Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Fisiologi Pertumbuhan Tulang


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Anatomi Fisisologi

Dosen Pembimbing : Dr. Candra Nurmalia Dewi

Disusun oleh :

1. Bayu Sasi Fauzan (2212041047)


2. Riska Ananda Purwati (2212041048)
3. Nanda Akhmelia Rahmadani (2212041052)
4. Rendra Khairul imansyah (2212041057)
5. Sigit Adi Triansyah (2212041060)
6. Maulana Bagus Adji Pangestu (2212041061)
7. Putri Rona Twonessa (2212041068)
8. Raihan Ariq Rabbani (2212041069)

Program Studi D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi

ITKM Widya Cipta Husada

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“fisiologi pertumbuhan tulang” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga kami berterima kasih kepada ibu Dr.candra nurmalia Dewi selaku Dosen mata kuliah
“Anatomi fisiologi” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Malang, 23 September 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
COVER ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I – PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II – PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Tulang ....................................................................................... 2
2.2 Anatomi dan Fisiologi Tulang ..................................................................... 3
2.3 Struktur dan Fungsi jaringan tulang ............................................................. 4
2.4 Jenis-jenis tulang dalam tubuh ..................................................................... 5
2.5 jumlah tulang manusia secara umum ........................................................... 6
2.6 Proses pembentukan tulang .......................................................................... 6
BAB III - PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pertumbuhan tulang pada manusia adalah sebuah proses pembentukan yang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago)
kartilago yang berasal dari mesenkim. Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh
osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang) yang
berkembang menjadi tulang keras.
Pembentukan tulang yang pertama adalah intermembran. Pada tahap ini,
pembentukan tulang yang terjadi melibatkan pergantian membran jaringan ikat, Biasanya
tulang intermembran yang terbentuk pada tahap ini berupa bagian tertentu pada tulang
tengkorak serta beberapa tulang tidak beraturan.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami melakukan penelitian untuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai “pertumbuhan tulang” ,dan dituliskan
dalam bentuk makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, kami merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan tulang pada manusia?


2. Apa saja macam macam tulang beserta fungsinya?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami menyimpulkan tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut ;

1. untuk mengetahui tentang proses pertumbuhan tulang.


2. memahami fungsi dan macam-macam tulang.

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tulang


Tulang merupakan jaringan ikat, terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar yang
berfungsi untuk penyokong dan pelindung kerangka. Tulang merupakan penyokong
tubuh dan pelindung otot dan tendo untuk daya gerak. Sifat fisik tulang sangat kuat,
tahan kompresi, sedikit elastis dan sekaligus merupakan materi yang relatif ringan.
Tulang juga cukup responsif terhadap pengaruh metabolik, nutrisional, dan endokrin.
Namun, dengan segala kekuatan dan kekerasannya, tulang merupakan materi hidup
yang dinamis, secara tetap diperbaharui dan dikonstruksi ulang dalam seumur hidup
(Fawcett, 2002). Tulang adalah suatu jaringan ikat vaskular terdiri atas sel-sel dan zat
antar sel yang mengalami kalsifikasi, seperti tulang padat (tulang kompakta) dan
seperti spons (tulang spongiosa). Tulang juga mempunyai banyak fungsi sebagai
penyokong, pelindung, penyimpan mineral pada ujung-ujung persendian dimana
tulang rawan sebagai pelapis yang khusus untuk mempermudah pergerakan (Gartner
dan Hiatt, 2012). Jaringan tulang menyusun struktur berdaging, melindungi
organorgan vital yang terdapat didalam tengkorak, rongga dada, dan juga 8
menampung sumsum tulang sebagai tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang berfungsi
sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dilepaskan atau disimpan
dengan cara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam cairan
tubuh (Junqueira dkk., 1997). Tulang rahang dibagi menjadi dua, yaitu tulang alveolar
dan tulang basal. Tulang alveolar mendukung gigi dan sebagai satu unit fungsional.
Perkembangan tulang alveolar tergantung dari pembentukan akar gigi. Tulang basal
adalah tempat bermuaranya saraf besar dan pembuluh darah utama serta sebagai
tempat melekatnya otot (Garant, 2003). Tulang alveolar merupakan bagian maksila
dan mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi. Bagian tulang alveolar
yang membentuk dinding soket gigi disebut alveolar proprium. Alveolar proprium ini
didukung oleh bagian tulang alveolar lainnya yang dikenal dengan tulang alveolar
pendukung. Tulang alveolar membentuk soket yang mendukung dan melindungi akar
gigi (Putri dkk., 2013).

2
2.2 Anatomi dan fisiologi tulang

Fisiologi tulang adalah sebagai berikut :

1. Periosteum
Merupakan selubung jaringan konektif fibrous yang mengelilingi permukaan
luar tulang kortikal, kecuali sendi dimana tulang dibatasi dengan articular
tulang rawan.
2. blood vessels
merupakan bagian dari system peredaran darah yang mengedarkan darah ke
seluruh bagian tubuh manusia.
3. Marrow (sumsung tulang)
Merupakan tempat produksi dan proliferasi sel-sel darah.
4. Cortical (hard) bone
Merupakan Salah satu dari dua jenis jaringan internal yang membentuk tulang.
5. Medullary cavity
Merupakan rongga yang terletak dibagian tengah tulang .
6. Trabecular (spongy) bone
Merupakan salah satu dari dua jenis jaringan internal yang membentuk tulang.
7. Articular cartilage
Merupakan tulang rawan yang menutupi ujung tulang yang membentuk sendi.
8. Epiphyseal plate
Merupakan area khusus yang terdapat pada tulang rawan, tepatnya diujung
tulang panjang manusia.

2.3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tulang

3
Struktur jaringan tulang pada proses pembentukan dan pertumbuhan beraneka ragam
dan memiliki fungsinya masing-masing. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis jaringan tulang
dalam tubuh manusia, yaitu:

1. Jaringan tulang kompak


Jenis jaringan tulang kompak terdiri dari lapisan luar yang kuat, tahan lama, dan padat.
Sebagian besar jenis jaringan tulang dalam tubuh manusia adalah jaringan kompak

2. Jaringan tulang spons


Berbeda dengan tulang kompak, jaringan tulang spons terdiri dari berbagai jaringan-
jaringan yang berbentuk seperti gelondongan dan lebih lentur, kurang padat, dan
ringan.

3. Jaringan tulang subkondral


Struktur jaringan tulang ini terdapat pada bagian ujung tulang dan terasa halus.
Jaringan ini dilapisi dengan tulang rawan yang merupakan penghubung tulang dengan
organ tubuh lainnya.
Secara umum, jaringan-jaringan tulang tersebut berfungsi untuk:
a. Menyokong tubuh.
b. Melindungi organ tubuh.
c. Tempat penyimpanan mineral, kalsium, lemak, serta sel darah.
d. Menjaga kadar pH darah dan tingkat kalsium dalam tubuh.
e. Menyerap senyawa beracun atau logam berat yang masuk ke dalam tubuh.
f. Memproduksi hormon yang mengatur kadar gula, penyimpanan lemak, dan organ
ginjal.

Secara khusus, pembentukan dan penyimpanan sel darah merah berada dalam
sumsum tulang. Sumsum tulang bisa ditemukan pada jaringan tulang jenis spons yang
merupakan kunci dari sistem kekebalan tubuh manusia. Jaringan tulang terus-menerus
melakukan perbaikan.
Proses perbaikan jaringan tulang lama melibatkan dua proses, yaitu proses resorpsi
dan formasi.

2.4 Jenis-Jenis Tulang Dalam Tubuh

4
Dari total jumlah proses pembentukan tulang manusia dewasa, semuanya dibagi ke
dalam lima kelompok jenis, yaitu:
1. Tulang Panjang
Contoh tulang yang termasuk sebagai tulang panjang adalah tulang lengan dan
tulang kering di kaki. Jumlah tulang manusia jenis ini memang tidak banyak.
2. Tulang Pendek
Sesuai namanya, tulang pendek berukuran lebih kecil dari tulang panjang.
Bisanya, tulang ini berbentuk segi empat atau bulat. Contoh tulang pendek
adalah tulang-tulang yang menyusun pergelangan tangan dan kaki
3. Tulang Datar
Tulang datar adalah tulang berbentuk pipih yang tipis. Ukuran tulang datar bisa
bervariasi, mulai dari kecil hingga besar. Contoh tulang pipih antara lain tulang
rusuk, tulang panggul dan lempengan tulang tengkorak.
4. Tulang Tidak Beraturan
Tulang dengan bentuk tidak beraturan, tidak dapat masuk ke dalam kategori
bentuk tulang panjang, pendek, maupun datar. Contoh dari tulang tidak
beraturan adalah tulang-tulang penyusun tulang belakang, tulang ekor,
dan tulang pipi
5. Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang yang baru terbentuk setelah bayi lahir. Tulang
ini terbentuk berada di antara tendon yang mengikat sendi tubuh.
Hanya ada dua jumlah tulang seamoid di dalam tubuh manusia, yaitu tulang
patella (berada di lutut), dan tulang pisiform (berada di area tangan).

2.5 Jumlah Tulang Manusia Secara Umum

5
Mengutip dari Better Health, jumlah tulang dalam tubuh manusia berada dalam
kisaran 206 tulang. Ini belum termasuk dengan tulang di gigi dan tulang kecil
yang berada dalam tendon.
 Tulang tengkorak (termasuk rahang).
 Tulang belakang (leher, lumbar, toraks, tualng ekor).
 Tulang dada (rusuk dan sternum).
 Tulang lengan (belikat, selangka, humerus)
 Tulang tangan (pergelangan, metacarpal, falang).
 Tulang panggul (pinggul).
 Tulang kaki (paha, tempurung lutut, kering, dan fibula).

Proses perbaikan dan pembentukan jaringan tulang dipengaruhi oleh hormon


tubuh, seperti vitamin D, hormon paratiroid, testosteron, dan estrogen.

2.6 Proses Pembentukan Tulang.


Proses terbentuknya tulang dikenal juga dengan istilah osteogenesis atau
osifikasi. Proses osifikasi terjadi karena peranan sel pembentuk tulang yang
dikenal dengan istilah sel osteoblas. Selain sel osteoblas, ada juga sel osteosit
atau sel tulang dewasa dan sel osteoklas yang memiliki fungsi untuk memecah
sekaligus menyerap kembali tulang-tulang yang rusak. Osifikasi atau proses
pembentukan tulang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu osifikasi
intramembran dan osifikasi endokondral.
1. Osifikasi Intramembran
Proses pembentukan tulang ini terbilang jarang terjadi. Hal ini
disebabkan karena pembentukan tulang jenis intramembran hanya terjadi pada
tulang tengkorak yang rata, seperti parietal, sebagian tulang maxilla, dan
sebagian tulang temporal. Tulang yang terbentuk dari proses ini kemudian
diendapkan di antara dua membran berserat.
Ada empat tahap dalam proses pembentukan tulang tipe osifikasi intramembra
yaitu:
a. Pembentukan Pusat Osifikasi
Dalam tahap pembentukan pusat osifikasi, sel induk yang berada dalam
mesenkim dibedakan menjadi sel-sel osteoblas. Nantinya sel-sel tersebut
akan membentuk pusat osifikasi.

b. Pembentukan Matriks
Di tahap ini, sel osteoblas memproduksi serat berupa protein yang
membentuk osteoid atau matriks tulang. Kemudian osteoid akan
tercampur bersama kalsium untuk membentuk tulang berkalsium. Tulang
berkalsium ini nantinya akan menyerap sel-sel osteoblas yang berubah
bentuknya menjadi osteosit.
c. Periosteum dan Weaving
Di tahapan selanjutnya, osteoid akan diletakan secara acak di sekitar
pembuluh darah secara terus-menerus. Lalu struktur yang dikenal dengan
nama trabeculae terbentuk di sekitar pembuluh darah dan ditemukan pori-
pori di lokasi pembuluh darah. Dari situlah terbentuk jenis tulang

6
spongiosa. Nantinya pembuluh darah yang berada di luar tulang spongiosa
akan menjadi padat dan berubah bentuk menjadi periosteum.
d. Pembentukan Tulang Keras
Dalam tahap ini terjadi proses pembentukan tulang keras dengan tipe
osifikasi intramembran. Proses ini terjadi ketika trabeculae menebal di
dalam tulang spongiosa dan sel-sel osteoblas yang berada di sekelilingnya
akan terus membentuk osteoid. Karena proses inilah osteoid akan mengeras
hingga membentuk tulang keras di sekitar tulang spongiosa. Selama tahap
ini berlangsung, sumsum tulang merah akan bermunculan pada lokasi
pembuluh darah di rongga-rongga spongiosa.
2. Osifikasi Endokondral
Seer Training Module oleh National Cancer Institute menjelaskan
bahwa proses pembentukan tulang dengan tipe osifikasi endokondral
meliputi penggantian model tulang rawan dengan tulang biasa. Proses ini
umumnya terjadi pada tulang panjang seperti tulang tungkai.
Dalam proses pembentukan tulang berjenis osifikasi endokondral, ada lima
tahap yang perlu dilalui. Berikut ini langkah-langkahnya:
a. Pembentukan Periosteum Collar
Di tahap pertama, periosteum terbentuk di sekitar tulang rawan hialin.
Di tahap ini juga sel osteogenik dibedakan menjadi osteoblas yang akan
mengeluarkan cairan serat berbentuk protein di luar tulang rawan yang
disebut osteoid. Dari tahapan ini terbentuklah bone collar di bagian luar
tulang rawan.
b. Pembentukan Rongga
Setelah bone collar terbentuk, tulang rawan yang menjadi pusat akan
mengalami proses pembentukan tulang atau osifikasi. Tulang rawan
yang menjadi pusat dikenal juga dengan pusat osifikasi utama. Proses
pengerasan tulang yang terjadi akan menyebabkan bagian dalam dari
tulang rawan tidak dapat ditembus oleh difusi nutrisi. Akibatnya, bagian
dalam dari tulang rawan akan memburuk dan rongga-rongga akan mulai
terbentuk.
c. Invasi Vaskular
Di tahap ini pembuluh darah yang berada dalam periosteum akan
melewati tulang keras dari bone collar. Kemudian pembuluh darah
tersebut juga akan memasuki rongga dalam tulang rawan yang dikenal
dengan istilah foramen nutrisi. Komponen lain juga bisa masuk melalui
foramen nutrisi seperti limfatik, osteoblas, saraf, nutrisi dan osteoklas.
Untuk tulang rawan yang tersisa dalam tahap ini akan dipecah oleh
osteoblas dan osteoklas hingga mengeluarkan tulang spongiosa atau
trabeculae.

e. Elongasi

7
Poros tulang akan memanjang ketika osteoklas, pembuluh darah, dan
osteosit menyerang tulang sehingga membentuk rongga meduler. Dalam
tahap ini juga diafisis memanjang secara perlahan selama proses
perkembangan embrio. Kemudian pembuluh darah berkembang ke
tulang rawan hialin di ujung (epifisis) tulang panjang hingga membentuk
pusat osifikasi sekunder.
f. Osifikasi Epifisis
Tahapan ini serupa dengan invasi vascular. Yang membedakan adalah
proses ini membentuk tulang spongiosa, bukan tulang keras. Dari proses
ini, piringan epifisis dan tulang rawan artikular yang masih tersisa dari
model tulang rawan hialin yang asli.
Selanjutnya, dalam proses pertumbuhan tulang manusia, sel osteoblas
bergerak dan menimbulkan osifikasi atau pengerasan matriks untuk
membentuk tulang. Hal ini akan berlangsung dari masa anak-anak hingga
remaja dan pertumbuhan tulang rawan melambat sampai akhirnya berhenti.
Ketika pertumbuhan tulang rawan berhenti di usia 20-an, lempeng epifisis
akan mengeras total dan menyisakan garis epifisis tipis serta tulang yang tidak
lagi tumbuh atau memanjang.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas, maka dapat kita simpilkan bahwa tulang merupakan
jaringan ikat, terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar yang berfungsi untuk penyokong
dan pelindung kerangka. Tulang merupakan penyokong tubuh dan pelindung otot dan
tendo untuk daya gerak. Dalam proses pertumbuhan tulang manusia, sel osteoblas bergerak
dan menimbulkan osifikasi atau pengerasan matriks untuk membentuk tulang. Hal ini akan
berlangsung dari masa anak-anak hingga remaja dan pertumbuhan tulang rawan melambat
sampai akhirnya berhenti. Ketika pertumbuhan tulang rawan berhenti di usia 20.
3.2 Saran
Sebaiknya menjaga kesehatan tulang perlu diperhatikan dengan memberikan asupan

nutrisi baik untuk tubuh sekaligus menerapkan gaya hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://www.anlene.com/id/ms/proses-pembentukan-tulang.html
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18120/BAb%20II.pdf?seque
nce=3&isAllowed=y
https://hellosehat.com/muskuloskeletal/proses-pembetukan-tulang/
https://www.sehatq.com/artikel/memahami-proses-pembentukan-tulang-manusia

10

Anda mungkin juga menyukai