Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KELAINAN DAN GANGGUAN PADA TULANG BELAKANG

Untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Biologi

Pengajar:
Ibu Endah Sri Rahayu, S. Pd.

Oleh:
Jalwa Razita Haziq (XI IPA 1/13)
Khansa Zhafira Adivarie (XI IPA 1/14)
Lidya Nur Safitri (XI IPA 1/15)
M. Fathir Arkan (XI IPA 1/16)
Maria Angel Sihombing (XI IPA 1/17)
Melvin Lazuardi Arshita (XI IPA 1/18)

KELAS XI IPA 1
SMA NEGERI 3 BOGOR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Kelainan dan Gangguan Tulang Belakang” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dalam
rangka melengkapi salah satu tugas mata pelajaran Biologi. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Endah Sri Rahayu, S. Pd. selaku pengajar mata pelajaran Biologi yang telah
membimbing dan mengajar kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Besar harapan kami agar makalah ini menjadi
bermanfaat dan memberi pengetahuan serta wawasan terkait bidang Biologi, khususnya
mengenai kelainan dan gangguan tulang belakang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memilliki kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah.

Bogor, September 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN .............................................. 3
A. Tulang Belakang ....................................................................................... 3
B. Kelainan dan Gangguan pada Tulang Belakang ................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan bergerak dan berpindah tempat. Gerak terjadi
oleh adanya kerja sama antara rangka dan otot. Rangka manusia disusun oleh lebih dari
200 buah tulang. Beberapa tulang saling menyatu, dan tulang-tulang yang lainnya
terhubung dengan sendi oleh ligamen yang memungkinkan terjadinya pergerakan.
Sistem gerak adalah sistem organ pada manusia yang berperan dalam pergerakan
tubuh yang terdiri dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif manusia ialah
otot-otot yang menempel pada tulang dan rangka manusia, sedangkan yang dimaksud
dengan alat gerak pasif adalah sekumpulan tulang-tulang yang membentuk rangka.
Susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu yang membentuk satu kesatuan dikenal
sebagai rangka. Rangka terletak dalam tubuh, terlindung atau terbalut oleh otot dan kulit.
Rangka yang terdapat di dalam tubuh disebut dengan rangka dalam atau endoskeleton.
Manusia memiliki rangka dalam yang disusun oleh tulang keras dan tulang rawan.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan tulang (seperti tengkorak)
yang ditunjang oleh struktur lain, seperti ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan
antara tulang yang satu dengan tulang lainnya), tendon (jaringan ikat yang
menghubungkan otot dengan tulang), dan otot. Rangka tubuh bagian dalam dilindungi
oleh kulit dan daging, sehingga bagian-bagian dalam kerangka yang bersifat lunak
terlindungi dan terhindar dari kerusakan yang timbul akibat gesekan antara organ yang
lebih keras dan organ yang lunak.

1
Rangka manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis menurut lokasinya, yaitu:
1. Rangka Aksial
Rangka aksial adalah rangka yang berupa sumbu tubuh atau terletak di bagian
tengah tubuh, dikenal juga sebagai fondasi tubuh. Rangka aksial berfungsi untuk
melindungi organ-organ dan memelihara postur tubuh. Rangka aksial tersusun atas
80 tulang yang meliputi tulang tengkorak, tulang telinga dalam dan tulang hioid,
tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
2. Rangka Apendikular
Rangka apendikular adalah rangka yang berperan sebagai anggota gerak tubuh atau
alat gerak yang melengkapi rangka aksial dan tersusun atas 126 tulang yang
meliputi alat gerak atas, gelang bahu, alat gerak bawah, dan gelang panggul.

Tulang belakang merupakan salah satu bagian dari rangka aksial. Tulang belakang
memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan postur tubuh. Tidak jarang
timbulnya rasa sakit pada tulang belakang dikarenakan kelainan maupun gangguan.
Kelainan pada tulang belakang umumnya berkaitan perubahan kelengkungan tulang
belakang karena perubahan posisi tulang belakang.
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, maka tim penulis tertarik untuk
mengkaji dan manganalisis permasalahan tersebut dalam makalah dengan judul
“KELAINAN DAN GANGGUAN PADA TULANG BELAKANG”.

B. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelainan dan gangguan pada tulang belakang?
2. Apa saja jenis kelainan dan gangguan pada tulang belakang?
3. Apa saja penyebab dan gejala dari kelainan dan gangguan tulang belakang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kelainan dan gangguan pada tulang belakang.
2. Untuk mengetahui jenis kelainan dan gangguan pada tulang belakang.
3. Untuk mengetahui penyebab dan gejala dari kelainan dan gangguan pada tulang
belakang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. Tulang Belakang
Tulang belakang adalah bagian dari rangka aksial manusia, dikenal juga sebagai
kolom verterbral atau tulang punggung. Berfungsi sebagai penyangga utama tubuh
sehingga manusia dapat berdiri tegak, membungkuk, dan menggeliat. Tulang belakang
juga bertanggung jawab dalam melindungi kanal dan sumsum tulang belakang.
Di dalam tulang belakang terdapat sumsum tulang dan jaringan saraf yang
beroperasi dari tengkorak hingga punggung bawah. Semua ini merupakan bagian dari
sistem saraf pusat. Sepanjang tulang belakang, terdapat bukaan tempat keluarnya cabang
saraf untuk menyampaikan pesan antara otot dan otak.
Tulang belakang terdiri dari tiga segmen yang melambangkan ketiga lekukan
kokoh tulang belakang. Segmen tulang belakang, antara lain segmen servikal, segmen
torakal, dan segmen lumbal. Karenanya, jika dilihat dari samping, tulang belakang
seakan membentuk huruf S, dengan wilayah servikal dan torakal berbentuk cekung dan
lumbal berbentuk cembung. Jika digabungkan, ketiga segmen tulang belakang memiliki
33 ruas tulang individual dan dikelilingi oleh otot yang kuat, saraf, dan tendon yang
terhubung pada bagian tubuh lainnya.
Seluruh 33 ruas tulang individual ini terbagi ke dalam lima kelompok:
1. 7 ruas tulang di bagian leher (segmen servikal)
2. 12 ruas tulang di bagian punggung (segmen torakal)
3. 5 ruas tulang di pinggang (segmen lumbal)
4. 5 ruas tulang di kelangkang (sakrum), akan berfusi menjadi 1 ruas saat dewasa
5. 4 ruas tulang di tulang ekor (kokiks), akan berfusi menjadi 1 ruas saat dewasa

3
B. Kelainan dan Gangguan pada Tulang Belakang
Spinal disorder atau kelainan tulang belakang merupakan kelainan pada tulang
yang mempengaruhi posisi atau kelengkungan tulang belakang. Tulang belakang sendiri
memiliki fungsi sebagai penopang tubuh bagian atas dan pembentuk postur tubuh.
Umumnya, tulang belakang yang sehat adalah tulang belakang yang memiliki sedikit
lengkungan. Tetapi, bila lengkungan tersebut berlebihan pada satu bagian tulang
belakang, maka fungsi tulang belakang akan terganggu dan menyebabkan rasa tidak
nyaman. Itulah yang memicu terjadinya kelainan pada tulang belakang. Bila terdapat
kelainan tulang belakang, maka akan timbul rasa nyeri yang mengganggu serta kerusakan
yang dapat membatasi gerak tubuh. Kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh
berbagai faktor. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis kelainan tulang belakang yang perlu
diketahui sebagai berikut:
1. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan tulang
belakang yang ditandai dengan tulang
belakang melengkung ke arah samping.
Normalnya, tulang belakang akan
melengkung di bagian atas bahu dan di
bagian bawah punggung.
Pada kasus ringan, skoliosis kadang tidak
menimbulkan gejala dan tanda. Namun,
gejala bisa diamati oleh orang lain lewat
tampilan fisik yang berubah. Beberapa gejala atau ciri-ciri skoliosis tersebut
adalah: bahu miring, pinggang kiri dan kanan tidak sejajar, posisi kepala tidak
berada tepat di tengah pundak.
Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya
(idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya
skoliosis, yaitu: bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia
(skoliosis degeneratif), bawaan lahir (skoliosis kongenital), gangguan saraf dan
otot (skoliosis neuromuskular), cedera atau infeksi tulang belakang, maupun cacat
tulang belakang.
2. Kifosis
Kifosis adalah kelainan pada lengkungan
tulang belakang yang membuat
punggung bagian atas terlihat membulat
atau bengkok tidak normal. Kondisi ini
dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih
sering dialami oleh wanita lanjut usia.
Berdasarkan penyebabnya, kifosis
dibedakan menjadi tiga, yaitu: postural
kyphosis (postur tubuh yang salah),
Scheuermann’s kyphosis (kelainan

4
tulang pada masa pertumbuhan), dan congenital kyphosis (kelainan tulang sejak
dalam kandungan).
Kifosis dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya kifosis, yaitu: skoliosis (kondisi tulang belakang
yang melengkung), spina bifida (kelainan bawaan lahir), penyakit paget (gangguan
regenerasi tulang), fraktur atau patah tulang, osteoporosis (tulang keropos), cedera
tulang belakang, ataupun kondisi medis lain.
3. Lordosis
Lordosis adalah penyakit kelainan tulang
belakang yang menyebabkan di bagian
bawahnya (lumbar) melengkung ke dalam
secara berlebihan. Kondisi ini dikenal juga
dengan istilah swayback. Lengkungan yang
berlebihan ini membuat lumbar lebih maju ke
depan sehingga area perut ikut menonjol ke
depan. Di samping itu, area pinggul menonjol
sedikit ke belakang dan ke atas.
Sebagian lordosis adalah normal, kondisi ini
dapat merupakan hasil warisan secara garis
keturunan. Pada anak-anak, lordosis sering
sembuh dengan sendirinya. Namun, beberapa
orang dewasa yang memiliki lordosis
mungkin memerlukan terapi fisik.
Beberapa gejala yang akan dialami jika terkena lordosis, yaitu: nyeri punggung,
pertambahan tinggi badan yang melambat atau tidak sesuai, terbatasnya gerakan
sekitar pinggul, badan terasa lemah, mati rasa, kesemutan, hingga kurang bisa
mengontrol buang air kecil dan air besar.
Lordosis dapat terjadi karena cedera akibat olahraga, kecelakan, atau jatuh dari
tempat yang tinggi, gangguan neuromuskuler (gangguan fungsi otot dan saraf),
osteoporosis (pengeroposan tulang), spondilolistesis (pergeseran tulang belakang),
dan achondroplasia (gangguan pertumbuhan tulang).
4. TBC Tulang (Pott)
TBC atau tuberkulosis (TB) tulang belakang
dikenal juga dengan nama penyakit Pott.
Adapun, tuberkulosis ini terjadi di luar paru-
paru dan menjangkiti tulang belakang.
Penyakit ini umumnya menginfeksi tulang
belakang pada area toraks (dada belakang)
bagian bawah dan vertebra lumbalis
(pinggang belakang) atas. TBC tulang
merupakan satu-satunya penyakit pada tulang
yang bisa menular.

5
TBC tulang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dari paru-paru
yang menyebar ke tulang belakang melalui darah. Kemudian bakteri tersebut
menyerang sendi yang ada di antara tulang belakang sehingga menyebabkan
kematian sendi dan kerusakan tulang belakang.
Beberapa tanda-tanda penyakit TBC berupa sakit di bagian punggung, postur tubuh
bungkuk bahkan mengalami kifosis, terdapat pembengkakkan di sekitar tulang
belakang, dan penonjolan tulang belakang (gibus). Akibat dari TBC tulang yaitu
gangguan sistem saraf, kelumpuhan pada satu atau beberapa bagian tubuh, dan
kelainan pada struktur tulang.
5. Nekrosa
Nekrosa adalah terjadinya kematian dan
mengeringnya sel-sel tulang yang
disebabkan oleh rusaknya selaput tulang
(periosteum) sehingga makanan tidak sampai
ke tulang.
Nekrosa dapat menyerang bagian-bagian
tubuh tertentu. Jika nekrosa menyerang
pinggul, maka akan terasa nyeri pangkal
paha dapat menyebar ke paha hingga lutut.
Jika terjadi pada lutut, hal ini dapat
menyebabkan rasa sakit di ujung bawah
tulang paha. Jika terjadi pada bahu, gangguan tersebut dapat menyebabkan rasa
sakit dan kaku di lengan atas.
Nekrosa disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti infeksi, racun, atau trauma
yang menyebabkan pencernaan komponen-komponen sel menjadi tidak teratur.
6. Rakitis
Rakitis merupakan gangguan tulang yang
menyebaban tulang menjadi lunak dan
lemah dan umumnya terjadi pada anak-
anak. Penyakit ini biasanya terjadi pada
masa pembentukkan tulang dan dapat
dideteksi saat masih bayi atau sejak balita.
Penyebab rakitis yaitu tubuh tidak cukup
mendapatkan vitamin D, magnesium,
fosfor, dan kalsium, juga tubuh tidak memproses vitamin D dengan normal. Orang
yang terkena penyakit rakitis akan merasakan nyeri atau rasa sakit, biasanya terasa
di tulang belakang, tulang kaki, dan tulang panggul, sering mengalami kesemutan,
kedutan, atau kram otot, tampak kelainan pada bentuk tulang (seperti O atau X),
postur tubuh memburuk, dan tulang menjadi rapuh.

6
7. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan
tulang tengkorak dimana ukuran
tulang tengkorak lebih kecil
daripada umumnya. Biasanya
sudah terdeteksi sejak bayi, yaitu
diameter kepalanya lebih kecil
daripada kepala bayi pada umunya
(<35 cm).
Mikrosefalus dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mikrosefalus primer, disebakan karena faktor genetik atau adanya pewarisan
gen. Jadi, ukuran kepala yang cenderung kecil tersebut sudah ada sejak lahir.
b. Mikrosefalus sekunder, disebabkan oleh kelainan pada struktur tengkorak,
seperti craniosynostis, yaitu ubun-ubun bayi menutup lebih cepat. Bisa juga
disebabkan oleh infeksi yang ditularkan oleh ibu ke janin selama masa
kehamilan.
Gejala mikrosefalus pada umumnya yaitu ukuran kepala yang terlihat jauh lebih
kecil jika dibandingkan dengan kepala umumnya pada umur dan jenis kelamin
yang sama.
8. Sublukasi
Subluksasi adalah lesi atau disfungsi dalam
sebuah sendi atau segmen gerakan di mana
keterkaitan, integritas gerakan dan/atau
fungsi fisiologis berubah, meskipun kontak
antara permukaan sendi tetap utuh.
Subluksasi dapat terjadi akibat kecelakaan
atau cedera pada sendi bahu yang
menyebabkan kerusakan pada struktur lain
yang memberikan stabilitas sendi.
Contohnya adalah jatuh dan kecelakaan
kendaraan bermotor dan cedera olahraga.
Gejala subluksasi dapat berupa rasa sakit di bahu, serta pembengkakan,
melemahnya kinerja. mati rasa, maupun rasa kesemutan di lengan.
9. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi ketika
kepadatan tulang berkurang sehingga
tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Sewajarnya, tubuh terus-menerus
menyerap dan menggantikan jaringan
tulang. Namun pada osteoporosis,
kecepatan pembentukan tulang baru lebih
lambat daripada pembuangan jaringan

7
tulang lama. Banyak orang tidak memiliki gejala sampai menderita patah tulang.
Selainnya, penderita osteoporosis akan merasakan nyeri punggung, postur tubuh
membungkuk, penyusutan tinggi badan.
Berikut ini adalah faktor penyebab osteoporosis yang tidak dapat dicegah atau
dikendalikan: bertambahnya usia, berjenis kelamin wanita (terutama yang sudah
mengalami menopause, memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga. Juga faktor
penyebab osteoporosis yang dapat dicegah: mengalami penurunan kadar hormon
estrogen atau testosteron, menjalani gaya hidup tidak aktif dan kurang bergerak,
mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan mengalami kekurangan
asupan vitamin D dan kalsium.
10. Osteomalasia
Osteomalasia hampir mirip dengan
osteoporosis, karena sama-sama
menyebabkan tulang rapuh. Osteomalasia
mengakibatkan patah tulang, terutama
pada tulang rusuk, tulang belakang, dan
tulang kaki.
Berikut gejala-gejala yang biasanya
dialami oleh pengidapnya: otot menjadi
lemah dan mudah letih, kesulitan berganti posisi dari posisi berbaring ke posisi
duduk ataupun dari posisi duduk ke posisi berdiri, dan gaya berjalan bergoyang
yang mungkin akibat nyeri dan kelemahan otot.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya osteomalasia, yaitu: defisiensi
vitamin D, kurang paparan sinar matahari, memiliki gangguan ginjal atau hati, dan
efek samping dari obat-obatan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tulang belakang adalah bagian dari
rangka aksial manusia, dikenal juga sebagai kolom verterbral atau tulang punggung yang
berfungsi sebagai penyangga utama tubuh sehingga manusia dapat berdiri tegak,
membungkuk, dan menggeliat.

Umumnya, tulang belakang yang sehat adalah tulang belakang yang memiliki
sedikit lengkungan. Tetapi, bila lengkungan tersebut berlebihan pada satu bagian tulang
belakang, maka fungsi tulang belakang akan terganggu dan menyebabkan rasa tidak
nyaman. Itulah yang memicu terjadinya kelainan pada tulang belakang. Bila terdapat
kelainan tulang belakang, maka akan timbul rasa nyeri yang mengganggu serta kerusakan
yang dapat membatasi gerak tubuh. Kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh
berbagai faktor. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis kelainan tulang belakang, yaitu:
skoliosis, kifosis, lordosis, dan TBC tulang. Beberapa kelainan pada tulang secara umum,
yaitu: nekrosa, rakitis, mikrosefalus, sublukasi, osteoporosis, dan osteomalasia.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Kelainan dan Gangguan pada Tulang
Belakang ini, diharapkan agar pembaca dapat memahami lebih lanjut dan lebih dalam
mengenai Kelainan dan Gangguan pada Tulang Belakang, dengan demikian
memperhatikan kesehatan tulang dalam tubuh lalu melakukan tindakan preventif agar
terhindar dari penyakit tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai