SISTEM MUSKULOSKELETAL
Disusun oleh :
Kelompok 5B (37-45)
Nurhidayah G2A021102
Enjeli Permata Rahmawati G2A021103
Nimas Ayu Tyasworo G2A021104
Zulfa Salsabila G2A021105
Muhammad Rifki Rizqullah G2A021106
Noer Naqsyabandiyah G2A021107
Avriza Byan Antama Putri G2A021108
Bagos Wahyu Agung Prasetyo G2A021109
Stefanie Putri Felisha G2A021111
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah system muskuloskeletal dalam study literatur. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat meperlancar pembuatan makalah ini. Maka dari itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa nya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami sekelompok menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk
dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.Dilihat dari sudut
kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari
tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut
medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan
hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut
sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan
hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai
bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak
atau bagian dalam.
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa
kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut
untuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal
untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.
2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system muskuloskeletal
2. Bagaimana struktur sistem muskuloskeletal
3.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui anatomi sistem muskuloskeletal
2. Menegetahui pembagian serta letak anatomi tubuh manusia khususnya
mengenai sistem skeletal, muscular dan persendian.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan
tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-
tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
1. Kerangka tubuh
Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.
2. Proteksi
Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
3. Ambulasi & Mobilisasi
Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh dan
perpindahan tempat.
4. Hemopoesis
Berperan dalam pembentukan sel darah pada red marrow.
5. Deposit Mineral
Tulang mengandung 99 % kalsium & 90 % fosfor tubuh.
2.1.1 Pertumbuhan Tulang
5
Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan
osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama
kalsium dan fosfor.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan
ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang
merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat
dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang rusak.
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki
sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium
Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia
dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun
bayi. Bayi dan anak-anak
memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
a) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran
limfe)
6
c) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan²lempengan yang
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.
7
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os
scapula
8
2. Sistem Skeletal (Tulang Kerangka)
Susunan tulang atau skeletal (kerangka) merupakan salah satu unsur system
penegak dan pengerak. Tulang manusia dihubungkan dengan yang lain melalui
sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan
system lokomotor pasif, yang akan diatur oleh alat-alat lokomotif aktif dari otot.
Sistem skeletal dibagi kedalam kedua bagian besar yaitu axial skeleton yang terdiri
atas tulang kepala, vertebra, sternum, dan tulang iga. Pembagian yang berikutnya
adalah appendicular skeleton yang terdiri dari ekstremitas atas dan ekstermitas
bawah.
9
1. Axial Skeleton
Axial skeleton terdiri dari
• Skull • Truncus/ Batang badan
- Os Occipitale Os Sternum
- Os Parietale - Manubrium sterni
Cranium
- Os Temporale - Louis angle
- Os Frontale - Corpus Sterni
- Os Sphenoid - Processus Xyphoideus
- Os Ethmoid Ribs/Costae
- Os Maxilla - Costae vera (1-7)
- Os Palatine - Costae spuriae affixae
Face
- Os Nasal (8-10)
- Vomer - Costae spuriae
- Concha nasal inferior fluctuantes (11-12)
- Os Zygomatic Vertebrae
- Os Lacrimal - Cervical (7)
- Mandibula - Torakal (12)
- Ossicles auditori & Os Hyoid - Lumbal (5)
Sacrum (1)
Coccygeal (1)
2. Appendikular Skeleton
Lower limb
Upper limb
− Os coxae (Os Ilium, Os
− Os Scapula
Ischium,Os Pubis)
− Os Clavicula
− Os Femur
− Os Humerus
− Os Patella
− Os Radius
− Os Tibia
− Os Ulna
− Os Fibula
− Os Carpals
10 − Os Tarsals
− Ossa Metacarpals
− Ossa Metatarsals
− Ossa Phalanges
− Ossa phalanges
2.2.1 Karakteristik Tulang Kerangka
1. Tulang panjang
Pada bagian tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya disebut
epifise. Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan
gerakan sendi rawan disebut rawan sendi (artikulasio). Permukaan luar
tulang dibungkus oleh selaput tulang (periostinum) yang merupakan sifat
menyerupai jaringan ikat.
2. Tulang atap kepala
Tulang atap kepala terdiri atas 2 lapisan, yaitu substansi kompakta tubula
eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula interna (lapisan
dalam). Diantara dua lapisan ini terdapat substansi spongeosa. Lubang
bagian dalam diafise terdapat ruang yang disebut kavum medulla yang
berisi sumsum tulang kuning (medulla osseum plava) dan pada lubang
substansi spongeosa terdapat sumsum tulang merah (medulla osseum
rubra). Permukaan dalam substansi kompakta diliputi oleh selaput tipis
yang disebut endosteum.
Substansi kompakta dan spongeosa ini termasuk jaringan penunjang.
Jaringan penunjang pada jaringan antar sel banyak yang mengandung
kalsium, fosfat, kalsium karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila
dibandingkan zat-zat organis lebih banyak terdapat dalam tulang anak-
anak daripada lansia sehingga tulang anak-anak lebih lentur (bingkas).
Dalam substansi kompakta terdapat saluran yang dikelilingi oleh
beberapa lapis yang disebut lamella havers (keping tulang yang
membentuk saluran) dan dibawah periostinum terdapat lapisan tulang.
11
2.2.2 Tulang Tengkorak Bayi
Pada bayi dan anak umur dua tahun, perhubungan tulang ini belum
sempurna seperti orang dewasa. Bentuk sutura pada tulang tengkorak bayi
menyerupai garis dan ditemukan dua buah celah, yaitu frontale mayor dan frontale
minor.
1. Frontale Mayor
Celah ini berbentuk belah ketupat pada sudut pertemuan antara tulang os
parietal kiri dan kanan. Pada bagian depan ujung sutura sagitalis dan pertengahan
sutura koronalis di daerah ubun-ubun puncak kepala, sudut depan lebih besar dan
sudut bel
2. Frontale Minor
Celah ini terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietal dengan
os oksipital, ujung belakang sutura sagitalis berbatas dengan fossa cranii posterior.
- Bagian hidung
12
-Bagian rahang
• Os Parietal
13
Dibentuk oleh tulang pipih segi empat di atas kranium terdapat :
1) Fasies eksterna :permukaan luar os parietal yang menonjol tuber parietal,
pada bagian lateral terdapat 2 garis lengkung yang berjalan sejajar yaitu
linea temporalis superior dan linea temporalis inferior
2) Fasies interna : permukaan dalam menghadap ke otak terdapat sulkus
yang bentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.
• Os Oksipitalis
Tulang pipih yang berbentuk trapesium dan terletak dibelakang kepala yang
berlubang besar, di bawahnya terdapat foramen magnum yang
menghubungkan rangka otak (cavum kranii) dengan kanalis vertebralis
dan dilalui pangkal medula spinalis. Os oksipitalis dibagi atas 3 bagian yaitu
pars basilaris, pas lateralis, pas squamosa ossis oksipitalis.
• Os Temporalis
Tulang
tengkorak pandangan
samping
b. Dasar
tengkorak (Basis
Kranii)
• Os Spenoidale
Os Spenoidale terdiri atas korpus ossis Spenoidale ditengah-tengah kedua
pasang sayap kiri dan kanan, juga sebelah depan atas sayap kecil dan sebelah
belakang bawah sayap besar. Sayap kecil mempunyai taju menuju ke bawah
disebut prosesus ptergoideusi. Bagian tengah mempunyai lekuk yang
disebut sella tursika (pelana turki) yaitu kelenjar hipofisis.
• Os Ethmoidale
Os Ethmoidale terdiri atas lamina kribrosa, lamina perpendikularis, dan
labirintus ethmoidalis.
14
15
c. Tengkorak Wajah (Spankno kranii)
• Ossa Maksilaris
Ossa Maksilaris merupakan dua buah tulang menjadi satu yang terdiri atas
5 bagian.
1) Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang
disebut sinus maksilaris.
2) Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus maksilaris
berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah medial
3) Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum
membentuk pipi
4) Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di
ujungnya untuk perlengketan dengan gigi.
5) Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris
membentuk sutura palatina.
• Ossa Mandibular
• Ossa Nasale
• Ossa zigomatikum
• Ossa Lakrimale
• Ossa Palatum
• Ossa Vamer
d. Konka Nasalis Inferior
Menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada krista
konka nasalis ossis maksilaris dan ossis platina. Bagian tengah terdapat pintu
sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.
16
• Os Skapula (tulang belikat)
• Os Klavikula (tulang selangka)
• Os Humerus (tulang lengan atas)
• Os Ulna (tulang hasta)
• Os radius (tulang pengumpil)
• Os metakarpalia (tulang telapak tangan)
• Falangus (tulang jari tengah)
17
Ekstermitas inferior terdiri dari :
• Os Koksa (tulang panggul)
Terdiri dari OS ileum (tulang usus), os pubis ( tulang kemaluan), dan
os iskii (tulang duduk).
• Os femur(tulang paha)
• Os Patela (tulang tempurung lutut)
• Os Tibia (tulang kering)
• Fibula (tulang betis)
• Os Tarsalia (pangkal kaki)
• Os Metatarsal
• Os Falang pediss
18
a) Permukaan sendi : bentuk permukaan tulang memegang peranan penting
pada stabilisasi sendi
b) Ligamentum : ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara
berlebihan jika terjadi regangan yang berlangsung lama dan terus-menerus
maka ligamentum fibrosa akan teregang
c) Tonus otot : pada sebagian besar sendi, tonus otot merupakan faktor utama
yang mengatur stabilitas.
a Sendi pelana : permukaan sendi ini hampir datar. Hal ini memungkinkan
tulang saling bergeser satu sama lainya,misalnya persendian yang terdapat
pada bahu yaitu sendi pelana art.sternoklavikular dan art. Akromio klavikular.
b Sendi engsel : bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan
dengan tulang yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua
arah misalnya sendi siku dan sendi lutut.
c Sendi kondiloid : permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi denga
permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang
dan empat arah (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi).
d Sendi elipsoid : permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga
pergerakan (fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi
rotasi tidak dapat dilakukan misalnya sendi ibu jari.
e Sendi peluru ( ball and socket) :kepala sendi berbentuk bola pada salah satu
tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti socket,bongkol sendi
tempat masuknya pada mangkok sendi gerakan yang dapat diberikan
19
keseluruh arah dengan pergerakan sangat bebas (fleksi, ekstensi, abduksi, dan
adduksi, rotasi ) misalanya sendi bahu dan sendi panggul
f Sendi pasak : pada swndi ini terdapat pasak yang dikelilingi cincin
ligamentum bertulang sehingga hanya satu gerakan yang dapat dilakukan
yaitu rotasi misalnya tulang atlas, berbentuk cincin berputar di atas prosesus
odontoid, gerakan radius disekitar ulna pronasi dan supinasi disebut juga
sendi berporos atau sendi putar
g Sendi pelana (sendi timbal balik) : berbentuk pelana kuda yang dapat
memberikan banyak kebebasan untuk bergerak (fleksi, ekstensi, abduksi, dan
rotasi) misalnya ibu jari dapat berhadapan dengan jari yang lain.
20
d Schindrosis : dimana jaringan perhubungan dari sendi terdiri dari
tulang rawan misalnya antara epifise dan diafise pada orang dewasa
antara kedua ossa pubika.
2. Amfiartosis
Suatu sendi yang pergerakannya sedikit karena komponen sendi
tidak cukup. Permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan
pergerakan sendi sedikit, misalnya sendi antara manubrium sterni dengan
korpus sterni dan sendi antara tulang vetebra.
3. Diartosis (sendi sinovial)
Sendi dengan pergerakn bebas. Permukaan sendi diliputi oleh
lapisan tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi, susunan ini yang
memungkinkan sendi gerak bebas. Rongga sendi dibatasi oleh membran
sinovial yang terletak dari pinggir permukaan sendi ke permukaan sendi
yang lain.
1. Sendi Fibrosa
21
Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh
ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi
kartilaginosa yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh
persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi kostokondral
adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang
tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan
selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh
sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang
punggung.
22
kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif
kecil (1 sampai 3 ml).
24
sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk pergerakan supinasi
dan pronasi.
f. Sinartrosis : kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea
obligue dan membran interosa antebrakii.
4. Sistem Otot
Sistem muscular atau otot dalam tubuh memiliki fungsi umum untuk
pergerakan, membentuk postur tubuh dan memproduksi panas. Otot didalam tubuh
manusia terdiri atas otot rangka,otot polos dan otot jantung. Sifat fisiologis dasar
dari otot adalah :
Otot membentuk 43% berat badan. Lebih dari 1/3-nya merupakan protein
tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.
25
-Fungsi sistem otot rangka:
26
Otot polos
memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan
Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah.
Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber
energi dari metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami
tetani, & tahan terhadap kelelahan
27
BAB III
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta: Penerbit
https://id.scribd.com/doc/112503627/makalah-sistem-muskuloskeletal
https://id.scribd.com/doc/122793717/Makalah-Sistem-Muskuloskeletal
29