Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

SEHAT JIWA PADA BAYI

Oleh :
Mentari Agatha Rifmi
2007.14901.307

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
A. Konsep Tumbuh Kembang
1. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel dan juga karena bertambah
besarnya sel (IDAI, 2002).
2. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur /
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat
diperkirakan 19 dan diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI,
2002)
3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a. Faktor Genetik
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang, termasuk faktor genetik antara lain
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin dan
suku bangsa.
b. Faktor Lingkungan
1) Faktor lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan (faktor
prenatal). Gisi ibu waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia embrio.
2) Faktor lingkungan setelah lahir (Faktor post natal)
a) Lingkungan biologis, meliputi Ras, Jenis kelamin, Umur, Gizi,
Perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi
metabolisme dan hormon.
b) Faktor keluarga dan adat istiadat.
B. Teori Perkembangan
1. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
Fase Oral (0 – 1 tahun) Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam
mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan
bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda –
benda sekitarnya.
2. Piaget (Perkembangan Kognitif)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan
kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah
kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.
Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun), perilaku anak banyak
melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis
(berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan
operations, awal kemampuan berfikir.
3. Erikson (Perkembangan Psikososial)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana
individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang
paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada
penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya.
Perkembangan Psikososial : Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik
basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka
anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu
sangat berperan penting.
4. Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa
kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi
heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat
dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional
sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan
yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar
memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi,
selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan
lingkungan.

C. Aspek Kemampuan pada Bayi


Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi
terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya
berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari sampai dengan 11 bulan, terjadi
proses pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf.
Kemampuan yang dimiliki bayi meliputi :
1) Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk
menggunakan dan mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar
maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan keterampilan
menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk
mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Motorik halus
merupakan keterampilan yang menyatu antara otot halus dan panca
indera. Kemampuan motorik selalu memerlukan koordinasi bagian-bagian
tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.
2) Kemampuan Bicara dan Bahasa
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak
terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak
sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra bicara,
yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat
dan ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering
muncul senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar .
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara,
sebagai cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau
orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara,
sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan merespon jika ekspresi
bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi
bayi, yang mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah
dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang
positif seperti selalu 30 gembira, santai dan menyenangkan, akan
mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung
menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika orang
dewasa mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka
suasana emosi bayi cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi
sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama
pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan
apa yang ada dalam pikirannya.
Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan mengerutkan dahi,
sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak. Meski keterkaitan
sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun
akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada tahap
selanjutnya. Bayi mengerti dan memahami sesuatu yang berada
disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta memanipulasi namun
sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi perhatian,
menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui
gerakan sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan
kemampuan otaknya maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi bayi
untuk mengenal benda-benda sekelilingnya sambil terus mengajak
berbicara.
3) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan
sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam
keluarga terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh atau
orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka
pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi
karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan
bayi untuk bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk,
yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial
tertentu, misalnya mencontoh perilaku sosial dari kakak atau orang
tuanya, yang akhirnya akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan
sosialnya dikemudian hari.
D. Kebutuhan Psikologi Pada Bayi
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah
periode bayi baru lahir selama dua minggu.
Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian radikal. Ini
adalah suatu peralihan dari lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar.
Seperti halnya semua peralihan, hal itu memerlukan penyesuaian.
Penyesuaian diri radikal pada bayi neonatal antara lain:
1) Menyesuaikan terhadap perubahan suhu.
2) Menyesuaikan diri terhadap cara bernafas.
3) Menyesuaikan diri terhadap pola makan.
4) Menyesuaikan diri terhadap sistem ekresi.
Kemudian beralih kemasa terhentinya perkembangan untuk sementara
waktu kira-kira 1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan selalu sakit-
sakitan. Pada akhir periode neonate perkembangan dan kesehatan bayi
akan berjalan seperti semula. Sebenarnya terhentinya perkembangan dan
pertumbuhan bayi tersebut merupakan ciri khas dari periode neonatal dan
dianggap normal.
Setelah mengalami penyesuaian tahap neonatal bayi mengalami periode
babyhood secara umum adalah usia 2 minggu hingga 2 tahun. Periode
babyhood merupakan dasar pembentukan sikap, perilaku dan pola ekspresi.
Adanya ketidakmampuan penyesuaian diri pada masa dewasa merupakan
efek pengalaman periode babyhood dan masa kana-kanak yang kurang
baik. Pada periode babyhood ini bayi sudah memahami senyum, merangkak
dan berdiri. Selain itu bayi senang memegang mainan dengan kedua
tangannya sembari melihat kesana-kemari dan berusaha untuk mencari-cari
suara atau musik yang didengarnya. Bayi juga sudah mampu membedakan
suara ibunya dengan suara orang lain. Pada akhir periode babyhood bayi
seringkali takut didekati orang yang tidak dikenalnya namun bayi akan
merasa senang dengan anak lain. Kemudian bayi biasanya akan selalu
menolak untuk ditidurkan, karena mereka lebih suka menghabiskan
waktunya dengan bermain. (Bethsaida & Herri, 2012)
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis
Pola perkembangan dapat dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi di
dalam diri si anak itu sendiri, ataupun oleh keadaan atau kondisi di luar si
anak. Secara umum perkembangan anak selama masa
perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu
yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan.
Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik (genetik)
dan psikis, maupun perbedaan ras/etnik.
2. Faktor Eskternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika
perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain: faktor
sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan
non fisik.Dengan demikian perkembangan tidak hanya dipengaruhi
oleh satu faktor saja, melainkan dari banyak faktor yang saling
berhubungan dan saling bergantung.
ASKEP SEHAT JIWA BAYI
A. PENGKAJIAN
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan
bayi, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang diawali
dengan kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik
dan psikososial berperan penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Bila
rasa percaya tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan berupa rasa tidak
percaya diri dan setelah besar ia menjadi orang yang mudah curiga dan tidak
menjalin hubungan baru. Karakteristik Perilaku :
Target perkembangan Prilaku bayi Target perkembangan Prilaku bayi
Perkembanngan yang normal : a) Tidak langsung menagis saat bertemu
berkembangnya rasa percaya dengan orang lain.
b) Menolak saat digendong oleh orang yang
tak dikenalnya.
c) Menangis saat digendong oleh orang
yang tak dikenalnya .
d) Menangis saat tidak nyaman (basah,
lapar, haus, sakit, panas).
e) Bereaksi senang saat ibunya datang
menghampiri.
f) Menangis saat ditinggalkan ibunya .
g) Memperhatikan/memandang ayah ibunya/
orang yang mengajaknya bicara .
h) Mencari suara ibu/orang lain yang
memanggil namanya.
Penyimpangan perkembangan : a) Menangis menjerit-jerit saat ditinggal
berkembangnya rasa tidak percaya ibunya.
b) Tidak mau berpisah sama sekali dengan
ibunya .
c) Tidak mudah berhubungan dengan orang
lain.
d) Menangis berkepanjangan.
e) Agitasi yang berlebihan
1. Pengkajian Perkembangan refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut reflek. Reflek
adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinasi sebagai
reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon penyesuaian diri
terhadap lingkungannya.
a) Reflek menghisap dan mencari
Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di
mulutnya. Jika bayi menemukan puting susu ibu,maka ia akan menghisap
secara kuat dan berirama tanpa belajar lebih dahulu. Reflek mencari dan
menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3 sampai 4 bulan.
Kemudian pada usia 1 tahun reflek menghisap menyatu dan diperluas dengan
aktivitas makan yang di sengaja
1) Reflek moro
Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir
sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek moro
ini juga merupakan suatu upaya umempertahankan hidup. Oleh karena
itu,reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru
lahir. Respon ini akan menghilang ketiaka bayi mendekati usia 6 bulan.
2) Reflek menggenggam (grassping reflex)
Refleks menggengam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak
tangan bayi dan bayi akan merespon dengan cara menggengam dengan
kuat. Reflek menggengam merupakan langkah awal bayi untuk lebih
memudahkan melakukan aktivitas menggengam selanjutnya yang lebih
disengaja. Reflek menggengam ini akan berkurang pada bulan ke-3.
b) Kemampuan merangkak
Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki
sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Dengan tercapainya
kemampuan merangkak si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain
dan rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya..
c) Kemampuan duduk
Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala,tubuh dan
kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini,bayi bisa memperhatikan
gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya.
d) Kemampuan diri dan berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas
mmanusiawi.
e) Pola tidur dan bangun
Bayi yang baru lahir menhabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-
rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,walaupun ada beberapa bayi
yang rata-rata tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam perhari.
f) Pola makan dan minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama. Bayi yang membutukan makanan yang mengandung sejumlah
protein,kalori,vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama ASI
merupakan sumber makanan dan sumber energi yang utama,karena ASI adalah
susu yang bersih dan dapat dicerna,serta mengandung zat antibodi bagi bayi.
g) Pola buang air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan
fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemapuan untuk mengendalikan
buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang
dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15- 16 bulan,tetapi
sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini belum sempurna)
h) Perkembangan Inteligensi
Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif,pada usia bayi ini berada
pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek yang berada di
lingkungannya melalui sistem pengindraan (pengelihatan dan pendengaran) dan
gerakan motoriknya.
i) Perkembangan emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Beberapa tahapan perkembangan
emosi pada bayi secara umum adalah :
1. Usia 2 bulan pertama Pada usia ini tipikal emosinya ialah
heran,senang,kejijikan dan kesukaran. Bayi pada usia ini juga menunjukkan
minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan benda-benda di
sekitarnya.
2. Usia 2-4 bulan Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan
kesenangannya terhadap orang tua,terutama ibunya.
3. Usia 3 -10 bulan Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang
sederhana,seperti ‘memberi dan menerima’.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NOC :Peningkatan kelekatan
peningkatan 3x24 jam diharapkan klien mampu kriteria 1) Diskusikan dengan klien
ekspresi kelekatan yang
perkembangan hasil :
yang didasari oleh budaya
bayi NIC : Perkembangan anak sebelum dan setelah
Merespon bunyi 1 2 3 4 5 kelahiran
2) Letakan bayi baru lahir
Merespon suara
kulit kekulit orang tua
Tersenyum setelah kelahiran
3) Tunjukan teknik
spontan
menenangkan bayi pada
Mata mengikuti orang tua
stimulus sampai 4) Diskusikan karakteristik
kegaris pertengan perilaku bayi terhadap
orangtua
Memutar kepala 5) Tunjukan tanda dari bayi
dari satu kesisi yang menunjukan
lain ketika responnya pada orang tua
6) Instruksikan pada orang
tengkurap
tua cara merawat bayi
Reflek yang baik dan benar
menegakkan leher 7) Dorong anggota keluarga
untuk memberikan
Reflek menghisap
pearawatan pada bayi
Reflek merangkak 8) Sediakan bantuan dalam
perawatan diri untuk
memaksimalkan focus
pada bayi bantu orang tua
untuk mengenali setiap
bayi secara individu.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Wisjnu. 2012. Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.
Jurnal Psikologi. Volume 39, No. 1, Juni 2012: 112 – 120.

Chamidah, Atien Nur. 2009. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Khusus. Volume 5, No. 2 November
2009.

Gentile dan Bushman. 2012. Psychology of Popular Media Culture

Anda mungkin juga menyukai