Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar


Yang diampu oleh Dr.Amin Samiasih,M.Si.Med

Disusun oleh :
Kelompok 5B (37-45)
Nurhidayah G2A021102
Enjeli Permata Rahmawati G2A021103
Nimas Ayu Tyasworo G2A021104
Zulfa Salsabila G2A021105
Muhammad Rifki Rizqullah G2A021106
Noer Naqsyabandiyah G2A021107
Avriza Byan Antama Putri G2A021108
Bagos Wahyu Agung Prasetyo G2A021109
Stefanie Putri Felisha G2A021111

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah system muskuloskeletal dalam study literatur. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat meperlancar pembuatan makalah ini. Maka dari itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa nya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami sekelompok menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Penyusun

(Kelompok 5 IBD Kelas B)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2


DAFTAR ISI ................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................4
PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.Latar Belakang ...................................................................................................4
2.Rumusan Masalah .............................................................................................4
3.Tujuan ................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................5
1.Sistem Muskuloskeletal .....................................................................................5
2.Sistem Skeletal (Tulang Kerangka) ....................................................................9
3.Sistem Persendian (Ilmu Gerak) ..................................................................... 18
4.Sistem Otot ..................................................................................................... 25
BAB III .................................................................................................................... 28
KESIMPULAN ......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk
dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.Dilihat dari sudut
kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari
tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut
medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan
hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut
sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan
hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai
bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak
atau bagian dalam.
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa
kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut
untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal
untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system muskuloskeletal
2. Bagaimana struktur sistem muskuloskeletal
3.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui anatomi sistem muskuloskeletal
2. Menegetahui pembagian serta letak anatomi tubuh manusia khususnya
mengenai sistem skeletal, muscular dan persendian.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan
tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-
tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.

1. Kerangka tubuh
Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.
2. Proteksi
Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
3. Ambulasi & Mobilisasi
Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh dan
perpindahan tempat.
4. Hemopoesis
Berperan dalam pembentukan sel darah pada red marrow.
5. Deposit Mineral
Tulang mengandung 99 % kalsium & 90 % fosfor tubuh.
2.1.1 Pertumbuhan Tulang

Tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan


seimbang hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan
reabsorpsi sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi
rentan terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral.

2.1.2 Penyusunan Tulang

5
Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan
osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama
kalsium dan fosfor.

2.1.3 Struktur Tulang

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan
ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang
merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat
dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang rusak.
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki
sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium
Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia
dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun
bayi. Bayi dan anak-anak
memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon


(busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel
darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :

a) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran
limfe)

b) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

6
c) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan²lempengan yang

mengandung sel tulang).

d) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai


ke osteon).

2.1.4 Bentuk Tulang

Sistem skelet disusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah.


Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar


contohnya os humerus dan os femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.

7
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os
scapula

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla

8
2. Sistem Skeletal (Tulang Kerangka)
Susunan tulang atau skeletal (kerangka) merupakan salah satu unsur system
penegak dan pengerak. Tulang manusia dihubungkan dengan yang lain melalui
sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan
system lokomotor pasif, yang akan diatur oleh alat-alat lokomotif aktif dari otot.
Sistem skeletal dibagi kedalam kedua bagian besar yaitu axial skeleton yang terdiri
atas tulang kepala, vertebra, sternum, dan tulang iga. Pembagian yang berikutnya
adalah appendicular skeleton yang terdiri dari ekstremitas atas dan ekstermitas
bawah.

9
1. Axial Skeleton
Axial skeleton terdiri dari
• Skull • Truncus/ Batang badan
- Os Occipitale  Os Sternum
- Os Parietale - Manubrium sterni
Cranium
- Os Temporale - Louis angle
- Os Frontale - Corpus Sterni
- Os Sphenoid - Processus Xyphoideus
- Os Ethmoid  Ribs/Costae
- Os Maxilla - Costae vera (1-7)
- Os Palatine - Costae spuriae affixae
Face
- Os Nasal (8-10)
- Vomer - Costae spuriae
- Concha nasal inferior fluctuantes (11-12)
- Os Zygomatic  Vertebrae
- Os Lacrimal - Cervical (7)
- Mandibula - Torakal (12)
- Ossicles auditori & Os Hyoid - Lumbal (5)
 Sacrum (1)
 Coccygeal (1)
2. Appendikular Skeleton
Lower limb
Upper limb
− Os coxae (Os Ilium, Os
− Os Scapula
Ischium,Os Pubis)
− Os Clavicula
− Os Femur
− Os Humerus
− Os Patella
− Os Radius
− Os Tibia
− Os Ulna
− Os Fibula
− Os Carpals
10 − Os Tarsals
− Ossa Metacarpals
− Ossa Metatarsals
− Ossa Phalanges
− Ossa phalanges
2.2.1 Karakteristik Tulang Kerangka

1. Tulang panjang
Pada bagian tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya disebut
epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan
gerakan sendi rawan disebut rawan sendi (artikulasio). Permukaan luar
tulang dibungkus oleh selaput tulang (periostinum) yang merupakan sifat
menyerupai jaringan ikat.
2. Tulang atap kepala
Tulang atap kepala terdiri atas 2 lapisan, yaitu substansi kompakta tubula
eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula interna (lapisan
dalam). Diantara dua lapisan ini terdapat substansi spongeosa. Lubang
bagian dalam diafise terdapat ruang yang disebut kavum medulla yang
berisi sumsum tulang kuning (medulla osseum plava) dan pada lubang
substansi spongeosa terdapat sumsum tulang merah (medulla osseum
rubra). Permukaan dalam substansi kompakta diliputi oleh selaput tipis
yang disebut endosteum.
Substansi kompakta dan spongeosa ini termasuk jaringan penunjang.
Jaringan penunjang pada jaringan antar sel banyak yang mengandung
kalsium, fosfat, kalsium karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila
dibandingkan zat-zat organis lebih banyak terdapat dalam tulang anak-
anak daripada lansia sehingga tulang anak-anak lebih lentur (bingkas).
Dalam substansi kompakta terdapat saluran yang dikelilingi oleh
beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang
membentuk saluran) dan dibawah periostinum terdapat lapisan tulang.

11
2.2.2 Tulang Tengkorak Bayi
Pada bayi dan anak umur dua tahun, perhubungan tulang ini belum
sempurna seperti orang dewasa. Bentuk sutura pada tulang tengkorak bayi
menyerupai garis dan ditemukan dua buah celah, yaitu frontale mayor dan frontale
minor.
1. Frontale Mayor
Celah ini berbentuk belah ketupat pada sudut pertemuan antara tulang os
parietal kiri dan kanan. Pada bagian depan ujung sutura sagitalis dan pertengahan
sutura koronalis di daerah ubun-ubun puncak kepala, sudut depan lebih besar dan
sudut bel
2. Frontale Minor
Celah ini terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietal dengan
os oksipital, ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa cranii posterior.

2.2.3 Rangka Tulang Kepala

Kranium (tulang tengkorak) : dibentuk oleh potongan tulang yang saling


bertautan membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang membentuk kranium
adalah sebagai berikut :

1. Kerangka otak (neuro kranium)


Gubah tengkorak (klavilaria)
• Os frontale (tulang dahi) 1 buah
• Os parietale (tulang ubun-ubun) 2 buah
• Os oksipitale (tulang belakang) 1 buah
• Os temporale (samping tengkorak 2 buah
2. Tengkorak wajah (spankno kranium)

- Bagian hidung

• Os lakrimale (tulang air mata) 2 buah


• Os nasale (tulang hidung) 2 buah
• Os konka nasale (tulang karang hidung) 2 buah
• Os septum nasale (sekat rongga hidung) 2 buah

12
-Bagian rahang

• Os maksilaris (tulang rahang atas) 2 buah


• Os zigomatikum ( tulang rahang bawah) 2 buah
• Os palatum (tulang langit-langit) 2 buah
• Os mandibularis (tulang rahang bawah) 1 buah
• Os hyoid (tulang lidah) 1 buah

Perhubungan tulang yang memebentuk kranium sangat kuat. Batas-batas


tempat perhubungan ini berupa garis yang berliku-liku yang disebut sutura (tautan).
Sutura merupakan garis yang berkesinambungan dan saling berpotongan.

2.2.4 Kerangka Otak (neuro kranium)


Terdiri dari sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak bergerak disebut
sutura. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi kranium dan wajah, yang terdiri
atas lamina eksterna dan lamina interna dipisahkan oleh lapisan spongeosa.
a. Gubah otak
• Os Frontale
Melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada tulang ini
dapat dilihat adanya arkusnsupersiliaris dan insisura foramen supra orbita,
dibedakan atas 3 bagian:
1) Squama frontalis (bagian atas)
2) Kafum kranii (bagian tengah)
3) Fasa Kranii Posterior (bagian belakang)

• Os Parietal

13
Dibentuk oleh tulang pipih segi empat di atas kranium terdapat :
1) Fasies eksterna :permukaan luar os parietal yang menonjol tuber parietal,
pada bagian lateral terdapat 2 garis lengkung yang berjalan sejajar yaitu
linea temporalis superior dan linea temporalis inferior
2) Fasies interna : permukaan dalam menghadap ke otak terdapat sulkus
yang bentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.
• Os Oksipitalis
Tulang pipih yang berbentuk trapesium dan terletak dibelakang kepala yang
berlubang besar, di bawahnya terdapat foramen magnum yang
menghubungkan rangka otak (cavum kranii) dengan kanalis vertebralis
dan dilalui pangkal medula spinalis. Os oksipitalis dibagi atas 3 bagian yaitu
pars basilaris, pas lateralis, pas squamosa ossis oksipitalis.
• Os Temporalis

Tulang
tengkorak pandangan
samping
b. Dasar
tengkorak (Basis
Kranii)
• Os Spenoidale
Os Spenoidale terdiri atas korpus ossis Spenoidale ditengah-tengah kedua
pasang sayap kiri dan kanan, juga sebelah depan atas sayap kecil dan sebelah
belakang bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju ke bawah
disebut prosesus ptergoideusi. Bagian tengah mempunyai lekuk yang
disebut sella tursika (pelana turki) yaitu kelenjar hipofisis.

• Os Ethmoidale
Os Ethmoidale terdiri atas lamina kribrosa, lamina perpendikularis, dan
labirintus ethmoidalis.

14
15
c. Tengkorak Wajah (Spankno kranii)
• Ossa Maksilaris
Ossa Maksilaris merupakan dua buah tulang menjadi satu yang terdiri atas
5 bagian.
1) Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang
disebut sinus maksilaris.
2) Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus maksilaris
berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah medial
3) Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum
membentuk pipi
4) Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di
ujungnya untuk perlengketan dengan gigi.
5) Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris
membentuk sutura palatina.
• Ossa Mandibular
• Ossa Nasale
• Ossa zigomatikum
• Ossa Lakrimale
• Ossa Palatum
• Ossa Vamer
d. Konka Nasalis Inferior
Menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada krista
konka nasalis ossis maksilaris dan ossis platina. Bagian tengah terdapat pintu
sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.

2.2.5 Ekstramitas Superior


Gelang bahu : persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
Pergelangan ini mempunyai mangkok yang tidak sempurna karena bagian
belakangnya terbuka dibentuk oleh rangka tulang skapula, klavikula, dan humerus.

Tulang-tulang ekstremitas superoir

16
• Os Skapula (tulang belikat)
• Os Klavikula (tulang selangka)
• Os Humerus (tulang lengan atas)
• Os Ulna (tulang hasta)
• Os radius (tulang pengumpil)
• Os metakarpalia (tulang telapak tangan)
• Falangus (tulang jari tengah)

2.2.6 Tulang Kerangka Dada


Tulang kerangka dada terdiri atas :
• Kolumna vertebralis ( ruas tulang belakang)
Dibentuk oleh 33 buah os vetebra yang tersusu dari atas ke bawah mulai dari leher
sampai ke tulang ekor
a Vetebra servikalis (tulang leher) 7 ruas
Terdiri dari atlas,Aksis (prosesus odontoid), dan Prosesus prominan.
b Vetebra torakalis (tulang punggung) 12 ruas

Terdiri dari prosesus spinosus, prosesus transverses, prosesus artikularis.

c Vetebra lumbalis ( tulang pinggang) 5 ruas


d Tulang sakralis (tulang kelangkang ) 5 ruas
Terdiri dari Arikulasio sakro iliaka, promontorium sakralis, foramina
sakralis, san hiatus sakralis.
e Vetebra koksigalis ( tulang ekor) 4 ruas
• Os Kosta (tulang iga)
Os kosta terdiri atas 12 pasang tulang yang dibagi dalam 3 bagian yaitu kosta
vera (iga sejati 1-7), kosta spuira(iga tidak sejati 8-10), dan kosta fluitantes (iga
melayang 11-12)
• Os Sternum (tulang dada)
Terdiri dari Manubrium sterni, korpus sterni, dan prosesus sipoideus.

2.2.7 Ekstremitas Inferior

17
Ekstermitas inferior terdiri dari :
• Os Koksa (tulang panggul)
Terdiri dari OS ileum (tulang usus), os pubis ( tulang kemaluan), dan
os iskii (tulang duduk).
• Os femur(tulang paha)
• Os Patela (tulang tempurung lutut)
• Os Tibia (tulang kering)
• Fibula (tulang betis)
• Os Tarsalia (pangkal kaki)
• Os Metatarsal
• Os Falang pediss

3.Sistem Persendian (Ilmu Gerak)


Persambungan tulang atau sendi ( artikulasi) adalah pertemuan dua buah
tulang atau beberapa tulang kerangka. Artrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang persendian. Persendian antara dua tulang atau lebih yang saling
berhubungan dapat terjadi pergerakan ataupun tidak. Pada awalnya rangka tulang
terbentuk dari jaringan rawan dan juga sebagai pengganti jaringan lainnya. Pada
keadaan tertentu, tulang rawan diganti dengan tulang keras dan jaringan sebagai
jaringan penutup. Dalam perkembangannya jaringan ikat diganti oleh jaringan
rawan.
Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan maka ada tempat tertentu
sebagian jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan tulang dimana
pada ujung rulang tersebut akan tinggal suatu lempeng jaringan rawan yang
berfungsi sebagai rawan sendi.
Alat gerak dibagi atas dua yaitu alat anggota gerak pasif dan alat anggota
gerak aktif.
• Alat anggota gerak pasif : gerakan yang dilakukan oleh kerangka tulang badan
• Alat anggota gerak aktif : gerakan yang dilakukan oelh otot-otot badan.
Stabilisasi sendi tergantung pada :

18
a) Permukaan sendi : bentuk permukaan tulang memegang peranan penting
pada stabilisasi sendi
b) Ligamentum : ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara
berlebihan jika terjadi regangan yang berlangsung lama dan terus-menerus
maka ligamentum fibrosa akan teregang
c) Tonus otot : pada sebagian besar sendi, tonus otot merupakan faktor utama
yang mengatur stabilitas.

2.3.1 Persyarafan Sendi

Kapsula dan ligamentum memiliki saraf sensoris, pembuluh darah memiliki


serabut saraf otonom simpatis, dan tulang rawan yang meliputi permukaan sendi
memiliki sedikit ujung saraf didaerah pinggirnya. Peregangan berlebihan pada
kapsula dan ligamentum dapat menimbulkan refleks kontraksi otot sekitar sendi,
dan peregangan rasa nyeri akibat berkurangnya suplai darah pada sendi.

-Menurut jenis sendi dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini.

a Sendi pelana : permukaan sendi ini hampir datar. Hal ini memungkinkan
tulang saling bergeser satu sama lainya,misalnya persendian yang terdapat
pada bahu yaitu sendi pelana art.sternoklavikular dan art. Akromio klavikular.
b Sendi engsel : bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan
dengan tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua
arah misalnya sendi siku dan sendi lutut.
c Sendi kondiloid : permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi denga
permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang
dan empat arah (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi).
d Sendi elipsoid : permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga
pergerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi
rotasi tidak dapat dilakukan misalnya sendi ibu jari.
e Sendi peluru ( ball and socket) :kepala sendi berbentuk bola pada salah satu
tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti socket,bongkol sendi
tempat masuknya pada mangkok sendi gerakan yang dapat diberikan

19
keseluruh arah dengan pergerakan sangat bebas (fleksi, ekstensi, abduksi, dan
adduksi, rotasi ) misalanya sendi bahu dan sendi panggul
f Sendi pasak : pada swndi ini terdapat pasak yang dikelilingi cincin
ligamentum bertulang sehingga hanya satu gerakan yang dapat dilakukan
yaitu rotasi misalnya tulang atlas, berbentuk cincin berputar di atas prosesus
odontoid, gerakan radius disekitar ulna pronasi dan supinasi disebut juga
sendi berporos atau sendi putar
g Sendi pelana (sendi timbal balik) : berbentuk pelana kuda yang dapat
memberikan banyak kebebasan untuk bergerak (fleksi, ekstensi, abduksi, dan
rotasi) misalnya ibu jari dapat berhadapan dengan jari yang lain.

2.2.8 Pembagian Sendi


1. Sendi fibrus (sinartrosis)
sendi yang tidak bergerak sama sekali, seperti berikut ini.
a Sutura : persambungan tulang bergerigi, dimana pinggir tulang
dihibungkan oleh jaringan ikat yang tipis diantara tulang tengkorak

b Schindylosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah


tulang yang lain misalnya perhubungan antara os maksilaris dan
kedua os palatum, os ethmoidal dan os femur
c Komposis : dimana tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke
dalam lekuk yang sesuai dengan bentuk dari tulang yang lain
misalnya antara gigi dengan alveoli dari os maksilaris dan os
mandibilaris.

20
d Schindrosis : dimana jaringan perhubungan dari sendi terdiri dari
tulang rawan misalnya antara epifise dan diafise pada orang dewasa
antara kedua ossa pubika.

2. Amfiartosis
Suatu sendi yang pergerakannya sedikit karena komponen sendi
tidak cukup. Permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan
pergerakan sendi sedikit, misalnya sendi antara manubrium sterni dengan
korpus sterni dan sendi antara tulang vetebra.
3. Diartosis (sendi sinovial)
Sendi dengan pergerakn bebas. Permukaan sendi diliputi oleh
lapisan tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi, susunan ini yang
memungkinkan sendi gerak bebas. Rongga sendi dibatasi oleh membran
sinovial yang terletak dari pinggir permukaan sendi ke permukaan sendi
yang lain.

-Berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :

1. Sendi Fibrosa

Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe


sendi fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2)
sindesmosis yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu
ligamen di antara tulang. Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas.

2. Sendi Kartilago/tulang rawan

21
Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh
ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi
kartilaginosa yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh
persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi kostokondral
adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang
tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan
selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh
sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang
punggung.

3. Sendi Sinovial/sinovial joint

Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan


sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam
kapsul), cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen

yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan sinovial


normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna

22
kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif
kecil (1 sampai 3 ml).

Macam-macam pergerakan sendi diantaranya adalah :

• Fleksi • Rotasi • Opposisi


• Ekstensi • Pronasi • Protraksi
• Abduksi • Supinasi • Elevasi
• Adduksi • Inversi • Depresi
• sirkumduksi • Dorsifleksi • Lateral
Fleksi

Wrist joint Atlanto-occipital joint

Radioulnar joint Carpometacarpal 1 joint


23
2.2.9 Alat-alat khusus persendian
a. Kapsula artikularis : melekat pada epikondilus medialis permukaan
depan, humerus di atas fossa koronoidea dan fossa radialis sebelah
bawah melekat pada permukaan anterior prosesus koronoideus ulna.
b. Ligamentum kolateral ulna : ligamentum ini tebal merupakan tiga
buah pita berbentuk segitiga. Ligamentum ini berhubungan dengan M.
Triseps brakhii, flexor karpi ulnaris, nervus ulnaris merupakan origo
dari M. Flexor digiterum sublimis.
c. Ligamentum kolateral radiale : merupakan pita sederhana
menghubungkan epikondilus lateralis humeri dengan ligamentum
ulnare berhubungan dengan tendon M. Supinator.
d. Artikulasi radioulnaris proksimal : merupakan sendi antara sirkum
ferensia artikularis radii dengan insisura radialis ulna dan ligamentum
ulnare.
e. Artikulasi radioulnaris distalis : sendi antara sirkumferensia
artikularis kapituli ulna dengan insura radii, rongga sendi berbentuk
huruf L dibentuk oleh ulna dan radius permukaan sendi sangat luas

24
sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk pergerakan supinasi
dan pronasi.
f. Sinartrosis : kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea
obligue dan membran interosa antebrakii.

4. Sistem Otot
Sistem muscular atau otot dalam tubuh memiliki fungsi umum untuk
pergerakan, membentuk postur tubuh dan memproduksi panas. Otot didalam tubuh
manusia terdiri atas otot rangka,otot polos dan otot jantung. Sifat fisiologis dasar
dari otot adalah :

• Contractily : mampu berkontraksi atau memendek


• Excitability/irribility : kemampuan menerima dan berespon terhadap stimulus
• Extensibility : kemampuan untuk meregang
• Elasticity : kemampuan untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi ataupun meregang.

Otot membentuk 43% berat badan. Lebih dari 1/3-nya merupakan protein
tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.

Proses vital di dalam tubuh (seperti Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh


darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.

25
-Fungsi sistem otot rangka:

ჲ Menghasilkan gerakan rangka.


ჲ Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
ჲ Menyokong jaringan lunak.
ჲ Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.
ჲ Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi → panas
Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka
disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel
otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap
sel otot dipisahkan oleh endomisium.
-Organisasi otot rangka terdiri dari :
1. Otot
2. Fasikula
3. Serabut Otot
4. Miofibril
5. Miofilamen

-Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :

1. Sarkolema (membran sel serabut otot)


2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)
3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein &
enzim.
4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)
5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)

-Tipe jaringan otot :

26
 Otot polos
memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan

 Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah.
 Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber
energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami
tetani, & tahan terhadap kelelahan

Otot rangka Otot jantung

27
BAB III

KESIMPULAN

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot


(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan
tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-
tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.

28
DAFTAR PUSTAKA

C.Pearce, Evelyn, Anatomi dan Fisiologi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,


1992.

Gibson, John, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2003

https://id.scribd.com/doc/112503627/makalah-sistem-muskuloskeletal

https://id.scribd.com/doc/122793717/Makalah-Sistem-Muskuloskeletal

29

Anda mungkin juga menyukai