Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BONE PHYSIOLOGI

DISUSUN OLEH:
NAMA: ANDRE (C2114201049)
KELAS: 1B REGULER
TINGKAT : 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIK STELLA MARIS MAKASSAR TAHUN 2021
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................... 2
BAB  I    PENDAHULUAN ............................................................................. 3
1.1  Latar Belakang............................................................................................ 3
1.2  Tujuan......................................................................................................... 3
1.3  Rumusan Masalah....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 4
2.1AnatomiFisiologiSistem
Tulang................................................................................................................. 4
2.2 Penyusun Tulang.......................................................................................... 4
2.3 Bagian – bagian Tulang................................................................................. 4
2.4 Jenis – jenis Tulang....................................................................................... 4
2.5 Struktur Tulang.............................................................................................. 9
2.6 Fungsi Tulang............................................................................................... 11
2.7 Proses Penulangan........................................................................................ 12
2.8 Penyakit pada Tulang....................................................................................12
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
3.1 Simpulan....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
 
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulisan Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan karunia- Nya sehingga dapat menyusun tepat pada waktunya. Makala
ini membahas tentang “ANATOMI TULANG” .Dalam Makala ini, saya banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan bisa
teratasi. Olehnya itu, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruksi dari
pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas gerak tubuh manusia bergantung pada efektivnya interaksi antara
sendi yang normal dengan unit-unit neuromuskolar yang menggerakannya.
Elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke
jaringan sekitar sendi. Otot, tendon, ligamen, rawan sendi, dan tulang saling
bekerja sama agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan sempurna ( Noer
S., 1996 ).
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar
yang   penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan mengetahui
struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawatan professional dapat makin
jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut. Anatomi
tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini :
1. Agar Siswa mampu memahami mengenai definisi system tulang.
2. Agar Siswa mampu memahami jaringan struktur dari tulang.
3. Agar Siswa mengetahui bagian bagian tulang.
4. Agar Siswa mampu mengetahui jenis jenis tulang
5. Agar Siswa mampu mengerti dan memahami struktur tulang
6. Agar Siswa mampu memahami fungsi dari tulang
7. Agar Siswa mampu memahami proses penulangan
8. Agar Siswa mengerti penyakit – penyakit pada tulang

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem tulang ?
2. Apa saja penyusun sistem tulang ?
3. Apa saja jenis – jenis tulang ?
4. Bagaimana struktur dari tulang ?
5. Apa saja fungsi tulang ?
6. Bagaimana proses dari pembentukan dan pertumbuhan tulang ?
7. Apa saja penyakit – penyakit pada tulang ?

                                                                  
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang

Pengertian Sistem Tulang

Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G.

            Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai
bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.

2.2  Penyusun Sistem Tulang

Menurut Price S.A. Dan Wilson, L.M. (1995) sistem tulang terdiri atas :
1. Sendi

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang


tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
2. Otot

Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak
aktif yang menggerakkan tulang.

Rangka

Sistem penyokong organisme


1. Tendon

Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot ke tulang.
2. Ligamen

Jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang
satu dengan tulang lain pada sendi.
3. Bursae

Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi membran
sinovial dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.
2.3 Jenis-Jenis Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:
1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat
(epifisis) dan bagian tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian
terdiri-dari tulang kompak (tulang padat) dengan sedikit komponen
tulang spongiosa (tulang berongga-rongga). Pada bagian dalam terdapat
rongga berisi sumsum tulang. Contoh: Tulang paha, tungkai bawah, serta
lengan atas dan lengan bawah.
2. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak
beraturan. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan
tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang
pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering
berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contoh: tulang telapak
tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang belakang.
3. Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai dua
lapisan tulang kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis
karnii. Kedua lapisan dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa
disebut diploe. Contoh, tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang
belikat.

Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang
keras.
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks
disebut kondrin yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk
kartilago). Lama kelamaan kondroblast terkurung oleh matriksnya sendiri
dalam ruang yang disebut lacuna. Kondroblast dalam lacuna bersifat
tidak aktif dan disebut kondrosit (sel tulang rawan).
Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang
dewasa. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa tulang rawan pada anak-anak
berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel-sel tulang
rawan. Sementara itu, tulang rawan orang dewasa lebih banyak
mengandung matriks dan berasal dari perikondrium (selaput tulang
rawan) yang mengandung kondroblas. Lihat Gambar 4.2. Tulang rawan
pada orang dewasa hanya terdapat pada bagian bagian tertentu.

Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus
dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang
menempel ke tulang dada (Gambar a).
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin,
tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis
terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis (Gambar b).
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang
rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis
(pertautan tulang kemaluan) (Gambar c).

2. Tulang Keras (Osteon)


Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan
matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini
menyebabkan tulang menjadi keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak
aktif dan disebut osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna
lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli terdapat
sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan
nutrisi osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis , yaitu Jenis tulang kompak
dan Jenis tulang spons (tulang berongga). Pada Gambar 4.3 tampak
bahwa tulang kompak (tulang padat) mempunyai matriks tulang yang
rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa. Tulang spons matriksnya
berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan sumsum
tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah,
misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning berarti
mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.

2.4 Struktur Tulang


1. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya
periosteum. Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang),
jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat
mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn berperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.
2. Tulang Kompak (Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak.
Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak
memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur
(Calsium Phospat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak
mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.
Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak
mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki dan tulang
tangan.

3. Tulang Spongiosa (Spongy bone)


Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai
dengan namanya tulang Spongiosa memiliki banyak rongga.
Rongga tersebut di isi oleh sumsum tulang merah yang dapat
memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi
tipis tulang yang disebut trabekula.
4. Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah
sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental.
Sumsum tulang dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah
dijelaskan di bagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan
penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel
darah yang ada dalam tubuh.
2.5 Fungsi Tulang
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka. Misal
tulang tengkorak memberi bentuk pada wajah.
2. Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak)
melindungi otak, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru.
3. Pergerakan
Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat.
Tulang tidak dapat bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena
tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot
sehingga tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak
aktif (karena sebagai penggerak tulang).
4. Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
5. Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis.
Kalsium berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan
peredaran darah sedangkan hematopoesis adalah pembentukan
komponen sel darah diamna terjadi proliferasi, maturasi dan
diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
2.6 Proses penulangan
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah
bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila
daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk
osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk
kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan
(kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di
bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium
berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan
tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah
diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa)
akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi
semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel
tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan
pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan
dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah
rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa.
Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang
berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara
epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-
menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan
tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap
sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter
(lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang
bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang
baru di daerah permukaan.
2.7 Penyakit Pada Tulang
1. Osteoklerosis : kelainan tulang akibat peningkatan peningkatan
kalsifikasi tulang karena hipoparatiroid
2. Osteoporosis : terjadi karena penurunan penulangan (osifikasi) akibat
peningkatan resopsi (penurunan pembentukan tulang)
3. Osteomalasia : keadaan dimana terjadi penurunan mineralisasi tulang
4. Fraktur : patah tulang
5. Osteomilitis : inflamasi pada tulang
6. Periostitis : inflamasi pada periosteum.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Sistem tulang terdiri atas sendi otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan
kusus penghubung
2. Struktur tulang terdiri atas sel dan matriks tulang
3. Sel – sel tulang disebut juga osteoblast
4. Matriks dibentuk oleh bahan dasar serat dan garam – garam
5. Jumlah tulang dalam tubuh manusia ada 206 buah yang terbagi dalam 4 kategori
tulang oanjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beratuaran
6. Fungsi tulang anatara lain sebagai tempat melekatnya otot, pergerakan,
melindungi organ – organ tubuh, menahan jaringan tubuh, memberi bentuk pada
rangka
7. Penyakit pada tulang misalnya Osteoklerosis, Osteoporosis, Osteomalasia,
Fraktur, Osteomilitis, dan Periostitis
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2196638-contoh-makalah-
kesimpulan/#ixzz25ZMeUuqo

http://new.kidevo.com/materi-lengkap.php?id=528

http://www.duniaperawat.com/2011/04/anatomi-sistem-muskuluskeletal.html

http://geoweek.wordpress.com/2009/07/07/struktur-tulang-pada-manusia/

 
 

Anda mungkin juga menyukai