Anda di halaman 1dari 19

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA YANG BERKAITAN DENGAN

PROSES REPRODUKSI
Dosen Pengampu: Dr. Dewi Citra Puspita, Mars

Disusun oleh :
Anggelina Nina Kristiani
Herwilly Salsa Safitri
Genoveva Meisianti

PROGRAM STUDI DII STIKES PANCA BHAKTI PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah biologi dasar dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.
Terima kasih

Pontianak, 5 September 2023

Penulis
II

DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................

Daftar isi ........................................................................................................

Bab 1 pendahuluan .......................................................................................

1. Latar Belakang .....................................................................................


2. Rumusan Masalah ...............................................................................
3. Tujuan .................................................................................................

BAB II Pembahasan .......................................................................................

A. Skeletal.................................................................................................
B. Sendi....................................................................................................
C. Otot......................................................................................................
D. Fasia.....................................................................................................
E. Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita............

BAB III Kesimpulan dasar


A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar pustaka
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang
biak. Salah satu organ reproduksi wanita yaitu rahim. Rahim (uterus)
merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektrum. Beberapa penyakit dalam rahim menyerang
wanita dalam rentan usia yang tak terbatas. Penyakit yang rentan sekali
dialami oleh wanita bisa karena virus, bakteri atau gaya hidup yang kurang sehat
yang dapat masuk ke dalam tubuh wanita (Manuaba, I. B,
2010).
Untuk itu, kebanyakan wanita sangat malu dan tertutup atas gejala
atau penyakit yang sedang dideritanya, Untuk berkonsultasi secara
langsung mengenai kesehatan pribadinya atau tentang penyakit apa yang sedang
diderita kepada dokter. Selain itu juga dapat di pengaruhi beberapa
Faktor lain seperti dikarenakan biaya untuk pemeriksaan konsultasi ke dokter
spesialis cenderung mahal. Ada juga yang tidak mempedulikan gejala yang muncul
dan ketika kondisi sudah memburuk dan memerlukan penanganan yang ekstra,
Penderita langsung datang ke dokter spesialis yang menjadi tujuan akhir. Maka
dengan itu
diharapkan dengan adanya sistem pakar ini dapat membantu beberapa wanita dalam
mengatasi indikasi penyakit rahim, Sehingga kedepannya wanita atau penderita
indikasi penyakit pada rahim dapat dilakukan dengan cepat dan wanita yang
mempunyai gejala pada rahim bisa mengetahui jenis indikasi penyakit pada rahim
yang sedang dideritanya tanpa ke dokter spesialis. Karena dengan adanya sistem
pakar ini dapat membantu para wanita dalam melakukan pencegahan penyakit yang
berbahaya.

IV
Sistem pakar (expert system) adalah Sistem pakar merupakan program komputer
untuk dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan
suatu masalah yang spesifik Dengan sistem pakar,
orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang rumit yang sebenarnya hanya
bisa diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan
membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Putri &
Mustafidah, 2011).
Metode yang digunakan dalam membuat sistem pakar ini adalah backward chaining.
Backward Chaining adalah metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut
balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan
mengarahkan ke tujuan tersebut.(Kurniasih, Aryanto, & Wicaksono, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibuat suatu program komputer yang
memliki kecerdasan buatan untuk mendiagnosa yang berjudul “Sistem Pakar untuk
mendiagnosa indikasi penyakit pada rahim menggunakan metode backward
chaining” karena sebagai suatu alternatif solusi untuk mengatasi masalah gangguan
pada rahim.

V
B.Rumusan Masalah
1.dengan bagaimana struktur,klasifikasi skeletal dalam anatomi dan fisiologi sistem
muskoluskletal ?

2.bagaimana klasifikasi sendi berdasarkan gerakan dan struktur ?

3.bagaimana klasifikasi otot berdasarkan struktur dan lokasi ?

4.apa itu fasia ?

5.bagaimana hubungan sistem muskoluskletal reproduksi wanita ?

6
C.Tujuan
Memahami struktur antomi: Memahami bagaimana tulang,otot, sendi,ligamen,dan bagian
lainnya dari sistem muskoluskletal tersusun dan berinteraksi satu sama lain.

D. Manfaat
Peningkatan pemahaman tubuh manusia, pencegahan cidera, perawatan medis yang
lebih baik,dan kontribusi terhadap penelitian ilmiah dalam bidang kedokteran dan
olahraga.

7
BAB II
Pembahasan
A.Skeletal
Dalam biologi, sistem skeletal atau rangka adalah struktur tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang mendukung tubuh manusia atau hewan.Fungsi utama sistem skeletal
adalah memberikan dukungan struktural,melindungi organ-organ critical,memungkinkan
gerakan,dan memproduksi sel darah.

Berikut pembagian skeletal,yaitu:

1. Axial skeleton terdiri dari kerangka tulang kepala dan


leher,tengkorak,kolumna vertebrae,tulang iga,tulang hioid sternum.
2. Apendikular skeleton terdiri dari:
a) tulang lengan dan kaki.
b) ekstremitas atas(scapula,klavikula,humerus,ulna,radial) dan tangan
(karpal,metakarpal, kerangka falang).
c) ekstremitas bawah (tulang pelvik,femur,patela,tibia,vibula) dan kaki
(tarsal,metatarsal,falang).
3. Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan
matriks tulang dapat di absorpsi. Sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik
yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral
tulang,sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam darah.

Sel-sel penyusun tulang terdiri dari:

a. osteoblas berfungsi menghasilkan jaringan osteosid dan menyekresi


sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan penting dalam
pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.
b. osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.

8
1. Struktur jaringan tulang
Tulang terdiri dari jaringan tualng yang padat dan keras(compact bone) serta jaringan
Tulang spons(spongy bone) yang lebih renggang. Jaringan tulang keras memiliki
lapisan luar yang keras dan padat,sementara jaringan tulang spons memiliki struktur
yang lebih porus dengan ruang-ruang kecil yang mengandung sum-sum tulang.
2. Klasifikasi tulang
Tulang dapat di klasifikasi kan sebagai berikut:
a) Berdasarkan bentuknya,tulang Panjang(tulang yang lebih Panjang dari pada
lebar dan tebalnya)contohnya tulang femur(tulang paha)dan tulang
humerus(tulang tengan atas). Tulang pendek(tulang yang lebar dan tebalnya
hampir sama).contohnya tulang carpal(tulang pergelangan tangan) dan
tarsal(tulang pergelangan kaki). Tulang datar(tulang yang datar dan tipis).
Contohnya tulang sternum(tulang dada) dan tulang scapula(tulang bahu).
Tulang tak beraturan(tulang yang memiliki bentuk yang tidak beraturan dan
sulit di klasifikasikan kedalam ketegori lain. Contohnya tulang vertebral
(tulang belakang) dan tulang hipoit(tulang lidah).
b) Berdasarkan strukturnya:tulang kompak/padat(tulang yang memiliki struktur
padat dan keras. Tulang compact umumnya terdapat di epifisis atau ujung
tulang Panjang). Tulang spongiosa/sum-sum tulang rawan(tulang yang
memiliki struktur berpori dengan ruang terbuka yang di isi sum-sum tulang.
Tulang spongiosa umumnya terdapat di metafisis,diantara epifisis dan diafisis
tulang Panjang). Tulang subkutis/kulit tulang(tulang yang terletak di bawah
kuliat,seperti di wajah).
c) Berdasarkan fungsinya:seperti tulang rangka(tulang yang membentuk rangka
tubuh),tuulang tengkorak(tulang yang melindungi otak),tulang tungkai(tulang
yang membentuk anggota gerak tubuh).
3. Klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia
a) Tulang tengkorak:Terdiri dari tulang-tulang yang melindungi otak dan
memberikan struktur wajah.

9
b) Tulang-tulang rusuk:terdiri dari 12 pasang tulang yang terhubung ke tulang
belakang dan sternum(tulang dada). Tulang-tulang rusuk melindungi organ-
organ vital di dalam dada seperti jantung dan paru-paru .
c) Tulang tulang belakang: Juga dikenal sebagai tulang vertebral, membentuk
tulang belakang atau tulang punggung manusia. Terdiri dari 33 tulang yang
membentang dari panggul hingga panggul dan membantu melindungi
sumsum tulang belakang.
d) Tulang panggul: Terdiri dari tiga tulang yaitu tulang ilium, tulang ischium, dan
tulang pubis. Tulang panggul membentuk dasar panggul dan berfungsi untuk
mendukung berat tubuh dan sebagai titik persambungan untuk tulang
belakang, tulang tungkai, dan tulang pelvis.
e) Ekstremitas atas: Terdiri dari tulang-tulang yang membentuk lengan dan
tangan. Termasuk tulang humerus, tulang radius dan ulna di lengan dan
tulang karpal, tulang metakarpal, dan tulang falang di tangan.
f) Ekstremitas bawah: Terdiri dari tulang-tulang yang membentuk kaki dan kaki.
Termasuk tulang femur di paha, tulang patella (tulang lutut), tulang fibula dan
tibia di kaki, dan tulang tarsal, tulang metatarsal, dan tulang falang di kaki.

Klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia membantu dalam memahami fungsi
dan peran tulang-tulang dalam tubuh manusia serta dalam mendiagnosis dan
mengobati masalah tulang dan sendi

10
B.Sendi

Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi
tersebut. Ada empat jenis klasifikasi sendi berdasarkan gerakan, yaitu:
a) Ampiarthrosis: Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas, dengan sedikit atau tidak
ada pergerakan yang signifikan. Contoh sendi ampiarthrosis adalah sendi antara
tulang-tulang rahang, vertebrae tulang belakang (sendi intervertebral), dan tulang-
tulang panggul.
b) Diarthrosis: Sendi ini dapat melakukan gerakan bebas. Jenis sendi diarthrosis yang
paling umum adalah sendi engsel (seperti sendi siku dan lutut), sendi geser (seperti
sendi pergelangan tangan), dan sendi bola dan soket (seperti sendi bahu dan
pinggul).
c) Sinartrosis: Sendi ini tidak memungkinkan gerakan sama sekali. Mereka ada untuk
memberikan stabilitas pada kerangka tubuh. Contoh sendi sinartrosis termasuk sendi
tengkorak dan sendi tulang panggul.
d) Sendi kampoid: Sendi ini memungkinkan gerakan hanya dalam satu arah. Contoh
sendi kampoid meliputi sendi ibu jari dan sendi jari-jari kaki.

Selain diklasifikasikan berdasarkan gerakan, sendi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan


struktur. Ada tiga jenis klasifikasi sendi berdasarkan struktur, yaitu:

a) Sendi fibrosa: Sendi ini memiliki jaringan serat pengikat yang kuat yang
menghubungkan tulang-tulang bersama-sama. Contoh sendi fibrosa termasuk sendi
tengkorak sutura dan sendi antara tulang-tulang kaki dan tangan.
b) Sendi kartilaginosa: Sendi ini memiliki diskus kartilago yang memberikan penyerapan
kejutan dan pelumasan saat gerakan. Contoh sendi kartilaginosa termasuk sendi
antara tulang rusuk dan sternum.
c) Sendi sinovial: Sendi ini memiliki kapsul sendi yang mengelilingi ruang yang
mengandung cairan sinovial. Cairan ini membantu pelumasan sendi dan memberikan
nutrisi pada tulang rawan sendi. Contoh sendi sinovial meliputi sendi bahu, siku,
lutut, dan pergelangan tangan.
11

C.Otot

Otot adalah bagian dari sistem muskuloskeletal yang berfungsi untuk menghasilkan
gerakan tubuh. Otot terdiri dari serat-serat otot yang bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan kontraksi dan relaksasi, sehingga memungkinkan gerakan tubuh.

Otot dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur dan lokasinya di dalam tubuh.

Klasifikasi berdasarkan struktur otot terdiri dari tiga jenis:

a) rangka (skeletal muscle): Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan
Otot berfungsi menggerakkan sendi. Otot ini dikendalikan oleh sistem saraf sadar
dan merupakan otot yang paling umum ditemui di dalam tubuh manusia. Otot
rangka memiliki serat-serat otot yang terlihat dengan jelas dan memiliki pola
kontraksi yang teratur.
b) Otot polos (smooth muscle): Otot polos terdapat di dalam organ-organ tubuh
seperti saluran pencernaan, pembuluh darah, dan kandung kemih. Otot polos tidak
memiliki pola kontraksi yang teratur dan dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
Otot polos berkontraksi perlahan dan bertahan dalam waktu yang lama, sehingga
memungkinkan fungsi-fungsi organ seperti pencernaan dan peristaltik usus.
c) Otot jantung (cardiac muscle): Otot jantung merupakan jenis otot yang khusus
ditemui di dalam jantung. Otot jantung memiliki pola kontraksi yang berbeda dari
otot rangka dan otot polos. Kontraksi otot jantung tidak dikendalikan secara sadar,
tetapi diatur oleh sistem saraf otonom. Otot jantung memiliki cabang-cabang otot
yang membentuk jaringan saraf kompleks, sehingga memungkinkan jantung
berkontraksi dengan ritme yang teratur.
12

D.Fasia

Fasia adalah jaringan ikat yang melapisi dan menghubungkan berbagai bagian tubuh,
termasuk otot, tulang, tendon, dan organ. Fasia terdiri dari serat-serat kolagen yang tersusun
dalam matriks berbentuk jaringan. Fasia berfungsi untuk memberikan dukungan struktural,
mempertahankan bentuk tubuh, melindungi organ-organ dalam, dan memfasilitasi gerakan.

Fasia tersusun dalam beberapa lapisan yang memungkinkan pergerakan yang


koordinatif antar otot dan struktur tubuh lainnya. Lapisan fasia ini juga membantu
mengurangi gesekan antara berbagai struktur tubuh, sehingga memungkinkan gerakan yang
lembut dan efisien.

Selain itu, fasia juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas
tubuh. Fasia membantu mendistribusikan beban dan tekanan saat melakukan gerakan atau
aktivitas fisik. Misalnya, saat berlari, fasia di kaki dan tungkai bawah berperan dalam
meredistribusikan tekanan yang dihasilkan oleh langkah dan mencegah terjadinya cedera.

Fasia juga berperan dalam menghubungkan dan mengkoordinasikan gerakan antara


otot-otot yang bekerja bersama-sama. Misalnya, saat menggerakkan lengan, fasia
membantu mentransfer tenaga yang dihasilkan oleh otot-otot di lengan atas ke tulang-
tulang, sehingga memungkinkan gerakan yang lancar dan efisien.

Selain itu, fasia juga memiliki peran dalam mengirimkan sinyal sensorik ke otak melalui
saraf-saraf yang melewati fasia. Ini memungkinkan tubuh untuk mendeteksi dan merasakan
tekanan, suhu, dan nyeri di berbagai bagian tubuh.

Dalam kondisi normal, fasia terjaga kekuatannya dan mampu beradaptasi terhadap
berbagai gerakan dan aktivitas. Namun, jika terjadi tekanan atau ketegangan yang
berlebihan atau berulang pada fasia, dapat menyebabkan ketegangan dan nyeri pada fasia
tersebut. Ini dapat terjadi akibat cedera, postur yang buruk, kelebihan beban, atau gerakan
yang berulang. Dalam kondisi ini, terapi fasia atau latihan pemulihan dapat diperlukan untuk
mengembalikan fungsi normal fasia.
13

E.Hubungan sistem muskuloskletal dengan reproduksi wanita

Hubungan antara sistem muskuloskeletal dengan reproduksi manusia tidak terlalu langsung,
tetapi ada beberapa hubungan yang penting.

a) organ reproduksi. Tulang panggul, misalnya, memberikan kerangka untuk organ


reproduksi wanita, yaitu rahim, ovarium, da Dukungan struktural: Sistem
muskuloskeletal memberikan dukungan struktural bagi organ-n vagina. Tulang
panggul juga berperan dalam melindungi organ-organ reproduksi dari cedera.
b) Gerakan dan posisi seksual: Sistem otot yang terlibat dalam sistem muskuloskeletal
memungkinkan gerakan dan posisi seksual. Otot-otot pubokoksigeus dan otot-otot
panggul lainnya, misalnya, membantu mengontrol dan mempertahankan posisi
organ-organ reproduksi selama hubungan seksual.
c) Kelancaran pergerakan sperma: Dalam sistem reproduksi pria, otot-otot dalam
sistem muskuloskeletal membantu menggerakkan sperma melalui saluran
reproduksi. Kontraksi otot-otot semen vesikula dan ejakulasi otot-otot prostate
membantu memompa sperma keluar dari testis dan melalui saluran ejakulasi.
d) Aktivitas fisik dan kesuburan: Dalam beberapa studi, aktivitas fisik yang baik telah
terbukti meningkatkan kesuburan baik pada pria maupun wanita. Aktivitas fisik yang
teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah ke organ-organ reproduksi,
meningkatkan kualitas sperma pria, dan mengatur siklus menstruasi wanita. Sistem
muskuloskeletal yang sehat dan kuat memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam
aktivitas fisik ini dengan efektif.
e) Hormon dan pertumbuhan: Hormon seks seperti testosteron pada pria dan estrogen
pada wanita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem
muskuloskeletal. Hormon-hormon ini juga memainkan peran dalam kontrol seksual
dan reproduksi. Gangguan hormonal dapat mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi
sistem muskuloskeletal dan kemampuan reproduksi.
f) Perubahan tubuh selama kehamilan: Selama kehamilan, sistem muskuloskeletal
wanita mengalami sejumlah perubahan. Peningkatan produksi hormon relaksin
mengendurkan ligamen dan sendi, sehingga memungkinkan tubuh untuk beradaptasi
dengan perubahan pada rahim yang membesar. Otot-otot panggul juga ikut
meregang
14
untuk memberikan ruang bagi bayi yang berkembang. Setelah melahirkan, beberapa
wanita mengalami perubahan pada tumpukan tulang panggul mereka yang dapat
mempengaruhi gerakan dan kenyamanan mereka.
15

BAB III

Kesimpulan dasar

A.Kesimpulan

Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, dan sendi yang bekerja bersama-sama
untuk memberikan dukungan struktural dan mobilitas tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem
muskuloskeletal dapat membantu dalam pemahaman tentang bagaimana tulang, otot, dan
sendi bekerja bersama-sama.

Terdapat beberapa bagian penting dalam sistem muskuloskeletal seperti tulang, yang
memberikan kerangka yang kuat dan memberikan dukungan struktural. Selain itu, otot
berperan dalam gerakan tubuh dan keseimbangan, sementara sendi berfungsi sebagai titik
persimpangan antara tulang-tulang di tubuh.

Penting untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan sistem muskuloskeletal


dengan cara makan makanan bergizi, berolahraga teratur, dan menghindari cedera.
Menjaga postur tubuh yang baik dan menghindari duduk atau berdiri dalam posisi yang
tidak alami juga merupakan langkah-langkah yang penting untuk menjaga kesehatan sistem
muskuloskeletal.
16

B.Saran

a) Jadilah aktif secara fisik secara teratur, seperti berolahraga ringan atau berjalan
kaki, untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot.
b) Pastikan Anda mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk kalsium
dan vitamin D, untuk menjaga kekuatan tulang.
c) Kenali batasan fisik Anda dan hindari melakukan aktivitas yang melebihi
kemampuan Anda, untuk mencegah cedera pada sistem muskuloskeletal.
d) Dapatkan cukup istirahat dan tidur yang baik untuk mempercepat pemulihan
dan pembangunan otot.
e) Duduk dan berdirilah dengan postur tubuh yang baik, untuk mencegah
ketegangan dan cedera pada sistem musculoskeletal.
f) Jaga berat badan yang sehat untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada
sistem muskuloskeletal.
g) Jika Anda mengalami cedera atau masalah pada sistem muskuloskeletal, segera
konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait untuk diagnosis dan pengobatan
yang tepat.
h) Hindari kebiasaan yang merusak sistem muskuloskeletal, seperti merokok dan
minum alkohol berlebihan, karena dapat merusak kesehatan tulang dan otot.
17

C.Daftar pustaka

Sayed-Giani G. (2017). Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: EGC.

Njarara, G. K. (2016). Anatomi Fisiologi Sistem Musculoskeletal. Makassar: UIN Alauddin


Press.

Sardjono, T. A. (2018). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Kedokteran. Yogyakarta:


Nuha Medika.

a Medika.
18

Anda mungkin juga menyukai