PROSES REPRODUKSI
Dosen Pengampu: Dr. Dewi Citra Puspita, Mars
Disusun oleh :
Anggelina Nina Kristiani
Herwilly Salsa Safitri
Genoveva Meisianti
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah biologi dasar dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.
Terima kasih
Penulis
II
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................
A. Skeletal.................................................................................................
B. Sendi....................................................................................................
C. Otot......................................................................................................
D. Fasia.....................................................................................................
E. Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita............
IV
Sistem pakar (expert system) adalah Sistem pakar merupakan program komputer
untuk dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan
suatu masalah yang spesifik Dengan sistem pakar,
orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang rumit yang sebenarnya hanya
bisa diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan
membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Putri &
Mustafidah, 2011).
Metode yang digunakan dalam membuat sistem pakar ini adalah backward chaining.
Backward Chaining adalah metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut
balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan
mengarahkan ke tujuan tersebut.(Kurniasih, Aryanto, & Wicaksono, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibuat suatu program komputer yang
memliki kecerdasan buatan untuk mendiagnosa yang berjudul “Sistem Pakar untuk
mendiagnosa indikasi penyakit pada rahim menggunakan metode backward
chaining” karena sebagai suatu alternatif solusi untuk mengatasi masalah gangguan
pada rahim.
V
B.Rumusan Masalah
1.dengan bagaimana struktur,klasifikasi skeletal dalam anatomi dan fisiologi sistem
muskoluskletal ?
6
C.Tujuan
Memahami struktur antomi: Memahami bagaimana tulang,otot, sendi,ligamen,dan bagian
lainnya dari sistem muskoluskletal tersusun dan berinteraksi satu sama lain.
D. Manfaat
Peningkatan pemahaman tubuh manusia, pencegahan cidera, perawatan medis yang
lebih baik,dan kontribusi terhadap penelitian ilmiah dalam bidang kedokteran dan
olahraga.
7
BAB II
Pembahasan
A.Skeletal
Dalam biologi, sistem skeletal atau rangka adalah struktur tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang mendukung tubuh manusia atau hewan.Fungsi utama sistem skeletal
adalah memberikan dukungan struktural,melindungi organ-organ critical,memungkinkan
gerakan,dan memproduksi sel darah.
8
1. Struktur jaringan tulang
Tulang terdiri dari jaringan tualng yang padat dan keras(compact bone) serta jaringan
Tulang spons(spongy bone) yang lebih renggang. Jaringan tulang keras memiliki
lapisan luar yang keras dan padat,sementara jaringan tulang spons memiliki struktur
yang lebih porus dengan ruang-ruang kecil yang mengandung sum-sum tulang.
2. Klasifikasi tulang
Tulang dapat di klasifikasi kan sebagai berikut:
a) Berdasarkan bentuknya,tulang Panjang(tulang yang lebih Panjang dari pada
lebar dan tebalnya)contohnya tulang femur(tulang paha)dan tulang
humerus(tulang tengan atas). Tulang pendek(tulang yang lebar dan tebalnya
hampir sama).contohnya tulang carpal(tulang pergelangan tangan) dan
tarsal(tulang pergelangan kaki). Tulang datar(tulang yang datar dan tipis).
Contohnya tulang sternum(tulang dada) dan tulang scapula(tulang bahu).
Tulang tak beraturan(tulang yang memiliki bentuk yang tidak beraturan dan
sulit di klasifikasikan kedalam ketegori lain. Contohnya tulang vertebral
(tulang belakang) dan tulang hipoit(tulang lidah).
b) Berdasarkan strukturnya:tulang kompak/padat(tulang yang memiliki struktur
padat dan keras. Tulang compact umumnya terdapat di epifisis atau ujung
tulang Panjang). Tulang spongiosa/sum-sum tulang rawan(tulang yang
memiliki struktur berpori dengan ruang terbuka yang di isi sum-sum tulang.
Tulang spongiosa umumnya terdapat di metafisis,diantara epifisis dan diafisis
tulang Panjang). Tulang subkutis/kulit tulang(tulang yang terletak di bawah
kuliat,seperti di wajah).
c) Berdasarkan fungsinya:seperti tulang rangka(tulang yang membentuk rangka
tubuh),tuulang tengkorak(tulang yang melindungi otak),tulang tungkai(tulang
yang membentuk anggota gerak tubuh).
3. Klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia
a) Tulang tengkorak:Terdiri dari tulang-tulang yang melindungi otak dan
memberikan struktur wajah.
9
b) Tulang-tulang rusuk:terdiri dari 12 pasang tulang yang terhubung ke tulang
belakang dan sternum(tulang dada). Tulang-tulang rusuk melindungi organ-
organ vital di dalam dada seperti jantung dan paru-paru .
c) Tulang tulang belakang: Juga dikenal sebagai tulang vertebral, membentuk
tulang belakang atau tulang punggung manusia. Terdiri dari 33 tulang yang
membentang dari panggul hingga panggul dan membantu melindungi
sumsum tulang belakang.
d) Tulang panggul: Terdiri dari tiga tulang yaitu tulang ilium, tulang ischium, dan
tulang pubis. Tulang panggul membentuk dasar panggul dan berfungsi untuk
mendukung berat tubuh dan sebagai titik persambungan untuk tulang
belakang, tulang tungkai, dan tulang pelvis.
e) Ekstremitas atas: Terdiri dari tulang-tulang yang membentuk lengan dan
tangan. Termasuk tulang humerus, tulang radius dan ulna di lengan dan
tulang karpal, tulang metakarpal, dan tulang falang di tangan.
f) Ekstremitas bawah: Terdiri dari tulang-tulang yang membentuk kaki dan kaki.
Termasuk tulang femur di paha, tulang patella (tulang lutut), tulang fibula dan
tibia di kaki, dan tulang tarsal, tulang metatarsal, dan tulang falang di kaki.
Klasifikasi tulang dalam sistem rangka manusia membantu dalam memahami fungsi
dan peran tulang-tulang dalam tubuh manusia serta dalam mendiagnosis dan
mengobati masalah tulang dan sendi
10
B.Sendi
Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi
tersebut. Ada empat jenis klasifikasi sendi berdasarkan gerakan, yaitu:
a) Ampiarthrosis: Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas, dengan sedikit atau tidak
ada pergerakan yang signifikan. Contoh sendi ampiarthrosis adalah sendi antara
tulang-tulang rahang, vertebrae tulang belakang (sendi intervertebral), dan tulang-
tulang panggul.
b) Diarthrosis: Sendi ini dapat melakukan gerakan bebas. Jenis sendi diarthrosis yang
paling umum adalah sendi engsel (seperti sendi siku dan lutut), sendi geser (seperti
sendi pergelangan tangan), dan sendi bola dan soket (seperti sendi bahu dan
pinggul).
c) Sinartrosis: Sendi ini tidak memungkinkan gerakan sama sekali. Mereka ada untuk
memberikan stabilitas pada kerangka tubuh. Contoh sendi sinartrosis termasuk sendi
tengkorak dan sendi tulang panggul.
d) Sendi kampoid: Sendi ini memungkinkan gerakan hanya dalam satu arah. Contoh
sendi kampoid meliputi sendi ibu jari dan sendi jari-jari kaki.
a) Sendi fibrosa: Sendi ini memiliki jaringan serat pengikat yang kuat yang
menghubungkan tulang-tulang bersama-sama. Contoh sendi fibrosa termasuk sendi
tengkorak sutura dan sendi antara tulang-tulang kaki dan tangan.
b) Sendi kartilaginosa: Sendi ini memiliki diskus kartilago yang memberikan penyerapan
kejutan dan pelumasan saat gerakan. Contoh sendi kartilaginosa termasuk sendi
antara tulang rusuk dan sternum.
c) Sendi sinovial: Sendi ini memiliki kapsul sendi yang mengelilingi ruang yang
mengandung cairan sinovial. Cairan ini membantu pelumasan sendi dan memberikan
nutrisi pada tulang rawan sendi. Contoh sendi sinovial meliputi sendi bahu, siku,
lutut, dan pergelangan tangan.
11
C.Otot
Otot adalah bagian dari sistem muskuloskeletal yang berfungsi untuk menghasilkan
gerakan tubuh. Otot terdiri dari serat-serat otot yang bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan kontraksi dan relaksasi, sehingga memungkinkan gerakan tubuh.
a) rangka (skeletal muscle): Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan
Otot berfungsi menggerakkan sendi. Otot ini dikendalikan oleh sistem saraf sadar
dan merupakan otot yang paling umum ditemui di dalam tubuh manusia. Otot
rangka memiliki serat-serat otot yang terlihat dengan jelas dan memiliki pola
kontraksi yang teratur.
b) Otot polos (smooth muscle): Otot polos terdapat di dalam organ-organ tubuh
seperti saluran pencernaan, pembuluh darah, dan kandung kemih. Otot polos tidak
memiliki pola kontraksi yang teratur dan dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
Otot polos berkontraksi perlahan dan bertahan dalam waktu yang lama, sehingga
memungkinkan fungsi-fungsi organ seperti pencernaan dan peristaltik usus.
c) Otot jantung (cardiac muscle): Otot jantung merupakan jenis otot yang khusus
ditemui di dalam jantung. Otot jantung memiliki pola kontraksi yang berbeda dari
otot rangka dan otot polos. Kontraksi otot jantung tidak dikendalikan secara sadar,
tetapi diatur oleh sistem saraf otonom. Otot jantung memiliki cabang-cabang otot
yang membentuk jaringan saraf kompleks, sehingga memungkinkan jantung
berkontraksi dengan ritme yang teratur.
12
D.Fasia
Fasia adalah jaringan ikat yang melapisi dan menghubungkan berbagai bagian tubuh,
termasuk otot, tulang, tendon, dan organ. Fasia terdiri dari serat-serat kolagen yang tersusun
dalam matriks berbentuk jaringan. Fasia berfungsi untuk memberikan dukungan struktural,
mempertahankan bentuk tubuh, melindungi organ-organ dalam, dan memfasilitasi gerakan.
Selain itu, fasia juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas
tubuh. Fasia membantu mendistribusikan beban dan tekanan saat melakukan gerakan atau
aktivitas fisik. Misalnya, saat berlari, fasia di kaki dan tungkai bawah berperan dalam
meredistribusikan tekanan yang dihasilkan oleh langkah dan mencegah terjadinya cedera.
Selain itu, fasia juga memiliki peran dalam mengirimkan sinyal sensorik ke otak melalui
saraf-saraf yang melewati fasia. Ini memungkinkan tubuh untuk mendeteksi dan merasakan
tekanan, suhu, dan nyeri di berbagai bagian tubuh.
Dalam kondisi normal, fasia terjaga kekuatannya dan mampu beradaptasi terhadap
berbagai gerakan dan aktivitas. Namun, jika terjadi tekanan atau ketegangan yang
berlebihan atau berulang pada fasia, dapat menyebabkan ketegangan dan nyeri pada fasia
tersebut. Ini dapat terjadi akibat cedera, postur yang buruk, kelebihan beban, atau gerakan
yang berulang. Dalam kondisi ini, terapi fasia atau latihan pemulihan dapat diperlukan untuk
mengembalikan fungsi normal fasia.
13
Hubungan antara sistem muskuloskeletal dengan reproduksi manusia tidak terlalu langsung,
tetapi ada beberapa hubungan yang penting.
BAB III
Kesimpulan dasar
A.Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, dan sendi yang bekerja bersama-sama
untuk memberikan dukungan struktural dan mobilitas tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem
muskuloskeletal dapat membantu dalam pemahaman tentang bagaimana tulang, otot, dan
sendi bekerja bersama-sama.
Terdapat beberapa bagian penting dalam sistem muskuloskeletal seperti tulang, yang
memberikan kerangka yang kuat dan memberikan dukungan struktural. Selain itu, otot
berperan dalam gerakan tubuh dan keseimbangan, sementara sendi berfungsi sebagai titik
persimpangan antara tulang-tulang di tubuh.
B.Saran
a) Jadilah aktif secara fisik secara teratur, seperti berolahraga ringan atau berjalan
kaki, untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot.
b) Pastikan Anda mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk kalsium
dan vitamin D, untuk menjaga kekuatan tulang.
c) Kenali batasan fisik Anda dan hindari melakukan aktivitas yang melebihi
kemampuan Anda, untuk mencegah cedera pada sistem muskuloskeletal.
d) Dapatkan cukup istirahat dan tidur yang baik untuk mempercepat pemulihan
dan pembangunan otot.
e) Duduk dan berdirilah dengan postur tubuh yang baik, untuk mencegah
ketegangan dan cedera pada sistem musculoskeletal.
f) Jaga berat badan yang sehat untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada
sistem muskuloskeletal.
g) Jika Anda mengalami cedera atau masalah pada sistem muskuloskeletal, segera
konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait untuk diagnosis dan pengobatan
yang tepat.
h) Hindari kebiasaan yang merusak sistem muskuloskeletal, seperti merokok dan
minum alkohol berlebihan, karena dapat merusak kesehatan tulang dan otot.
17
C.Daftar pustaka
a Medika.
18