0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep teori lansia, definisi, karakteristik, klasifikasi, mitos dan stereotip, serta tugas perkembangan lansia menurut teori Havighurst. Dokumen ini memberikan informasi mengenai populasi lansia yang terus meningkat seiring peningkatan harapan hidup dan mendefinisikan lansia sebagai orang berusia 60 tahun ke atas.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep teori lansia, definisi, karakteristik, klasifikasi, mitos dan stereotip, serta tugas perkembangan lansia menurut teori Havighurst. Dokumen ini memberikan informasi mengenai populasi lansia yang terus meningkat seiring peningkatan harapan hidup dan mendefinisikan lansia sebagai orang berusia 60 tahun ke atas.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep teori lansia, definisi, karakteristik, klasifikasi, mitos dan stereotip, serta tugas perkembangan lansia menurut teori Havighurst. Dokumen ini memberikan informasi mengenai populasi lansia yang terus meningkat seiring peningkatan harapan hidup dan mendefinisikan lansia sebagai orang berusia 60 tahun ke atas.
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan: Konsep teori lansia Definisi lansia Batasan lansia Karakteristik lansia Klasifikasi lansia Tipe lansia Mitos dan stereotif lansia Tugas perkembangan lansia Populasi penduduk dunia saat ini berada pada era ageing population dimana jumlah penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun melebihi 7 persen dari total penduduk (Kemenkes, 2017) Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (UU Nomor 13 Tahun 1998)
Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring
kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Perkembangan demografi ini dapat membawa dampak di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Batasan lansia menurut WHO (1999): 1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun, 2. Usia tua (old) :75-90 tahun, dan 3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia
dikelompokan menjadi usia lanjut(60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan) LANSIA MERUPAKAN PERIODE KEMUNDURAN. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia
LANSIA MEMILIKI STATUS KELOMPOK MINORITAS.
Kondisi ini akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya
MENUA MEMBUTUHKAN PERUBAHAN PERAN.
Perubahan peran dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasarkeinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
PENYESUAIAN YANG BURUK PADA LANSIA.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung membentuk konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat nya penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula Penurunan Kondisi Fisik
Penurunan Fungsi dan
Potensial Seksual
Penurunan Aspek Psikososial
Penurunan Aspek Psikologis
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathologis), misalnya: tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin makin keriput, gigi makin rontok, tulang rapuh, penglihatan makin rabun dan pendengaran menurun Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan metabolisme misalnya diabetes mellitus,vaginitis, kekurangnya gizi karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang dan pengguna obat-obat. Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi halhal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Aspek dari psikologis pada lansia tidak dapat lansung tampak. Pengertian yang salah tentang lansia adalah mereka mempunyai kemampaun memori dan kecerdasan mental yang kurang. Faktor yang mempengaruhi penuaan dari aspek psikologis sebagai berikut:
1. Kepribadian, intelegensi dan sikap
2. Teori aktivitas dan pelepasan Intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia. Lansia seringkali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya stabil dan sedikit sulit untuk diubah
Teori pelapasan pada lansia secara berangsur-angsur mengurangi
aktivitas dan bersama menarik diri dari masyarakat sedangkan dari teori aktivitas merupakan sebagai orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti, dan mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang baru. TIPE KEPRIBADIAN KONSTRUKTIF Tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap sampai sangat tua
TIPE KEPRIBADIAN TERGANTUNG (DEPENDENT PERSONALITY)
Tipe ini biasanya lansia sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis, maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan merasa kesepian dan merana, jika tidak segera bangkit dari kedukaannya TIPE KEPRIBADIAN MANDIRI (INDEPENDENT PERSONALITY) Tipe ini ada kecenderungan mengalam post power sindrome, apabila pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
TIPE KEPRIBADIAN BERMUSUHAN (HOSTILITY PERSONALITY)
Tipe ini ada kecenderungan mengalam post power sindrome, apabila pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
TIPE KEPRIBADIAN KRITIK DIRI (SELF HATE PERSONALITY)
Tipe tersebut umumnya terlihat sengsara, kerena perilaku sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya. Lansia tidak banyak bermanfaat bagi masyarakat. Mitos#1
Lansia itu pemarah dan tidak menyenangkan. Mitos#2
Anda tidak bisa mengajari lansia
kebiasaan baru. Mitos#3
Lansia semuanya pasti pikun Mitos#4
Depresi adalah respons normal lansia Mitos#5
Lansia tidak banyak bermanfaat bagi Mitos#1 masyarakat.
Lansia berfungsi dalam peran profesional sebagai guru,
administrator, dokter, perawat, dan pemuka agama. Akibatnya, mereka sangat bermanfaat bagi orang-orang yang mereka layani dalam peran ini.
Tanyakan kepada lansia tentang kenangan atau
penyesalan yang berkesan mereka. Jangan takut untuk meminta nasihat. Ketika diberi kesempatan, kemungkinan besar perawat serta masyarakat lainnya akan belajar banyak dari lansia. Lansia itu pemarah dan tidak menyenangkan. Mitos#2
Mitos ini memainkan peran penting dalam kurangnya
perawat gerontik. Lansia cenderung mendekati tahun-tahun terakhir mereka lebih mengalami banyak maslah kesehtan daripada populasi yang lebih muda. Siapapun yang pernah mengalami masalah kesehatan (sakit) bisa melaporkan bahwa sakit bisa membuat orang menjadi rewel. Seperti gejala lainnya, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mengobatinya. Dengan melakukan itu, kepribadian lansia akan cenderung baik dan mereka kemungkinan akan memperlakukan Anda dengan hormat karena peduli terhadap mereka. Anda tidak bisa mengajari lansia Mitos#3 kebiasaan baru.
Edukasi pasien adalah komponen utama dari peran
keperawatan, terlepas dari populasi mana yang menerima perawatan. Termasuk untuk lansia.
Orang dewasa yang lebih tua tidak pernah terlalu tua
untuk meningkatkan tingkat nutrisinya, mulai berolahraga, mendapatkan tidur malam yang lebih nyenyak, berhenti minum alkohol dan merokok, serta meningkatkan kesehatan dan keamanan mereka secara keseluruhan.
Faktanya, promosi kesehatan sama pentingnya di masa
dewasa yang lebih tua seperti di masa kanak-kanak. Lansia semuanya pasti pikun Mitos#4
Kata pikun sering digunakan bertahun-tahun yang lalu untuk
menggambarkan lansia yang mengalami gangguan kognitif. Baru- baru ini kata ini telah diganti dengan kata demensia, yang menggambarkan sejumlah penyakit yang mengakibatkan gangguan kognitif. Kehilangan ingatan sering terjadi pada lansia, tetapi sering kali salah diberi label sebagai demensia. Demensia bukanlah perubahan penuaan yang normal, tetapi proses penyakit patologis. Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyebab demensia paling umum di antara orang dewasa yang lebih tua, mencapai sekitar 50% dari semua diagnosis demensia. Banyak penelitian sedang dilakukan tentang pencegahan, diagnosis, deteksi dini, dan pengobatan DA dan demensia terkait. Depresi adalah respons normal lansia Mitos#5
Meskipun benar bahwa peristiwa kehidupan situasional, seperti
pensiun, relokasi, kehilangan pasangan, kendala keuangan, dan penyakit, berperan dalam perkembangan atau keparahan depresi, penelitian terbaru tentang depresi menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang perlu dikembangkan tentang depresi daripada pengalaman kehilangan. Faktanya, peran faktor fisiologis dalam perkembangan depresi pada lansia. Karena banyaknya perubahan fisiologis pada lasnia, populasi ini lebih rentan terhadap efek patofisiologi daripada kelompok usia lainnya. Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menilai dan mengelola depresi adalah adanya penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, percobaan bunuh diri di masa lalu, dan riwayat depresi dan bunuh diri dalam keluarga. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun
Menurut Havighurst dan berkurangnya penghasilan keluarga tugas-tugas perkembangan usia lanjut adalah Menyesuikan diri dengan kematian sebagai berikut: pasangan hidup.
Membentuk hubungan dengan orang-orang
yang seusia.
Menyesuaikan diri dengan peran sosial
yang luas. SEMOGA BERMANFAAT Ach. Arfan Adinata, S.Kep.Ns.,M.Kep