Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, penulis dapat


menyimpulkan bahwa Ny. I dengan penyakit Steven Johnson Syndrome (SJS)
yang penulis kelola melalui asuhan keperawatan, muncul beberapa diagnosa
seperti sesuai dengan pengkajian yang penulis lakukan.

Dalam pengkajian penulis menggunakan peralatan yang ada di RSUP


Dr. Hasan Sadikin Bandung, dan peralatan yang penulis bawa sendiri.
Kerjasama yang baik dengan pasien menjadikan proses pengkajian lancar dan
selesai dengan baik, namun kurang ketelitian dari penulisan dalam
melaksanakan pengkajian menjadikan beberapa data kurang lengkap.

Diagnosa keperawatan yang dinyatakan dalam teori ada sepuluh


diagnosa keperawatan berkaitan dengan SJS, namun dalam praktiknya penulis
menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. I dengan SJS
hanya delapan yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.


Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah teratasi
sehingga penulis mempertahankan intervensi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat respons sekunder dari kerusakan krusta pada
mukosa mulut.
Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah belum teratasi
sehingga intervensi masih tetap dilakukan.

91
92

3. Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.


Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah teratasi
sehingga penulis mempertahankan intervensi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit.
Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah teratasi
sehingga penulis mempertahankan intervensi.
5. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik.
Setelah melakukan implemntasi selama 3x24 jam, masalah teratasi
sehingga penulis mempertahankan intervensi.
6. Infeksi berhubungan dengan leukositopenia.
Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah belum teratasi
sehingga intervensi tetap dilakukan.
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
Setelah melakuka implementasi selama 3x24, masalah belum teratasi
sehingga intervensi tetap dilakukan.
8. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
Setelah melakukan implementasi selama 3x24 jam, masalah teratasi
sehingga penulis mempertahankan intervensi.

Intervensi keperawatan telah disusun sesuai dengan diagnosa


keperawatan yang muncul. Sesuai dengan teori implementasi dilaksanakan
3x24 jam, karena keterbatasan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan dari
pihak rumah sakit, penulis hanya melakukan implementasi selama 3x1shiff
(±7 jam/shiff), tetapi dalam pengelolaan pasien SJS tetap dilaksanakan 3x24
jam dengan bantuan TIM. Dari semua masalah yang dihadapi oleh pasien,
perawat melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
pada masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul.
93

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dibutuhkan kerjasama atar perawat ruangan dengan mahasiswa
praktikkan dalam melakukan perawatan pada pasien diruangan terutama
pada pasien SJS, sehingga tercapai tujuan keperawatan yang sesuai dengan
kriteria hasil, pendokumentasian yang lengkap untuk bukti kuat di
rumah sakit, serta mahasiswa dapat lebih mudah untuk mempelajarinya
dengan difasilitasi alat-alat yang memadai di rumah sakit akan
mempercepat penyembuhan bagi pasien. Perawat
a. Perawat hendaknya memberikan informasi dan pengertian tentang
kesehatan kepada pasien dan keluarga karena hak mendapatkan
informasi dan pelayanan kesehatan pasien dilindungi oleh undang-
undang.
b. Perawat dalam melaksanakan perawatan harus memperhatikan
kesiapan dan privasi pasien.
c. Perawat hendaknya memberitahukan kepada pasien dan keluarga
pasien setiap melakukan tindakan yang dilakukan agar tidak
membuat cemas pasien maupun keluarga.
2. Pasien dan Keluarga
a. Keluarga pasien hendaknya menjaga kebersihan lingkungan untuk
pasien.
b. Keluarha pasien hendaknya sering membujuk pasien untuk
meningkatkan asupan makananan yang dimakan pasien.
c. Keluarga pasien hendaknya sering mengontrol minum obat pasien
secara teratur sampai sembuh.
d. Keluarga pasien hendaknya memperhatikan waktu kontrol dan
minum obat serta hal-hal yang dianjurkan setelah pasien pulang
dari rumah sakit.
3. Penulis
a. Penulis perlu belajar lebih giat lagi, dalam memahami kasus SJS.
94

b. Penulis perlu giat bertanya kepada perawat ruangan serta tim medis
lainnya untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selama
merawat pasien SJS di ruang Amarilis RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
4. Institusi

Diharapkan dapat memfasilitasi yang diperlukan penulis agar


mudah dan dapat mengembangkan ilmu, didukung dengan persediaan
referensi buku tentang Steven Johnson Syndrome (SJS) untuk menunjang
teori yang sistemik dan untuk mempermudah penulis untuk belajar.

Anda mungkin juga menyukai