Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


WAHAM

Di susun oleh Kelompok 4 :

1. HERU SETYO PURNOMO

2. ADI JOHAN HIDAYAT

3. PURYANTI

4. ENDAH WAHYUNI

5. NOOR AKHADIYAH

6. HERLINAWATI

7. NANIK ISRO’SAFAATI

8. IKA WAHYU SEJATI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya,


sehingga Kelompok 4 dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah “ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM”. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan
perkembangan kurikulum terbaru, khususnya mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi penulis, pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan di masa mendatang.

Jepara, 02 Maret 2021


Penyusun,

Kelompok 4

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Rancangan Makalah ini telah diperiksa dan disetujui :

Koordinator Mata : Edi Wibowo S, S.Kep., Ns. M.Kep. ...............


Kuliah .

Penanggung Jawab : Yuli S., S.Kep., Ns., M.Si.Med ...............


MK

Ka.Prodi S-1 : Umi Faridah, S.Kep., Ns. MNS. ...............


Keperawatan

Dekan Fakultas : Indanah, M.Kep., Ns., Sp. Kep. An ...............


Kesehatan

Ditetapkan di : Kudus
02 Maret 2021

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulis....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Pengertian...........................................................................................................3
2.2 Proses Terjadinya..............................................................................................3
2.3 Klasifikasi.........................................................................................................4
2.4 Asuhan Keperawatan........................................................................................5
2.4.1 Pengkajian................................................................................................5
2.4.2 Tanda dan Gejala.....................................................................................9
2.4.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................9
2.4.4 Perencanaan dan Intervensi......................................................................9
2.4.5 Evaluasi..................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
3.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap
sebagai gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun
gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam
berkarya serta ketidak tepatan individu dalam berprilaku yang dapat
mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat
pembangunan karena mereka tidak produktif. (Hawari, 2001)

Prevalensi gangguan waham menetap di dunia sangat bervariasi,


berdasarkan beberapa literatur, prevalensi gangguan waham menetap pada
pasien yang dirawat inap dilaporkan sebesar 0,5-0,9% dan pada pasien yang
dirawat jalan, berkisar antara 0,83-1,2%. Sementara, pada populasi dunia,
angka prevalensi dari gangguan ini mencapai 24-30 kasus dari 100.000 orang
(Ariawan dkk, 2014). Sedangkan di Jawa Tengah sendiri menurut direktur
RSJD Amino Gondohutomo Semarang dr. Sri Widyayati, Sppk, M.Kes
mengatakan di tahun 2009 angka kejadian penderita gangguan jiwa di jawa
tengah berkisar antara 3300 orang sampai 9300 orang, angka kejadian ini
merupakan penderita yang sudah terdiagnosa. Pasien rawat inap yang
mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid dan gangguan psikotik dengan
gejala curiga berlebihan, sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara sendiri,
galak dan bersikap bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda dari skizofrenia
dengan perilaku waham sesuai dengan jenis waham yang diyakininya (medical
record, 2010).

Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa,


penghukuman diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta
dambaan-dambaan atau harapan yang tidak kunjung sampai, merupakan
sumber dari waham. Waham dapat berkembang jika terjadi nafsu kemurkaan
yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam (Kartono, 1981).

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada klien dengan Waham.
1.3 Tujuan Penulis
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang masalah Waham.
1.3.2 Tujuan Khusus
Supaya mahasiswa mampu menjelaskan konsep Waham dan
mengapilkasikannya dalam menerapkan Auhan Keperawatan pada klien
tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk,
2007). Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain,
keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol
(Dep Kes RI, 1994).
2.2 Proses Terjadinya
1. Fase Kebutuhan Manusia Rendah
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi
pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada
juga klien yang secara sosial dan ekonmi terpenuhi tetapi kesenjangan
antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga
oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang.
2. Fase Kepercayaan Diri Rendah
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan
antara self ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta
dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan
sudah melampaui kemampuannya.
3. Fase Pengendalian Internal dan Eksternal
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk

3
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara
optimal.
4. Fase Dukungan Lingkungan
Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya
menyebabkan klien merasa di dukung, lama-kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan
tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase Nyaman
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri
dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase Peningkatan
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang
muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham yang dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan
klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsekuensi sosial.
2.3 Klasifikasi
1. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia meimiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak seusuai kenyataan. Contoh : “Saya ini pejabat di
departemen kesehatan lho.” Atau “Saya punya tambang emas”.

4
2. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh: “Saya tahu. Anda ingin menghancurkan hidup saya
karena iri dengan kesuksesan saya.”
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agam secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Kalau saya mau
masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih, setiap hari.”
4. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuati kenyataan. Contoh:
“Saya sakit kanker”. Setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.
5. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meinggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Ini kan alam kubur
ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.
2.4 Asuhan Keperawatan
2.4.1 Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan
dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien
yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah
keperawatan. Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat
dan tanggal dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:
1. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat,
tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
2. Keluhan utama / alasan masuk

5
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga
untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
3. Tanyakan pada klien / keluarga
Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu,
pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
 Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon psikologis dari klien.
 Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP,
pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
neonatus dan anak-anak.
 Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta
stress yang menumpuk.
4. Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji
fungsi organ kalau ada keluhan.
5. Aspek psikososial
 Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
 Konsep diri

6
 Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai.
 Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki / perempuan.

 Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan


masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.

 Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan


dan penyakitnya.

 Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan


penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.

 Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,


kelompok yang diikuti dalam masyarakat.

 Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.


 Status mental
 Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut,
khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi
dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
 Kebutuhan persiapan pulang
 Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
 Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.

7
 Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh
klien.

 Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.

 Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan


setelah minum obat.

 Masalah psikososial dan lingkungan dari data keluarga atau klien


mengenai masalah yang dimiliki klien.

 Pengetahuan

Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap


bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual,
terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu
refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat
melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham:
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya
aneh dan tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orang lain atau kekuatan dari luar?

8
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia meimliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya?
Selama pengkajian dengarkan dan perhatikan semua informasi yang
diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal,
menolak, atau menerima keyakinan pasien.
2.4.2 Tanda dan gejala
Kognitif
 Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
 Individu sangat percaya pada keyakinannya
 Sulit berpikir realita
 Tidak mampu mengambil keputusan
Afektif
 Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
 Afek tumpul
Perilaku dan hubungan social
 Hipersensitif, hubugan interpersonal dengan orang lain dangkal,
depresif, ragu-ragu
 Mengancam secara verbal
 Stereotif, impulsive, curiga
Fisik
 Kebersihan kurang
 Muka pucat
 Sering menguap
 Berat badan menurun dan sulit tidur
2.4.3 Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari
hasil pengkajian adalah:
1. Resiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.

9
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri
rendah.
2.4.4 Perencanaan dan Intervensi
1. Perencanaan
Tujuan tindakan :
1. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.
3. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
4. Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar.
2. Intervensi
Strategi pelaksanaan untuk klien :
SP 1
 Identifikasi tanda dan gejala waham.
 Bantu orientasi realitas : panggil nama, orientasi waktu,
orang dan tempat/lingkungan.
 Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi.
 Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis.
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk pemenuhan
kebutuhan.
SP 2
 Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan
pujian.
 Diskusikan kemampuan yang dimiliki.
 Latih kemampuan yang dipilih dan berikan pujian.
 Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan
yang telah dilatih.
SP 3
 Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan
yang dilakukan pasien dan berikan pujian.
 Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).

10
 Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang
telah dilatih dan obat.
SP 4
 Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan klien, kegiatan yang
telah dilatih dan minum obat, berikan pujian.
 Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.
 Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang
akan dilatih, kemudian latih.
 Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang
telah dilatih dan obat.
Strategi pelaksanaan pada keluarga :
SPK 1
 Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien.
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
waham (gunakan booklet).
 Jelaskan cara merawat : tidak disangkal, tidak diikuti /
diterima ( netral).
 Latih cara mengetahui kebutuhan klien dan mengetahui
kemampuan klien.
 Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SPK 2
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien
memenuhi kebutuhannya, beri pujian.
 Latih cara memenuhi kebutuhan klien.
 Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki klien.
 Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SPK 3
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi
kebutuhan klien dan membimbing klien melaksanakan
kegiatan yang telah dilatih, beri pujian.

11
 Jelaskan obat yang diminum oleh klien dan cara
membimbingnya.
 Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP 4
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi
kebutuhan pasien, membimbing klien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih dan minum obat, beri pujian.
 Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
 Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian.

2.4.5 Evaluasi
Klien mampu melakukan hal berikut :
 Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.
 Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan.
 Menggunakan obat dengan benar dan patuh.
Keluarga mampu melakukan hal berikut :
 Membantu klien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan.
 Membantu klien melakukan kegitan-kegiatan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien.
 Membantu klien menggunakan obat dengan benar dan patuh.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis
bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan
hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah
satu gangguan jiwa yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham.
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol.
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya
perawat dan memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan
keperawatan secara intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan
proses keperawatan apabila mendapati klien dengan penyakit gangguan
kejiwaan.

13
Daftar Pustaka

Keliat, Anna Budi. Akemat. Helena, Novy, dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Care). Jakarta: EGC

Hawari, Dadang. 2001. Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI.

Ariawan D, Made. Ratep, Nyoman. Westa, Wayan. GANGGUAN WAHAM


MENETAP PADA PASIEN DENGAN RIWAYAT PENYALAHGUNAAN GANJA:
SEBUAH LAPORAN KASUS. 2014. [Diakses: 16 Sept 2014] Diambil dari:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/9635/7146.

Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial – jilid 1. Bandung: Rajagrafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai