Pendahuluan
Perkembangan industri T-shirt (pakaian) saat ini tidak dapat dipungkiri semakin
berkembang dengan pesat, Selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga semakin
bertambah pesat pula, dan menjadikan keduanya sejalan
T-shirt (pakaian) merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya T-shirt
(pakaian) merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan dan aktifitas seseorang semakin banyak, sehingga
dibutuhkan berbagai jenis T-shirt (pakaian) yang dapat dipakai sesuai dengan kegiatan
tersebut. Maka dari itu, ketika seseorang ingin memenuhi kebutuhan T-shirt (pakaian), ia
tidak hanya bertolak pada fungsi dan tujuan utama dari T-shirt (pakaian) itu sendiri. Lebih
dari itu, pemenuhan kebutuhan akan T-shirt (pakaian) melibatkan pertimbangan-
pertimbangan lain yang dianggap penting dan ramah lingkungan.
Life-cycle assessment (LCA) adalah proses evaluasi dampak yang dimiliki oleh
suatu produk terhadap lingkungan sepanjang umur hidupnya. LCA dapat digunakan
untuk mempelajari dampak, baik dari produk maupun fungsi yang diharapkan dari
produk tersebut. LCA secara umum dikenal sebagai analisis "cradle-to-grave" . Oleh karena
LCA merupakan proses yang berkelanjutan, perusahaan dapat memulai LCA dari titik
manapun dalam daur hidup produk (atau daur hidup fungsi produk).
Dampak yang ditimbulkan oleh industri T dapat diminimalisir dengan pendekatan Life
Cycle Assessment (LCA). Life Cycle Assessment (LCA) merupakan teknik penilaian yang
digunakan untuk mengukur dampak lingkungan suatu produk mulai dari bahan baku hingga
produk akhir (end of life). Masa akhir produk (end of life) merupakan suatu produk yang
sudah tidak digunakan kembali dengan waktu tertentu. Dampak yang diberikan
padalingkungan memberikan masa akhir produk (end of life) dengan fase-fase tertentu seperti
penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan pembuangan akhir produk (landfill).
Oleh karena itu, diperlukan pengkajian ini untuk mengidentifikasi dampak pada fase
masa awal sampai akhir produk (end of life) T-shirt (pakaian) terhadap lingkungan. Masa
akhir produk (end of life) bertujuan untuk mengetahui masa akhir pada pakian yang sudah
tidak digunakan kembali dan bertanggung jawab dalam memperpanjang umur produk.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari daur hidup produk T-shirt (pakaian)
terhadap lingkungan?
b. Mengidentifikasi perilaku konsumen terhadap masa akhir produk (end of life) pada T-
shirt (pakaian) terhadap lingkungan.
2.2 Tujuan Analisis Siklus Hidup (Life Cycle Analysis atau LCA)
LCA dapat digunakan untuk membantu strategi bisnis dalam pengambilan keputusan,
untuk peningkatan kualitas produk dan proses, untuk menetapkan criteria eco-labelling, dan
untuk mempelajari aspek lingkungan dari suatu produk. Elemen utama dari LCA antara lain :
1. Mengidentifikasi dan mengkuantifikasikan semua bahan yang terlibat, misalnya
energi dan bahan baku yang dikonsumsi, emisi dan limbah yang dihasilkan.
2. Mengevaluasi dampak yang potensial dari bahan-bahan tersebut terhadap lingkungan.
3. Mengkaji beberapa pilihan yang ada untuk menurunkan dampak tersebut.
Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output. Input dalam sistem adalah
material-material yang diambil dari lingkungan dan outputnya akan dibuang ke lingkungan
kembali. Input dan output dari sistem industri ini tentu saja akan memberi dampak terhadap
lingkungan. Pengambilan material (input) yang berlebihan akan menyebabkan semakin
berkurangnya persediaan material, sedangkan hasil keluaran dari sistem industri yang bisa
berupa limbah (padat, cair, udara) akan banyak memberi dampak negatif terhadap
lingkungan. Oleh karena itu LCA berusaha untuk melakukan evaluasi untuk meminimumkan
pengambilan material dari lingkungan dan juga meminimumkan limbah industri.
Tujuan LCA adalah untuk membandingkan semua kemungkinan kerusakan lingkungan
yang dapat diakibatkan dari suatu produk maupun proses, agar dapat dipilih produk maupun
proses yang mempunyai dampak paling minimum.Prosedur dari life cycle assessment (LCA)
merupakan bagian dari ISO 14000 environmental management standards: in ISO 14040:2006
and 14044:2006. (ISO 14044 replaced earlier versions of ISO 14041 to ISO 14043.)
2.3 Prinsip LCA
Raw Materials atau Bahan Baku:
1. Menggunakan sesedikit mungkin material yang berdampak negatif terhadap
lingkungan
Manufacture atau Manufaktur (proses industri atas bahan baku)
2. Menggunakan lebih sedikit sumber daya
3. Memproduksi sesedikit mungkin polusi dan limbah
4. Mengurangi dampak distribusi;
Use atau Penggunaan
5. Menggunakan sedsedikit mungkin sumber daya
6. Meminimalisasi penggunaan yang mengakibatkan polusi dan limbah
7. Mengoptimalkan penggunaan
End of life atau Akhir Kegunaan Produk
8. Kurangi dampak lingkungan dari material.
Kapas sering digunakan sebagai bahan baku dalam produksi pakaian yang digunakan
pada kehidupan sehari – hari. Dampak yang ditimbulkan oleh produksi pakaian ini
diantaranya adalah :
1. Keanekaragaman hayati : pertanian, pengeboran dan pertambangan
2. Minyak : Ekstraksi bahan baku, polusi dan penyimpanan
limbah
3. Air : polusi yang dihasilkan dari bahan – bahan kimia dan
proses pencucian
4. Udara : polusi yang dihasilkan oleh asap pabrik
5. Iklim : emisi gas rumah kaca pertanian dan transportasi
Siklus hidup T- shirt dimulai dari penyediaan bahan baku yaitu pengambilan kapas
dari pohonnya. Dari kapas proses selanjutnya adalah untuk membuat kain kaos disebut proses
pemintalan atau di dalam industry tekstil biasa disebut dengan proses spinning. Proses
spinning yaitu mengolah kapasa atau polyester menjadi benang. Setelah proses pemintalan
atau spinning, maka hasilnya adalah benang. Benang hasil pemintalan akan masuk ke proses
berikutnya atau disebut soft winder. Soft winder adalah proses penggulungan benag dari hasil
pemintalan. Kemudian benang yang telah digulung masuk ke proses pencelupan benang.
Tujuannya untuk member warna pada benang kemudian benang dikeringkan. Selanjutnya
benag masuk ke proses weaving atau proses penenunan, benang ditenun menjadi lembaran –
lembaran kain. Langkah terakhir adalah proses pemolesan terhadap warna, penampilan
disebut dengan Dyeing.
Bahan Baku
Kapas Untuk menanam 1 kg
kapas, bahan yang
diperlukan adalah :
Bahan kimia : pupuk,
herbisida, dan pestisida
Air yang banyak
Diesel untuk
mengangkut kapas
Proses Produksi
Produksi Dari mulai serat (katun
T-shirt atau polyester), hingga
pengiriman pakaian, yang
diperlukan adalah:
Energi untuk tenun,
memotong dan
menjahit
Energi untuk
transportasi Dari proses ini menghasilkan limbah seperti
sisa sisa kain, asap kendaraan, asap pabrik dan
gas CO2
Proses Penjualan
Penjualan Setelah meninggalkan
pabrik, masing-masing
T-shirt dibungkus dalam
polybag. Kemudian
dikemas dalam kotak
kardus. Kemudian
dimasukkan dalam wadah
dan didistribusikan kepada
konsumen. Proses
pendidtribusian
Ketika T-shirt tiba di toko semua kotak carboard
menggunakan transportasi
dan polybag menghilang agar T-shirt dapat
transportasi
tersedia di rak-rak toko. Rata – rata toko
menggunaka energy untuk pemanasan,
penerangan dan pendingin udara sebesar 65 %
dan 5 % untuk peralatan listrik lainnya.
Penggunaan Produk
Penggunaan Setelah T-shirt dijual
kemudian digunakan ,
menimbulkan dampak
lingkungan yang paling
penting yaitu berasal dari
pemeliharaan seperti
mencuci, mengeringkan
dan menyetrika. Untuk proses pencucian, pengeringan dan
penstrikaan selama 100 kali, dibutuhkan antara
lain :
12,2 kWh dan 65,3 kWh, jika Anda
menggunakan setrika
637 dan 720 liter air untuk proses mencuci
Akhir Produk
Akhir hidup T- shirt yang sudah tidak
T-shirt digunakan lagi maka T-
shirt akan memasuki fasa
akhir hidupnya dimana
Proses daur hidup produk T-shirt (pakaian) di mulai dari bahan baku menggunakan
kapas dan polyester. Proses produksi, dari proses ini menghasilkan limbah seperti sisa sisa
kain, asap kendaraan, asap pabrik dan gas CO2. Proses penjualan, ketika T-shirt tiba di toko
rata – rata toko menggunaka energy untuk pemanasan, penerangan dan pendingin udara
sebesar 65 % dan 5 % untuk peralatan listrik lainnya. Penggunaan produk Setelah T-shirt
dijual kemudian digunakan , menimbulkan dampak lingkungan yang paling penting yaitu
berasal dari pemeliharaan seperti mencuci, mengeringkan dan menyetrika. Akir produk, ada
empat kemungkinan yaitu T-shirt akan dibuang, dibakar, disumbangkan atau di daur ulang.
http://eprints.ums.ac.id/55269/3/BAB%20I.pdf
https://www.scribd.com/doc/55898159/Life-Cycle-Assessment