Anda di halaman 1dari 23

www.freepik.

com

Ach. Arfan Adinata, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan:
 Konsep teori lansia
 Definisi lansia
 Batasan lansia
 Karakteristik lansia
 Klasifikasi lansia
 Tipe lansia
 Mitos dan stereotif lansia
 Tugas perkembangan lansia
Populasi penduduk dunia saat ini berada
pada era ageing population dimana jumlah
penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun
melebihi 7 persen dari total penduduk
(Kemenkes, 2017)
Lansia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas (UU Nomor 13 Tahun 1998)

Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring


kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan
meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka
kematian.
Perkembangan demografi ini dapat membawa dampak di
bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Batasan lansia menurut WHO (1999):
1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2. Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia


dikelompokan menjadi usia lanjut(60-69 tahun) dan usia
lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan)
LANSIA MERUPAKAN PERIODE KEMUNDURAN.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi memiliki
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia

LANSIA MEMILIKI STATUS KELOMPOK MINORITAS.


Kondisi ini akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik,
misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya

MENUA MEMBUTUHKAN PERUBAHAN PERAN.


Perubahan peran dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasarkeinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

PENYESUAIAN YANG BURUK PADA LANSIA.


Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
membentuk konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat nya penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula
Penurunan Kondisi Fisik

Penurunan Fungsi dan


Potensial Seksual

Penurunan Aspek Psikososial

Penurunan Aspek Psikologis


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai
dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis
berganda (multiple pathologis), misalnya: tenaga
berkurang, energi menurun, kulit makin makin keriput,
gigi makin rontok, tulang rapuh, penglihatan makin
rabun dan pendengaran menurun
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia
sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan
fisik seperti gangguan jantung dan pembuluh darah,
gangguan metabolisme misalnya diabetes
mellitus,vaginitis, kekurangnya gizi karena pencernaan
kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang dan
pengguna obat-obat.
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia
mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi
kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman,
pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan
reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi halhal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,
tindakan koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi
kurang cekatan.
Aspek dari psikologis pada lansia tidak dapat lansung
tampak. Pengertian yang salah tentang lansia adalah
mereka mempunyai kemampaun memori dan kecerdasan
mental yang kurang. Faktor yang mempengaruhi penuaan
dari aspek psikologis sebagai berikut:

1. Kepribadian, intelegensi dan sikap


2. Teori aktivitas dan pelepasan
Intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan
kecerdasan pada lansia. Lansia seringkali mempertahankan sikap
yang kuat, sehingga sikapnya stabil dan sedikit sulit untuk diubah

Teori pelapasan pada lansia secara berangsur-angsur mengurangi


aktivitas dan bersama menarik diri dari masyarakat sedangkan dari
teori aktivitas merupakan sebagai orang yang telah berumur,
mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti, dan
mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang baru.
TIPE KEPRIBADIAN KONSTRUKTIF
Tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap
sampai sangat tua

TIPE KEPRIBADIAN TERGANTUNG (DEPENDENT PERSONALITY)


Tipe ini biasanya lansia sangat dipengaruhi kehidupan
keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis, maka
pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan merasa
kesepian dan merana, jika tidak segera bangkit dari
kedukaannya
TIPE KEPRIBADIAN MANDIRI (INDEPENDENT PERSONALITY)
Tipe ini ada kecenderungan mengalam post power sindrome,
apabila pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang
dapat memberikan otonomi pada dirinya.

TIPE KEPRIBADIAN BERMUSUHAN (HOSTILITY PERSONALITY)


Tipe ini ada kecenderungan mengalam post power sindrome,
apabila pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang
dapat memberikan otonomi pada dirinya.

TIPE KEPRIBADIAN KRITIK DIRI (SELF HATE PERSONALITY)


Tipe tersebut umumnya terlihat sengsara, kerena perilaku sendiri
sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
Lansia tidak banyak bermanfaat bagi
masyarakat. Mitos#1

Lansia itu pemarah dan tidak menyenangkan. Mitos#2

Anda tidak bisa mengajari lansia


kebiasaan baru. Mitos#3

Lansia semuanya pasti pikun Mitos#4

Depresi adalah respons normal lansia Mitos#5


Lansia tidak banyak bermanfaat bagi Mitos#1
masyarakat.

 Lansia berfungsi dalam peran profesional sebagai guru,


administrator, dokter, perawat, dan pemuka agama.
Akibatnya, mereka sangat bermanfaat bagi orang-orang
yang mereka layani dalam peran ini.

 Tanyakan kepada lansia tentang kenangan atau


penyesalan yang berkesan mereka. Jangan takut untuk
meminta nasihat. Ketika diberi kesempatan, kemungkinan
besar perawat serta masyarakat lainnya akan belajar
banyak dari lansia.
Lansia itu pemarah dan tidak menyenangkan. Mitos#2

 Mitos ini memainkan peran penting dalam kurangnya


perawat gerontik.
 Lansia cenderung mendekati tahun-tahun terakhir mereka
lebih mengalami banyak maslah kesehtan daripada
populasi yang lebih muda. Siapapun yang pernah
mengalami masalah kesehatan (sakit) bisa melaporkan
bahwa sakit bisa membuat orang menjadi rewel.
 Seperti gejala lainnya, penting untuk mengidentifikasi
penyebabnya dan mengobatinya. Dengan melakukan itu,
kepribadian lansia akan cenderung baik dan mereka
kemungkinan akan memperlakukan Anda dengan hormat
karena peduli terhadap mereka.
Anda tidak bisa mengajari lansia Mitos#3
kebiasaan baru.

 Edukasi pasien adalah komponen utama dari peran


keperawatan, terlepas dari populasi mana yang menerima
perawatan. Termasuk untuk lansia.

 Orang dewasa yang lebih tua tidak pernah terlalu tua


untuk meningkatkan tingkat nutrisinya, mulai berolahraga,
mendapatkan tidur malam yang lebih nyenyak, berhenti
minum alkohol dan merokok, serta meningkatkan
kesehatan dan keamanan mereka secara keseluruhan.

 Faktanya, promosi kesehatan sama pentingnya di masa


dewasa yang lebih tua seperti di masa kanak-kanak.
Lansia semuanya pasti pikun Mitos#4

 Kata pikun sering digunakan bertahun-tahun yang lalu untuk


menggambarkan lansia yang mengalami gangguan kognitif. Baru-
baru ini kata ini telah diganti dengan kata demensia, yang
menggambarkan sejumlah penyakit yang mengakibatkan
gangguan kognitif.
 Kehilangan ingatan sering terjadi pada lansia, tetapi sering kali salah
diberi label sebagai demensia. Demensia bukanlah perubahan
penuaan yang normal, tetapi proses penyakit patologis.
 Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif kronis yang berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Penyakit Alzheimer (AD) adalah
penyebab demensia paling umum di antara orang dewasa yang
lebih tua, mencapai sekitar 50% dari semua diagnosis demensia.
 Banyak penelitian sedang dilakukan tentang pencegahan,
diagnosis, deteksi dini, dan pengobatan DA dan demensia terkait.
Depresi adalah respons normal lansia Mitos#5

 Meskipun benar bahwa peristiwa kehidupan situasional, seperti


pensiun, relokasi, kehilangan pasangan, kendala keuangan, dan
penyakit, berperan dalam perkembangan atau keparahan
depresi, penelitian terbaru tentang depresi menunjukkan bahwa
ada lebih banyak hal yang perlu dikembangkan tentang depresi
daripada pengalaman kehilangan.
 Faktanya, peran faktor fisiologis dalam perkembangan depresi
pada lansia. Karena banyaknya perubahan fisiologis pada lasnia,
populasi ini lebih rentan terhadap efek patofisiologi daripada
kelompok usia lainnya.
 Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menilai dan
mengelola depresi adalah adanya penyalahgunaan alkohol atau
obat-obatan, percobaan bunuh diri di masa lalu, dan riwayat
depresi dan bunuh diri dalam keluarga.
Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik dan kesehatan.

Menyesuaikan diri dengan masa pensiun


Menurut Havighurst
dan berkurangnya penghasilan keluarga
tugas-tugas
perkembangan usia
lanjut adalah Menyesuikan diri dengan kematian
sebagai berikut: pasangan hidup.

Membentuk hubungan dengan orang-orang


yang seusia.

Menyesuaikan diri dengan peran sosial


yang luas.
SEMOGA BERMANFAAT
Ach. Arfan Adinata, S.Kep.Ns.,M.Kep

E-mail: ach.arfanadinata608@gmail.com
Telp: +6281939378441
IG: @arvanadinata

Anda mungkin juga menyukai