Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Dosen Mata Kuliah :

Hepta Nur Anugrahini, S. Kep., Ns., M. Kep.

Disusun oleh:

Arum Dwi Hastuti

Nim : P27820721048

TINGKAT I SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
Kata pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN” dapat saya selesaikan
dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang kebutuhan aman dan nyaman. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya
sehingga makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah inibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,


atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Ngawi, 24 September 2021

(Arum Dwi Hastuti)

2
Daftar Isi

Kata pengantar......................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................3
BAB I PEMBUKAAN
1.1 Latar belakang.................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................5
1.4 Manfaat...........................................................................................5
BAB II ISI
2.1 Konsep kebutuhan aman dan nyaman.......................................6
2.1.1 Konsep kebutuhan aman..............................................................6
2.1.2 Konsep kebutuhan nyaman..........................................................9
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman....................10
2.2 Asuhan keperawatan kebutuhan aman dan nyaman................11
2.2.1 Asuhan keperawatan nyeri...........................................................11
2.2.2 Asuhan keperawatan luka............................................................18
2.3 Prosedur penata laksanaan tindakan kebutuhan aman dan nyaman
...............................................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................23
3.2 Saran...............................................................................................23
Daftar Isi................................................................................................24

3
BAB I
PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia pasti membutuhkan perlindungan untuk menciptakan rasa
aman dan nyaman agar dapat menjalani aktivitas dengan normal tanpa ada
rasa takut dan khawatir yang membebani pikiran. Kebutuhan rasa aman yaitu
suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan
faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia adalah
hal-hal seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yang merupakan hal penting
untuk bertahan hidup dan kesehatan.
Ada beberapa ahli yang menyebutkan tentang kebutuhan dasar salah
satunya adalah A. Maslow. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Teori Maslow
menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam tingkatan kebutuhan
(Hierarchy of needs) yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety
and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs
(kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs
(kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan
aktualisasi diri). Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai
kebutuhan dasar klien yang bertujuan memberikan asuhan keperawatan.
Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Nyeri
dapat menjadi faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan
individu untuk pulih dari suatu penyakit.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan akan ketentraman (suatu
kepuasaan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan

4
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah dan nyeri), (Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006). Kolcaba
mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan
dasar manusia. Setiap ahli memang berpendapat berbeda-beda mengenai
kebutuhan manusia namun kita perlu mengaplikasikan pendapat ahli itu dalam
membuat suatu asuhan keperawatan agar perawat mampu memenuhi
kebutuhan pasien/klien ketika mengalami suatu permasalahan kesehatan
sehingga perawat dapat dengan tepat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Pemenuhan kebutuhan Aman dan Nyaman?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman dan
Nyaman?
3. Bagaimana Prosedur Penatalaksanaan Tindakan Pemenuhan Kebutuhan
Aman dan Nyaman?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pemenuhan kebutuhuan aman dan nyaman


2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman dan
nyaman
3. Untuk mengetahui prosedur penatalaksanaan tindakan pemenuhan
kebutuhan aman dan nyaman

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang konsep kebutuhan


rasa aman dan nyaman serta dapat mengetahui cara pengkajian kebutuhan rasa
aman dan nyaman.

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pemenuhan kebutuhan Aman dan Nyaman


2.1.1 Konsep pemenuhan rasa aman
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram. Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan
adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi,
retmal, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks
fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan
sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata
atau hanya imajinasi ( penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Lingkungan
pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal yang penting
untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang
mengancam keamanan klien dan lingkungan, dan selanjutnya melakukan
intervensi yang diperlukan. Dengan melakukan hal ini, maka perawat adalah
orang yang berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, dan peningkatan kesehatan.

Keamanan lingkungan klien mencangkup semua faktor fisik dan psikososial


yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. Definisi yang luas tentang lingkungan ini menggabungkan seluruh tempat
terjadinya interaksi antara perawat dan klien. Lingkungan yang aman adalah salah
satu kebutuhan dasar yang terpenuhi, bahaya fisik akan berkurang, penyebaran
organisme pathogen akan berkurang, sanitasi dapat dipertahankan, dan polusi
dapat dikontrol.

Kebutuhan dasar manusia yang terdiri atas oksigen, kelembapan yang


optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi keamanan
seseorang. Pemenuhan dasar fisiologis manusia diperlukan untuk mencapai
kebutuhan keamanan dan keselamatan, diantaranya adalah :

7
1. Oksigen
Perawat harus menyadari berbagai faktor yang ada di dalam lingkungan
klien yang dapat menurunkan jumlah oksigen yang tersedia.
2. Kelembapan
Kelembapan relative udara dalam lingkungan dapat mempengaruhi
kesehatan dan keamanan klien. Kelembapan relatif adalah jumlah uap air
di udara dibandingkan dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
dikandung oleh udara pada suhu yang sama
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
4. Suhu
Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam 37 derajat Celcius atau
98,6 derajat Fahrenhait kurang lebih 1 derajat Celcius temperatur tubuh di
luar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan, efek yang permanen
seperti kerusakan otak atau kematian.
5. Eliminasi
Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolic
tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan
6. Tempat Tinggal
Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal,
terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standart dan tidak memberikan
perlindungan yang penuh.
7. Istirahat
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat
teratur. Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi, bergantung pada kualitas
tidur, status kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup, dan umur seseorang.
8. Seks

8
Seks dianggap oleh Maslow (1970) sebagai kebutuhan dasar fisiologis
yang secara umum mengambil prioritas di atas tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi.
2.1.2 Klasifikasi Kebutuhan Keamanan atau Keselamatan
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi
atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan.Ancaman
tersebutmungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada
lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi
seperti infiksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan
fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan
fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi
dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.

1) Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota
keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus
mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru,
dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru
dan yang tidak dikenal. Orang dewasa yang sehat secara umum mampu
memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa
bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun,
orang yang sakit atau cacat lebih renta terancam kesejahteraan fisik dan
emosinya, sehingga intervensi   yang dilakukan perawat adalah untuk
membantu melindungi mereka dari bahaya.
2) Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau
kehidupan.Ancaman tersebutmungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau

9
pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan
terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh karena itu bergantung pada
profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih
dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat
mungkin perlu melindungi klien disointasi dari kemungkinan jatuh dari
tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.

2.1.2 Konsep pemenuhan rasa nyaman

. Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami


sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry,
2006) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan
nyeri).

Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan


bantuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan
dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep
kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Penilaian tentang
konteks kenyamanan memberikan seorang perawat rentang pilihan yang lebih luas
dalam mencari tindakan untuk mengatasi nyeri. Cara pandang yang holistik ini
menguatkan konsep Mabon (1994) yaitu harus memahami pengalaman nyeri
sebagaimana nyeri itu berlangsung. Penting bagi perawat untuk memahami makna
nyeri bagi setiap individu. Penatalaksanaan nyeri lebih dari sekedar pemberian
analgesic. Dengan memahami nyeri dengan lebih holistic, maka perawat dapat
mengembangkan strategi yang lebih baik.

10
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek
yaitu: 

a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. 


b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. 
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). 
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya. 
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan Luka . Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri
dan Luka merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien
yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.  
Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud di sini adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari nyeri dan Luka mengingat nyeri dan Luka merupakan keadaan
yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman bagi tubuh. Rasa tidak nyaman
ini ditunjukkan dengan ada tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri, pasien
menunjukan prilaku protektif dan tidak tenang,peningkatan tekanan, frekuensi
nadi, peningkatan ataiu penurunanan napas, diaforesis, wajah mnyeringai, dan
prilaku distraksi, seperti menangis dan merintih.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman


1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan Imunitas

11
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan Antibiotik yang Tidak Rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.           
10.   Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam qS
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

2.2 Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman


2.2.1 Asuhan keperawatan nyeri
1. Pengkajian
a. Tanggal dan Waktu Pengkajian

12
Digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan penyakit yang
dialami pasien atau klien
b. Identitas Pasien
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
c. Riwayat Kesehatan
Meliputi:
1. Keluhan utama
2. keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari
bantuan
3. Riwayat kesehatan sekarang: apa yang dirasakan pasien
saat ini
4. Riwayat penyakit terdahulu
Kemungkinan mengalami sakit yang diderita (pernah atau
tidak)
5. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit turun menurun atau penyakit tidak
menular
6. Riwayat nyeri: keluhan nyeri, seperti: Lokasi nyeri,
intensitas nyeri, kualitas, dan waktu serangan.

Pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan cara PQRST, yaitu:


a. P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas
nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan tahanan terhadap nyeri adalah alkohol, obat-
obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, penglihatan,
perhatian, dan kepercayaan yang kuat. Sedangkan faktor
yang dapat menurunkan tahanan terhadap nyeri adalah
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak
kunjung hilang, dan sakit.

13
b. Q (Quality), yaitu kualitas dari nyeri tersebut. Apakah
terdapat rasa tajam, tumpul, atau tersayat. Contoh sensasi
tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil atau laserasi.
Sensasi tumpul seperti ngiluu dan linu.
c. R (Region), yaitu daerah perjalanan nyeri. Untuk
mengetahui lokasi nyeri, perawat meminta untuk
menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman.
Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dan lebih spesifik,
perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah
nyeri dari titik yang paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan
apabila nyeri bersifat difusi (nyeri menyebar ke segala
arah), meliputi beberapa tempat atau melibatkan segmen
terbesar tubuh
d. S (Severity)adalah keparahan atau intensitas nyeri.
Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat
keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali
diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai suatu hal
yang ringan, sedang, atau parah.
e. T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi
nyeri. Dalam hal ini, perawat mengajukan pertanyaan untuk
menentukan permulaan, durasi, serta rangsangan nyeri.
Kapan nyeri mulai dirasakan? berapa lama nyeri dirasakan?
Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama
di setiap hari?

1.  Skala Numerik Nyeri

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat ringannya rasa
sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat
subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0 hingga 10, di bawah ini , dikenal juga
sebagai Visual Analog Scale (VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas
nyeri, sedangkan sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat.

14
Keterangan :
0      : tidak nyeri
1-3   : nyeri ringan
4-6   : nyeri sedang
7-9   : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10    : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol

1.  Visual Analog Scale


Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
Visual Analog Scale (VAS)

1. Skala wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda,
menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih. Skala ini juga
digunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini dapat digunakan
mulai anak yang berusia 3 (tiga) tahun.

15
a. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas,
makan, minum, eliminasi, gerak, dan aktivitas, istirahat tidur,
kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman,
sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.

b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur
tubuh, warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri

2. Gejala Kardinal
Gejala kardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan
respirasi
3. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai
ekstremitas bawah
A. INSPEKSI, meliputi: pengkajian kulit, warna membran
mukosa, penampilan umum, keadekuatan sirkulasi
sistemik, pola pernapasan, serta gerakan dinding dada.
B. PALPASI, meliputi daerah nyeri tekan, meraba
benjolan atau aksila dan jaringan payudara, sirkulasi
perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna,
dan pengisian kapiler.
C. PERKUSI: mengetahui cairan abnormal, udara di paru-
paru, atau kerja diafragma
D. AUSKULTASI: bunyi yang tidak normal, bunyi
murmur, serta bunyi gesekan, atau suara napas
tambahan.

16
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang
3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri
4. Ansietas b.d ancaman peningkatan nyeri
5. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas
6. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pada tubuh
7. Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik
8. Risiko ketidakberdayaan b.d intoleransi aktivitas
9. Harga diri rendah b.d defisit perawatan diri

3. Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil:
a. Adanya penurunan intensitas nyeri
b. Ketidaknyamanan akibat nyeri berkurang
c. Tidak menunjukkan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri

C.
No. Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri dan skala pasien
Mengetahui
daerah  nyeri,kualitas,kapan nyeri
dirasakan,faktor    pencetus,berat
ringannya nyeri yang dirasakan.
2. Beri posisi nyaman pada Meningkatkan relaksasi pada pasien
pasien
3. Ajarkan teknik relaksasi Membantu mengurangi rasa nyeri
kepada pasien pasien
4. Kolaborasi dengan dokter Mengurangi rasa nyeri pasiena
pemberian obat analgetik

5. Observasi TTV (Tanda- Mengetahui keadaan umum pasien


tanda Vital)

17
2. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pada tubuh
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, masalah dapat
teratasi dengan KH sebagai berikut:
a. Pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
b. Pasien tanda-tanda vital

No. Intervensi Rasional


1. Monitor keterbatasan aktivitas Merencanakan intervensi dengan
dan kelemahan saat aktivitas. tepat

2. Bantu pasien dalam melakukan Pasien dapat memilih dan


aktivitas sendiri. merencanakannya sendiri

3. Catat tanda vital sebelum dan Mengkaji sejauh mana perbedaan


sesudah aktivitas. peningkatan selama aktivitas

4. Kolaborasi dengan dokter dan Meningkatkan kerjasama tim dan


fisioterapi dalam latihan perawatan holistik
aktivitas.

3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, kebutuhan
tidur tercukupi dengan KH sebagai berikut:
a. Kebutuhan tidur tercukupi
b. Pasien tampak segar
c. Tidak sering terbangun saat tidur
No Intervensi Rasional
.
1. Kaji pola tidur pasien Untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien
2. Ciptakan lingkungan nyaman dan Dengan lingkungan yang nyaman akan
tenang meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur
pasien
3. Batasi pengunjung Agar pasien tidur lebih nyaman dan nyenyak

4. Monitor kebutuhan tidur pasien Mengetahui perkembangan pola tidur pasien


setiap hari dan jam 18

5. Kolaborasikan dengan dokter Agar pasien dapat tidur dengan nyenyak


pemberian obat tidur
4. Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada rencana
tindakan interdependent, dependent, independent. Pada pelaksanaan terdiri
dari beberapa kegiatan, validasi, rencana keperawatan,
mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan dan pengumpulan data. (Susan Martin, 1998).

2.2.2 Asuhan Keperawatan Luka

1. Pengkajian
a. Tanggal dan Waktu Pengkajian
Digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan
penyakit yang dialami pasien atau klien
b. Identitas Pasien
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan
diagnosa medis.
c. Riwayat Kesehatan
d. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosio-Spiritual
e. Pemeriksaan Fisik
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat
dilakukan melalui metode inspeksi dan palpasi
1) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka),
seperti:
a) Adanya pendarahan
b) Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan)
c) Proses granulasi jaringan, yaitu menurunnya reaksi
inflamasi pada saat pembekuan berkurang
d) Adanya bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam
jaringan granulasi mengeluarkan kolagen yang

19
membentuknya serta berkurangnya ukuran bekas
luka yang merupakan indikasi terbentuknya keloid
2) Melihat adanya benda asing atau bahan-bahan
pengontaminasi pada luka, misalnya tanah, pecahan kaca,
atau benda asing lainnya
3) Melihat ukuran, kedalaman, dan lokasi luka
4) Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap
dan nyeri pada daerah luka

2. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan


pada daerah luka
2. Nyeri akibat putusnya kontinuitas jaringan yang terkena benturan
3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan: insisi bedah,
cedera akibat zat kimia

3. Intervensi Keperawatan

Tujuan:
1. Meningkatkan hemostatis luka
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
4. Meningkatkan penyembuhan luka
5. Mempertahankan integritas kulit
6. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi rasa nyeri)

Rencana tindakan:

1. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau


mempertahankan agar luka tetap dalam keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka
dengan cara melakukan perawatan luka secara aseptik

4. Implementasi

20
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada
rencana tindakan interdependent, dependent, independent. Pada
pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, validasi, rencana
keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan
asuhan keperawatan dan pengumpulan data. (Susan Martin, 1998).

5. Evaluasi

1. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari


sempurnanya proses penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya
tanda radang, tidak ada pendarahan, luka dalam keadaan bersih dan
tidak ada keloid/skiatrik.
2. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang
dilakukan selama mengganti balutan, saat terapi diberikan, dan saat
klien berusaha melakukan sendiri perawatan lukanya
3. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat
penyembuhan luka dan membandingkan kondisi luka dengan data
pengkajian.
4. Mencari tahu kebutuhan klien dan keluarga tentang peralatan
bantuan tambahan.

2.3 Prosedur Penatalaksanaan Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Aman dan


Nyaman

2.3.1 Prosedur Penatalaksanaan Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman


dan Nyaman pada Nyeri

1. Lakukan monitor gejala cardinal atau tanda-tanda vital


2. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
3. Beri rasa aman
4. Lakukan sentuhan therapeutic

21
Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan
memberikan sentuhan pada pasien, diharapkan ada transfer energy
5. Akupressure Yaitu pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
6. Guided Imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan
yang terang, serta konsentrasi dari pasien
7. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV), distraksi audio
(mendengarkan musik). Distraksi sentuhan massage (memegang
mainan,atau memegang handphone ), distraksi intelektual
(merangkai puzzle).
8. Anticipatory Guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan
nyeri
9. Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
10. Biofeedback
Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih
control volunter terhadap respon. Terapi ini efektif untuk
mengatasi ketegangan otot dan migrain dengan cara memasang
elektroda pada pelipis

A. Penatalaksanaan medis

1. Pemberian Analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri
dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat
dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam salisilat
(non narkotik), morphin (narkotik).

22
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan
rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
2.3.2 Prosedur Penatalaksanaan Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Aman dan
Nyaman pada Luka

1. Hemostasis : Mengontrol pendarahan akibat laserasi dengan cara menekan


luka dengan menggunakan balutan steril. Setelah pendarahan reda, tempelkan
sepotong perban perekat atau kasa diatas luka laserasi sehingga
memungkinkan tepi luka menutup dan bekuan darah terbebtuk.
2. Pembersihan luka.
3. Faktor pertumbuhan (penggunaan obat).
4. Perlindungan : Memberikan balutan steril atau bersih dan memobilisasi
bagian tubuh.
5. Berikan profilaksis tetanus sesuai ketentuan, berdasarkan kondisi luka dan
status imunisasi pasien.

A. Penatalaksanaan pada pasien

1. Perhatikan kepastian jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.


2. Melengkapi pengkajian survey primer dengan cara mengevaluasi tingkat
kesadaran pasien, ukuran, dan reaksi pupil.
3. Mengidentifikasi adanya luka lain yang mungki memerlukan perawatan.
4. Mengontrol pendarahan dengan cara penekanan langsung pada area luka,
elevasi.
5. Mengidentifikasi adanya syok hemoragik.
6. Mengkaji status imunisasi tetanus pada pasien.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis.


Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang yang terhindar dari ancaman bahaya
atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan, keamanan, dan keselamatan dilakukan
dengan menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau
petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Kenyamanan
atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Konsep dan prinsip kebutuhan rasa aman dan nyaman yaitu perencanaan
dan pedoman bagaimana cara agar kebutuhan keamanan dan kenyamanan
seseorang dapat terpenuhi karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
untuk menjalani kehidupannya secara normal. Untuk memenuhi kebutuhan
keamanan dan kenyamanan di perlukan pengetahuan tentang konsep dan prinsip
kebutuhan rasa aman dan nyaman agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

3.2 Saran
Setelah makalah telah dibuat oleh penulis, penulis berharap agar dapat memeberi
wawasan pengetahuan baru bagi pembaca dan menerapkan prosedur
penatalaksanaan kebutuhan aman dan nyaman karena itu adalah salah satu
membrantas atau memutus hubungan penyakit antara perawat dengan klien atau
pasien dengan pasien yang lain.

24
Daftar pustaka

Potter&Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan


Praktik,Vol.2,E/4.Jakarta : EGC
Carpenito& Lynda Jual.2006. BukuSakuDiagnosaKeperawatan.Jakarta : EGC
Ambarwati, R, F. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Dua
Satria Offset.

Susanto, J, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Buku 2. Jakarta


:Salemba Medika.

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.


Asmadi.2005.Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Kusyanti, Eni. (2021). KETERAMPILAN & PROSEDUR LABORATORIUM


KEPERAWATAN DASAR EDISI 3. Jakarta. EGC

IKPI. (2005). FUNDAMENTAL OF NURSING: CONCEPTS, PROCESS, AND


PRACTICE, 4/E. Jakarta. EGC

Lander, Particia. (2010). FUNDAMENTALS OF NURSING STANDARDS &


PRACTICE FOURTH EDITION. Jakarta. EGC

25

Anda mungkin juga menyukai