TUGAS KELOMPOK 3 :
SITI SUCIYATI
USWATUL ICHSANA
RAGIL PRIYO JULISTYANTO
RIAN KUKUH HANGGA PRADIKDA
Puji syukur kehadirat Allah SAW, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Kelompok 3
dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah “Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan
terhadap Peningkatan Kesehatan Anak”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan perkembangan Ilmu Keperawatan dengan perkembangan kurikulum terbaru, khususnya
mata kuliah Keperawatan Anak.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi penulis, pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa
mendatang.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apa sebenarnya pengertian perkembangan itu ? Istilah perkembangan
(development) dan pertumbuhan (growth) dalam artian biasa memang hamper sama.
Keduanya dapat diartikan adanya perubahan dari keadaan sesuatu dari keadaan yang lain.
Namun pada istilah pertumbuhan dititik beratkan pada perubahan fisik, sedangkan istilah
perkembangan digunakan kalau lebih menekankan pada perubahan psikis.
Sebagaimana Monks dkk menuliskan istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan
bagi pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan
istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala
psikologik yang Nampak, dan tidak dapat disangkal bahwasannya pertumbuhan fisik
mempengaruhi perkembangan psikis, karena keduanya memang tidak dapat dipisahkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan serta factor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak ?
2. Apa saja pertumbuhan anak pada tiap tahap usia ?
3. Apa metode deteksi dini tumbuh kembang anak ?
4. Apa saja masalah-masalah perkembangan anak ?
5. Apa perkembangan psikosexsual menurut Sigmund Freud ?
6. Apa perkembangan psikososial menurut Eric Ericson ?
7. Apa perkembangan kognitif menurut jean Peaget ?
8. Apa perkembangan moral menurut Koberg ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan serta factor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Untuk mengetahui pertumbuhan anak pada tiap tahap usia
3. Untuk mengetahui metode deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Untuk mengetahui masalah-masalah perkembangan anak
5. Untuk mengetahui perkembangan psikosexsual menurut Sigmund Freud
6. Untuk mengetahui perkembangan psikososial menurut Eric Ericson
7. Untuk mengetahui perkembangan kognitif menurut jean Peaget
8. Untuk mengetahui perkembangan moral menurut Koberg
BAB II
TINJAUAN TEORI
Berikut ini pedoman untuk anak dengan perkembangan yang SESUAI (S) :
Sementara itu, berikut ini pedoman untuk anak dengan perkembangan yang
MERAGUKAN (M) :
a) Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan
lebih sering.
b) Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
c) Jika anak sakit, laukakan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.
d) Lakukan KPSP ulang selama 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama
pada saat pertama kali dinilai.
e) Apabila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bias
dilakukan, lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai dengan umur anak. Misalnya,
umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA.
Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali, gunakan
dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa
dilaksanakan KPSP 9 bulan.
f) Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
g) Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA.
Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau kerumah sakit dengan fasilitas
klinik tumbuh kembang.
2. DENVER
Definisi
Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangananak usia 0-6 tahun. Manfaat pengkajian perkembangan dengan
menggunakan DDST bergantung pada usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini
dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis, salah satunya serebral palsi.
(Rambe, 2020)
DDST digunakan untuk mendeteksi aadanya massalah dalam
perkembangan anak yang berat dan sebagai metode yang cepat untuk
mengidentifikasi anak yang memelukan evaluasi lebih lanjut. DDST bukan
merupakan tes kecerdasan dan bukan alat yang digunakan untuk menetapkan
diagnosis.
DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode
penilaian perkembangan anak. Tes ini dikembangkan pada 6 tahun pertama
kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama. Tes ini memerlukan
waktu sekitar 15-20 menit.
Tujuan :
a) Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan
b) Untuk mengatasi secara dini bila ditemui kelainan
c) Menilai tingkat perkembangan bayi/anak sesuai dengan usianya
d) Menilai tingkat perkembangan bayi/anak yang tampak sehat
e) Menilai tingkat perkembangan bayi/anak yang tidak menunjukkan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
f) Memastikan bayi/anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
g) Memantau bayi/anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan
h) Menjaring bayi/anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan
Manfaat :
a) Mengetahui tahap perkembangan yang dicapai bayi/anak
b) Menemukan adanya keterlambatan bayi/anak sedini mungkin
c) Meningkatkan kesadaran orang tua agar menciptakan kondisi yang
menguntungkan bagi perkembangan bayi/anak
Prinsip :
a) Pemantauan kegiatan pada latihan gerak kasar dan halus, latihan bicara
dan kemandirian bersosialisasi (personal sosial)
b) Bertahap dan berkelanjutan
c) Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai bayi/anak
d) Alat bantu sederhana, tidak berbahaya dan mudah didapat
e) Suasana dibuat menyenangkan, bervariasi dan tidak membosankan
f) Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, tidak menghukum, tidak
membentak pada bayi/anak yang tidak mau melakukan kegiatan yang ada
dalam tugas perkembangan
g) Bayi/anak diberi reinforcement jika berhasil melakukan tugas
perkembangan
Sektor Perkembangan pada Pemeriksaan DDST
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua
tugas perkembangan itu disusun berdasarkan untuk perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sector perkembangan yang meliputi :
a) Personal Social (Perilaku Sosial) : Asepek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri bayi/anak menyesuaikan dengan orang lain,
bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan perhatian terhadap
kebutuhan perorangan atau kelompok. Aspek ini terdiri dari 25 item.
b) Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus) : Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk mengamati sesuatu,
untuk menggunakan bagian tubuh tertentu, tidak diperlukan banyak
tenaga namun diperlukan kecermatan dan fungsi koordinasi yang lebih
kompleks. Aspek ini terdiri dari 29 item.
c) Language (Bahasa) : Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
bayi/anak untuk memberikan respon terhadap suara, mendengar,
mengerti, memahami, perkataan orang lain, mengikuti perintah,
menggunakan bahasa, berbicara spontan, serta mengungkapkan perasaan,
keinginan,dan pendapat melalui kata-kata. Aspek ini terdiri dari 39 item.
d) Gross Motor (Gerak Motorik Kasar) : Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan bayi/anak menggunakan dan melibatkan sebagian besar
bagian tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti duduk,
jalan, melompat, dan gerakan umum otot besar. Aspek ini terdiri dari 32
item.
Prosedur Pemeriksaan DDST
Terdiri dari 2 tahap, yaitu :
a) Tahap Pertama : secara periodic dilakukan pada semua bayi/anak yang
berusia :
1) 3-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
b) Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
Material test
a) Gulungan benang wol warna merah (d=10cm)
b) Kerincingan dengan gagang kecil
c) Boneka kecil dengan botol susu
d) Cangkir plastic kecil dengan pegangan
e) 8 kubus 2,5x2,5 cm (merah, hijau, biri, kuning @ 2 buah)
f) Botol bening kecil dengan tutup d=1,5cm
Tarik garis usia dari garis skala usia atas (sesuai dengan usia yang telah
ditentukan) ke garis skala bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung
atas garis usia. Format dapat digunakan beberapa kali, gunakan pensil warana
yang berbeda untuk mebedakan garis usia yang digunakan untuk pemeriksaan
sebelumnya.
Urutan Pemeriksaan
a) Dimulai dari sector yang paling mudah (personal sosial-motorik halus-
adaptif-bahasa-motorik kasar).
b) Dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebalah kiri dari
garis umur, kemudian dilanjutkan ke kanan garis umur, untuk setiap
sektor.
c) Tugas perkembangan yang mudah dilakukan, beri pujian bila anak dapat
melakukan ataupun kurang tepat, supaya anak tidak segan melakukan
tugas selanjutnya.
d) Tugas perkembangan yang menggunakan alat yang sama sebaiknya
dilakukan berurutan.
e) Hanya alat tes yang digunakan yang ditelatakkan dimeja tes.
f) Bayi dites dengan cara tiduran dan dilakukan secara berurutan.
Untuk Identifikasi Resiko Perkembangan
a) Langkah 1 : Pada tiap sector dilakukan minimal 3 tugas perkembangan
yang paling dekat di sebelah kiri gari umur & tugas perkembangan yang
ditembus garis umur.
b) Langkah 2 : Lanjutkan melakukan tugas perkembangan kekanan pada tiap
sektor hingga mencapai 3 “gagal” (F) berturut-turut.
Kesimpulan Test DDST
a) NORMAL
- Bila tidak ada “Delayed” dan paling banyak 1 ”Caution”.
- Lakukan ulangan pada control berikutnya.
b) SUSPECT
- Bila ada ≥2 ”Caution” dan atau ≥1 “Delayed”
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor
sesaat, seperti : rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.
c) TIDAK DAPAT DIUJI
- Bila ada skor “Refuse” pada ≥1 tugas perkembangan disebelah kiri
garis umur atau “Refuse” pada ≥1 tugas perkembangan yang ditembus
garis umur pada daerah 75-90%.
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
Pertimbangan untuk Rujukan
Bila hasil tes “suspek”/”tidak dapat dites” maka perlu dikirim ke ahli dengan
menentukan keadaan klinis berdasarkan :
a) Profil hasil tes (tugas perkembangan mana yang diskor “C” atau
“D”)
b) Jumlah skor “C” atau “D”
c) Tingkat perkembangan sebelumnya
d) Kondisi klinis lainnya (riwayat klinis, pemeriksaan kesehatan, dll)
e) Sumber rujukan yang tersedia.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kita telah melihat dan mempelajari tentang pengaruh pertumbuhan dan
perkembangan terhadap peningkatan kesehatan anak, kita bisa simpulkan bahwa
kesehatan anak sangat penting dan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang sehat adalah anak yang mampu tumbuh dan berkembang sesuai tahap usinya.
B. SARAN
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya bagi para
orangtua dapat memahami dan mengerti serta dapat lebih memperhatikan tumbuh
kembang pada anak, karena tumbuh kembang pada anak sangat berpengaruh pada
kesehatan anak. Anak yang tumbuh kembangnya terlambat atau tidak sesuai dengan
usianya akan menghambat pula status kesehatan anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurlaila, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Leutika Nouvalitera
Rambe L, dkk. 2020. Pemantauan Pertumbuhan & Perkembangan Anak Berbasis Teknologi.
Yogyakarta : CV Budi Utama
Sudirjo E dan Nur Alif. 2018. Pertumbuhan dan Perkembngan Motorik. Sumedang Jawa barat :
UPI Sumedang Press