OLEH:
KUPANG
2019
Kata Pengantar
Puji Syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
jaringan tulang dan tulang rawan ini. Ilmu jaringan tulang dan tulang rawan ini
mempelajari jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang yang
berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh dan menguatkan bentuk tubuh.
Kita perlu mempelajari ilmu jaringan tulang agar kita dapat mengetahui sifat-sifat
jaringan tulang dan mengetahui struktur tulang ,macam macam tipe tulang serta
hubungan tulang dengan proses bergeraknya tubuh.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan. Untuk itu kami berharap, para pembaca dapat memaklumi
kekurangan kami dan bersedia memberikan saran dan kritik yang bersifat perbaikan,
sehingga dapat melengkapi kekurangan dari makalah ini dan dapat bermanfaat bagi kita
semua di masa yang akan datang.
Akhir kata kami mengucapkan limpah terimakasih bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat menambah wawasan,
khususnya bagi penyusun dan para pembaca yang budiman.
Penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar........................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.................................................................................................................
1.2.Tujuan…………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang Sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi
fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang
dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan
fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Ada empat
kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,termasuk manusia dan
organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda: jaringan epitelium, jaringan
pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
Jaringan penyongkong adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan
jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan
menguatkan bentuk tubuh.
Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak
aktif berupa otot. Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan persendian
tulang.Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh
kita tidak bisa tegak berdiri.
I.2 Tujuan
2. matriks tulang
PEMBAHASAAN
Jaringan tulang merupakan jaringan ikat yang tersusun dari sel,serat dan matriks
ekstraseluler.Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang,
yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks,sehingga tulang pun
mengalami klasifikasi. Jaringan tulang menyusun struktur berdaging, melindungi organ
organ vital yang terdapat didalam tengkorak, rongga dada, dan juga menampung sumsum
tulang sebagai tempat sel-sel darah dibentuk.
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral
terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka
tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot
kerangka.
Sebagai Pendukung
Yang dalam hal ini, jaringan tulang akan mendukung dan memberikan
lampiran untuk sebagian besa otot pada rangka manusia.
Memberi Perlindungan
Yang dalam hal ini, jaringan tulang yang membentuk rangka tubuh akan
memberikan perlindungan mekanis bagi banyak organ tubuh lainnya, sekaligus
mengurangi risiko cedera.
Dalam hal ini otot, rangka yang melekat pada jaringan tulang akan
berkontraksi dan pada saat itulah akan memudahkan manusia dalam bergerak.
Menyimpan Mineral
Yang dalam hal demikian ini proses produksi sel-sel darah merah akan
berlangsung di sumsum tulang merah pada beberapa tulang yang berukuran lebih
besar.
Dalam hal demikian ini seiring dengan bertambahnya usia, maka akan
terjadi beberapa perubahan sumsum tulang dari sumsum tulang merah menjadi
sumsum tulang kuning. Sumsum tulang kuning terdiri dari sel-sel adiposa dan
sedikit sel-sel darah. Maka disinilah tempat penyimpanan cadangan energi
Hewan vertebrata dapat bergerak dan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat
yang lain, dikarenakan memiliki endoskeleton (rangka tulang yang terdapat di dalam
tubuh hewan). Endoskeleton atau rangka dalam tulang ini tersusun oleh berbagai jenis
bentuk dan ukuran tulang, sebagai tempat menempel otot-otot. Sehingga jika
diklasifikasikan lebih rinci lagi maka menurut jenisnya maka tulang yang menyusun
rangka hewan berupa :
Jaringan Tulang mempunyai matriks, yang mana matriks tersebut adalah struktur
yang keras pada tulang, matriks tersebut memiliki banyak pembuluh darah, dikarenakan
struktur yang keras ini susah di tembus oleh nutrien dan metabolit. Sel tulang disebut
osteosit. Osteosit dibentuk osteoblas. Osteoblas yang berperan untuk sintesis bahan
organik matrik tulang : serabut kolagen dan glikoprotein dan osteoklas : sel raksasa yang
berperan untuk perombakan matrik tulang dan perubahan bentuk jaringan tulang. Osteosit
terletak didalam lacuna. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh
kanalikuli. Jaringan tulang tersusun oleh sel-sel tulang. Umumnya penyusun tulang
diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama.
1. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum,
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan
berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
2. Tulang kompak ( Compact Bone )
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak.Tulang ini
teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih
banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang
menjadi padat dan kuat.Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan
tulang tangan.
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan
namanya tulang spongiosa memiliki banyakrongga. Rongga tersebut diisi oleh
sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari
kisi kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
4. Sumsum tulang
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental.Sumsum tulang ini
dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang
spongiosa.Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi
memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh
lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan
asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan
kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen.
Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat
dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi
sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam
salisilat) dan beberapa protein.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari
kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut
tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium,
natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam
matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya
serabut kolagen.
Tulang Kompak
Tulang kompak adalah tulang yang memiliki susunan matriks rapat dan padat
yang mengandung zat kapur dan juga fosfor. Tulang kompak pada sel-sel tulang
(osteosit) tersusun dan membentuk sistem havers. Contoh tulang kompak diantaranya:
tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, tulang ruas
jari tangan, tulang selangka, tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang telapak
kaki, dan tulang ruas jari kaki.
Tulang spons adalah tulang yang memiliki matriks berongga dan tersusun oleh
anyaman trabeculae (mirip pecahan genting) yang pipih serta mengandung serat kolagen.
Rongga yang ada pada tulang spons tersebut diisi dengan jaringan sumsum tulang.
Contoh tulang spons diantaranya:
Tulang pipih, contoh tulang pipih diantaranya seperti tulang penyusun tengkorak
dan wajah, tulang dada, tulang rusuk dan tulang belikat.
Tulang pendek, contoh tulang pendek diantaranya seperti tulang pergelangan
tangan, tulang pergelangan kaki dan ruas tulang belakang.
a. Struktur Makroskopik
b.Sturktur Mikroskopik
1. Osteoprogenitor
2. Osteoblas
• Membuat tulang.
4. Osteoklas
Osteoklas merupakan sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak
(gambar 1), biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan
matriks atau pada permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtu
lakuna Howship. Beberapa bukti menunjukkan bahwa osteoklas dibentuk dari
persatuan monosit berinti tunggi yang berasal dari darah. Osteoklas mengandung
banyak lisosom, mereka mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain
yang menyerang matriks tulang dan melepaskan zat dasar yang mengalami
klasifikasi.
Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan
pembersih debris yang terbentuk selama responsi tulang. Adapun proses
reabsorbsi tulang berlangsung dengan cara :
2. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan
melalui proses eksositosis.
1. Tulang pipa
Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah disebut
diafisis , kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra
epifisis.Osteoblas menempati rongga yang disebut rongga sumsum tulang.
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Contohnya tulang paha,
tulang lengan atas, tulang jari tangan
2. Tulang pipih
3. Tulang pendek
Bentuknya pendek dan bulat. Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya
ditemukan pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas – ruas tulang belakang.
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
Contohnya ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan tulang
pergelangan kaki.
2.1.7. PEMBENTUKAN TULANG
Pada tempat akan dibentuk tulang membran, sel mesenkim berhimpit padat.
Daerah itu menjadi sangat vaskular
Beberapa sel mesenkim meletakkan serat kolagen pada daerah kondensasi
mesenkim. Dengan cara ini terbentuk sebuah membrane.
Beberapa sel mesenkim (mungkin mereka yang sebelum ini telah meletakkan
serat kolagen) membesar dan mendapatkan sitoplasma basofilik dan sekarang
dapat disebut osteoblas. Mereka berderet sepanjang berkas kolagen. Sel-sel ini
menghasilkan matriks gelatinosa dengan serat-serat didalamnya. Serat-serat
mungkin membengkak. Itulah sebabnya serat-serat itu tidak lagi jelas terlihat.
Massa serat bengkak ini dengan matriksnya disebut osteoid.
Di bawah pengaruh osteoblas diendapkan garam kalsium di dalam osteoid.
Seggera setelah kejadian ini maka lapis osteoid telah menjadi lamel tulang.
Di atas lamel ini diletakkan lapis osteoid lain oleh osteoblas. Osteoblas bergerak
meninggalkan lamel untuk melapisi lapis osteoid baru. Tetapi beberap diantaranya
terperangkap diantara lamel dan osteoid. Osteoid sekarang telah mengalami
osifikasi membentuk lamel lain. Sel-sel yang terperangkap diantara lamel menjadi
osteosit.
Dengan cara ini diletakkan sejumlah lame; secara bertumpuk dan bersama mereka
membentuk trabekula tulang.
bila kita membayangkan lagi proses pembentuukan tulang seperti di atas
berlangsung sepanjang setiap berkas, jelaslah bahwa tulang yang dibentuk akan
mengikuti pola yang sama. Dengan cara demikian akan dibentuk tulang spons.
Tulang spons akan dikonversi sepeti tulang kompakta.
. 2. Osifikasi Endokondral
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali
lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan
tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu kondroitin sulfat yang didalamnya
terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih
kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.
1. Kartilago Hialin
Dalam keadaan segar bersifat lentur, semitranparan, dan berwarna putih
kebiruan. Di permukaan terdapat perikondrium, suatu jaringan ikat yang pada
waktu muda mampu membentuk tulang rawan secara aposisi. Pada tulang rawan
tidak terdapat pembuluh darah, tetapi bila ada, suatu pertanda adanya
pengkapuran. Secara fisiologik kalsifikasi sering terjadi pada tulang rawan rusuk.
Bangun histologik
Tulang rawan hialin terdapat pada permukaan persendia, tulang rawan rusuk,
trakhea, laring, bronkus dan sebagainya.
Proses pembentukan tulang rawan dapat dilihat dari dua aspek yaitu : (1)
pertumbuhan pada stadium embrio dari blastema tulang rawan, berupa sel-sel
mesenkim yang berproliferasi dan membesar; (2) pertumbuhan pasca natal yang
berasal dari perikondrium.
Pola pertumbuhan tulang rawab menganut dua cara yaitu : (1) Pertumbuhan
interstitial, melalui ekspansi dari dalam dengan cara pembelahan kondrosit
berulang-ulang. Tiap kondrosit yang terbentuk berpisah dan membentuk kapsula
sendiri. Cara ini terjadi pada kehidupan embrio saja dan nantinya terhenti dan
dilanjutkan dengan pertumbuhan aposisi. (2) Pertumbuhan aposisi, penambahan
luas areal tualng rawan berlangsung di bagian tepi, kondroblast berkembang dari
perikondrium, membelah beberapa kali menjadi kondrosit.
Matriks tulang rawan pada dasarnya merupakan gel amorf berpegas dengan susunan
makromolekul khusus. Gel ini terutama terdiri atas proteoglikan, selain sedikit protein
dan glikoprotein. Di dalam gel tersebar serat kolagen halus yang dibentuk oleh kolagen
tipe II. Serat kolagen halus ini cukup kuat untuk dilihat dengan MC karena hanya
berdiameter 10 nm sampai 100 nm. Perkiraan kandungan kolagen minimal dan
maksimal pada matriks tulang rawan ialah 40% dan 70% berat keringnya, namun masih
ada variasi sumbunya. Lebih kurang setengah dari matriks organik terdapat berupa gel
yang terutama terdiri atas proteoglikan tulang rawan yang hidrofilik kental.
Seperti halnya kolagen tipe II, proteoglikan tulang rawan dihasilkan setempat oleh
kondrosit. Ciri tambahan yang khas untuk matriks tulang rawan ialah terdapatnya
penimbunan proteoglikan supramolekular; kandungan proteoglikan merupakan dasar
molekular daya pegasnya yang luar biasa.
Sumbu panjang botol sikat dalam analog ini ialah molekul linear asam hialuronat
terentang. Setiap molekul proteoglikan yang terjulur ke samping berupa sikat terdiri atas
(1) molekul protein pusat aksial panjang dengan (2) sejumlah rantai tambahan keratan
sulfat di bagian proksimal dan (3) sejumlah lebih banyak lagi rantai tambahan
kondrolitin sulfat distal. Kedua jenis rantai tambahan terjulur secara radial dari molekul
protein pusat. Protein penambat menambat molekul- molekul protein pusat pada struktur
agregat proteoglikan.
Proteoglikan dan agregat proteo-glikan tulang rawan dengan jelas saling berbaur
membentuk sejenis anyaman. Jenis susunan demikian hanya dapat dilihat bila diolah
dengan sangat hati-hati (misalnya: dengan memakai proses fikasi ringan yang terkontrol
secara teliti dalam keadaan beku [substitusi-beku]). Jalinan ini diduga tertanam pada
kerangka penyokong terdiri atas serat-serat kolagen tipe II yang tidak dapat diregangkan,
agaknya melalui interaksi antara agregat proteoglikan dan kolagen ini.
Protein utama dalam matriks tulang rawan ialah kolagen tipe II dan protein
penghubung yang disebut di atas. Kondronektin merupakan glikoprotein yang dihasilkan
kondroblas dan yang memperkuat perlekatan sel ini dan kondrosit pada kolagen
tulang rawan. Protein matriks lain yang disebut kondrokalsin diduga berperan dalam
pengapuran tulang rawan hialin, seperti yang dijelaskan sewaktu membahas kalsifikasi.
Pada sajian hematoksilin dan eosin, matriks tulang rawan hialin terpulas biru
pucat atau hampir tidak terpulas warna; walaupun demikian daerah di sekitar kelompok
sel isogen (cell nest) terpulas lebih gelap. Hal ini terutama terjadi akibat kandungan
glikosaminoglikans bersulfat dari proteoglikan tulang rawan, yang merupakan unsur
pokok matriks yang mengelilingi kondrosit. Dikenal sebagai matriks teritorial (kapsular),
daerah matriks ini juga terpulas secara metakromatis karena banyaknya
glikosaminoglikan, dan terpulas secara positif dengan reaksi PAS karena kandungan
glikoproteinnya. Pada daerah paling luarnya, banyak serat kolagen tersusun melingkari
kondrosit atau sel-sel isogen. Di antara matriks teritorial kondrosit atau sel-sel isogen dan
sel lain di sebelahnya terdapat daerah matriks interteritorial yang terpulas merata.
Akhirnya 65% sampai 80% berat basah matriks tulang rawan merupakan cairan
jaringan yang sebagian terperangkap dan sebagian terikat pada matriks yang memiliki
struktur interna yang kompleks. Dapat hidupnya kondrosit yang terpendam itu pada
akhrinya tergantung difusi yang mencukupi (adekuat) melalui komponen matriks
esensial ini. Tambahan lagi, tulang rawan merupakan jaringan avaskular, artinya tidak
memiliki pembuluh dareah kapiler sendiri, meskipun pembuluh yang lebih besar dapat
melintasinya tanpa memasoknya; pembuluh limfe pun tidak terdapat dalam jaringan ini.
Namun banyaknya cairan jaringan yang tertahan dalam celah-celah jalinan proteoglikan
memungkinkan nutrien dan oksigen mencapai kondrositnya melalui difusi jarak-jauh
dari kapiler yang terletak di luar tulang rawan itu sendiri. Produk sisa dapat berdifusi
dalam arah yang berlawanan memasuki pembuluh demikian. Namun ketergan-tungan
mutlak pada difusi jarak jauh ini menimbulkan masalah tersendiri, lebih-lebih bila
garam kalsium yang tidak larut telah diendapkan di dalam matriks.
Pada kebanyakan kasus, yang matriks tulang rawannya telah diendapi garam
demikian, kondrosit yang terbenam di situ akan diganti oleh jaringan tulang. Jaringan
tulang memiliki susunan kanalikuli yang unik, yang memungkinkan matriksnya
mengalami pengapuran tanpa mengganggu nutrisi sel-sel di dalamnya.
Kalsifikasi selalu terjadi pada tulang rawan, hal ini untuk mempersiapkan tulang
rawan digantikan menjadi tulang pada waktu yang tepat dalam pertumbuhan
individu. Juga, bagian tulang rawan sendi yang berhubungan dengan tulang juga akan
mengalami kalsifikasi. Selain itu, beberapa kalsifikasi tulang rawan hialin dalam tubuh
dapat terjadi sebagai bagian dari proses penuaan.
Sebagian besar bakal tulang diawali dari model tulang rawan dan bertumbuh
secara cepat dalam janin. Hal ini penting untuk menggantikan tulang rawan dengan tulang
pada waktu yang tepat. Peristiwa ini akan dicapai lebih lambat melalui kalsifikasi
tulang rawan yang menyebabkan kematian kondrosit dan erosi lambat dari matriks
tulang rawan. Terdapat beberapa kebutuhan penting untuk kalsifikasi tulang rawan. Ion-
ion kalsium dan fosfat harus ada dalam konsentrasi cukup dalam matriks. Sinar matahari
dan vitamin D merupakan hal penting, dalam keadaan kekurangan vitamin D dan
paparan sinar matahari pada anak-anak dapat menyebabkan turunnya kadar kalsium
dan fosfat di bawah titik kritis yang mengakibatkan terjadinya riketsia. Kadar pH
merupakan faktor penting pada kalsifikasi matriks tulang rawan. Pada pH basa, kalsium
fosfat (Ca3(PO4)2) merupakan presipitat tidak larut. Sebaliknya, pada pH asam
kalsium hidrogen fosfat (CaHPO4) merupakan presipitat sangat larut. Jadi, alkalinitas
menyokong kalsifikasi, sedangkan asiditas menghambat kalsifikasi. Suatu protein yang
disebut kodrokalsin berperan penting dalam proses kalsifikasi matriks tulang rawan.
Suatu tanda awal dari kalsifikasi matriks tulang rawan adalah pembesaran atau hipertrofi
yang terjadi pada kondrosit. Hipertrofi berhubungan dengan produksi ensim alkalin
fosfatase oleh kondrosit. Alkalin fosfatase dapat menghidrolisis substrat yang
mengandung fosfat organik; ensim tersebut dapat menyebabkan pelepasan ion Ca2+ dan
Pi dari kalsium - gliserofosfat. Ensim alkalin fosfatase tampaknya penting dalam
meningkatkan kadar ion kalsium dan fosfat lokal yang cukup untuk kristal kalsium dalam
membentuk. Mitokondria kondrosit dapat menyimpan ion kalsium untuk pelepasan pada
saat kalsifikasi matriks. Glikosaminoglikan sulfat dan proteoglikan dapat mengikat ion
kalsium dengan demikian berpartisipasi dalam kalsifikasi, dan protein kondrokalsin
konsentrasinya meningkat dalam matriks tulang rawan sebelum kalsifikasi.
Kondrokalsin mengikat Ca2+ dengan afinitas kuat. Pada waktu kalsifikasi matriks
tulang rawan dimulai, lipid dan glikogen yang disimpan dalam kondrosit lokal yang
hilang. Jadi, penggunaan lipid dan karbohidrat nampaknya merupakan peristiwa penting
dalam menghasilkan substrat yang sesuai untuk alkalin fosfatase. Kalsifikasi tulang rawan
merupakan suatu tahap awal penting dalam penulangan endokondral atau
intrakartilagenosa.
Pada masa awal perkembangan embrio vertebrata yang menyusun sistem rangka
ialah jajaran tulang rangka. Sifat tulang rawan yang lunak dan elastis ini akan menopang
proses pertumbuhan dan perkembangan pada janin yang berada di dalam telur maupun
rahim.Lalu kedudukan tulang rawan akan digantikan dengan rangkaian tulang sejati
sesudah embrio menetas. Akan tetapi beberapa hewan memiliki tulang rawan sebagai
penopang tbuh hingga masa dewasanya, contohnya pada ikan hiu.Selain itu, tulang rawan
masih bisa ditemukan pada tubuh hewan vertebrata dewasa sebagai penopang organ atau
jaringan lunak seperti, hidung, telinga dan bagian lainnya.
Sendi merupakan anggota tubuh dan merupakan hubungan antar tulang sejati.
Sendi tersusun dari tulang rawan dan cairan sinovial. Struktur kenyal yang terdapat pada
tulang rawan ini sangat menguntungkan untuk pergerakan tulang sejati.
Dalam melakukan pergerakan, tulang-tulang ini akan mengalami gesekan. Struktur
kenyal dan elastis ini berfunsi melindungi gesekan yang bisa menyebabkan kerusakan
mekanis pada tulang.
Bagian ujung (epifisis) pada tulang sejati merupakan bagian daerah tulang rawan.
Bagian ini memiliki fungsi sebagai pertumbuhan dan proses perkembangan pada
vertebrata pada usia anak-anak akan mengalalmi pertambahan yang tinggi, ini merupakan
pengembangan tulang sejati yang disebabkan oleh tulang rawan.
Jika dibandingkan dengan tulang rawan atau kartilago yang lentur, maka akan
berbeda dengan tulang sejati. Tulang sejati adalah tulang paling tebal dan paling keras
dibandingkan tulang kartilago. Walaupun tulang sejati berasal dari sel yang sama dengan
tulang rawan yaitu sel mesenkim.Seiring dengan perkembangannya, jaringan tulang
terdiri dari dua bagian utama yaitu matriks ekstraseluler dan sel-sel. Didalam matriks
ekstraseluler tersimpan sel-sel pembentuk jaringan tulang atau yang lebih dikenal dengan
nama Osteoblast yang terdiri dari serat kolagen.
Tulang menjadi keras karena didalam matriks ekstraseluler terkandung senyawa
fosfat dan kalsium. Lakuna akan melindungi sel osteoblas pada suatu ruang. Hal ini
menyebabkan osteoblas bermetamorfosis membentuk osteosit.Sel-sel osteosit yang
merupakan cikal bakal tulang keras (tulang sejati) membentuk suatu sistem yang nantinya
akan dikenal dengan nama sistem havers. Pada bagian dalam sistem havers ini terdapat
sel saraf dan juga pembuluh darah. Sedankan bagian luar sistem havers ini dikelilingi
oleh sel-sel osteosit. Lakuna akan melindungi sel-sel osteosit dan akan memisahkannya
dengan matriks osteon. Didalam lacuna terdapat kanalikuli (saluran halus) yang
menjembatani distribusi nutrisi dari sistem havers dengan lakuna.
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai
sistem rangka. Tulang tersusun atas :
1. Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang,
2. Osteosit: sel-sel tulang dewasa,
3. Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
Jaringan tulang menyusun / membina rangka (skelet) sebagai alat gerak pasif dan
berfungsi sebagai penyokong,
Tempat melekatnya otot yang dihubungkan oleh tendon.
Pelindung organ yang lunak dan vital di tubuh.
Tempat memproduksi sel-sel darah terutama pada tulang tulang bentuk pipa.
Tempat penyimpanan cadangan mineral, berupa kalsium dan fosfat, serta
cadangan lemak.
2.3.2. Ciri-ciri Tulang Keras
Jaringan tulang sejati tersusun atas sel-sel tulang yang disebut osteosit.
Osteosit di bentuk oleh osteoblas (sel tulang muda). Osteoblas berasal dari
fibroblas. Oleh sebab itu, osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan
tulang. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela. Lamela
yang mengelilingi kapiler disebut saluran Havers. Struktur tulang terdiri atas
system haversi. Sistem haversi / saluran Havers terdiri canalis haversi (saluran
longitudinal ditengah-tengah, mengandung pembuluh darah /kapiler: vena, dan
arteri), lamella konsentris (terdiri dari matriks bermineral yang berlapis
mengelilingi canalis haversi), Di antara lamela terdapat ruang tempat osteosit
yang disebut lakuna. lakuna (rongga-rongga pada lamella konsentris), Sementara,
antar saluran Havers dihubungkan oleh sebuah saluran yang dinamakan saluran
Volkman. Osteosit (sel tulang yang terletak di lakuna) dan canaliculus (saluran
yang menghubungkan antarlakuna). Osteosit yang satu dengan yang lainnya
dihubungkan oleh kapiler kanalikuli. Jaringan tulang dibungkus oleh serabut
fibrosa yang disebut periosteum. Saat mengalami kematian, osteosit ini akan
diserap oleh suatu bagian yang disebut osteoklas.
Pada tulang panjang seperti tulang pipa yang terdapat pada lengan dan
paha memiliki bagian-bagian:
a. Kandungan tulang / Matrik : Terdiri atas bahan organik dan anorganik. Bahan
anorganik dari unsur Ca dan fosfat (PO4-3), disertai Mg,Na,K,HCO3 dan sitrat. Terdapat
pula CaCO3,CaCl3, MgCl2, dan garam lain dari senyawa F- dan SO4-2. Tulang
mengandung 99% Ca / kalsium tubuh. Bahan organis membina bahan dasar kandung
yang amorf mengandunng gabungan glikosaminoglikans dan protein. Proteinnya disebut
enganosein.
b. Serat : Terdiri atas serat kolagen. Serat-serat ini membentuk rangkaian dengan
hidroksiapatit, menyebabkan kandung tulang jadi keras, mampat dan kukuh. Pada tulang
keras serat kolagennya tidaks ebanyak pada jaringan tulang rawan.
c. Sel tulang
- Osteos
Merupakan sel tulang dewasa, berada dalam kapsul yang berada dalam lacuna. Sel
bertonjolan banyak, yang masuk ke saluran-saluran yang bercabang dan menggabungkan
sel bertetangga dalam lacuna dan kapsul lain. Saluran yang bercabang-cabang dalam
lamella tersebut dinamakan dengan canaliculi. Organel osteosit tampak kecil dan tidak
terlihat, seperti sel yang tidak aktif, namun sesungguhnya ia aktif sekali memelihara sifat
fisiologis matriks dan dalam sitoplasma terdapat garam kalsium fosfat yang pekat.
- Osteoblast
Merupakan sel induk tulang yang berguna untuk sintesa bahan organis matriks
dan serat kolagen. Terdapat di daerah permukaan atau tepi tulang, tersusun seperti lapisan
epitel selapis. Jika aktif mensintesa bentuknya kubus, jika tak aktif jadi gepeng. Sel ini
bertonjolan , tapi pendek . tonjolan semakin banyak bahan matriks berada disekelilingnya
dan kemudian berubah menjadi osteosit. Kanaliculi terbentuk disekeliling tonjolan-
tonjolan tersebut dan lacuna sekeliling badan selnya. Apabila osteoblast aktif mensintesa
zat maka mengandung organel bercirikan pensintesa protein yaitu retikulum endoplasma
kasar dan badan golgi banyak dan besar.
- Osteoklast
Merupakan sel raksasa bertonjolan-tonjolan yang disebut ruffle. Sel ini motil, inti
banyak 6-50 butir. Berasal dari transformasi makrofaga. Sel ini banyak mengandung
lisosom. Fungsi dari sel ini adalah sebagai berikut:
Ø Reabsopsi bahan tulang dan debrisnya ketika terjadi perombakan atau remodeling
tulang
Ø Menghasilkan enzim yang menghancurkan serat kalogen di dalam matriks yang sedang
diresopsi.
Jaringan tulang sebelah dalam dan terluar, diseliputi jaringan pengikat rapat,
yaitu:
Periosteum (selaput luar) dan Endosteum (selaput dalam) Selaput dalam lebih
tipis dibandingkan selaput luar, kedua selaput tersebut mengandung serat kolagen dan sel
fibroblast, yang dapat berdiferensiasi jadi osteoblast. Lewat kedua selaput ini pembuluh
darah masuk ke dalam tulang.
2.3.7. Sumsum tulang sejati
Sumsum tulang terdapat dalam sumsum tulang panjang dan rongga tulang
berongga. Sumsum terdapat dua macam yaitu:
1) Sumsum merah
Sumsum merah, merah karena banyak mengandung eritrosit. Eritrosit merah karena
mengandung pigmen pernafasan hemoglobin. Dalam sumsum diproduksi eritrosit,
granulosit (netrofil, basofil, eosinofil), trombosit, dan granulosit (limfosit, monosit).
Agranulosit juga diproduksi dalam alat limfoid non sumsum tulang.
2) Sumsum kuning
Kebanyakan dibina atas sel lemak, sedikit makrofag, sel retikuler dan
mesenkim. Sel mesenkim bersifat pluripotent, dapat berdiferensiasi jadi berbagai
macam sel jaringan, termasuk sel induk darah. Sel retikuler dapat berdiferensiasi
jadi sel iinduk darah. Sel retikuler dapat berdiferensiasi jadi sel induk darah.
Fungsi dari sumsum ini dalah sebagai cadangan energy, karena banyak sel lemak,
sebagai cadangan jaringan pembentuk darah.
1. Tulang primer: Tulang primer terdapat pada tulang muda atau tulang yang sedang
mengalami perbaikan, yang nantinya akan digantikan oleh tulang sekunder. Serat kolagen
letaknya tak beraturan, mineral hanya terkandung sedikit, dan steosit lebih banyak
daripada di dalam tulang sekunder.
2. Tulang sekunder: Tulang sekunder terdapat pada individu dewasa, tumbuh dari tulang
primer. Serat kolagen bersusun dalam lapisan berbentuk tabung atau cincin disebut
dengan lamella. Cincin tebal berukuran 3-7µm, yang melingkar sekeliling saluran yang
mengandung pembuluh darah dan jaringan pengikat longgar. Susunan lapisan tersebut
dinamakan dengan system havers atau osteon. Jumlah lamella dalam system havers
adalah 4 sampai 20 buah.
1) Tulang pipa, berbentuk panjang dan berongga, seperti pipa. Contoh tulang ini di
antaranya tulang pengumpil, tulang hasta, tulang betis, dan tulang kering. Tulang pipa
terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis. Diafisis adalah bagian "badan" tulang,
sedangkan epifisis adalah bagian tepi (epi) atau bagian "kepala" tulang. Di antara epifisis
dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis. Cakram epifisis lebih
lambat proses penulangannya dibandingkan dengan daerah diafisis.
2) Tulang pipih, adalah tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang pipih banyak terdapat
di rangka aksial, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang-tulang yang menyusun
tengkorak. Tulang pipih berfungsi sebagai pelindung suatu rongga. Misalnya, rongga
tengkorak melindungi otak dan rongga dada melindungi jantung serta paru-paru.
3) Tulang pendek, berukuran pendek. Hanya ditemukan di daerah pangkal telapak tangan
, pangkal telapak kaki, dan tulang-tulang belakang.
4) Tulang tidak beraturan, yaitu tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Contohnya
adalah tulang-tulang belakang dan tulang penyusun wajah.
Pertumbuhan ini terjadi dalam membrane jaringan pengikat. Tulang pipih tumbuh
menurut cara ini seperti tulang-tulang tengkorak dan tulang muka. Pertumbuhan tulang
pendek dan proses penebalan suatu tulang juga dengan cara seperti ini. Di tempat itu sel-
sel mesenkim yang mirip fibroblast berdiferensiasi jadi osteoblast. Sel induk tulang ini
akan menumbuhkan kandung, serat kolagen dan akhirnya berdiferensiasi menjadi
osteosit.
Pertumbuhan ini terjadi dalam tulang rawan hyaline, yang terbentuk dengan cara ini
adalah jenis tulang panjang dan tulang pendek. Terdapat dua tahap penulangan yaitu:
Prosesnya:
2. Bagian sisi tulang dibentuk oleh kelompok sel yang berbeda yang disebut trabekula.
- Osifikasi endokondral
Prosesnya:
2. Sel perikondrium menjadi osteoblas dan memproduksi tulang keras di baigian tungkai
3. Pusat osifikasi di dalam diafisis kemudian terisi pembuluh darah dan osteoklas
4. Daerah ini mengalami erosi oleh osteoklas sehingga membentuk rongga sumsum
A. Tulang Rawan
B. Tulang Sejati
Tulang sejati adalah tulang yang telah mengalami osifikasi (pematangan tulang)
sehingga strukturnya lebih keras.
Dalam matriksnya kandungan kolagen sangat sedikit, sedangkan bahan anorganik
lainnya seperti kalsium, fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, sangat banyak yang
didapati.
Ada banyak jenis penyakit tulang termasuk peradangan persendian, tumor dan
beberapa diantaranya termasuk penyakit degeneratif dalam kategori silence
disease / penyakit diam-diam karena gejala terhadap penyakit ini tidak terasa atau
tampak nyata bagi orang yang mulai mengalaminya dan secara tidak langsung
dapat menyebabkan beragam hal yang dapat membuat seseorang meninggal
dunia.Dalam berbagai kasus penyakit tulang yang paling sering dijumpai adalah
Tulang keropos/osteoporosis yang dapat mengakibatkan patah tulang yang
membuat seseorang harus selalu dalam keadaan posisi berbaring sehingga
pembuangan kotoran di saluran pernafasannya terganggu dan terjadilah infeksi
paru-paru yang menyebabkan orang tersebut meninggal.
Macam-macam penyakit tulang sangat beragam dan tentunya penyebabnya juga pasti
bervariasi
1. Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh karena tingkat kepadatan tulang
menurun sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah. Umumnya
osteoporisis disebabkan karena kekurangan asupan kalsium pada tulang
2. Artritis adalah radang sendi yang memberikan rasa sakit dan terkadang terjadi
perubahan posisi tulang. Salah satu contoh artritis yang terkenal adalah rematik.
3 Ankilosis adalah gangguan pada sendi di menyababkan sendi tidak dapat
digerakkan di mana ujung-ujung antar tulang serasa bersatu
3. Osteomalacia : Penyakit ini mengakibatkan tulang menjadi lunglai diakibatkan
kekurangan, vitamin D atau kesalahan metabolisme di dalam tubuh. Sama halnya
dengan osteoporosis, osteomalacia juga berpotensi membuat tulang cepat patah.
4. Rickets sering dialami oleh anak-anak yang sedang tumbuh. Formasi tulang pada
penderita rickets abnormal, yaitu terjadi penumpukan kalsium di dalam tulang
karena terlalu banyak mengonsumsi susu berkalsium atau akibat radiasi sinar
matahari.
5. Rakitis adalah penyakit tulang yang terjadi akibat kurang vitamin D sehingga
umumnya menyebabkan bentuk tulang kaki bengkok membentuk huruf O atau X.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah dapat diketahui bahwa tulang merupakan salah
satu bagian terpenting dari tubuh hewan. Seperti diketahui bersama, hewan dikelompokkan
menjadi dua yaitu hewan vertebrata dan intervebrata (avertebrata). Karena terdapat sel
mesenkim embrional, jaringan ikat dapat membantu regenerasi jaringan ( tulang rawan dan
tulang sejati ) dengan menyediakan sel yang dapat berkembang menjadi sel khusus.
kelompok hewan invertebrata tidak memiliki struktur jaringan tulang, maka yang
akan dibahas hanya kelompok hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang.
Kelompok hewan yang termasuk dalam golongan vertebrata yaitu reptil, pisces,
aves, mamalia dan amfibia Sehingga jika diklasifikasikan lebih rinci lagi maka menurut
jenisnya maka tulang yang menyusun rangka hewan berupa :
2 Tulang sejati
DAFTAR PUSTAKA
Mescher, Anthony L. 2010. Junqueira's Basic Histology Text and Atlas, Twelfth Edition. The
McGraw-Hill Companies, Inc. Indiana.
Paulo Alexandre Abrahamsohn. 2005. Basic Histology text and Atlas. The McGraw-Hill
Companies. São Paulo.
Hernawati. 2008. Bahan Kuliah Struktur Hewan Pada Materi Jaringan Ikat. Jurusan
Pendidikan Biologi – Fpmipa Universitas Pendidikan Indonesia.