Anda di halaman 1dari 21

RANGKUMAN MAKALAH

SISTEM MUSKULOSKLETAL

DOSEN PEMBIMBING

Istianah,Ners,M.Kep.

DISUSUN OLEH

NAMA : Hasti Titik Sabillah


NIM : 018 STYC20
TINGKAT/SEMESTER : III/V

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS MATARAM 2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan Alam nabi besar
Muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman
yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu dosen yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas makalah “Sistem Muskukus”. Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa
sumber buku yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti.

Mataram, 16 September 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu  bentuk dengan mengurai-
uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.
Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang
mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam  pendekatan yang berbeda. Dari sudut
medis, anatomi terdiri dari berbagai  pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan
berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif
atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia
profesional yang benar-benar menguasai  bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di
bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa kesehatan.
Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani
pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari anatomi tubuh
manusia.

1.2 Rumusan Masalah.

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem muskuluskuletal?


2. Bagaimana proses penyembuhan tulang ?
3. Bagaimana proses keperawatan gangguan sistem muskuluskeletal?
4. Bagaimana Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Muskuloskeletal?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada sistem muskuloskeletal?

1.3 Tujuan Penulisan.

1. Untuk mengetahui anotomi fisiologi kerangka manusia


2. Untuk mengetahui proses penyembuhan tulang
3. Untuk mengetahui proses keperawatan gangguan sistem muskuluskeletal
4. Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Muskuloskeletal
5. Untuk mengetahui diagnostic pada sistem muskuloskeletal?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Muskuluskeletal


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.
Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang menyusun kurang
lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot
rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL


1. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas
hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium kurang lebih 67
% dan bahan seluler 33%. Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
 b. Melindungi Melindungi organ tubuh (jantung, (jantung, otak, paru-paru, paru-paru, dan  jaringan
lunak).
c. Memberikan Memberikan pergerakan pergerakan (otot berhubungan berhubungan dengan kontraksi
kontraksi dan pergerakan)
. d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
-Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum. Periosteum
memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan
ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat
mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat
endosteum dan dalam lacuna howship (cekungan pada permukan t dalam lacuna howship (cekungan pada
permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang panjang dan tulang
pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, terutama terletak di sternum, ilium, vetebra
dan ilium, vetebra dan rusuk pada rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah
merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang
mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus kanselus menerima menerima asupan darah melalui
melalui pembuluh pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang
kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke
sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri. Tulang tersusun dari
3 jenis sel yaitu:
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik tulang.
Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam  polisakarida
polisakarida dan proteoglikan). proteoglikan). Matrik tulang merupakan merupakan kerangka dimana
garam garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang
dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa
yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di
dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam
kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1
mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang
dapat diabsorpsi,  penghancuran  penghancuran dan remodeling remodeling tulang. tulang. Tidak seperti
seperti osteoblas osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Tulang merupakan  jaringan  jaringan
yang dinamis dinamis dalam keadaan keadaan peralihan peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan
tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan  pembentukan dan reabsorpsi tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium
dari saluran  pencernaan. Kekurangan vitamin D  pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan
dapat menyebabkan deficit deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang.
B Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid mengatur
konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahankalsium dari tulang.
Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah,  peningkatan  peningkatan hormone hormone
parathyroid parathyroid akan mempercepat mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan
pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan  penimbunan kalsium dalam
tulang.
C. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya pasokan darah /
hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis (berkurang
kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa  pertumbuhan  pertumbuhan kanak-kanak kanak-kanak diman lebih banyak
terjadi terjadi  pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon
terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan Perubahan tesebut
tesebut membantu membantu mempertahankan mempertahankan kekuatan kekuatan tulang pada proses
penuaan. Matrik organic yang sudah tua  berdegenerasi,  berdegenerasi, sehingga sehingga membuat
membuat tulang relative relative menjadi menjadi 6 lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru
memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi tambahan kekuatan tulang.
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan
memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang
panjang  panjang yang dinamakan dinamakan epifis tersusun tersusun terutama terutama oleh tulang
kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada
anak-anak. Yang  pada orang dewasa akan mengalami mengalami kalsifikasi. kalsifikasi. Misalnya
Misalnya pada tulang humerus dan femur.
B. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya
pendukung seperti tampak  pada pergelangan pergelangan tangan. tangan. Bentuknya Bentuknya tidak
teratur teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
C. . Tulang Pipi
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta scapula
(tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan
otot-otot, merupakan tempat penting untuk 7 hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus
diantara 2 tulang kortikal.
D. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terd tidak teratur, terdiri
dari tulang iri dari tulang kanselous di kanselous di antara tulang antara tulang kortikal. kortikal. Contoh :
tulang vertebra, dan tulang wajah.
E. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh
tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut). Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan
fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Kerangka sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang
merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Kerangka dibagi menjadi
a) Kerangka aksial Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu :

1. Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )


Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital,
stenoid, dan etmoid. Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal
(2), lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.
1) Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang antara
tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna vertebralis
dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4
vertebra koksigius.
2) Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks  berupa  berupa sebuah rongga
berbentuk berbentuk kerucut kerucut terdiri terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang
melingkar dari tulang belakang sampai ke sternum. Pada sternum terdapat  beberapa  beberapa titik
penting penting yaitu supra sternal sternal notch dan angulus angulus sterni yaitu tempat bertemunya
manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak, medulla
spinalis dan organ dalam thoraks.
C. . PATOFISIOLOGI SISTEM MUSCULOSKELETAL
.1. Kelainan Pada Tulang
a. Osteoporosis
Osteoporosis yaitu kelainan yang terjadi penurunhan massa tulang total. Terdapat perubahan
pergantian tulang homeostasis normal. Kecepatan resorpsi tulang dari kecepatan  pembentukan
pembentukan tulang yang mengakibatkan mengakibatkan penurunan penurunan massa tulang total
Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh, dan mudah patah. Patofisiologi :
1. Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang yaitu proses
resorbsi dan  proses  proses pembentukan pembentukan tulang. tulang. Setiap ada ada perubahan
perubahan dalam kesimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih  besar dari proses penbenutkan maka
kan terjadi  besar dari proses penbenutkan maka kan terjadi penurunan massa tulang.
2) Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang bagian korteks
dan lebih dini pada bagianh trabekula.
3.) Pada usia 40-45 tahun, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian korteks
sebesar 0,3- 0,5 %/ tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda
4) Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pada wanita 40-
50 %
5) Penurunan massa tulang lebih cepat pada bagian-bagian tubuh seperti metakarfal, kolum femoris, dan
korpus vertebra.
6. Bagian-bagian tubuh yang sering fraktur adalah vertebra,  paha bagian proksimal dan radius b  paha
bagian proksimal dan radius bagian distal.

B. Osteomalasia 
Osteomalasia adalah penyakit metabilisme tulang yang di tandai
dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. Pada orang dewasa
osteomalasia bersifat kronik dan deformitas skeletalnya tidak seberat pada
anak karena pertumbuhanletal telah selesai. Pada pasien ini,sejumlah
besar osteoroid atau remodelling tulang baru tidak mengalami kalsifikasi,
diperiksakan bahwa defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif
( kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus GI, dan
menfasilitasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstra sel
rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat
di masukkan ke tempak kalsifikasi tulang. Patofisilogi:
1)   Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat

gangguan umum metabolisme mineral. Faktor risiko terjadinya


osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsorpsi,
gasterktomi, gagal ginjal kronik, terapi antikonvulsan
berkepentingan dan kekurangan vitamin D.

 

Tipe malnutrisi ( kekurangan vitamin D) sering


berhubungan dengan kalsium yang jelek terutama akibat kemiskinan, tetapi memakan makanan
dan kurangnya
pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor.
2.2 Proses Penyembuhan Tulang

2.2 Pemeriksaan Fisik Sistem Muskuloskeletal.

1. Pengkajian fisik
a. Inspeksi umum tubuh akan memperlihatkan ukuran, setiap tanda deformitas,
asimetri, pembengkakan, edema, memar, atau luka di kulit.
b. Dengan mengobservasi postur, gerakan, dan cara berjalan pasien akan diperoleh
data menegnai perubahan mobilitas pasien dan adanya rasa nyeri dan
ketidaknyamanan atau gerakan involunter (fasikulasi atau kedutan).
2. Data pengkajian subyektif.
Selama wawancara dan pengkajian fisik, pasien mungkin melaporkan adanya nyeri,
nyeri tekan, dan pengenderaan yang tak normal. Informasi ini harus dikaji dan di
dokumentasikan.
3. Nyeri
Nyeri tulang dapat dijelaskan secara khas sebagai nyeri dalam, tumpul yang bersifat
membosankan, sementara nyeri otot dijelaskan sebagai pegal atau nyeri dan sering
digambarkan sebagai “kram otot”. Nyeri faktur tajam dan menusuk dan dapat
dihilangkan dengan imobilitasi. Nyeri tajam juga bisa ditimbulkan oleh infeksi tulang
akibat spasme otot atau penekanan pada saraf sensoris.
4. Perubahan penginderaan.
Gangguan sensoris sering berhubungan dengan masalah muskuloskeletal. Pasien
mungkin menyatakan menggalami parestesia (perasaan terbakar atau kesemutan) dan
kebas. Perasaan tersebut mungkin akibat penekanan pada serabut saraf ataupun
gangguan peredaran darah. Pembengkakan jaringan lunak atau trauma langsung
terhadap struktur tersebut dapat menggangu fungsinya. Kehilangan fungsi dapat
terjadi akibat gangguan struktur saraf dan peredaran darah yang terletak sepanjang
sistem muskuloskeletal.

2.3 Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Muskuloskeletal.


1. Pemeriksaan khusus
a. Sinar X.
sinar-x tulang menggambarkan kepadatan tulang ,tekstur,erosi dan perubahan
tulang.sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang
sedang diperiksa. Sinar X kortex tulang menunjukkan adannya pelebaran ,
penyempitan , dan tanda iregularitas. sinar Xsendi dapat menunjukkan adannya
cairan , iregularitas, spur, penyempitan , dan dan perubahan struktur sendi.
b. Computed Tomography (CT scan)
menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat
memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau tendon.
Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi danpanjangnya patah tulang di daerah
yang sulit dievaluasi (mis. Asetabulum). Pemeriksaan bisa dilakukan dengan atau
tanpa kontras dan berlangsung sekitar satu jam.
c. Magnetic resenonance imaging(MRI).
Adalah teknik pencitraan khusus, noninvasive yang menggunakan medan magnet,
gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis. Tumor
atau penyempitan jalur jatingan lunak melalui tulang) jaringan lunak seperti otot,
tendon dan tulang rawang. Karena yang digunakan elektro magnet, pasien yang
mengenakan implan logam, braces atau pacemaker tidak bisa menjalani
pemeriksaan ini. Perhiasan harus dilepas pasien yang
menderita klaustrofobia biasannya tak mampu menghadapi ruangan tertutup
ruangan MRI tanpa penenang.
d. Angiongrafi
- adalah pemeriksaan struktur faskuler. Angiografi adalah pemeriksaan sistim
arteri. Suatu badan kontras radiopaque diinjeksikan dalam arteri tertentu, dan
diambil foto sinar - X serial sistim arteri yang dipasok oleh arteri tersebut
- prosedur ini sangat bermanfaat untuk mengkaji perpusi arteri dan bisa
digunakan untuk tingkat amputasi yang dilakukan.
- Setelah dilakukan prosedur ini, pasien dibiarkan berbaring selama 12 sampai
24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penusukan arteri.
- Perawat memantau tanda vital, tempat penusukkan untuk melihat adannya
pembengkakan, perdarahan, dan hematoma : dan ekstremitas bagian distalnya
untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat.
e. Digital Subtrstion Angiongrafi (DSA).
mempergunakan teknologi komputer untuk memperlihatkan sistim arterial
melalui kateter vena.
f. Venogram.
Adalah pemeriksaan sistim vena yang sering digunakan untuk mendeteksi
trombosis vena.
g. Mielografi.
penyuntikan bahan kontras kedalam rongga subaratnoid spinalis lumbal ,
dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis final (penyenpitan
kanalis finalis) atau tempat adanya tumor.
h. Diskografi.
- adalah penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam rongga sendi untuk
melihat strukturjaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam
kisaran pergerakannya sementara itudiambil Gambar sinar-X serial.
- Artogram sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya robekan akut atau
kronik kapsul sendi atau ligamen penjangga lutut, bahu, tumit, panggul dan
pergelangan tangan.
- Setelah dilakukan arttrogram biasanya sendi diimobilisasi selama 12 sampai
24 jam dan diberibalut tekan elastis. Diberikan usaha untuk meningkatkan
rasa nyaman sesuai kebutuhan.
2. Pemeriksaan Lain.
a. Atrosentesis.
- dilakukan untuk memperoleh cairan sinofial untuk keperluan pemeriksaan
atau untuk menghilangkan nyeri akibat efusi .
- Normalnya cairan sinofial jernih, pucat berwarna seperti jerami dan
volumenya sedikit.
- Pemeriksaan cairan sinopial sangat berguna untuk mendiagnosisi rheumatoid
arttritis dan arttrofi implamasi (perdarahan didalam rongga sendi), yang
mengarahkan ke trauma atau kecendrungan perdarahan.
b. Atroskopi.
- merupakan prosedur endoskopis yang memungkinkan pandangan langsung
kedalam sendi.
- prosedur ini dilakukan dalam kamar operasi dalam kondisi steril. Jarum bore
besar dimasukkan dan sendi diregankan dengan salin.
- Secara umum, sendi tetap diekstensikan dan dielevasi untuk menggurangi
pembengkakan.
- Pasien dianjurkan untuk membatasi aktifitas setelah prosedur. Fungsi
neurofaskular dipantau.
- Analgesik dapat diberikan untuk memantau rasa tidak nyaman. Komplikasi
jarang tetapi dapatmencakup infeksi, hemartrosis, trombovlebitis, kaku sendi
dan penyembuhan luka yang lama.
c. Termografi.
mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit . kondisi implamasi
seperti arthritis dan infeksi , begitu pula neoplasma, harus dievaluasi .
pemeriksaan serial dapat dilakukan untuk mendokumentasi episode imflamasi dan
respon pasien terhadap terapi pengobatan anti implamasi.
d. Elektromiografi.
- memberi informasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang
mempersarafi.
- tujuannya adalah untuk menentukan setiap abnormalitas fungsi unik motor
end.
- Kompres hangat dapat mengurangi rasa tak nyaman setelah tindsakan ini.
e. Ebsorpsiometri foton tunggal dan ganda.
adalah uji noninvasive untuk menentukan kandungan mineral tulang pada
pergelangan tanganatau tulang belakang.
f. Biopsi.
- Dapat dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot dan
sinovium untuk membantu menentukan penyakit tertentu.
- Tempat biopsy harus dipantau mengenai adanya edema, perdarahan , nyeri.
Untuk mengontroledema dan perdarahan diberikan es dan analgetika untuk
mengurangi rasa tak nyaman.
g. Pemindai tulang (skintigrafi tulang).
pemindai dilakukan 4 sampai 6 jam setelah isotop di injeksikan. Derajat ambilan
nukrida berhubungan langsung dengan metabolisme tulang. Peningkata ambilan
isotop tampak penyakit primer tulang (osteosarkoma) penyakit tulang metastatik,
penyakit imflamasi skelet (osteomilitis) dan beberapa jenis patah tulang pasien
dianjurkan meminum air banyak-banyak. pemeriksaan radionuklida berikutnya
tak boleh dilakukan dalam 1 atau 2 hari setelahnya.
h. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan darah dan urin, hormon paratiroid (PTH), dan vitamin D ,kadar
enzim serum kreatinin kinase (CK) dan serum glutamic – oxaloacetic
transaminase (SGOT, aspartate aminotransprase).

2.4 Adaptasi Fisiologi pada masa kehamilan.


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggungjawab terhadap pergerakan. Pengaruh dari peningkatan estrogen,
progesteron, dan elastin dalam kehamilanmenyebabkan keemahan jaringan ikat
serta ketidakseimbangan persedian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan sebagai berikut :
a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen-ligamen
Area yang paling dipengaruhi perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b) Otot-otot abdominal (meregang keatas uterus hamil)
c) Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan
bagianbermasalah yang potensional dikrenakan beban yang menekan
kehamilan. Olehkarena itu, masalah portus merupakan hal biasa dalam
kehamilan :
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan mengubah
dimensitubuh dan pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar dalam membentur benda-
benda(menghasilkan memar biru) dan kehilangan keseimbangan (lalu jatuh).
Perubahan sistem muskuloskeletal yang dirasakan pada ibu hamil
hamiladalah sebagai berikut :

a. Trimester I
Pada trimester ini tidak banyak perubahan pada musculoskeletal.
Akibatpeningkatan kadar hormone estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi
dari jaringanikat, kartilago, dan ligament juga meningkatkan tingkat
jumlah cairan synovial.Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian.Keseimbangan kadar kalsium
selama kehamilan biasanya nomal apabila asupannutrisinya khususnya
produksi susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubahpada
kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi
dariligament-ligament dalam tubuh menyebabkan peningkatan
mobilitas darisambungan/otot-otot pada pelvic. Bersamaan dangan
membesarnya ukuran terusmenyebabkan perubahan yang drastis pada
kurva tulang belakang yang biasanyamenjadi salah satu ciri pada seorang ibu
hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapatmeningkatkan ketidaknyamanan
dan rasa sakit pada bagian belakang yang bertambahseiring dengan
penambahan umur kehamilan.
b. Trimester II dan III
Hormon progesteron dan hormon relaksasi menyebabkan relaksasi
jaringanikat otot-otot. Hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir
kehamilan. Prosesrelaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk
meningkatkan kapasitasnyasebagai persiapan proses persalinan, tulang pubis
melunak menyerupai tulang sendi,sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang koksigis bergeser kearahbelakang sendi punggul yang tidak
stabil. Hal ini menyebablan sakit pinggang. Posturtubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalamadomen
sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur,
dan dapatmenyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Lordosis progresif meurpakan gambaran yang khas pada kehamilan
normal.Untuk mengompensasi posisi anterior uterus yang semakin
membesar, lordosismenggeser pusat grafitasi kebelakang pada tungkai
bawah. Mobiltas sakroliaka,sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah
besar, serta menyebabkan rasa tidaknyaman dibawah punggung, khususnya
pada akhir kehamilan. Selama trimester akhir,rasa perih, mati rasa, dialami
oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yangdisebabkan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu sehingga menimbulkantraksi pada
nervus ulnaris dan medianus.
Ligamenrotundum mengalami hipertrofi dan mendapatkan tekanan
dari uterus yangmengakibatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut.

2.5 Perubahan Struktur Dan Fungsi Sistem Muskuloskeletal pada Masa Neonatal.
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya
olehperekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista
neuralis. Ditempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan
dikenal sebagai ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah
ubun-ubun besar(fontanellaanterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua
tulang parietal dan dua tulang frontalis.Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-
tulang tengkorak saling bertumpah tindih(suatuproses yang disebut molase) selama
proses persalinan.segera setelah lahir, tulang-tulangmembranosa bergerak kembali ke
posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar danbulat. Sebenarnya ukuran
kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil.
Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup
lamasetelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir
dan terutamadisebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-
7tahun hampir sudahmemiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih
tetap terbuka hingga usiadewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir,
palpasi ubun-ubun besar dapatmemberikan informasi yang bermanfaat mengenai
apakah penulangan tengkorak berlangsungnormal dan apakah tekanan di dalam
normal.

a. Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai
40⁰.Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada
saatpemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
b. Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari
1tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi
internalrotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
c. Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰ pada
saatlahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan
puncakperbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi


bagian takterpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera
yang terjadi pada anakakibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka
yang unik yang belum sempurna.Perawatan fraktur pada anak berbeda
daripada orang dewasa karena growth plate yang aktifdi tulang mereka.
Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah signifikandengan
pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor
denganperawatan.
Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan yang
kurangdimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa anak,
yang jika dibiarkantak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak diharapkan dan
dapat terus menyebabkannyeri kronis yang akut dan masalah pernafasan.
Perawatan skoliosis cukup rumit dan seringmelibatkan gabungan penjepitan dan
pembedahan.
Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus
ortopedisejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan
dislokasipinggul kongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan
pinggul). Di samping itu,infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak
juga umum. Di Amerika Serikat,rumah sakit khusus seperti Shriners
Hospitals for Children telah menyediakan bagiansubstansial perawatan anak
dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.
BAB III
PENUTUPAN.

1.1 Kesimpulan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada tiga macam jenis tulang yaitu
tulang rawan(kartilago), tulang keras dan pengikat sendi (ligamen). Dan
secara garis besar tulang –tulang penyusun rangka manusia terdiri dari
206 tulang.
Rangka apendikuler (anggota tubuh ) terdiri atas tiga kelompok besar yaitu
tulangtengkorak, tulang badan dan tulang anggota gerak. Tulang – tulang
tengkorak tersusundari 21 tulang. Sedangkan tulang – tulang penyusun
tulang badan berjumlah 33 tulang,dan tulang – tulang penyusun tulang
anggota gerak berjumlah 130 tulang.
Adapun pembagian tulang berdasarkan bentuknya yaitu tulang pipa atau
tulangpanjang, tulang pipih dan tulang pendek.

1.2 Saran.
Demikian yang dapat penulis paparkan dalam makalah ini, tentunya masih
banyakkekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan
kekurangan rujukan ataureferensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah yang penulis susun tersebut. Penulisberharap para pembaca
memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun kepada
demipenyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk
dapat lebihmengembangkan ilmu tentang sistem muskuloskeletal.
DAFTAR PUSTAKA

http://blogperawatmuslimah.blogspot.co.id/http://
esterbutet.blogspot.com/2011/07/bahan-ajar.htmlhttp://
kknbergerakuntuk8f.wordpress.com/
http://mrbacokuttu.blogspot.co.id/2011/02/pengkajian-keperawatan-
pada-sistem.

htmlhttp://niluhtridhanahermayanti.wordpress.com/http://
ulfidewi.blogspot.co.id/2015/04/adaptasi-fisiologis-pada-ibu-
hamil.htm

Anda mungkin juga menyukai