Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU GIZI

“Konsep Pencegahan Penyakit Cacingan dan Kekurangan Kalori Protein”

DOSEN PEMBIMBING:

EDI ROSADI S.Gz

DISUSUN OLEH:

FATIMA AZZAHRA

INDAH TRI UTAMI

JULIANUS CHRISTIAN PABAYO

TATA MANGISTA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI D-IV KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah Ilmu Gizi.

Makalah ini berjudul “Konsep Pencegahan Penyakit Cacingan dan


Kekurangan Kalori Protein” yang didalamnya membahas tentang

Akhirnya kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya pada makalah ini,
dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati saran dan kritik dari
pembaca guna peningkatan pembuatan laporan pada tugas yang lain diwaktu
mendatang.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................2
D. Manfaat ..........................................................................................2
BAB II ISI .........................................................................................................3
A.Cacingan............................................................................................3
B.Kekurangan Kalori Protein................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted


helminthiasis) merupakan masalah dunia terutama di negara yang sedang
berkembang. Diperkirakan 1 milyar penduduk dunia menderita infeksi parasit
cacing. Prevalensi pada anak usia sekolah dasar di Indonesia antara 60%-80%.
Paling sering disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan
cacing tambang. Infeksi cacing selain berpengaruh terhadap pemasukan,
pencernaan, penyerapan, serta metabolisme makanan, yang dapat berakibat
hilangnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan darah dalam jumlah yang
besar, juga menimbulkan gangguan respon imun, menurunnya plasma insulin
like growth factor (IGF)-1, meningkatkan kadar serum tumor necrosis factor a
(TNF), dan menurunkan konsentrasi hemoglobin rerata. Di samping itu dapat
menimbulkan berbagai gejala penyakit seperti anemi, diare, sindrom disentri
dan defisiensi besi, sehingga anak yang menderita infeksi cacing usus
merupakan kelompok risiko tinggi untuk mengalami malnutrisi. Keadaan ini
secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Hal ini
dapat berpengaruh juga terhadap kalori dan protein pada seseorang. Sehingga
orang tersebut dapat mengalami kekurangan kalori protein (KKP).

Di Indonesia hampir sepertiga anak sekolah menderita KKP yang


disebabkan oleh kebiasaan makanan yang tidak cukup untuk mengandung
kalori, protein, sehingga mengakibatkan terjadinya defisiensi protein dan kalori
atau kekurangan kombinasi antara keduanya. KKP sering dijumpai pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun, dimana pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi
tinnggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi ini tidak tercapai maka tubuh akan
menggunakan cadangan zat makanan yang ada, sehingga lama-kelamaan
cadangan makanan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan pada

1
jaringan, dan proses selanjutnya dalam tubuh akan menyebabkan perubahan
dan akhirnya akan menimbulkan kelainan anatomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian cacingan dan kekurangan kalori protein?
2. Apa saja gejala, pencegahan serta cara penanganan dari cacingan dan
kekurangan kalori protein?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu penyakit cacingan dan kekurangan protein. Serta
dapat mengetahui apa saja gejala yang timbul dan bagaimana cara pencegahan
dan penanganan untuk penyakit cacingan dan kekurangan kalori protein.

D. MANFAAT
Diharapkan dengan makalah ini kita semua dapat lebih memahami tentang
penyakit cacingan dan kekurangan protei. Kita dapat menjaga kesehatan agar
terhindar dari cacingan dan kekurangan protein serta kita dapat mengetahui
cara mengobatinya. Dan menjaga tubuh agar tetap sehat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cacingan
1. Pengertian

Cacingan (ascariasis) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus (WHO, 2016). Cacing
parasit usus tersebut diantaranya adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides/ roundworm), cacing tambang (Necator americanus,
Ancylostoma duodenale/hookworm), dan cacing cambuk (Trichuris
trichiura) (Faridan, 2013). Cacing penyebab penyakit cacingan tersebut
dapat menembus kulit dan masuk kedalam tubuh anak atau masuk melalui
hewan perantara. Binatang seperti tikus, lalat, dan kecoa. Menurut
Herdiman (2007), ketiga binatang tersebut dapat membawa telur infektif
cacing. WHO (2006) mengatakan bahwa rantai penularan STH dapat
dipengaruhi oleh vektor, yakni serangga khusunya lalat. Astuty dkk (2012)
menambahkan bahwa sangat mungkin terdapat telur cacing pada makanan
melalui lalat yang hinggap pada makanan tersebut, dikarenakan lalat
cenderung hinggap pada lingkungan yang menjadi lokasi perkembangan
telur dan larva cacing. Binatang-binatang pembawa telur infektif cacing
tersebut biasanya memiliki perilaku yang cenderung untuk melakukan
kontak dengan kotoran manusia dan hewan (Ginting, 2008). Kotoran
manusia dan hewan adalah sumber penyebaran penyakit cacingan. Hewan
seperti tikus dan kecoa adalah hewan dengan perilaku dan habitat dekat
dengan lingkungan dimana terdapat kotoran manusia dan hewan, sehingga
dapat menjadi vektor penyebaran penyebab penyakit cacingan (Herdiman,
2007). Kedua hewan tersebut juga hidup dekat dengan lingkungan manusia
dan tidak jarang melakukan kontak langsung dengan makanan dan minuman
manusia (Ginting, 2008).

3
2. Gejala yang timbul pada penderita cacingan
Anak yang menderita helminthiasis biasanya lesu, tidak bergairah,
dan kurang konsentrasi belajar (Umar, 2008). Hal tersebut dikarenakan
penderita penyakit cacingan mengalami anemia atau kondisi kekurangan
darah (Sumanto, 2010). Anemia yang terjadi dikarenakan cacing dalam usus
menghisap darah penderitanya, sehingga dalam kondisi yang parah
menyebabkan kekurangan darah (Ginting, 2008). Jika dilihat dari dampak
jangka panjangnya, infeksi cacingan menimbulkan kerugian yang besar bagi
penderita dan keluarga, seperti keadaan lemah dan lesu (Herdiman, 2007).
Helminthiasis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh cacing dengan
prevalensi tinggi, tidak mematikan tetapi menggerogoti kesehatan tubuh
manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi gizi, dan paling banyak
menyerang anak-anak usia sekolah dasar (Umar, 2008). Pada kondisi yang
lanjut, infeksi cacingan menyebabkan suatu kondisi berupa kekurangan gizi,
berupa protein dan karbohidrat (DEPKES RI, 2004).

3. Tanda penyakit cacingan


Sembiring (2012) mengatakan bahwa larva cacing di paru-paru
dapat menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk
rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus,
sehingga menimbulkan rangsangan pada faring dan merangsang penderita
mengalami batuk yang berlangsung lama. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan oleh Umar (2008) bahwa gejala infeksi cacingan adalah batuk
yang berlangsung lama. Sumanto (2010) mengatakan bahwa cacing ini
menghisap darah penderitanya, sehingga dapat menyebabkan anemia.
Infeksi cacingan dapat menyebabkan kehilangan darah secara perlahan
akibatnya pederita mengalami kondisi kekurangan darah merah atau anemia
(DEPKES RI, 2004). Kondisi tersebut menyebabkan anak yang menderita
helminthiasis biasanya lesu, tidak bergairah, dan kurang konsentrasi belajar
(Umar, 2008). Infeksi faring menyebabkan batuk berlangsung lama
(Sembiring, 2012) dan infeksi usus akibat cacing menghisap darah pada

4
dinding usus penderita (Sumanto, 2010), menyebabkan anak mengalami
suhu tubuh yang meningkat. Sehingga pada anak yang menderita penyakit
cacingan lanjut, akan mengalami suhu tubuh yang panas.

4. Pencegahan

Kuncinya adalah : Cuci tangan dengan sabun, setelah BAB, setelah


mencebok anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, sebelum
tidur. Minum air bersih dan air yang sudah direbus. Biasanya telur parasit
ini dapat bertahan lama dalam air yang belum dimasak. Oleh sebab itu
penting sekali memasak air sampai mendidih untuk kebutuhan minum
keluarga. Memasak makanan (terutama ikan dan daging) sampai matang.
Telah diketahui dalam beberapa penelitian bahwa daging ikan kerap kali
mengandung telur/ larva cacing yang siap ditularkan kepada manusia.
Dalam hal ini ikan berperan sebagai hospes perentara. Buang air besar
dijamban. Tidak disembarang tempat. Hindari BAB di sembarang tempat.
Buatlah jamban sendiri atau setidak-tidaknya buatlah jamban dengan
penampungannya menggunakan tanah yang dikeruk. Menjaga kebersihan
makanan dari lalat dengan menutupnya memakai tudung saji. Memakai alas
kaki/ sandal/ sepatu. Potong kuku jari tangan dan kaki secara rutin. Menjaga
kebersihan lingkungan sekitar rumah. Pastikan jarak jamban dengan sumber
air pada angka 10 meter atau lebih. Tidak jajan sembarang. Mengikuti terapi
obat cacing sekali enam bulan atau sekali setahun.

5. Pengobatan
Gnakan resep dari dokter. Pengobatan penyakit cacingan dapat
berbeda-beda tergantung jenis cacing yang menyebabkan penyakit
(Sembiring, 2012). Untuk Obat berupa Mebendazol, Pirantel Pamoat,
Levamisol, dan Piperazin yang diperuntukkan obat cacing secara umum
dapat dibeli di apotek pada berbagai macam merk dagang, namun pada
kasus cacing pita memerlukan terapi dengan golongan obat keras yang
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter (BPOM RI, 2012). Hotez dkk

5
(2013) mengatakan bahwa Major Global Helminthic Desease Control
Initiatives memiliki target pemenuhan obat cacingan pada anak berupa
albendazole dan mebendazole pada tahun 2020.

B. Kekurangan Kalori dan Proteino

1. Pengertian kurangan klori dan protein

1. Pengertian kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak
yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan
kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah,
1997).Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi
yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999)

2. Gejala- gejala ketika tubuh kekurangan klori protein


a. Mudah lapar
Kurangnya protein dalam tubuh menyebabkan Anda mudah lapar.
Mengapa demikian? Protein menjaga kadar glukosa (gula) tetap stabil.
Jadi, bila jumlah protein tidak tercukupi, otomatis tingkat glukosa
menjadi tidak stabil. Hal ini akan mendorong Anda untuk terus makan
seolah-olah tubuh belum mendapatkan sumber energi yang cukup.
b. Penurunan fungsi otak

Selain mudah lapar, kurangnya protein yang menyebabkan tingkat


gula dalam darah terus berfluktuasi (naik-turun) akan berakibat pada
otakkAnda. Otak menjadi sulit untuk fokus, sulit berpikir, dan Anda bisa
jadi linglung.Hal ini terjadi karena protein yang seharusnya membantu
melepaskan karbohidrat untuk energi dan menggerakan otak menjadi tidak
tersalurkan dengan baik karena jumlahnya yang tidak tercukupi.

6
c. Otot menjadi lemah

Protein berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan kekuatan


otot. Bila tubuh kekurangan protein, wajar otot menjadi lemah. Otot yang
kekurangan protein akan terus menyusut dari waktu ke waktu. Tidak
hanya itu, Anda juga bisa merasakan nyeri dan kram akibat hal ini.

d. Terjadi edema

Edema adalah penumpukan cairan di jaringan dan rongga tubuh


sehingga terjadi pembengkakan. Hal ini terjadi karena protein yang
seharusnya membantu mengatur dan menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh tidak tersedia. Pembengkakan ini sering terjadi di
perut, tangan, pergelangan kaki, dan kaki.

e. Mudah sakit dan lama sembuh dari luka

Dilansir dari Women’s Health, Blantner mengatakan, “Protein


dibutuhkan untuk membangun semua senyawa dalam sistem kekebalan
tubuh”. Oleh karena itu, bila jumlah protein dalam tubuh tidak tercukupi,
maka tubuh menjadi menjadi lemah untuk melawan zat asing dan rentan
dengan virus atau bakteri. Contohnya adalah mudah terserang flu.

Kurangnya protein juga akan menurunkan jumlah sel darah putih


baru. Saat terjadi luka tubuh membutuhkan protein untuk menyembuhkan
dan membangun kembali sel yang rusak, jaringan, dan kulit baru.
Kurangnya protein akan membuat luka lebih lama untuk sembuh.

f. Terjadi perubahan pada kulit dan kuku

Kurangnya protein pada tubuh Anda membuat kulit menjadi lebih


sensitif bila terkena sinar matari. Kulit akan pecah-pecah, terkelupas,
kering, muncul ruam, dan mudah terbakar bila terkena sinar matahari.
Selain itu, kurang protein dapat menyebabkan bintik cokelat pada kuku.

7
g. Rambut mudah rontok

Dilansir dari Live Strong, rambut mengandung 90 persen protein.


Bila rambut kekurangan proten, maka rambut akan rapuh dan mudah
rontok. Selain itu, rambut juga akan menjadi lebih kering dan berubah
warna dan menjadi lebih tipis ukuran batang rambutnya.

h. Gangguan pencernaan

Selain merasa lemah, lesu, dan lelah, kurangnya protein dalam


tubuh dapat membuat Anda mengalami sakit kepala, mual, diare,sakit
perut, bahkan pingsan atau kehilangan kesadaran. Hal ini terjadi karena
protein membantu mengangkut dan melepaskan nutrisi ke seluruh tubuh.

Bila jumlah protein tidak tercukupi, maka akan mengganggu


homeostatsis, yaitu konsentrasi zat dalam tubuh. Selain itu, hal ini juga
bisa menghilangkan nafsu makan, menyebabkan insomnia, dan
mengganggu keseimbangan suhu tubuh.

Namun, perlu diketahui bahwa tanda-tanda di atas juga bisa


muncul selain rendahnya protein dalam tubuh. Ada beberapa penyakit
yang bisa menyebabkan tanda-tanda tersebut muncul sebagai suatu gejala.
Jadi untuk memastikannya, langkah terbaik yang sebaiknya Anda lakukan
adalah konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter.

3. Pencegahan kekurangan klori protein


Pencegahan kekurangan klori protein biasanya diawali dengan
memperbaiki kadar elektrolit dan cairan tubuh yang tidak normal. Selain itu,
pengobatan infeksi juga harus dilakukan, apabila pasien mengalami infeksi.
Jika gejala yang dialami pasien cukup parah, maka diperlukan perawatan di
rumah sakit.
Tahap kedua penanganan kasus kekurangan klori protein adalah dengan
memberi asupan nutrisi melalui terapi pola makan. Makanan yang diberikan
biasanya adalah makanan berbahan dasar susu. Selain itu, dokter juga akan
memberikan suplemen multivitamin atau suplemen protein cair, serta obat-
obatan tertentu untuk meningkatkan selera makan, bila diperlukan. Pasca

8
pengobatan, pasien akan dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin
ke dokter agar perkembangan kondisi pasien bisa tetap terawasi sampai benar-
benar sembuh.

4. Pengobatan
Kunci untuk pengobatan adalah mengindetifikasi risiko dari
kekurangan kalori protein dan mengobatinya sedini mungkin. Pengobatan yang
dilakukan terhadap kekurangan kalori protein tergantung pada penyebab
bagaimana terjadinya. Namun, pada umumnya langkah awal dalam pengobatan
adalah dengan memperbaiki kelainan cairan dan elektrolit. Kelainan elektrolit
paling umum yaitu hipokalemia, hipokalsemia, hipofosfatemia, dan
hipomagnesemia. Makronutrien harus terpenuhi dimulai dalam jangka waktu
selama 48 jam di bawah pengawasan spesialis gizi.
Langkah kedua dalam pengobatan kekurangan energi protein adalah
menyediakan makronutrien dengan melakukan terapi diet. Salah satu
pilihannya adalah diet yang berbasis pada susu formula. Pada awal pengobatan
diet, pasien harus ad libitum atau diberi makan sebanyak-banyaknya hingga
kenyang dan tidak mau makan lagi. Setelah satu minggu, asupan harus
mendekati 175 kkal/kg dan 4g protein/kg untuk anak-anak dan untuk dewasa
sebanyak 60 kkal/kg dan 2g/kg protein. Selain itu, multivitamin juga harus
ditambahkan dalam asupan harian.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah cacingan dan kekurangan kalori


protein dapat disebabkan oleh beberpa hal. Hal tersebut sangat erat kaitannya
dengan kegitan sederhana yang kita laksanakan setiap hari. Gejala yang muncul
apabila seseorang terkena cacingan dan kekurangan kalori protein dapat
diidentifikasi dari fisik penderita maupun dari tingkah lakunya. Ada beberapa hal
yang dapat dilakaukan agar kita terhindar dari cacingan, apabila sudah terkena
cacingan kita dapat melakukan pengobatan.

Maka dari itu, ada baiknya kita melakukan kegiatan dengan mementingkan
kesehatan diri dan tindakan yang dapat mencegah cacingan dan kekurangan
kalori. Serta mengetahui gejala yang muncul dari cacingan dan kekurangan kalori
agar kita bisa mengobati penyakit tersebut sebelum lebih parah.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://lasealwin.com/2016/03/27/angka-cacingan-tinggi-di-pedesaan/#

file:///C:/Users/user/Downloads/10011-14151-1-SM.pdf

https://www.combantrin.co.id/gejala/mengenal-penyakit-cacingan-dan-gejalanya?
utm_medium=cpc&utm_source=google.com&utm_term=Illness%20and
%20Symptoms_General&utm_campaign=GO-ID-ID-PS-Combantrin-CS-BM-
RN-
Concern&gclid=CjwKCAjwwvfrBRBIEiwA2nFiPYE9h3QX4njy_H07hKqGwJq
bzaEBJLU4oinByCAM5lkG-7iGooUefRoCFHEQAvD_BwE&gclsrc=aw.ds

http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-PRELIANA-
MUSTAFA-091511020-Kesling_2.pdf

http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/597/651

https://media.neliti.com/media/publications/21392-ID-kejadian-penyakit-cacing-
usus-di-kota-palu-dan-kabupaten-donggala-sulawesi-tenga.pdf

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/view/2753/2731

file:///C:/Users/user/Downloads/jhon5-farissa.pdf

http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/GLEND-ANDRIO-
HEHY.pdf

http://tarudinbio.blogspot.com/2015/02/makalah-ilmu-gizi-kekurangan-kalori.html

https://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/kekurangan-kalori-protein/

https://hellosehat.com/penyakit/malnutrisi/

https://gakken-idn.id/articles/perawatan-dan-pengobatan-terhadap-malnutrisi-protein-
energi

11

Anda mungkin juga menyukai