Dalam Tubuh
by dr. Irma Lidia | Oct 10, 2020 | Gaya Hidup Sehat, Kesehatan Lainnya | 0 comments
Sistem hormon terdiri dari berbagai organ dan kelenjar yang berperan dalam
memproduksi hormon. Hormon-hormon sendiri merupakan senyawa kimia yang
tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi organ tubuh. Senyawa kimia
tersebut akan mengirimkan pesan ke organ tubuh yang bersangkutan melalui
aliran darah. Beberapa dari hormon ini memainkan peran dalam mengatur
suasana hati atau mood Anda, yang biasa dikenal dengan hormon bahagia.
Dengan mengatur mood, hormon tersebut juga memainkan peran dalam
mengurangi risiko stres. Apa saja, sih, hormon-hormon tersebut? Yuk, simak
selengkapnya di artikel ini.
Hormon dopamin, si pengatur energi
Hormon dopamin adalah senyawa kimiawi di otak yang berperan untuk
menyampaikan rangsangan berupa sinyal saraf ke otak dan otot. Makanya,
hormon bahagia ini dikenal juga sebagai neurotransmitter, yaitu penghantar
stimulus. Dopamin memainkan peran penting dalam motivasi dan penghargaan.
Ketika Anda berhasil mencapai suatu tujuan, rasa puas, senang dan bangga yang
muncul setelahnya merupakan hasil dari kerja dopamin. Neurotransmitter ini
memengaruhi berbagai aktivitas manusia, mulai dari kemampuan mengingat
hingga menggerakkan anggota tubuh. Saat dilepaskan dalam jumlah yang tepat,
hormon bahagia ini akan meningkatkan suasana hati, sehingga memunculkan:
perasaan senang dan gembira, seperti ketika jatuh cinta;
semangat dan motivasi; hingga
kepercayaan diri.
Selain emosi dan perilaku, dopamin pun dapat membantu sistem pencernaan
untuk menyerap nutrisi dengan optimal. Ditambah lagi dengan perannya dalam
meningkatkan kekebalan tubuh serta meredakan peradangan. Fungsi dopamin
lainnya berupa:
Melebarkan pembuluh darah, sehingga menjaga tekanan darah tidak
melonjak
Meningkatkan pengeluaran urin
Mengendalikan kadar gula darah dengan menekan produksi hormon
insulin
Namun, bila tubuh melepaskan dopamin terlalu banyak, hormon ini dapat
meningkatkan obsesi seseorang terhadap sesuatu, bahkan seseorang.
Apa tandanya jika tubuh kekurangan hormon dopamin?
Sebaliknya, kekurangan hormon dopamin akan membuat suasana hati menjadi
buruk, bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Kadar dopamin yang
terlalu rendah juga dikaitkan dengan penyakit Parkinson. Kekurangan hormon
dopamin dapat mengalami satu, atau lebih, dari beberapa gejala berikut:
Keram, kejang otot ataupun tremor
Otot kaku
Nyeri otot
Berkurangnya keseimbangan motorik
Sembelit
Susah mencerna dan menelan makanan
Berat badan naik atau turun tanpa sebab
Merasa tidak bertenaga
Penurunan gairah seksual
Merasa cemas, bersalah, mood naik-turun, tiba-tiba sedih tanpa alasan
yang jelas
Bergerak lebih lambat dari biasanya
Berbicara lebih pelan dari biasanya
Kurang peka terhadap lingkungan sekitar
Keinginan bunuh diri atau melukai diri sendiri
Halusinasi dan delusi
Gangguan belajar, seperti sulit mengingat sesuatu, tidak bisa fokus dan
berkonsentrasi, serta mudah lupa
Impulsif dan destruktif
Defisiensi hormon dopamin cenderung sulit untuk dikenali. Bila Anda merasakan
tanda-tanda di atas, konsultasikan dengan dokter. Untuk memastikan diagnosis,
dokter mungkin akan memeriksa faktor gaya hidup, penyakit yang berhubungan
dengan penurunan kadar dopamin serta riwayat medis lainnya.
Bagaimana cara meningkatkan kadar dopamin?
Meski secara alami dihasilkan oleh tubuh, Anda bisa membantu meningkatkan
produksi dopamin, lho. Di bawah ini merupakan sejumlah caranya, antara lain:
Mengonsumsi makanan tinggi protein, khususnya L-tyrosine. Sumber
makanannya bisa Anda peroleh dari daging sapi ataupun ayam, ikan, telur,
kedelai dan olahannya, susu dan olahannya, serta kacang-kacangan lain.
Tidur cukup, sekitar 7 – 8 sehari. Kurang tidur bisa mengganggu produksi
dopamin.
Olahraga rutin, setidaknya 30 menit setiap hari dan 5 kali seminggu.
Aktivitas fisik teratur dapat menjaga sirkulasi darah dan membantu
mengatur berbagai hormon otak, termasuk dopamin.
Mengurangi asupan gula dan kafein, serta alkohol. Makanan dan minuman
ini akan menurunkan kadar dopamin yang akhirnya memicu kecanduan.
Meditasi. Cara ini dipercaya dapat meningkatkan mood dan fokus dengan
menenangkan pikiran.