Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi Ners Departemen
Keperawatan Jiwa

Oleh :

Mentari Agatha Rifmi

2007.14901.307

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021
A. Pengertian Lansia
Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti died dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.Proses menua (aging) adalah
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial
yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi 
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara
khusus pada lansia. (Keliat, dkk, 2015).
B. Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
1. Menyesuaikan diri terhadap ketahanan dan kesehatan yang berkurang.
2. Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya pendapatan.
3. Menyesuaikan diri terhadap kemungkinan ditinggalkan pasangan hidup.
4. Mempertahankan kehidupan yang memuaskan dan mencari makna hidup.
5. Menjaga hubungan baik dengan anak.
6. Membina hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta dalam organisasi
sosial.
C. Masalah Kesehatan Lansia
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai masalah yang terjadi pada
kesehatan lansia :
1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia
2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif.
3. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain).
Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai
sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan
lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)
sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik,
depresif, apatis dan sebagainya. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya
stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup,
kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau
trauma psikis.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa Lansia
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia.
Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat
menikmati hari tua mereka dengan bahagia.
Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi
kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga
berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin
rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua
dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial,
yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada
orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang
sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi
psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk
mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus
mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan
bekerja secara seimbang. 
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi :
misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna
atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan
reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
(konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti
gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan
aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua,
namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering
diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan,
status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih
tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di
atas.
E. Gangguan kesehatan yang terjadi pada Lansia
Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan depresi, demensia, fobia,
dan gangguan terkait penggunaan alkohol. Lansia dengan usia di atas 75 tahun juga
beresiko tinggi melakukan bunuh diri. Banyak gangguan mental pada lansia dapat
dicegah, diperbaiki, bahkan dipulihkan.
1. Gangguan dimensia
Faktor resiko dimensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat keluarga,
dan jenis kelamin wanita. Perubahan khas pada demensia terjadi pada kognisi,
memori, bahasa, dan kemampuan visuospasial, tapi gangguan perilaku juga sering
ditemui, termasuk agitasi, restlessness, wandering, kemarahan, kekerasan, suka
berteriak, impulsif, gangguan tidur, dan waham.
2. Gangguan depresi
Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah menurunnya
konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya bangun pagi terlalu cepat dan
sering terbangun [multiple awakenings]), nafsu makan menurun, penurunan berat
badan, dan masalah-masalah pada tubuh.
3. Gangguan kecemasan
Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan obsesif-kompulsif,
gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut, dan gangguan stres
pasca trauma. Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat
daripada yang lebih muda, tetapi efeknya sama. Gangguan kecemasan mulai
muncul pada masa remaja awal atau pertengahan, tetapi beberapa dapat muncul
pertama kali setelah usia 60 tahun. Pengobatan harus disesuaikan dengan
penderita dan harus diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang menghasilkan
gangguan. Farmakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
PADA USIA LANSIA
A. Pengkajian
a. Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
e. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
f. Apakah lanjut usia yang sering mengalami kegagalan
g. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang 
h. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif daya ingat,proses piker alam
perasaan,orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
B. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan lansia
C. Tujuan Asuhan Keperawatan
1. Kognetif, lansia mampu:
a. Memahami ciri perkembangan lansia
b. Menilai makna kehidupan
c. Memahami nilai dan keunikan orang lain
2. Psikomotor, lansia mampu:
a. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
b. Melakukan kegiatan sosial dan spiritual
c. Menuntut generasi berikut dengan bijaksana
3. Efektif, lansia mampu:
a. Merasa berate dalam hidup
b. Merasa di cintai
c. Menerima di tinggal oleh orang yang dicintai
d. Menerima perubahan kehidupan
D. Tindakan Keperawatan
1. Diskusikan perkembangan dan perubahan pada lansia
2. Diskusikan makna dan perubahan fisik
a. Makna kesehatan fisik yang telah dirasakan
b. Perubahan fisik yang dirasakan saat ini dan adaptasi yang perlu dilakukan
misalnya : Penglihatan berkurang diatasi dengan kaca mata : Pendengaran
berkurang diatasi dengan alat bantu dengar; mobilisasi yang berkurang diatasi
dengan alat bantu jalan, pegangan dikamar, dan kamar mandi ; cara perpakaian
yang aman; cara bangun dari tempat tidur yang aman
c. Pemeriksaan fisik teratur, olahraga lansia, makanan sehat
3. Diskusikan makna dan perubahan pikiran
a. Prestasi yang pernah dicapai melalui akademik pekerjaan, dan keluarga
b. Perubahan daya ingat; cepat lupa atasi dengan menempatkan segala sesuatu
pada tempat tertentu ( jangan berubah-ubah ); konsentrasi berkurang atasi
dengan membaca, bermain catur/halma/teka-teki silang; daya orientasi yang
berkurang atasi dengan menempatkan kalender, jam dengan angka yang benar
4. Diskusikan makna dan perubahan fungsi sosial
a. Perubahan aspek sosial yaitu berkurangnya sahabat, hal ini dapat diatasi dengan
masa lal; megingat keluarga dan sahabat, melihat album foto, membentuk
kelompok sosial lansia
b. Perubahan pekerjaan yaitu pension. Hal ini dapat diatasi mengembangkan bakat
yang dapat dilakukan di rumah misalnya membuat telur asin dan berkebun
5. Diskusikan makna dan perubahan aspek spiritual
a. Kenang masa –masa aktif dalam kegiatan spiritual
b. Sesuai,an kegiatan spiritual dengan kondisi fisik
c. Membentuk kegiatan ibadah lansia; pengkajian, penelaahan berdoa bersama
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept, process,
and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Program Magister Keperawatan Jiwa
FIK UI

Anda mungkin juga menyukai