TREMATODA
DARAH
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca
pada umumnya. Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 4
B. TUJUAN ................................................................................................................ 4
C. MANFAAT ............................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 6
A. Schistosoma Joponicum......................................................................................... 6
B. Schistosoma mansoni ........................................................................................... 12
C. Schistosoma Haemotobium ................................................................................. 15
BAB III KESIMPULAN................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Skistosomiasis disebabkan oleh cacing golongan Trematoda yang
dikenal sebagai cacing darah (Blood Fluke), menyerang beberapa negara
sedang berkembang di Afrika, Amerika Selatan, Timur Tengah, Asia Timur
dan Tenggara termasuk Indonesia (PUTRALI et al., 1988).
Trematoda darah adalah salah satu trematoda yang habitanya di dalam
darah, trematoda darah merupakan trematoda yang termasuk golongan
anhermaprodit (organ genital terpisah). Spesies-spesies penting dan dapat
menimbulkan penyakit pada manusia adalah Schistosoma
japonicum, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma haematobium. Ketiga
spesies tersebut mempunyai kemiripan pada lingkaran hidup dan perubahan-
perubahan patologis pada hospes, tetapi berbeda dalam morfologi cacing
dewasa, telur, larva, jenis keong sebagai hospes perantara dan tempat
hidupnya di dalam hospes definitif. Disamping ketiga spesies diatas, terdapat
pula spesies-spesies lain yang kebanyakan adalah parasit pada burung dan
tikus sawah antara lain: Schistosoma intercalatum, Schistosoma muttheri,
dan Schistosoma bovis yang dapat menimbulkan penyakit disebut cercarial
dematitis atau swimmer itch atau penyakit air bebek atau sawah itch. Pada
penyakit ini cercaria Schistosoma berbagai hewan dapat menembus kulit
manusia, tetapi tidak menjadi dewasa dan akan mati. Kelainan dengan gejala
gatal-gatal hanya terbatas pada kulit.
Jenis cacing yang menyerang hewan dan manusia adalah Schistosoma
haematobium, S. mansoni, S. japonicum, S. intercalatum dan S. mekongi.
Daerah penyebaran S. mansoni di Afrika adalah Mesir, Sudan, Libia, Uganda,
Tanzania, Mozambique, Rhodesia, Zambia, Congo, Senegal, Gambia,
Nigeria, Gabon, Togo, Ghana, Pantai Gading, Liberia dan Sierra Lione.
Sedangkan di Amerika Selatan ditemukan endemik di Venezuela, Brazil,
Suriname, Republik Dominika, Pueterico, Guadelope, St. Marten, St. Lucia,
St. Kitts dan Antiqua (BARRINGTON et al., 1979).
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah berjudul “Trematoda Parasit Darah
dan Jaringan ini adalah :
1. Untuk mengetahui klasifikasi Trematoda Darah
2. Untuk mengetahui hospes dan nama penyakit yang ditimbulkan oleh
Trematoda Darah
3. Untuk mengetahui morfologi Trematoda Darah
4. Untuk mengetahui distribusi geografik Trematoda Darah
5. Untuk mengetahui epidemiologi Trematoda Darah
6. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis yang ditimbulkan oleh
Trematoda Darah
7. Untuk menngetahui diagnosis yang harus dilakukan dalam penanganan
Trematoda Darah
8. Untuk mengetahui pencegahan yang harus dilakukan agar tidak terjangkit
penyakit yang disebabakan oleh Trematoda Darah
C. MANFAAT
Makalah ini dibuat agar harapannya dapat digunakan sebagai
mengidentifikasi trematoda darah. Selain itu juga kita dapat mengidentifikasi
dan mengklasifikasi lain. Serta mendambah pengetahuan tentang trematoda
dara (S. Joponicum, S. mansoni, S. Haematobium).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Schistosoma Joponicum
1. Klasifikasi
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma joponicum
2. Hospos dan nama penyakit
Hospes dan nama penyakit Hospes utama pada Schistosoma
joponicum ini adalah manusia dan beberapa jenis hewan seperti tikus, babi
hutan, sapi dan anjing hutan. Hospes perantara dari cacing ini adalah keong
air. Habitat keong air yang berada di danau, ladang, dan sawah yang tidak
terpakai lagi, parit diantara sawah dan didaerah hutan perbatasan bukit
serta didaerah dataran rendah. Manusia merupakan hospes definitive dari
Schistosoma joponicum sedangkan babi, anjing, sapi, kucing dan rodensia
merupakan hospes reservoir. Hospes ini memerlukan hospes perantara
seperti siput air tawar. Parasite ini menyebabkan penyakit yaitu Oriental
schistomiasis, Schistosomiasi japonica dan penyakit Katayama atau
demam keong.
3. Morfologi
Cacing dewasa menyerupai Schistosoma mansoni dan Schistosoma
haemotobium. Namun pada Schistosoma joponicum tidak memiliki
integumentary tuberculation.
Cacing jantan memiliki panjang 12-20 mm, diameter 0,5-0,55 mm,
integument ditutupi dengan duri-duri yang sangat halus dan lancip, lebih
menonjol pada daerah batil isap dan kanalis ginekoporik, memiliki 6-8
buah testis.
Cacing betina memilik panjang ± 26mm dan dengan diameter ±
0,3mm. letak ovarium yaitu pada pertengahan tubuh, kelenjar vitellaria
terbatas didaerah lateral ¼ bagian posterior tubuh. Uterus merupakan
saluran yang panjang dan berisi 50-100 butir telur.
Gambar 1. Morfologi Schistosoma joponicum
Telurnya memiliki lapisan hialin, subsperis atau oval jika dilihat dari
lateral, dekat salah satu kutub terdapat daerah melekuk tempat tumbuh
semacam duri rudimenter (tombol); berukuran (70-100) x (50-65) m. telur
cacing ini diletakkan dengan memusatkan pada vena kecil pada
submukosa maupun mukosa organ yang berdekatan. Tempat telur
Schistosoma joponicum biasa ada percabangan vena mesenterika superior
yang mengalirkan darah dari usus halus.
Telur-telur jenis Schistosoma joponicum lebih besar dan lebih bulat
dibanding dengan jenis lainnya, berukuran 70-100 mm dan lebarnya 55-64
mm. Kerangka di telur Shistosoma joponicum lebih kecil dan kurang
mencolok jika dibandingkan dengan spesies lainnya.
4. Distribusi geografi
Parasit Schistosoma mansoni ditemukan di banyak Negara di Afrika,
Amerika Selatan (Brasil, Suriname dan Venezuela), Karibia (termasuk
Puerto Rico, St Lucia, Guadeloupe, Martinique, Republik Dominika,
Antigua dan Montserat) dan di bagian Timur Tengah.
5. Epidemologi
Parasit Schistosoma mansoni ditemukan di banyak Negara di Afrika,
Amerika Selatan (Brasil, Suriname dan Venezuela), Karibia (termasuk
Puerto Rico, St Lucia, Guadeloupe, Martinique, Republik Dominika,
Antigua dan Montserat) dan di bagian Timur Tengah. Host definitifnya
adalah manusia, sedangkan hospes reservoirnya adalah kera Baboon dan
hewan pengerat. Hospes perantaranya adalah keong air tawar
genus Biomphalaria sp. dan Australorbis sp. Habitat cacing ini adalah
vena kolon dan rektum.Pada manusia cacing ini dapat menyebabkan
Skistosomiasis usus, Disentri mansoni dan Skistosomiasis mansoni.
6. Patologi dan gejala klinis