SISTEM MUSCULOSKLETAL
OLEH :
KELOMPOK III
1
KATA PENGANTAR
Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak Aan Dwi Sentana
M.Kep selaku dosen pengampu yang telah memberikan dedikasi ilmunya.
Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1..................................................................................................................Latar
Belakang..................................................................................................4
1.2..................................................................................................................Rumus
an Masalah...............................................................................................5
1.3..................................................................................................................Tujuan
.................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2.1. Skeletal....................................................................................................7
2.2. Sendi........................................................................................................8
2.3. Otot..........................................................................................................9
2.4. Fasia.........................................................................................................10
2.5. Hubungan System Muskuloskletal Dengan Reproduksi Wanita.............11
BAB III PENUTUP........................................................................................
3.1. Kesimpulan .............................................................................................12
3.2. Saran........................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dnegan fasia
5. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan system muskuloskletal dengan
reproduksi Wanita
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skletal
a. Pengertian Tulang
Tulang adalah organ keras dari semua jaringan dalam tubuh yang bersifat
kuat dan kaku serta sulit di bengkokan. Tulang merupakan jaringan yang
tersusun oleh sel dan matriks kolagen. Matriks kolagen dala tubuh manusia
memiliki kandungan 65% material inogratik yang disebut matriks
termineralisasi dan 30% material organic. Matriks termineralisasi ini
Sebagian besar mengandung kalsium dan fosfor atau disebut juga kristal
hidroksiapatit yang membuat struktur tulang keras. Penurunan kepadatan
tulang dan perburukan mikro asitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh
dan mudsh patah disebut dengan penyakit tulang osteoporosis. Selama ini
osteoporosis identic dengan orangtua tapi faktanya pengeroposan tulang
bisa menyerang siapa saja termasuk usia mudah.
Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraseluler. sel sel tersebut adalah
osteosit, osteoblas,dan osteoklas.
6
a. Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis pretoglikan yang tersusun
terutama dari
b. Fungsi Tulang
7
c. Pembagian Klasifikasi
a. Tulang axial (tulang pada kepala dan badan) seperti : tulang kepala
(tengkorak), tulang belakang (Vertebra), tulang rusuk dan sternum
d. Klasifikasi Tulang
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat diklasifikasikan dalam
lima kelompok berdasarkan bentuknya :
8
1) Pertumbuhan tulang dalam ukuran lebarnya, berarti pertumbuhan
lapisan osteogenik yang lebih dalam dan lebih selular.
3. Tulang Pipih ada pada tulang tengkorak, iga dan tulang dada. Struktur
tulang yang mirip lempeng ini memberikan suatu permukaan yang luas
untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. Dua lempeng tulang
kompak (dikenal sebagai tabula luar dan tabula dalam pada kranium)
membungkus lapisan berongga (diploe)
4. Tulang iregular adalah tulang yang bentuknya tidak beraturan dan tidak
termasuk kategori di atas; meliputi tulang vertebra dan tulang osikel
tulang. Strukturnya sama dengan struktur tulang pendek yaitu tulang
cancellus yang ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis.
9
lainnya. Salah satu contohnya adalah patela (tempurung lutut), yang
merupakan tulang sesamoid terbesar.
2.2. Otot
a. Pengertian Otot
b. Fungsi Otot
c. Ciri-ciri otot
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang
dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
10
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk
menegang melebihi panjang otot saat rileks.
Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.
a). Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada
rangka.
b). Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot
ini dapat diemaker pada dinding berongga seperti kandung kemih dan
11
uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik,
pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi
untuk berkontraksi.
12
c). Otot Jantung
13
f .Mekanisme Gerakan otot
Otot yang dapat menggerakkan rangka adalah otot yang melekat pada
rangka. Garis- garis gelap dan terang pada otot rangka adalah miofibril yang
merupakan sumber kekuatan otot dalam melakukan gerakan kontraksi,
karena massa utamanya adalah serabut. Setiap myofibril tersusun atas
satuan-satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Garis gelap disebut zona Z
sedangkan garis terang disebut zona H. Zona Z merupakan bagian tumpang
tindih dua molekul protein filamen otot, yaitu aktin dan miosin. Protein otot
yang tersusun atas aktin dan myosin disebut aktomiosin. Protein kompleks
inilah yang merupakan komponen terbesar dari bahan penyusun otot. Pada
saat serabut otot berkontraksi terjadilah perubahan panjang zona Z dan zona
H. jika otot berkontraksi maksimum, ukuran otot dapat 20 % lebih pendek
dari ukuran saat berelaksasi.
14
Dari kantong tersebut, kalsium dihasilkan dan segera menuju
ke sarkoplasma. Di dalam miofilamen tipis yang ada di sarkoplasma,
kalsium mengikat molekul troponin.
Pergeseran miofilamen tipis menimbulkan molekul tropomiosin yang
mempengaruhi situs aktif aktin.
Jembatan miofilamen memberikan energi kepada jembatan miosin. Energi
ini digunakan untuk menarik miofilamen tipis. Adenosin
trifosfat mengulangi siklus ini terus-menerus.
Filamen seluruh otot memendek ketika filamen melewati miofilamen yang
tebal.
A. Tendo
Berupa serat-serat yang tersusun dari jaringan ikat padat yang menghubungkan
otot dengan tulang atau tulang rawan.
B. Ligamen
C. Raphe
Suatu garis yang dibentuk oleh pertemuan struktur yang simetris oleh serat
fibrosa atau tendon, terdapat pada pterygomandibular, faring, dan skrotum.
15
D. Aponeurosis
Lembaran berserat datar berasal dari perluasan tendon yang melekat pada otot
dan berfungsi sebagai origo dan insertio otot.
E. Retinakulum
Suatu jaringan ikat fibrosa yang menjaga struktur di regio sendi agar berada di
tempatnya.
F. Bursae
Berupa kantung yang dibentuk oleh membran sinovial yang berisi cairan kental
untuk melumasi dinding bursa agar mengurangi gesekan saat bergerak.
2.3 Sendi
a.Pengertian Sendi
b.Fungsi Sendi
16
berjalan, atau memegang benda. Bahkan sekedar menolehkan kepala hingga
berbicara pun tak lepas dari bantuan persendian.
c.Macam-Macam Sendi
Sendi mati
Sendi kaku
Sendi kaku merupakan bagian sendi yang bisa bergerak secara terbatas.
Sendi ini berupa tulang rawan yang menyatukan antar-tulang, tanpa rongga
sendi. Contoh sendi kaku adalah sendi yang mempertemukan tulang
simfisis pubis pada area panggul. Bagian ini sedikit bisa digerakkan
meskipun terbatas.
Berbeda dengan sendi mati dan sendi kaku, sendi gerak memiliki rongga
sendi dan memiliki kemampuan untuk bergerak lebih banyak. Adanya
rongga, jaringan fibrosa, dan cairan pelumas (cairan sinovial) pada sendi,
membuat tubuh lebih mudah bergerak. Sendi gerak sendiri memiliki
banyak jenis sesuai tipe gerakannya. Apa saja?
1. Sendi putar
Ciri khas sendi putar adalah kemampuannya untuk menggerakkan tulang dalam
gerakan memutar (rotasi) dari tulang lain. Contoh sendi putar adalah sendi di
bagian leher. Sendi putar ini membuat bagian kepala bisa bergerak memutar.
17
2. Sendi geser
Sendi geser bisa dikenali dari di bagian tulang yang membentuk gerakan
bergeser searah secara mendatar. Contoh sendi geser bisa dilihat pada bagian
sambungan antara pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
3. Sendi pelana
4. Sendi engsel
Sendi engsel bergerak seperti cara kerja engsel pintu. Membantu tulang
bergerak searah menyerupai pintu yang dibuka-tutup. Contoh sendi engsel
adalah sendi di bagian lutut dan bagian siku yang bisa membengkok (ulna).
5. Sendi gulung
Sendi gulung ditandai dengan adanya rongga sendi dan bagian ujung tulang
yang berbentuk bulat. Persendian ini menghasilkan gerakan dua sumbu arah
secara fleksibel, kecuali gerak memutar. Contoh sendi gulung yaitu sendi yang
ada di antara rahang serta antara tulang telapak tangan dengan tulang jari
tangan.
6. Sendi peluru
Sendi peluru merupakan jenis sendi untuk berbagai gerakan ke segala arah,
termasuk gerak memutar. Sendi peluru memiliki rongga sendi dengan tulang
yang ujungnya membulat (seperti bola). Contoh sendi peluru adalah sendi di
bagian panggul yang menyatukan tulang panggul dengan tulang paha. Contoh
lainnya, sendi pada bahu, yang menghubungkan tulang belikat dan tulang
lengan.
d. Gerakan Sendi
18
Meluncur : gerakan satu permukaan pada permukaan lain seperti pada
sendi datar.
Dorsofleksi kaki atau jari kaki : menekuk kaki dan dari atas
Plantar Fleksi atau jari kaki : menekuk kaki atau jari kaki ke bawah
e. Gangguan Persendian
19
Artritis Reumatid merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan
perubahan inflamasi dan degeneratif pada banyak sendi-sendi kecil dan
sering mengalami cacat berat.
Dislokasi adalah pemaksaan tulang pada sendi keluar dan posisi
normalnya.
Fraktur dislokasi merupakan kombinasi fraktur dengan dislokasi
2.4. Fascia
a. Pengertian fascia
Fascia adalah connective tissue yang mengelilingi dan menahan setiap
organ, pembuluh darah, tulang, serabut saraf, dan otot pada tempatnya.
Dapat dikatakan bahwa fascia bersama kita dan ada dimana-mana yang
jika dilihat seperti jaring laba-laba. bahwa jika tidak ada fascia yang
menyelimuti otot kita, maka kita tidak akan bisa bergerak luwes dan akan
terlihat seperti robot. Melatih fascia adalah sangat penting, karena fascia
terdapat di dalam seluruh tubuh kita yang merupakan jaringan tak
terputus. Melatih fascia bisa dengan pilates atau gerakan yoga yang
mampu memberika efek rileks pada otak.
b. Fungsi fascia
Fascia berfungsi untuk menopang dan menstabilkan tubuh kita serta
menyampaikan dan menahan informasi.
20
Dinding perut dan peritoneum.
Kulit abdomen.
Striae.
Perubahan ligamen.
Simpisis pubis.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih
kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari
otot-otot rectus abdominis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis
tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.
Kulit abdomen.
Striae.
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus
rektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan
umum, aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu
menentukan lama pengembalian tonus otot menjadi normal.
21
Perubahan ligamen.
Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan morbiditasmaternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis
antara lain: nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak
di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisisdapat
dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan
pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap.
Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan
migrain bisa terjadi.Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan
22
ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakitkepala dan nyeri leher yang
jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi
sakroiliaka. Gejala ini timbul sebelum nyeri punggung bawah dan
disfungsi simfisis pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka pada
bagian otot penumpu berat badan serta timbul pada saat membalikantubuh
di tempat tidur. Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha posterior.
e. Diastasis rekti.
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm
pada tepat setinggiumbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh
23
hormon terhadap linea alba serta akibat perenggangan mekanis dinding
abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli
hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu,
juga disebabkangangguan kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga
ibu dan anak mengalami diastasis.
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini
ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya
hendaya (tidak dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau
menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, posturtubuh yang
buruk. .
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
25
Bagi pembaca,kami sarankan untuk membaca mengenai materi yang
terkait tentang “Muskuloskeletal”,agar bisa memahami lagi mengenai materi yang
dibaca dan dipahami supaya bisa menguasai materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Textbook Equity Edition (2014). Anatomy and Physiology Volume 2 of 3. Openstax College.
Guyton, Arthur C. 2007 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta; EGC Guyton C. Arthur.
Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa Ken Ariata Tengadi. Edisi 7 Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta. 1994 : 627 - 646
26