae), dsb
8
a. Tulang Spongiosa, yang mengandung banyak rongga-rongga yang diisi oleh
sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah. Banyak terdapat pada Epiphysis
tulang Panjang, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan (ireguler)
b. Tulang Compacta, mengandung sedikit rongga-rongga. Terdapat di sepanjang
tulang dan melapisi tulang spongiosa. Tulang Compacta sangat kuat dan berfungsi
untuk menahan beban
2.3 Struktur Tulang
A. Struktur Makroskopis
Tulang tersusun oleh bagian padat (substantia compacta) dan bagian yang
menyerupai jaringan bunga karang (substantia spongiosa). Pada bagian yang pertama
susunan lapisan sel-sel tulang dan zat selanya teratur, lebih padat, cukup banyak, dan
sedikit pori-pori. Sedangkan pada substantia spongiosa lapisan kepingan tersebut
tersusun secara tidak teratur menyerupai jala-jala dengan banyak pori-pori serta rongga-
rongga.
Tebal tipisnya substantia compacta pada tiap tulang tidak sama. Pada tulang
pipa, substantia compacta di bagian diaphyse keadaannya lebih tebal daripada di bagian
ujung (epiphyse). Apabila tulang pipa dibelah ke arah panjangnya, maka pada bagian
unjungnya terdapat substantia spongiosa yang bagian luarnya dilapisi oleh substantia
compacta yang lebih tipis.
Periosteum terdiri dari bagian luar dan bagian dalam, lapisan luar banyak
mengandung fibril, dan lapisan dalam keadaannya agak lunak banyak mengandung sel-
sel pembentuk tulang untuk regenerasi tulang. Fungsi lain dari periosteum adalah
sebagai perantara untuk bertambahnya tendon otot-otot, tali pengikat(ligamenta) dan
selaput pembungkus sendi dengan jalan saling berjalin satu sama lain dengan selaput
tulang tersebut, tidak langsung kepada tulang.
B. Struktur Mikroskopis
Dalam substantia compacta terdapat suatu system saluran-sa;uran halus untuk
penyebaran nutrient atau hasil-hasilnya kepada sel tulang agar tetap hidup dan
terpelihara, yaitu saluran Havers dan saluran Volkmann, yang satu sama lain salin saling
berhubungan dan menyebar ke seluruh bagian tulang.
Berdasarkan susunan kimia, 2/3 (dua pertiga) bagian dari berat tulang terdiri
dari garam-garam kapur (kalsium), terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat,
sedangkan 1/3 (sepertiga) bagian lainnya terdiri zat-zat organis, yaitu kolagin (K).
Dengan kata lain bahwa jaringan tulang terdiri dari sel-sel osteosit yang terletak dalam
rongga lacuna seperti pada tulang rawan.
9
Tulang bukan berupa suatu masa homogen seperti batu kapur, tetapi berupa
jaringan hidup dimana masa strukturnya terorganisir secara pipih. Tulang Compacta
terdiri dari sistem-sistem Haver, setiap sistem Haver terdiri dari Canalis Haver, yaitu
suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam canal ini terdapat pembu;uh-
pembuluh darah dan syaraf.
Di sekeliling Canalis Haver, terdapat lamella-lamella yang konsentris dan berlapis-
lapis. Lamella ialah suatu zat intercellurel berkapur, pada lemella terdapat rongga-
rongga yang disebut Lacuna yang di dalam nya terdapat osteosit. Pembuluh darah dari
periosteum dan endosteum menembus tulang Compacta melalui saluran Volkman dan
berhubungan dengan pembuluh darah saluran Haver. Kedua salurab ini arahnya tegak
lurus.
10
(1) Pembentukan di dalam selaput (intra mambranous) atau pembentukan tulang
langsung.
(2) Pembentukan di dalam jaringan tulang rawan (intra cartilagonous) atau endochondral.
Dengan demikian dikenal tulang-tulang yang berasal dari selaput (misalnya tulang-
tulang pipih pada cranium dan tulang-tulang pipih lainnya) dan tulang-tulang yang berasal
dari tulang rawan, misalnya tulang-tulang pipa dan tulang-tulang keranngka lainnya.
Walaupun kedua cara pembentukan tulang di atas berlangsung pada bagian atau tempat
yang berlainan(di bagian luar dan bagian tengah) namun keduanya berjalanan secara
serempak dan berangsur-angsur semasa proses morphogenesis masih berlangsung, yaitu
pembentukan tulang (histogenesis) oleh osteoblast dan perombakan tulang (rawan) oleh
osteoblast (sel pemecah tulang)
11
tidak langsung. Pada pembentukan tulang secara endochondral atau tidak langsung, terjadi
proses-proses sebagai berikut:
• Perombakan jaringan tulang rawan oleh osteoclast, kecuali pada permukaan sendi
(facies atricularis).
• Pembentukan jaringan tulang keras oleh osteoblast pada tempat jaringan tulang rawan
berbeda, kecuali pada bagian-bagian tertentu.
Pada seluruh bagian tulang rawan, perombakan dan pembentukan tulang keras tidak
berlangsung sekaligus, melainkan pada pusat-pusat penulangan, yang pada tulang pipa
sekurang-kuragnya selalu terdapat tiga pusat penulangan, yaitu pertama-tama pada bagian
diaphyse, kemudian pada bagian epiphyse.
Sebelum proses penulangan secara ini selesai, bagian diaphyse dan epiphyse
dibatasi oleh jaringan tulang rawan yang dinamakan rawan epiphysair. Rawan ini
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan memanjang yang berlangsung hingga usia antara
21-25 tahun. Setelah usia tersbut tercapai, seluruh proses penulangan selesai dengan kata
lain bagian diaphyse telah tersambung dengan bagian epiphyse.
Hyperfungsi kelenjar pitruitrin sebelum orang mencapai usia dewasa di mana pembentukan
tulang belum selesai, akan berakibat pertumbuhan yang luar biasa yang disebut acromegali
(raksasa), sebaliknya hypo-fungsi kelenjar tersebut akan menyebabkan atrophy.
12
B. Patah tulang
Patah Tulang biasanya terjadi karena adanya benturan keras. Garis patah tulang
dapat bermacam-macam, dapat retak saja, dapat hancur tulangnya, dan sebagainya. Agar
penyembuhan bisa berlangsung cepat dan sempurna, tulang harus dikembalikan ke posisi
normal semula (reposisi). Bila tulang patah, pembuluh darah pada periosteum, canalis
haver dan sumsum tulang pecah, terjadi pembekuan darah. alat yang dapat menghasilkan
denyutan gelombang electromagnetic (pulsating electromagnetic fields) dapat membantu
mempercepat penyembuhan tulang
C. Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit penurunan massa tulang (pengurangan jaringan
tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. penyakit tulang ini terjadi terutama pada
wanita setelah menopause. faktor penyakit ini adalah gangguan absorpsi pada usus,
naiknya kadar hormon parathyroid, menurunnya kadar estrogen setelah menopause, usia
lanjut dan kurangnya olahraga. Osteoporosis menyebabkan mudah terjadinya patah
tulang (Vertebrae dan leher femur). Tulang menjadi kecil dan bengkok , sakit-sakit pada
tulang dan turunnya tonus otot ( lemah).
D. Osteomielitis
Osteomielitis adalah suatu bentuk infeksi tulang yang menyebabkan kerusakan dan
pembentukan tulang baru. Ada beberapa mekanisme infeksi yang dapat menyebabkan
osteomielitis antara lain: infeksi (misalnya. setelah trauma, operasi, atau penyisipan sendi
prostetik), insufisiensi vaskular (misal pada diabetes mellitus atau gangguan pembuluh
darah perifer), dan penyebaran hematogen dari infeksi, misalnya diosteomielitis vertebral
pada anak-anak (Gunawan, 2010). Penyebab utama osteomielitis adalah bakteri
Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menginfeksi tulang melalui aliran darah.
Sebenarnya bakteri Staphylococcus adalah bakteri yang jarang menyebabkan masalah
kesehatan dan umum terdapat di kulit, namun bakteri ini dapat berbalik menyerang ketika
sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Kebanyakan osteomielitis terjadi pada orang orang
yang berusia di atas 60 tahun. Biasanya pada wanita terjadi diatas usia 50 tahun atau
menBAopouse. Kegemukan/ obesitas juga memiliki resiko yang besar terserang
osteomielitis
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemahaman tentang osteologi manusia penting karena tulang mengandung banyak
indikator karakteristik demografis dasar seseorang. Jenis kelamin individu dapat dikaitkan
dari ciri-ciri yang terlihat pada tengkorak. selain itu, seperti panggul dan tulang panjang
juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Demikian pula, kerangka berisi fitur yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keturunan dan usia saat kematian, serta tinggi hidup
seseorang. Alasan kedua mempelajari osteologi manusia adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang apa yang dianggap "normal" dalam kerangka manusia. Dengan
mengetahui standar-standar ini, penyimpangan dapat diidentifikasi yang berguna untuk
mengembangkan identifikasi positif dan untuk memberikan informasi mengenai kehidupan
dan keadaan kematian individu.
3.2 SARAN
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran bahwa seharusnya kita
betul – betul memahami tentang osteologi ini dan semoga dengan susunnya makalah ini
semua pembaca merasa tersadar akan pentingnya sistem osteologi ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15