Anda di halaman 1dari 12

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO.

1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN


PRODUK KULIT MENGGUNAKAN METODE LCA DAN ANP

THE ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL IMPACT IN LEATHER’S SUPPLY


CHAIN ACTIVITY BY USING LCA AND ANP

Galuh Zuhria Kautzar1), Yeni Sumantri2), Rahmi Yuniarti3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : galuhzuhriakautzar@gmail.com1), yeni@ub.ac.id2), rahmi_yuniarti@ub.ac.id3)

Abstrak

PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyamakan kulit, dimana dalam aktivitas supply
chain perusahaan menghasilkan limbah yang berdampak terhadap lingkungan. Limbah tersebut tidak hanya
dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain.
Supply Chain Management yang berorientai terhadap lingkungan disebut Green Supply Chain
Management (GSCM). Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui aktivitas supply chain yang memiliki
dampak terbesar terhadap lingkungan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan alternatif-alternatif
perbaikan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menerapkan GSCM yaitu Life Cycle Assessment
(LCA), selanjutnya pemilihan alternatif terbaik menggunakan metode Analytical Network Process (ANP)
dengan mempertimbangkan berbagai kriteria keputusan, seperti benefits, opportunities, costs and risks.
Berdasarkan analisis LCA, aktivitas yang memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan adalah proses
produksi kulit. Hasil dari analisis LCA tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan alternatif
perbaikan. Pada penelitian ini diusulkan tiga alternatif perbaikan. Dan setelah dilakukan pembobotan
menggunakan ANP, maka alternatif yang terpilih berdasarkan kriteria benefit, opportunities, costs and risks
adalah menggunakan limbah lumpur penyamakan kulit yang mengandung chromium sebagai bahan baku
kompos.

Kata kunci : Green Supply Chain Management, Life Cycle Assessment (LCA), Analytical Network Process
(ANP).

1. Pendahuluan Salah satu dampak dari aktivitas industri


Pada era globalisasi ini semakin banyak tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh
industri yang bermunculan. Industri tersebut perusahaan. Limbah tersebut tidak hanya
disamping memenuhi segala kebutuhan hidup
dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan,
manusia juga memberikan dampak negatif
terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply
lingkungan. Seiring dengan bertambahnya chain, dimana supply chain tersebut mencakup
industri, tak sedikit pula yang mulai proses dari hulu ke hilir yaitu proses untuk
memperhatikan isu pencemaran lingkungan. Isu mendapatkan bahan mentah hingga
lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak pendistribusiannya ke konsumen. Supply Chain
diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Management (SCM) yang berorientasi terhadap
Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, pada
lingkungan disebut Green Supply Chain
taggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak
sejarah masalah lingkungan hidup dimulai Management (GSCM). Limbah dan emisi yang
dengan diselenggarakannya Seminar dihasilkan dari aktivitas supply chain
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan merupakan sumber utama masalah pencemaran
Pembangunan Nasional oleh Universitas lingkungan diantaranya pemanasan global dan
Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei hujan asam (Bloemhof-Ruward,1995).
1972.

200
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Salah satu metode yang dapat digunakan kimia seperti kromium, kapur dan amonia
untuk menerapkan GSCM adalah dengan dalam jumlah besar. Senyawa kromium (Cr)
menggunakan Life Cycle Assessment (LCA). dalam limbah cair industri penyamakan kulit
LCA adalah metode yang digunakan untuk berasal dari proses penyamakan (tanning),
mengevaluasi potensi dampak lingkungan dari dimana dalam proses penyamakan tersebut
suatu produk, proses atau aktivitas selama menggunakan senyawa kromium sebesar 60%-
seluruh siklus hidup dengan mengukur 70%. Dalam proses tersebut, tidak semua
penggunaan sumber daya dan emisi lingkungan larutan kromium dapat terserap oleh kulit
yang berkaitan dengan sistem yang sedang sehingga sisanya dikeluarkan dalam bentuk
dievaluasi. cairan sebagai limbah cair. Keberadaan
Menurut Hermawan (2013) ruang lingkup kromium dengan konsentrasi yang tinggi dalam
dari LCA yaitu cradle to grave, cradle to gate, limbah cair industri penyamakan kulit tentunya
gate to gate, dan cradle to cradle. Dalam dapat menyebabkan pencemaran terhadap
penelitian ini, ruang lingkup yang digunakan lingkungan (Joko, 2003).
adalah cradle to gate. Cradle to gate Dengan melihat permasalahan tersebut,
merupakan penilaian dari sebagian siklus hidup agar dapat mengurangi dampak lingkungan
produk mulai dari ekstrasi sumber daya sampai yang dihasilkan dari aktivitas supply chain
produk didistribusikan ke konsumen. Pada perusahaan maka dalam penelitian ini akan
ruang lingkup ini, fase kegunaan (use) dan dilakukan analisis mengenai dampak
pembuangan (disposal) dari produk lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas
dihilangkan. Cradle to gate dipilih karena supply chain dengan menggunakan metode Life
berdasarkan fakta yang ada, dampak lingkungan Cycle Assessment (LCA). Dalam metode ini
yang terdapat di sekitar perusahaan merupakan akan menggambarkan aktivitas supply chain
limbah yang dihasilkan dari aktivitas internal perusahaan serta menggambarkan limbah yang
supply chain perusahaan terutama pada bagian dihasilkan dari kegiatan supply chain tersebut.
produksi. Selain itu, menurut Thom (2011) fase Dari metode ini nantinya akan menghasilkan
penggunaan produk merupakan fase yang output berupa proses atau aktivitas yang
sangat sulit untuk dievaluasi karena sulit untuk memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan.
memprediksikan bagaimana konsumen akan Hasil tersebut akan digunakan sebagai acuan
menggunakannya. Sulit untuk menentukan apa untuk menentukan alternatif-alternatif
yang terjadi pada produk setelah proses perbaikan untuk mengurangi dampak
produksi dan pengiriman. Tidak ada cara untuk lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas
mengetahui berapa lama produk akan bertahan, supply chain perusahaan.
atau ketika konsumen akan membuangnya. Pada penelitian ini, pemilihan alternatif
Dengan alasan ini, menggunakan LCA dengan dilakukan dengan menggunakan metode
ruang lingkup cradle to gate memungkinkan Analytical Network Process (ANP) untuk
untuk menghasilkan hasil yang mewakili dan mengestimasikan pembobotan dari tiap kriteria.
lebih akurat. ANP dipilih karena keunggulannya dalam
PT XYZ merupakan salah satu pabrik menangkap interaksi ketergantungan dan
penyamakan kulit yang ada di Jawa Timur. PT interdependensi antar kriteria dan subkriteria.
XYZ memproduksi dua jenis kulit yaitu kulit ANP memberikan kerangka baru untuk
box dan kulit sol. Kulit box merupakan kulit menangani permasalahan keputusan tanpa
yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan membuat asumsi independensi elemen yang
tas, sepatu, dan dompet. Sedangkan kulit sol lebih tinggi levelnya dari elemen yang lebih
merupakan kulit yang digunakan sebagai alas rendah, bahkan ANP menggunakan jaringan
dari sepatu. tanpa perlu menetapkan level seperti dalam
Industri penyamakan kulit merupakan salah hirarki. Dalam penelitian ini, alternatif akan
satu contoh industri yang berbahaya karena dipilih berdasarkan analisa Benefits
menghasilkan sejumlah limbah, baik berupa Opportunities Costs and Risks (BOCR).
limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Dari Keempat kriteria tersebut nantinya akan
ketiga jenis limbah tersebut, limbah cair digunakan sebagai kriteria utama dalam ANP.
merupakan limbah yang paling banyak Analisa BOCR dipilih karena mampu untuk
dihasilkan. Industri ini menghasilkan limbah menganalisa secara keseluruhan baik dari sisi
cair yang mengandung sisa bahan penyamak internal yang berupa benefits dan costs tetapi

201
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

juga dari sisi external berupa opportunities dan 1) Menentukan kriteria dan sub kriteria
risks. 2) Menentukan alternatif perbaikan
3) Mengidentifikasi dan menentukan
2. Metode Penelitian hubungan antara kriteria, sub kriteria,
Pada penelitian ini, tahap penelitian dibagi dan alternatif
menjadi tiga tahap, yaitu tahap identifikasi 4) Memberikan pembobotan dengan ANP
awal, tahap pengumpulan dan pengolahan data,
2.3 Tahap Penarikan Kesimpulan dan
dan tahap analisa dan kesimpulan.
Saran
Setelah diperoleh pemecahan masalah,
2.1 Tahap Identifikasi Awal maka langkah selanjutnya adalah menarik
Pada tahap identiikasi awal meliputi:
kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik nantinya
a. Mengidentifikasi masalah dan studi pustaka
dapat menjawab tujuan penelitian yang
sesuai dengan topik yang diambil
b. Merumuskan masalah dilakukan. Selain itu juga dapat memberikan
c. Menentukan tujuan peneliatan saran untuk perusahaan dan penelitian
d. Menentukan manfaat penelitian selanjutnya.

2.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan 3. Hasil dan Pembahasan


Data Pada bagian ini akan menjelaskan
Tahapan pengumpulan dan pengolahan mengenai hasil dan pembahasan dari
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengolahan data yang telah dilakukan.
sebagai berikut:
a. Pengumpulan data diperlukan dalam 3.1 Life Cycle Assessment (LCA)
peneliatian ini adalah data umum Life Cycle Assessment (LCA) merupakan
perusahaan yang meliputi sejarah suatu metode pengukuran dampak lingkungan
perusahaan, visi dan misi, struktur dari suatu produk tertentu terhadap ekosistem
organisasi, data produk yang diproduksi, yang dilakukan dengan mengidentifikasi,
data supplier bahan baku, data alat mengukur, menganalisis dan menakar besarnya
transportasi yang digunakan untuk konsumsi energi, bahan baku, emisi serta
mendistribusikan bahan baku dan produk, faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan
data penggunaan bahan baku, data jumlah produk tersebut sepanjang siklus hidupnya.
energi yang digunakan, serta mengamati Langkah-langkah dalam LCA yaitu goal and
aktivitas supply chain perusahaan, limbah scope definition, life cycle inventory, life cycle
yang dihasilkan dari aktivitas supply chain impact assessment, dan interpretation step.
di PT XYZ dan dampak lingkungan yang Output dari LCA adalah proses atau aktivitas
dihasilkan dari aktivitas supply chain. yang memiliki dampak terbesar terhadap
b. Menganalisis dampak lingkungan yang lingkungan. (Curran, 1996)
dihasilkan dari aktivitas supply chain
perusahaan menggunakan metode LCA. 3.1.1 Goal and Scope Definition
Tahap-tahap dari LCA yaitu : Tahap ini merupakan proses
1) Mendefinisikan tujuan, ruang lingkup mengidentifikasi alasan untuk melaksanakan
dan batasan dari penelitian LCA dan menentukan ruang lingkup, batasan,
2) Mendefinisikan input dan output dari serta unit fungsional dalam penelitian. Tujuan
tiap-tiap proses yang dilakukan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk
3) Mengidentifikasi dampak lingkungan mengidentifikasi limbah dan menganalisa
yang akan terjadi selama aktivitas dampak lingkungan yang dihasilkan dari
supply chain aktivitas supply chain perusahaan.
4) Mengetahui dampak lingkungan Pada penelitian ini, produk yang digunakan
terbesar sebagai objek penelitian adalah kulit box. Kulit
c. Melakukan penilaian alternatif perbaikan box dipilih karena kulit box memiliki proses
dengan pembobotan alternatif perbaikan produksi yang lebih panjang dibandingkan
menggunakan metode Analytical Network dengan kulit sol. Ruang lingkup yang
Process (ANP). digunakan dalam penelitian ini yaitu “cradle to

202
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

gate” yang meliputi serangkaian aktivitas baku pendukung berupa bahan-bahan


supply chain seperti proses pengadaan bahan kimia. Dalam database leather pada
baku, proses produksi, serta proses distribusi SimaPro 8.0.3.14 terdapat asumsi yang
produk. Data yang digunakan dalam penelitian menyatakan bahwa kulit sapi diasumsikan
ini merupakan data dalam satu tahun pada tahun sebagai produk sampingan dari produksi
2012. susu dan sapi tanpa memiliki nilai yang
signifikan. Setelah melakukan penyesuaian
3.1.2 Life Cycle Inventory input bahan baku dengan database
Tahap ini merupakan tahapan SimaPro, langkah selanjutnya adalah
pengumpulan data berupa input bahan-bahan melakukan input data ke dalam software
kimia yang digunakan dalam proses SimaPro.
penyamakan kulit, energi, serta alat transportasi Database yang digunakan untuk bahan
yang digunakan dalam proses penyamakan baku air yaitu tapwater (from surface
kulit. Input bahan baku, energi, serta alat water) dengan jumlah yang digunakan
transportasi tersebut nantinya akan disesuaikan dalam satu tahun sebesar 4041743 liter.
dengan database SimaPro 8.0.3.14. Database yang digunakan untuk bahan
SimaPro 8.0.3.14 merupakan salah satu baku detergent yaitu soap at plant dengan
software yang dapat digunakan untuk jumlah yang digunakan sebesar 505 kg.
melakukan analisis dampak lingkungan dari Sementara database yang digunakan untuk
suatu sistem amatan tertentu. Data yang bahan baku kapur yaitu lime (hydrated)
dimasukkan dalam software SimaPro 8.0.3.14 dengan jumlah yang digunakan dalam satu
ditentukan berdasarkan deskripsi sistem amatan tahun sebesar 2028 kg. Kapur merupakan
yang sudah dijelaskan sebelumnya meliputi bahan kimia yang digunakan pada proses
distribusi bahan baku, proses produksi, serta liming. Database yang digunakan untuk
distribusi produk akhir. Berikut ini merupakan bahan baku Na2S yaitu sodium sulphate
penjelasan mengenai deskripsi sistem amatan: dengan jumlah yang digunakan dalam
1) Distribusi Bahan Baku setahun sebesar 7578 kg. Na2S merupakan
Dalam distribusi bahan baku, input data bahan baku pendukung yang digunakan
yang digunakan dalam Software SimaPro pada proses dehairing. Sedangkan
berupa alat transportasi yang digunakan database yang digunakan untuk bahan
serta jarak antara supplier dengan baku ZA yaitu ammonium sulphate dengan
perusahaan. Dalam hal ini karena alat jumlah yang digunakan dalam setahun
transportasi yang digunakan untuk sebesar 17682 kg. ZA merupakan bahan
memasok bahan baku adalah truk dan baku pendukung yang digunakan pada
mobil box maka setelah dilakukan proses deliming. Database yang digunakan
penyamaan spesifikasi, database yang untuk bahan baku garam, H2SO4,
digunakan adalah truck 28t dan delivery kromium, soda ash, soda kue, HCOONa
van. Pada kedua database tersebut, satuan yaitu NaCl, sulphuric acid, chromium
yang digunakan adalah ton kilometer (tkm) oxide, formic acid, sodium carbonate,
sehingga perlu dilakukan konversi satuan. sodium formate.
Setelah dilakukan perhitungan konversi 3) Distribusi Produk
satuan tersebut, langkah selanjutnya adalah Dalam distribusi produk, input data
melakukan input data distribusi bahan yang digunakan dalam Software SimaPro
baku ke dalam software SimaPro berupa alat transportasi yang digunakan
2) Proses Produksi serta jarak antara perusahaan dengan
Pada proses produksi, input data yang konsumen. Karena keterbatasan dari
digunakan dalam software SimaPro berupa database SimaPro maka dilakukan
jumlah bahan baku serta energi yang konversi satuan sehingga hasil yang
digunakan selama proses penyamakan didapat sesuai dengan yang ada di
kulit. Dalam penelitian ini, bahan baku lapangan. Setelah dilakukan penghitungan
yang digunakan dalam proses penyamakan konversi data distribusi produk tersebut,
kulit meliputi bahan baku utama dan bahan langkah berikutnya adalah melakukan
baku pendukung. Bahan baku utama input data pada software SimaPro.
berupa kulit sapi mentah sementara bahan

203
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tahap akhir dari proses life cycle inventory Setelah dilakukan penggabungan input
adalah penggabungan input distribusi bahan distribusi bahan baku, proses produksi serta
baku, proses produksi serta distribusi produk distribusi produk maka akan dihasilkan sebuah
sehingga akan membentuk sebuah life cycle. network yang menggambarkan aktivitas supply
Dari life cycle tersebut nantinya akan diketahui chain leather atau yang biasa disebut sebagai
proses yang memiliki dampak terbesar terhadap tree diagram. Tree diagram produk leather
lingkungan. Berikut merupakan penggabungan dapat dilihat pada Gambar 2
input distribusi bahan baku, proses produksi Dari Gambar 2 tersebut dapat dilihat
serta distribusi produk pada software SimaPro. bahwa proses produksi kulit memiliki dampak
Gambar 3 merupakan proses input data yang terbesar terhadap lingkungan. Hal ini
dilakukan untuk menggambarkan life cycle dari dibuktikan dengan adanya garis tebal berwarna
sebuah sistem amatan. Seperti yang sudah merah dengan nilai 6,59 x 103 Pt. Garis merah
dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam penelitian tersebut menunjukkan besar kontribusi dampak
ini sistem amatan yang diamati meliputi pada life cycle produk. Sedangkan nilai yang
distribusi bahan baku, proses produksi dan terdapat pada distribusi bahan baku dan
distribusi produk. Sehingga dalam pembuatan distribusi produk yaitu 575 Pt dan 250 Pt.
life cycle, input yang dimasukkan berupa
distribusi bahan baku, proses produksi dan 3.1.3 Life Cycle Impact Assessment
distribusi produk dengan total 1p. Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan
untuk mengetahui dampak lingkungan yang
dihasilkan dari aktivitas supply chain
perusahaan. Dalam life cycle impact assessment
terdapat tiga langkah utama yaitu
characterization, normalization dan weighting.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-
masing langkah tersebut.

Gambar 1 Input Data Keseluruhan Sistem


Amatan

Gambar 2 Tree Diagram Produk Leather

204
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1. Characterization
Characterization merupakan tahapan
dimana keseluruhan input dan output akan
dinilai kontribusinya terhadap lingkungan
sesuai dengan kategori dampak yang telah
ditentukan sebelumnya. Hasil dari tahap ini
adalah suatu profil dampak lingkungan dari
sistem yang diamati. Pada tahap
characterization ini output yang dihasilkan
berupa prosentase. Output dari
characterization yang berupa angka dapat
dilihat pada Gambar 3. Gambar 4 Output Normalization Produk
Leather

3) Weighting
Weighting merupakan tahapan dimana
keseluruhan dampak yang telah dinilai akan
dibandingkan dan disederhanakan dalam
suatu basis ukuran yang sama. Setelah
dilakukan pembobotan, kategori ecotoxicity
water acute, ecotoxicity water chronic dan
human toxicity soil tetap menjadi kategori
dengan dampak lingkungan yang paling
besar dengan nilai total masing-masing
Gambar 3 Output Characterization Produk sebesar 2.66 kPt, 2.41 kPt dan 1.34 kPt.
Leather Untuk mengetahui nilai dampak lingkungan
dari masing-masing sistem amatan dapat
Gambar 3 menjelaskan mengenai nilai dilihat pada Gambar 5
dampak lingkungan tiap sistem amatan
untuk 16 kategori yang di analisa. Sebagai
contoh, nilai dampak lingkungan untuk
distribusi bahan baku, proses produksi dan
distribusi produk pada kategori global
warming (GWP 100) yaitu 3.12 x 107, 4.2 x
108 dan 8.96 x 106 dengan total nilai 4.61 x
108.
2) Normalization
Normalization merupakan tahapan
penyamaan satuan unit untuk semua
kategori. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam melakukan analisa Gambar 5 Output Weighting Produk
antar kategori dampak lingkungan. Leather
Dari Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa nilai
normalization distribusi bahan baku, proses Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai
produksi dan distribusi produk pada kategori weighting untuk kategori ecotoxicity water
ecotoxicity water acute yaitu 102, 2290, dan acute pada sistem amatan distribusi bahan baku,
28. Sedangkan nilai normalization pada proses produksi, dan distribusi produk masing-
kategori ecotoxicity water chronic yaitu 85, masing adalah sebesar 0.112 kPt, 2.52 kPt dan
1900, dan 23.5. Nilai normalization pada 0.0308 kPt. Sedangkan nilai weighting untuk
kategori human toxicity soil yaitu 249, 730, kategori ecotoxicity water chronic yaitu 0.102
dan 140. kPt, 2.28 kPt, dan 0.0282 kPt. Nilai weighting
untuk kategori human toxicity soil yaitu 0.299
kPt, 0.876 kPt dan 0.168 kPt.

205
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Berdasarkan analisa, diketahui proses dilakukannya analisa dalam proses produksi,


produksi merupakan proses atau aktivitas yang maka diharapkan alternatif perbaikan yang
memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan. diberikan sesuai dengan permasalahan yang
Hal ini dibuktikan dengan dilakukan analisa ada.
characterization, normalization dan weighting.
Ketiga analisa tersebut menyatakan bahwa 3.2 Analisis Dampak Lingkungan pada
kategori ecotoxicity water acute, ecotoxicity Proses Produksi Kulit
water chronic dan human toxicity soil Dalam melakukan analisis dampak
merupakan kategori dengan dampak lingkungan lingkungan pada proses produksi kulit akan
terbesar. Dari penjelasan diatas, maka dapat dilakukan analisa yang sama seperti pada
disimpulkan bahwa limbah PT XYZ memiliki penilaian dampak lingkungan dari aktivitas
efek samping terhadap ekosistem air baik dalam supply chain. Analisa tersebut meliputi analisa
waktu singkat dan jangka waktu yang lama. characterization, normalization serta weighting.
Selain itu limbah PT XYZ juga beberapa zat Sebelum melakukan analisa tersebut, langkah
logam berat yang dapat berdampak pada pertama yang harus dilakukan adalah membuat
kesehatan manusia melalui media tanah. tree diagram proses produksi kulit.
Dari analisa yang dilakukan dapat Gambar 6 menjelaskan bahwa proses
disimpulkan, proses produksi memiliki dampak produksi kulit terdiri dari berbagai proses.
yang besar terhadap lingkungan. Maka langkah Proses-proses tersebut membutuhkan berbagai
selanjutnya adalah melakukan analisa dampak macam bahan baku. Dimana beberapa bahan
lingkungan dari tiap proses dalam penyamakan baku tersebut mengandung senyawa kimia yang
kulit. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui dapat menimbulkan dampak lingkungan. Dari
proses apa yang memiliki dampak lingkungan Gambar 6 dapat dilihat bahwa, proses yang
terbesar dalam proses produksi kulit. memiliki dampak lingkungan terbesar adalah
proses tanning dan retanning dengan total nilai
3.1.4 Interpretation Step 4020 kPt dan 2250 kPt. Hal tersebut dibuktikan
Tahap interpretation step merupakan tahap dengan adanya garis tebal berwarna merah pada
interpretasi dari seluruh tahap yang sudah proses tanning dan retanning. Seperti yang
dilakukan sebelumnya. Setelah mengetahui sudah dijelaskan sebelumnya, garis tebal
aktivitas yang memiliki dampak terbesar, maka berwarna merah tersebut menunjukkan
langkah selanjutnya adalah melakukan analisa besarnya kontribusi dampak yang dihasilkan
lebih lanjut mengenai sistem amatan yang dari proses produksi.
memiliki dampak terbesar. Dengan
1p
Production Process

6,59E3 Pt

1p 1p 1p 1p 1p
deliming 1 liming 1 pickling 1 retanning 1 tanning 1

227 Pt 36,1 Pt 30,3 Pt 2,25E3 Pt 4,02E3 Pt

1,77E4 kg 7,58E3 kg 5,05E3 kg 4,6E5 MJ 3,54E4 kg


Ammonium Sodium sulphate, Sodium carbonate Electricity (SNG) Chromium oxide,
sulphate, as N, at powder, production from ammonium flakes, at plant/RER
regional mix, at plant/RER S chloride production, S
216 Pt 22,3 Pt 32,8 Pt 35,2 Pt 6,2E3 Pt

.Gambar 6 Tree Diagram Proses Produksi Kulit

206
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Setelah membuat tree diagram proses 3.2.3 Weighting Proses Produksi Kulit
produksi, langkah selanjutnya adalah Dalam tahap weighting ini nantinya akan
melakukan analisa dampak lingkungan yang dilakukan perbandingan dan penyerdehanaan
meliputi analisa characterization, keseluruhan dampak yang telah dinilai. Tujuan
normalization dan weighting. Berikut ini dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan nilai
merupakan penjelasan mengenai analisa perbandingan yang sama untuk setiap kategori
characterization, normalization dan weighting yang diamati sehingga akan memudahkan
pada proses produksi kulit. dalam menentukan proses apa dalam proses
produksi yang memiliki dampak terbesar
3.2.1 Characterization Proses Produksi Kulit terhadap lingkungan. Setelah dilakukan
Tahap characterization ini merupakan perbandingan, kategori ecotoxicity water acute,
penilaian dampak lingkungan dari keseluruhan ecotoxicity water chronic dan human toxicity
input dan output. Dalam penilaian tersebut akan soil tetap menjadi kategori yang memiliki nilai
mempertimbangkan kategori-kategori sesuai dampak lingkungan terbesar dengan nilai
dengan metode yang digunakan. Pada tahap ini masing-masing 2.52 kPt, 2.28 kPt, dan 0.876
dapat dilihat bahwa proses tanning merupakan kPt.
salah satu proses dalam proses produksi kulit Berdasarkan nilai yang dihasilkan dari
yang mempunyai dampak terbesar terhadap weighting, kategori yang memiliki dampak
lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan terbesar terhadap lingkungan adalah ecotoxicity
banyaknya kontribusi proses tanning terhadap water acute. Dengan nilai untuk pada proses
dampak lingkungan dari 16 kategori yang deliming, fatliquoring, liming, pickling,
diamati. Dalam characterization, nilai dampak retanning, soaking, dan tanning masing-masing
lingkungan masih berupa prosentase adalah sebesar 0.0389, 0.000368, 0.00569,
dikarenakan satuan yang digunakan dalam 0.00805, 0.88, 0.00161, dan 1.58. Dari nilai
analisa tersebut berbeda-beda. dampak tersebut dapat dilihat bahwa proses
Berdasarkan hasil analisa tanning memiliki nilai dampak lingkungan
characterization kategori human toxicity air terbesar dalam kategori ecotoxicity water acute
memiliki nilai total terbesar yaitu 1.01 x 1011. dengan nilai sebesar 1.58. Tidak hanya dalam
Tetapi karena dalam caharacterization nilai kategori ecotoxicity water acute, proses tanning
dampak lingkungan yang dihasilkan belum juga memiliki nilai dampak terbesar pada
dilakukan penyamaan satuan, maka hasil kategori ecotoxicity water chronic dan human
tersebut dianggap belum bisa diandalkan. toxicity soil dengan nilai masing-masing
sebesar 1.43 dan 0.486.
3.2.2 Normalization Proses Produksi Kulit Berdasarkan analisa characterization,
Pada tahap normalization ini akan normalization dan weighting dapat disimpulkan
dilakukan penyamaan satuan, sehingga akan bahwa proses tanning dalam proses produksi
mempermudah dalam menentukan proses yang kulit merupakan proses yang memiliki dampak
berkontribusi besar terhadap dampak terbesar terhadap lingkungan dan menjadi
lingkungan. Berdasarkan hasil analisa penyebab aktivitas produksi menjadi aktivitas
normalization, kategori yang memiliki dampak yang memiliki dampak terbesar dalam aktivitas
terbesar adalah ecotoxicity water acute. Dan supply chain perusahaan. Dan setelah dilakukan
nilai normalization untuk masing-masing analisa tersebut dapat disimpulkan juga bahwa
proses deliming, fatliquoring, liming, pickling, dalam proses produksi kulit, kategori yang
retanning, soaking, dan tanning yaitu 35.4, memiliki dampak lingkungan terbesar yaitu
0.335, 5.17, 7.32, 800, 1.46, dan 1440. ecotoxicity water acute, ecotoxicity water
Dari nilai normalization tersebut dapat chronic dan human toxicity soil.
dilihat bahwa proses tanning memiliki nilai Setelah dilakukan analisa tersebut, maka
dampak terbesar dengan nilai sebesar 1440. selanjutnya perlu untuk dilakukan analisa
Proses tanning tersebut tidak hanya memiliki mendalam mengenai penyebab proses tanning
dampak terbesar pada kategori ecotoxicity memiliki dampak yang cukup besar terhadap
water acute, tetapi juga pada kategori lingkungan. dalam proses tanning, bahan baku
ecotoxicity water chronic dan human toxicity yang memiliki kontribusi terbesar terhadap
soil dengan nilai 1190 dan 405. lingkungan adalah kromium. Menurut Asmadi
(2009) dalam proses penyamakan kulit,

207
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

senyawa kromium digunakan sebanyak 60-70% kadar kromium dalam limbah penyamakan
dan tidak semuanya diserap oleh kulit. kulit.
Sehingga, sisanya dikeluarkan dalam bentuk 2) Menggunakan limbah lumpur penyamakan
cairan sebagai limbah cair. Melihat keadaan kulit yang mengandung kromium sebagai
tersebut, maka keberadaan chromium dengan bahan baku kompos.
kadar yang tinggi pada limbah cair industri 3) Menurunkan kadar kromiun dan COD
penyamakan kulit tentunya dapat menyebabkan pada limbah penyamakan kulit
pencemaran terhadap lingkungan. menggunakan senyawa Al2(SO4)3 dan
Setelah dilakukan analisa process FeCl3.
contribution maka langkah selanjutnya adalah
menentukan beberapa alternatif perbaikan untuk 3.3.1 Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria
mengurangi dampak lingkungan yang Penentuan subkriteria ini juga dilakukan
dihasilkan. Alternatif perbaikan tersebut dengan wawancara dan diskusi dengan para ahli
nantinya akan dibobotkan menggunakan di PT XYZ. Seperti yang sudah dijelaskan
Analytical Network Process (ANP). Penjelasan sebelumnya, para ahli yang dimaksud disini
mengenai alternatif perbaikan akan dijelaskan adalah Kepala Departemen Limbah dan
pada subbab berikutnya. Direktur Utama PT XYZ. Kriteria dan
subkriteria yang didapatkan dari hasil
3.3 Penentuan Alternatif Perbaikan wawancara dan diskusi dapat dilihat pada Tabel
Alternatif-alternatif perbaikan ini 1.
merupakan hasil wawancara dan brainstorming Tabel 1 Kriteria dan Subkriteria dalam Pemilihan
dengan para ahli di PT XYZ. Para ahli tersebut Alternatif Perbaikan
yaitu Kepala Departemen Limbah dan Direktur No Kriteria Subkriteria
Utama. Berikut ini merupakan alternatif Ramah lingkungan
1 Benefits
perbaikan yang diusulkan untuk mengurangi Image perusahaan
dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses Peluang bisnis
2 Opportunities
tanning. Alternatif-alternatif perbaikan ini Produktivitas perusahaan
merupakan hasil yang didapatkan dari studi Jumlah biaya
3 Costs
literatur dan penelitian-penelitian yang sudah Biaya energi
dilakukan sebelumnya. Kemampuan SDM
4 Risks
1) Menggunakan senyawa alkali berupa Ketidaksiapan supplier
Ca(OH)2, dan NaHCO3 untuk menurunkan

Gambar 7 Model ANP Pemilihan Alternatif

208
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.3.2 Pemilihan Alternatif Perbaikan c. Prioritas Akhir


menggunakan Metode Analytical Nilai prioritas akhir didapatkan dari
Network Process (ANP) supermatriks limit. Setelah menentukan nilai
Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi prioritas akhir, maka langkah selanjutnya
terhadap beberapa alternatif yang sudah adalah melakukan normalisasi berdasarkan
diberikan. Evaluasi ini bertujuan untuk kelompok kriteria sehingga total nilai
menentukan alternatif perbaikan yang paling prioritas pada masing-masing kelompok
sesuai dengan kriteria dan subkriteria yang berjumlah satu. Hasil prioritas akhir dari
digunakan. Kriteria dan subkriteria tersebut perhitungan menggunakan software Super
meliputi elemen strategis dan operasional dari Decision dapat dilihat pada Gambar 8.
perusahaan yang saling dipengaruhi dan
mempengaruhi.

a. Penentuan Hubungan Saling


Ketergantungan Antar Subkriteria
Penentuan hubungan saling
ketergantungan tersebut merupakan hasil
kuesioner yang diberikan pada pihak yang
dianggap memiliki kemampuan pada bidang
tersebut, yaitu Kepala Departemen Limbah
dan Direktur Utama. Hasil dari kuesioner ini
akan dijadikan acuan untuk membuat
network pada software Super Decision.
Gambar 7 merupakan network pemilihan
alternatif terbaik menggunakan software
Super Decision.
Gambar 8 Prioritas Akhir
b. Pembobotan Subkriteria
Dari Gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa
Pembobotan subkriteria ini dilakukan
alternatif 2 memiliki nilai prioritas tertinggi
dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner
dibandingkan dengan alternatif 1 dan 3
tersebut akan diberikan kepada pihak yang
dengan nilai 0,53084. Pada output Super
ahli dibidangnya. Dalam hal ini yang
Decision tersebut juga dapat dilihat bahwa
dianggap memiliki kemampuan di bidang
subkriteria ramah lingkungan merupakan
tersebut adalah Kepala Departemen Limbah
subkriteria yang memiliki nilai tertinggi.
dan Direktur Utama dari PT Kasin. Kedua
Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan
responden tersebut nantinya akan diberikan
bahwa subkriteria ramah lingkungan
bobot yang berbeda. Responden yang
dianggap memiliki pengaruh yang paling
bertindak sebagai pengambil keputusan atau
besar terhadap pemilihan alternatif.
Direktur Utama diberikan bobot yang lebih
besar, yaitu 60%. Sedangkan bobot untuk
Kepala Departemen Limbah sebesar 40%. 4. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis
Setelah dilakukan penyebaran
data yang telah dilakukan, maka kesimpulan
kuesioner pembobotan subkriteria, maka
yang didapatkan adalah
langkah selanjutnya adalah melakukan
1. Limbah yang ditimbulkan dari aktivitas
rekapitulasi data serta menghitung rata-rata
supply chain PT XYZ meliputi limbah dari
geometri dari hasil kuesioner tersebut.
distribusi bahan baku, proses produksi, dan
Perhitungan rata-rata geometri digunakan
distribusi produk. Pada proses produksi
karena setiap responden memiliki bobot
kulit, limbah yang dihasilkan berupa
yang berbeda. Hasil perhitungan rata-rata
limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
geometri tersebut nantinya akan digunakan
Limbah padat dalam proses penyamakan
sebagai input pada software Super Decision.
kulit berupa sisa-sisa bulu dan kulit yang
tidak digunakan. Sementara limbah cair
dalam proses penyamakan kulit berupa
lumpur yang mengandung berbagai

209
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

senyawa kimia berbahaya, diantaranya adalah menggunakan senyawa alkali


kromium, kapur dan ammonia. Limbah gas berupa Ca(OH)2 dan NaHCO3 untuk
yang dihasilkan dalam penyamakan kulit menurunkan kadar kromium dalam limbah
berupa bau yang menyengat. Bau ini penyamakan kulit, menggunakan limbah
merupakan bau yang dihasilkan dari proses lumpur penyamakan kulit yang
soaking dan liming. mengandung kromium sebagai bahan baku
2. Pada analisa dampak lingkungan aktivitas kompos, dan mengaplikasian metode
supply chain produk kulit, dampak elektrolisis menggunakan elektroda platina
lingkungan terbesar adalah ecotoxicity (Pt), tembaga (Cu), dan karbon (C) untuk
water acute, ecotoxicity water chronic dan menurunkan kadar kromium pada limbah
human toxicity soil dengan total nilai penyamakan kulit. Dengan menggunakan
masing-masing sebesar 2.66 kPt, 2.41 kPt metode Analytical Network Process (ANP)
dan 1.34 kPt. Nilai dampak lingkungan didapatkan alternatif perbaikan terbaik
pada kategori ecotoxicity water acute pada berdasarkan kriteria benefit, opportunities,
sistem amatan distribusi bahan baku, costs and risks adalah menggunakan
proses produksi, dan distribusi produk limbah lumpur penyamakan kulit yang
masing-masing adalah sebesar 0.112 kPt, mengandung chromium sebagai bahan
2.52 kPt dan 0.0308 kPt. Sedangkan nilai baku kompos dengan nilai prioritas sebesar
dampak lingkungan untuk kategori 0.47249.
ecotoxicity water chronic yaitu 0.102 kPt,
2.28 kPt, dan 0.0282 kPt. Nilai dampak Daftar Pustaka
lingkungan untuk kategori human toxicity
soil yaitu 0.299 kPt, 0.876 kPt dan 0.168 Asmadi. (2009). Pengurangan Chrom (Cr) Pada
kPt. Limbah Cair Industri Kulit Pada Proses
3. Dari analisa yang sudah dilakukan dengan Tannery Menggunakan Senyawa Alkali
menggunakan metode LCA dapat Ca(OH)2, NaOH dan NaHCO3. Jurnal Air
diketahui bahwa proses produksi kulit pada Indonesia Vol. 5. No. 1,
aktivitas supply chain PT Kasin memiliki http://download.portalgaruda.org/article.php?art
dampak terbesar terhadap lingkungan. icle=61980&val=4559 ( diakses 5 September
Dalam proses produksi kulit, dampak 2014)
lingkungan terbesar adalah kategori
ecotoxicity water acute, ecotoxicity water Curran, Marry Ann. (1996). Environmental Life
chronic dan human toxicity soil dengan Cycle Assessment. Mc Graw-Hill, New York,
nilai masing-masing sebesar 2.52 kPt, 2.28 USA.
kPt, dan 0.876 kPt. Nilai dampak
lingkungan pada kategori ecotoxicity water Hermawan., Marzuki, F. P., Abduh, M. &
acute pada proses deliming, fatliquoring, Driejana, R. (2013). Peran Life Cycle Analysis
liming, pickling, retanning, soaking, dan (LCA) Pada Material Konstruksi Dalam Upaya
tanning masing-masing adalah sebesar Menurunkan Dampak Emisi Karbon Dioksida
0.0389, 0.000368, 0.00569, 0.00805, 0.88, Pada Efek Gas Rumah Kaca. Jurnal
0.00161, dan 1.58. Dari nilai dampak Manajemen Konstruksi,
tersebut dapat dilihat bahwa proses tanning http://sipil.ft.uns.ac.id/konteks7/prosiding/031K
memiliki nilai dampak lingkungan terbesar ( diakses tanggal 8 Mei 2014)
dalam kategori ecotoxicity water acute
dengan nilai sebesar 1.58. Proses tanning Joko,Tri. (2003). Penurunan Kromium(Cr)
memiliki nilai dampak terbesar tidak hanya dalam Limbah Cair Proses Penyamakan Kulit
dalam kategori ecotoxicity water acute, Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH
tetapi juga memiliki nilai dampak terbesar dan NaHCO3. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
pada kategori ecotoxicity water chronic http://eprints.undip.ac.id/5285/1/artikel_Tri_Jok
dan human toxicity soil dengan nilai o ( diakses tanggal 2 Oktober 2014)
masing-masing sebesar 1.43 dan 0.486.
4. Alternatif-alternatif perbaikan untuk Ruwaard, B., Van Beck,J. M. P., Hordijk, L. &
mengurangi dampak lingkungan yang Van Wasswnhove, L. N. (1995). Interactions
dihasilkan dari proses produksi kulit Between Operational and Environmental

210
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Management. Journal of Operational Research. Thom, M.J., Kraus, J. L & Parker, D. R. (2011).
85 (2): 229-243, http:// www. sciencedirect. Life Cycle Assessment as a Sustainability
com/ science/ article/ pii/ 037722179400294M Management Tool: Strength, Weakness, and
(diakses tanggal 30 April 2014) Other Considerations. Wiley Peridiocals.

211

Anda mungkin juga menyukai