Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANATONOMI DAN FISIOLOGI PEMBULUH DARAH


DAN KOMPONEN DARAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik 2
Dosen Pengampu Herdiman M.Kep

Oleh
Silpi Rosmalendadewi
220034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
anatonomi dan fisiologi pembuluh darah dan komponen darah ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Biomedik 2 . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang anatonomi dan fisiologi pembuluh darah dan
komponen darah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bpk Herdiman M.Kep selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Anatomi Pembuluh Darah......................................................................................3
B. Histologi Pembuluh Darah.....................................................................................4
C. Fisiologi Pembuluh Darah......................................................................................5
D. Komponen Darah...................................................................................................7
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisiologi erat kaitannya dengan anatomi, yang mempelajari struktur
tubuh hewan, sehingga anatomi dan fisiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tubuh hewan secara menyeluruh. Dalam perkembangannya
fisiologi menjadi sangat luas cakupannya, sehingga terbentuk beberapa
cabang berdasarkan spesialisasi, seperti fisiologi sel, neurofisiologi, fisiologi
gastrointestinalis, fisiologi kardiovaskularis, fisiologi renalis, fisiologi
metabolisme, fisiologi respiratoris (fisiologi pulmonalis), fisiologi endokrin
dan fisiologi reproduksi.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang berada
dalam ruang vaskuler, karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke
berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen
dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru
untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh dimana fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
Darah juga mensuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang
primitif sampai dengan manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada
dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa
oksigen (oxsigen karier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, serta

1
mekanisme hemotasis. Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai fioslogis darah dan komponen darah.

B. Rumusan masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu mengenai :
1. Bagaimanakah anatomi pembuluh darah?
2. Bagaimanakah histologi pembuluh darah?
3. Bagaimanakah fisiologi pembuluh darah?
4. Bagaimanakah komponen darah?

C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui anatomi pembuluh darah
2. Untuk mengetahui histologi pembuluh darah
3. Untuk mengetahui fisiologi pembuluh darah
4. Untuk mengetahui komponen darah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Pembuluh Darah


Sistem peredaran darah dibagi menjadi sistem cardiovaskular, yang
terdiri dari jantung, pembuluh darah, darah, dan sistem limfatik. Pembuluh
darah membentuk jaringan pipa yang memungkinkan darah mengalir dari
jantung ke seluruh sel-sel hidup tubuh dan kemudian kembali ke jantung.
Arteri membawa darah dari jantung, sementara vena darah kembali ke
jantung. Arteri dan vena yang terus-menerus dengan satu sama lain melalui
pembuluh darah yang lebih kecil. Arteri cabang ekstensif untuk membentuk
jaringan progresif pembuluh kecil yang disebut dengan arteriol. Sebaliknya,
Vena yang berukuran kecil disebut venula. Pembuluh darah utama terdiri dari
trunkus pulmonalis, trunkus aorta dan cabang-cabangnya, vena kava superior,
inferior dan cabang-cabangnya.
Menurut Van de Graff (2009), divisi utama dari aliran darah adalah
sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi paru termasuk pembuluh darah
yang mengangkut darah ke paru-paru untuk pertukaran gas dan kemudian
kembali ke jantung. Ini terdiri dari ventrikel kanan yang memompa darah,
trunkus pulmonalis dengan valva pulmonalis, arteri pulmonalis yang
mengangkut darah terdeoksigenasi ke paru-paru, kapiler paru dalam setiap
paru-paru, vena pulmonalis yang transportasi oksigen darah kembali ke
jantung, dan atrium kiri yang menerima darah dari vena pulmonalis. Sirkulasi
sistemik melibatkan semua bagian dari tubuh yang bukan merupakan bagian
dari sirkulasi paru-paru. Itu termasuk atrium kanan, ventrikel kiri, aorta
dengan valva aorta, semua cabang aorta, semua kapiler selain yang di paru-
paru yang terlibat dengan pertukaran gas. Atrium kanan menerima semua vena
yang kembalinya darah oksigen dari pembuluh darah sistemik.

3
Gambar .1 Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah dalam tubuh terdiri dari sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-
paru. Sirkulasi sistemik dimulai dari jantung yang memompa darah dan dibawa oleh
aorta ke seluruh tubuh termasuk organ-organ dalam tubuh, lalu kembali lagi ke
jantung dibawa oleh vena cava superior dan inferior. Sirkulasi paru-paru dimulai dari
jantung yang memompa darah melalui vena pulmonalis ke paru-paru dan kembali
lagi ke jantung dibawa oleh arteri pulmonalis.

B. Histologi Pembuluh Darah


Dinding arteri biasanya mengandung tiga lapisan konsentrik atau
disebut dengan tunika. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang terdiri dari
epitel selapis gepeng atau endotel, dan jaringan ikat subendotel dibawahnya.
Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri dari serat oto polos dan
otot polos ini menghasilkan matriks ekstraselular. Lapisan terluar adalah
tunika adventisia yang terdiri dari serat jaringan ikat kolagen dan elastik,
terutama kolagen tipe I. Dinding sebagian arteri muskular juga
memperlihatkan dua pita serat elastik bergelombang dan tipis yang disebut
lamina elastika interna dan lamina elastika ekstrna. Lamina elastika interna

4
berada diantara tunika intima dan media, sedangkan lamina elastika eksterna
berada diantara tunika media dan adventisia. (Eroschenko, 2010)

Gambar 2 Susunan Lapisan Pembuluh Darah Arteri Manusia


Susunan Lapisan Pembuluh Darah Arteri terdiri dari 3 tunika, yaitu : tunika
adventisia, tunika media, dan tunika intima (dari luar ke dalam). Antara tunika
adventisia dan tunika media dibatasi oleh lamina elastika eksterna, sedangkan tunika
media dan tunika intima dibatasi oleh lamina elastika interna (Eroschenko, 2010).
Edwin L. Biermann mengatakan bahwa sel-sel endotel pada tunika
intima ini dihubungkan oleh serangkaian kompleks persambungan dan juga
dihubungkan dengan jaringan ikat bawahnya, yaitu lamina basalis. Tunika
media terdiri dari sel otot polos yang tampaknya sebagai sel pembentuk
jaringan ikat utama dinding arteri, menghasilkan kolagen, serat elastik, dan
proteoglikan. Sedangkan pada tunika adventisia,terdiri dari vasa vasorum dan
nervus.

C. Fisiologi Pembuluh Darah


Dinding pembuluh darah terutama arteri merupakan organ aktif secara

5
metabolik yang harus memenuhi kebutuhan energi untuk mempertahankan
tegangan otot polos dan fungsi sel endotel dengan baik.
Setiap kali jantung berdenyut terdapat gelombang darah baru yang
mengisi arteri Menurut Kenneth S. Saladin(2012), jika arteri kaku dan tidak
mempunyai distensibilitas, tekanan akan naik jauh lebih tinggi di sistol dan
drop untuk hampir nol di diastol. Tetapi ketika arteri sehat, mereka
memperluas dengan masing-masing sistol dan menyerap beberapa kekuatan
darah untuk dipompakan. Kemudian, ketika jantung dalam diastol, elastisitas
mereka mempertahankan tekanan darah dan mencegah tekanan darah jatuh ke
nol. Dengan demikian, arteri yang elastis "memuluskan" fluktuasi tekanan dan
mengurangi stres pada arteri yang lebih kecil. Arteri kecil dan arteriol disebut
juga sebagai pembuluh resistensi karena mereka adalah tempat utama dari
resistensi perifer (Barrett et al, 2010) Tekanan dipengaruhi oleh resistensi, dan
aliran dipengaruhi oleh keduanya. Darah mengalir lebih cepat jika di tengah
pembuluh darah, di mana ia bertemu sedikit gesekan, dan lebih lambat jika
dekat dengan dinding, di mana ia mengalami gesekan pada dinding pembuluh
darah. Ketika pembuluh darah melebarkan, sebagian besar darah dalam tengah
pembuluh dan aliran rata mungkin cukup cepat. Ketika pembuluh mengalami
konstriksi, banyak darah yang lebih dekat dengan dinding sehingga
menurunkan aliran darah.
Metabolisme arteri menunjukkan bikimiawi sel otot polos. Terdapat
cara anabolik dan katabolik. Sel ini metabolisme glukosa dengan cara
anaerobik dan glikolisis aerobik. Sel dinding arteri dapat mensintesis asam
lemak, kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dari substrat endogen untuk
memenuhi kebutuhan strukturalnya, tetapi sel otot polos lebih mengutamakan
penggunaan lipid dari lipoprotein plasma yang dihantarkan ke dinding.
Lipoprotein yang melintasi sel endotel melalui vesikel pinositotik. Sel otot
polos mempunyai reseptor permukaan khusus dengan afinitas tinggi terhadap
apoprotein tertentu pada permukaan lipoprotein kaya akan lipid, sehingga
memudahkan masuknya lipoprotein ke dalam sel melalui endositosis
adsorptif..

6
D. Komponen Darah
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian
besar. Yaitu sel-sel darah bagian padat dan plasma darah (cairan darah).
1. Sel-sel darah (bagian padat)
a. Eritrosit (sel darah merah)
Tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung
senyawa hemin dan Fe yang mempunyai daya ikat terhadap O 2 dan
CO2), bentuk bikonkav, dibuat dalam sumsum merah tulang pipih
sedang pada bayi dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm 3 terkandung  5
juta eritrosit (laki-laki) dan  4 juta eritrosit (wanita). Setelah tua sel
darah merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat warna empedu
(bilirubin).
b. Leukosit (leukosit)
Mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel
darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan
kuman secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium
disumsum tulang untuk granulosit dan kelenjar limpha untuk
agranulosit.
Leukosit, meliputi :
1) Granulosit : merpakan sel darah putih yang bergranula :
2) Neutrofil : granula merah kebiruan, bersifat fagosit.
3) Basofil : granula biru, fagosit.
4) Eosinofil : granula merah, fagosit.
5) Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya
tidak bergranula
6) Monosit : inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.
7) Limphosit : inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat bergerak.
c. Trombosit (sel darah pembeku)

7
Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan
dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3 mengandung 200.000
– 300.000 butir trombosit.
Mekanisme pembekuan darah mengeluarkan
1) Trombosit pecah tromboplastin/ faktor antihemofili trombokinase.
2) Protombin thrombin Ca++ dan Vit.K
3) Fibrinogen fibrin
Untuk keperluan tertentu, misal dalam proses pengambilan
darah dari donor, maka pembekuan darah dapat dihindarkan dengan
jalan :
1) Mendinginkan darah mendekati titik bekunya. Tujuannya untuk
menhalangi pembentukan trombin.
2) Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat. Tujuan
mengendapkan ion Ca, sehingga pengubahan protrombin menjadi
trombin terhambat.
3) Pemberian heparin atau dikumarol yang merupakan zat
antikoagulan (anti pembekuan darah). Zat ini digunakan untuk
mencegah pembekuan darah dalam transfusi darah dan pada saat
operasi.
4) Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, misal
menggunakan alat pengambil darah yang sangat tajam dan
permukaan alat yang licin dan halus.
2. Plasma darah (cairan darah)
a. Protein, meliputi :
1) fibrinogen : untuk pembekuan darah
2) albumin : menjaga tekanan osmotik darah
3) globulin : membentuk zat kebal / zat antibodi
Berdasarkan kerjanya zat anti dibedakan :
1) prepsipitin : kerjanya menggumpalkan darah
2) lisin : memecah antigen
3) antitoksin : menetralkan racun

8
b. Sari-sari makanan, meliputi :
1) glukosa
2) asam amino
3) asam lemak
4) gliserin
c. Garam mineral, meliputi :
1) kation : Na+, K++, Ca++, Mg++
2) anion : Cl-, HCO3-, PO4-
d. Zat hasil produksi sel, meliputi :
1) hormon
2) enzim
3) antibodi
e. Zat hasil sisa metabolisme, meliputi :
1) urea
2) asam ureat
f. Gas-gas pelepasan, meliputi :
1) O2
2) CO2
3) N2

9
BAB III
KESIMPULAN

Sistem peredaran darah dibagi menjadi sistem cardiovaskular, yang terdiri


dari jantung, pembuluh darah, darah, dan sistem limfatik. Pembuluh darah
membentuk jaringan pipa yang memungkinkan darah mengalir dari jantung ke
seluruh sel-sel hidup tubuh dan kemudian kembali ke jantung. Susunan Lapisan
Pembuluh Darah Arteri terdiri dari 3 tunika, yaitu : tunika adventisia, tunika media, dan
tunika intima (dari luar ke dalam).
Setiap kali jantung berdenyut terdapat gelombang darah baru yang mengisi
arteri jika arteri kaku dan tidak mempunyai distensibilitas, tekanan akan naik jauh
lebih tinggi di sistol dan drop untuk hampir nol di diastol. Tetapi ketika arteri
sehat, mereka memperluas dengan masing-masing sistol dan menyerap beberapa
kekuatan darah untuk dipompakan. Kemudian, ketika jantung dalam diastol,
elastisitas mereka mempertahankan tekanan darah dan mencegah tekanan darah
jatuh ke nol.
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua
bagian besar. Yaitu sel-sel darah bagian padat dan plasma darah (cairan darah).
Sel-sel darah (bagian padat) terdiri dari Eritrosit (sel darah merah), Leukosit
(leukosit), Trombosit (sel darah pembeku). Sedangkan pada Plasma darah (cairan
darah terdapat Protein, Sari-sari makanan, Garam mineral, Zat hasil produksi sel,
Zat hasil sisa metabolisme dan Gas-gas pelepasan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R., Triana, A. & Juliarti, W., 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.

Ellyani, S., 2002. Immunohematology dan Sistim Golongan Darah.


Jakarta: Depkes RI.

Ganong, William F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi-20. Jakarta:
ECG

Graaff, E. dan Kolmos, H. (2009). Research on PBL Practice in Engineering


Education: Sense Publisher [online]. Tersedia:
https://www.sensepublishers.com [7Oktober 2020]

Hames. B. D. 1998. Gel Electrophoresis of Proteins.Oxford University


Press. New York

Pearce, E.C., 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai