Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Penilis
3
Daftar isi
Tabel 2.1 Standar Mutu Gelatin menurut SNI Error! Bookmark not defined.
2.2 Manfaat Gelatin ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pembuatan Gelatin .................................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Masker Wajah.......................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Masker Peel Off ....................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.
3.1 Spesifikasi Produk ................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Deskripsi Produk ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Penempatan Produk ................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV .................................................................. Error! Bookmark not defined.
4.1 Brand ....................................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Logo ......................................................... Error! Bookmark not defined.
4.3 Motto ....................................................... Error! Bookmark not defined.
4.4 Desain Kemasan ...................................... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Kemasan Primerr ................................. Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Kemasan Sekunder .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V.................................................................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kapasitas Produksi .................................. Error! Bookmark not defined.
5.2 Segmentasi Pasar ..................................... Error! Bookmark not defined.
5.1.2 Pertimbangan Umum Penentuan Kapasitas Produksi .................. Error!
Bookmark not defined.
5.1.3 Perhitungan Kapasitas Produk ............. Error! Bookmark not defined.
5.1.4 Kapasitas Produksi Dengan Pendekatan Permintaan Error! Bookmark
not defined.
5.1.5 Penentuan Kapasitas Produksi ............. Error! Bookmark not defined.
5.2 Proses Produksi ....................................... Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Deskripsi Umum .................................. Error! Bookmark not defined.
5.2.2 Deskripsi Spesifik ................................ Error! Bookmark not defined.
5.2.2.1 Pra-pencampuran .................................... Error! Bookmark not defined.
5.2.2.2 Pecampuran Utama................................. Error! Bookmark not defined.
5.2.2.3 Pengisian dan Pengemasan .................. Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Neraca Massa ....................................... Error! Bookmark not defined.
5.3.2 Neraca Energi ............................................ Error! Bookmark not defined.
5
6.2 Distribusi Dan Penyimpanan Produk .......... Error! Bookmark not defined.
6.2.1 Lokasi Distribusi Produk............................. Error! Bookmark not defined.
6.2.2 Jalur Distribusi Produk................................ Error! Bookmark not defined.
6.2.3 Inventaris Produk ........................................ Error! Bookmark not defined.
6.2.4 Mode Transportasi ...................................... Error! Bookmark not defined.
6.3 Product Marketing....................................... Error! Bookmark not defined.
BAB VII ................................................................. Error! Bookmark not defined.
7.1 Penanaman Modal ................................... Error! Bookmark not defined.
7.1.1 Modal Tetap ......................................... Error! Bookmark not defined.
7.1.1.1 Biaya Langsung ................................... Error! Bookmark not defined.
7.1.1.2Biaya Tidak Langsung............................. Error! Bookmark not defined.
7.1.2 Investasi Modal Kerja ...................... Error! Bookmark not defined.
7.1.3 Ringkasan Investasi Modal .............. Error! Bookmark not defined.
7.2 Biaya Operasional ................................ Error! Bookmark not defined.
7.2.1 Biaya Produksi Langsung ................ Error! Bookmark not defined.
7.2.1.1 Bahan Baku ...................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.1.3 Utilitas .............................................. Error! Bookmark not defined.
7.2.1.4 Perbaikan .......................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.1.5 Biaya Patent ..................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.2 Biaya Tetap ...................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.2.1 Asuransi ........................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.2.2 Pajak Lokal....................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.4 Pengeluaran Umum .......................... Error! Bookmark not defined.
7.2.4.2 Pemasaran Dan Komunikasi ............ Error! Bookmark not defined.
7.2.4.3 Distribusi .......................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.4.4 Bunga ............................................... Error! Bookmark not defined.
7.2.4.5 Penelitian Dan Pengembangan......... Error! Bookmark not defined.
7.2.5 Ringkasan Biaya Operasional .......... Error! Bookmark not defined.
7.3 Penyusutan ............................................... Error! Bookmark not defined.
7.4 Analisa Ekonomi ..................................... Error! Bookmark not defined.
7.4.1 Aliran Kas Pendapatan......................... Error! Bookmark not defined.
7.4.2 Harga Produk Dan Potongan Harga..... Error! Bookmark not defined.
7
ABSTRAK
Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen.
Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi
(hanya kulit) dan ikan (kulit). Secara umum produk gelatin mempunyai manfaat
pada produk pangan sebagai zat pengental, penggumpal, secara umum elastiser,
pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air, memperbaiki konsistensi,
pelapis tipis, pemerkaya gizi, pengawet dan lain-lain. Sedangkan manfaat pada
produk non-pangan antara lain untuk menstabilkan emulsi pada produk-produk
sampo, penyegar dan pelindung kulit (lotion/emulsi cream), sabun (terutama yang
cair), lipstik, cat kuku, busa cukur, krim pelindung sinar matahari, masker wajah
dan lain-lain.
Proses pembuatan gelatin secara umum antara lain tahap pencucian atau
pembersihan dari kotoran. Dilakukan demineralisasi, lalu tahap swelling untuk
penghilangan kotoran dan mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Tahapan
selanjutnya, kulit dan ossein diekstraksi dengan air yang dipanaskan untuk
mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Gelatin kemudian dipekatkan. Selanjutnya
tahap demineralisasi dengan merendam sisik ikan kakap ke dalam larutan asam
fosfat dengan konsentrasi 4% dan 6% selama 3 hari hingga terdapat ossein, dan
memisahkan ossein tersebut dari kulit dengan cara filtrasi. Tahap degreassing,
ossein direndam dalam air bersuhu 60 ºC, 75 ºC dan 90 ºC, dengan diaduk dengan
kecepatan konstan selama 3 jam. Setelah itu larutan gelatin dipisahakan dari
pelarutnya kemudian dikeringkan. Setelah selesai melakukan proses pembuatan
gelatin tahap selanjutnya akan dilanjutkan dengan tahap pencampuran gelatin
dengan bubuk teh hijau atau arang. Pada awalnya teh hijau akan dicuci bersih dan
akan dikeringkan lalu melalui proses penghalusan menjadi bubuk dengan blenderr
setelah itu bubuk teh hijau akan disaring telebih dahulu dan didapatkan hasil
bubuk teh hijau yang akan dicampurkan dengan bubuk gelatin dan dikemas
kedalam kemasan masker peel off. Dengan harga per kemasan masker berkisar
Rp. 20.000,- dengan isi masker 25 gr yang dapat digunakan 3x pemakaian masker
peel-off.
BAB I
PENDAHULUAN
Gelatin dapat digunakan untuk bahan baku untuk pembuatan masker jenis
Peel-off dengan segala manfaat yang bisa didapat untuk kulit. Fungsi
gelatin yang dapat dimanfaatkan untuk perawatan kulit wajah. ( Media
Indonesia:2020).
penyegar dan pelindung kulit (krim), sabun (terutama yang cair), lipstik,
cat kuku, busa cukur, masker wajah peel-off. Masker wajah Peel-off ini
menggunakan basis gelatin. Basis gelatin digunakan karena ingin
menghasilkan masker peel off yang dapat langsung membentuk film yang
elastis ketika kontak dengan kulit wajah sehingga akan mempermudah
proses pembersihan masker dari wajah (Rahmawanty dkk., 2015).
Karena gelatin yang dibuat dihasilkan dari ikan akan memiliki nilai
lebih dan proses pembuatan gelatin secara umum antara lain tahap
pencucian atau pembersihan dari kotoran. Dilakukan demineralisasi, lalu
tahap swelling untuk penghilangan kotoran dan mengkonversi kolagen
menjadi gelatin. Tahapan selanjutnya, kulit dan ossein diekstraksi dengan
air yang dipanaskan untuk mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Masker
14
dari gelatin yang dihasilkan menjadi jenis masker peel-off untuk merawat
segala jenis kulit.
Proses pembuatan masker peel off dari gelatin ikan akan membuat
konsep baru yang membuat pembuatan masker peel off sangat dikit
menggunakan bahan kimia. Dengan proses pembuatan gelatin ikan yang
menjadi bahan dasar untuk pembuatan masker peel off proses pengambilan
gelatin dari ikan akan melalui beberapa proses seperti tahap proses
degreassing dimana fungsinya untuk menghilangkan lemak dan pengotor,
lalu dilanjut dengan proses demineralisasi untuk mengkonversi kolagen
menjadi bentuk yang sesuai untuk ekstraksi. Selanjutnya melalui tahap
Hidrolisis untuk mengkonversi kolagen menjadi gelatin dan dilanjut
dengan tahap pengeringan untuk mengeringkan gelatin yang masih basah
dan akan merubah menjadi bubuk halus warna putih.
Penyeleksian ini terbagi atas beberapa jenis ide yaitu ide yang
dapat digunakan, ide yang berlebihan (redundant), ide yang bodoh (folly),
dan ide yang tidak jelas (vague). Dari penilaian ini akan terpilih ide-ide
yang unggul dan sangat relevan sehingga dapat dilanjutkan untuk proses
produksi masker peel off gelatin yang akan dibuat. Adapun ide-ide yang
dapat dikembangkan dapat dilihat pada table dibawah ini
Ide folly/bodoh = 1
Ide redundant/berlebihan = 6
Konsep Keterangan
Berukuran sedang kemasan botol kaca cerah, bahan yang melimpah
A.
dan kimia yang berlebihan
Berukuran sedang kemasan botol kaca netral, bahan yang melimpah
B.
dan kimia yang berlebihan
Berukuran sedang kemasan botol kaca cerah,bahan yang cukup dan
C.
kimia yang berlebihal
Berukuran sedang kemasan botol kaca netral,bahan yang cukup dan
D.
kimia.
Berukuran sedang kemasan botol kaca netral,bahan yang cukup dan
E.
dari
limbah.
Berukuran sedang kemasan botol kaca cerah,bahan yang cukup dan
F.
dari limbah Ikan.
Berukuran sedang kemasan botol kaca cerah, bahan yang melimpah
G.
dan dari limbah Ikan
19
Berukuran sedang kemasan botol kaca netral, bahan yang cukup dan
H.
dari limbah ikan.
Tahan debu kemasan botol kaca netral,bahan yang melimpah dan
I.
kimia yg cukup
Tahan debu kemasan botol kaca netral,bahan yang melimpah dan
J.
kimia cukup
Tahan debu kemasan botol kaca cerah,bahan yang cukup dan
K.
kimia cukup
Tahan debu kemasan botol kaca netral,bahan yang cukup dan
L.
kimia cukup.
Tahan debu kemasan botol kaca netral,bahan yang cukup dan dari
M.
limbah ikan
Tahan debu kemasan botol kaca cerah,bahan yang cukup dan
N.
dari limbah ikan
Tahan debu kemasan botol kaca cerah,bahan yang melimpah
O.
dan dari limbah ikan
Tahan debu kemasan botol kaca netral,bahan yang melimpah dan dari
P.
limbah ikan
Kriteria yang akan dilihat dalam pemilihan ide ini adalah ide-ide
yang mudah untuk dikerjakan, memiliki kualitas yang terjamin, membantu
proses menjadi efisien, serta cocok dengan yang diinginkan oleh
kebanyakan konsumen saat ini.
Berdasarkan hasil pada Tabel 1.3 maka dapat dilihat bahwa konsep
yang menggunakan bahan kimia berlebih tidak diminati dan juga akan
membuat harga produk menjadi mahal, sehingga konsep yang
memanfaatkan limbah ikan sebagai bahan baku lebih diprioritaskan. Selain
itu ketersediaan yang melimpah juga akan menjadi penilaian lebih untuk
masing masing konsep.
Nilai etetika dilihat dari segi warna netral dimana kemasan akan
lebih terlihat modis, simple, danmenarik jika diberi warna warna netral dari
pada menggunakan berbagai macam camputan warna. Kemasan berukuran
sedang juga menjai pioritas karena akan sangat efisien dan mudah untuk
dibawa dan tidak memakan banyak ruang. Dari tabel tersebut dilihat bahwa
penilaian tertinggi yaitu mendapat point 5 atau point penilaian penuh.
cerah warna netral. Selain itu konsep tersebut unggul karena bahan yang
digunakan melimpah dan terbuat dari limbah ikan.
Konsep ini jika dihubungkan dengan ide yang terpilih dari seleksi ide
maka akan dibuat produk masker peel off berbentuk bubuk halus yang akan
dikemas dalam botol kaca dan dijual dengan harga yang murah.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gelatin
Gelatin memiliki fungsi yang masih sulit digantikan dalam industri pangan
maupun obat-obatan. Hal ini dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, yaitu
bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi, pengikat, pengendap,
pemerkaya gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan tipis
yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat
24
penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi (Hastuti dan sumpe,
2007).
3.) Pada minuman sebagai penjernih sari buah (juice), bir dan wine.
5.) Pada bidang farmasi, dapat digunakan sebagai pembungkus kapsul atau
tablet obat, sebagai mikroinkapsulai vitamin dan mineral serta premix agar
awet. Film membuat film menjadi lebih sensitif, sebagai pembawa dan
pelapis zat warna film.
8.) Pada produk seperti permen, coklat gelatin bermanfaat dalam mengatur
konsistensi produk, mengatur dan produk sejenisnya daya gigit dan
kekerasan serta tekstur produk, mengatur kelembutan dan daya lengket di
mulut.
selama 1–2 menit. Proses penghilangan lemak dari jaringan tulang yang
biasa disebut degreasingdilakukan pada suhu antara titik cair lemak dan
suhu koagulasi albumin tulang yaitu antara 32– 80ºC sehingga dihasilkan
kelarutan lemak yang optimum.
Menurut Ward dan Courts (1977) pada kulit dan ossein dilakukan
tahap pengembungan (swelling) yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran dan mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Pada tahap ini
perendaman dapat dilakukan dengan larutan asam organik seperti asam
asetat, sitrat, fumarat, askorbat, malat, suksinat, tartarat dan asam lainnya
yang aman dan tidak menusuk hidung. Sedangkan asam anorganik yang
biasa digunakan adalah asam hidroklorat, fosfat, dan sulfat. Jenis pelarut
alkali yang umum digunakan adalah sodium karbonat, sodium hidroksida,
potassium karbonat dan potassium hidroksida (Clarizka dan Fulanah,
2012).
dan konsentrasinya) jika tidak tepat akan terjadi kelarutan kolagen dalam
pelarut yang menyebabkan penurunan rendemen gelatin yang dihasilkan
(Clarizka dan Fulanah, 2012).
1. Masker bubuk
2. Masker gelatin (masker peel off)
3. Masker kertas
4. Maker buatan sendiri
BAB III
SPESIFIKASI PRODUK
Isi : 25 gr/pcs
Manfaat : Untuk merawat kulit wajah yang terpapar sinar matahari dan me
releks-kan bagian kulit wajah setelah beraktifitas seharian dan dapat juga
mengihalangkan noda noda hitam diwajah serta menjaga kulit dari bakteri
penyebab jerawat dan penuaan dini.
Kelebihan:
Praktis
Harga terjangkau
Kualitas terjamin
Kemurnian tinggi
Packaging menarik
BAB IV
PROTOTIPE
4.1 Brand
Brand yang akan diberikan pada produk masker peel off ini akan
diberi nama “Peel the Nature” dengan nama “Nature” yang mengartikan
masker ini berasalkan dari bahan utama yanng kebanyakan berasal dari
alam seperti the hijau, arang, dan gelatin dari ikan. Sedangkan kata “Peel”
berasal dari jenis masker tersebut yang merupakan masker berjenis Peel
off.
4.2 Logo
4.3 Motto
Motto yang dibuat untuk membuat produk ini tetap dapat bersaing
dengan sehat dengan para kompetitor lainnya, tetap melakukan dan
membuat produk terbaik dengan kualitas yang meyakinkan tanpa
mengurangi hasil yang menakjubkan. Motto dari produk ini merupakan :
“Selalu yakin dan berusaha untuk membuat produk yang ber kualitas
untuk memberikan hasil yang terbaik untuk konsumen”
Maksud dari motto diatas agar kita selalu yakin dan selalu berusaha
untuk selalu menghasilkan produk masker peel-off yang terbaik ddan
terpercaya dengan kualitas yang meyakinkan demi mencapai kepuasan
pelanggan dan dapat memenuhi keinginan pelanggan.
yang kecil dan dapat digunakan sebagai pajangan dikamar karena dapat
menambah nilai ke estetikan kamar.
BAB V
PEMBUATAN PRODUK
Siapkan daun the hijau tanpa campuran apapun lalu bilas bersih
daun tersebut, setelah itu keringkan dengan cara di oven dengan kurang
lebih 10 menit 50OC setelah kering haluskan daun the hijau dengan blender
hingga halus lalu saring hingga mendapatkan bubuk halus the hijau.
40
Lakukan hal yang sama pada Charcoal pastikan bubuk charcoal menjadi
halus dan lembut.
5.2.2.1 Pra-pencampuran
bubuk gelatin putih kedalam wadah lalu masukkan bubuk aarang kedalam
wadah sebanyak 12.5 gr lalu diaduk hingga homogen. Lalu dilakukan uji
kelayakan pakai dan beberapa faktor penunjang.
Total 946,624
Table 5.3 Neraca Massa Demineralisasi
Neraca Massa proses pengeringan Gelatin :
Peforma dari pembuatan atau produksi masker peel off ini ditinjau
untuk lebih mendalami kualitas dari produksi yang akan dijalankan.
Peforma pembuatan ini memiliki tujuan yaitu untuk memonitor,
menganalisa, dan mengoptimalkan proses produksi berdasarkan kuantitas,
kualitas, dan beberapa aspek biaya. Hal-hal yang diperhatikan dalm
46
5.3.3.1 Produktivitas
Alat Keguna
Peneli an
tian
Oven Mengeringkan
sedikit
Kompor Elektrik
Untuk memanaskan
Tanggal
Kegiatan Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyediaan Bahan Baku
Pengolahan Bahan Baku
Proses pembuatan
gelatin
49
Pra pencampuran
Pencampuran +
pengemasan
Distribusi
Penjualan ke konsumen
Table 5.9 Jadwal Produksi Masker Peel off
Peletakan lokasi pendirian proses produksi masker peel off ini dapat
dilihat dari sisi ekonomis akan sangat menguntungkan, karena letak wilayah
yang strategis, mudah dijangkau transportasi, dekat dengan wilayah yang
memadai, dekat dengan daerah kota sehingga akan membantu menekan biaya
dalam proses produksi masker pwwl off.
Pemasok bahan baku yang utama yaitu dari Ikan di Provinsi Riau.
Dengan hasil melimpah ikan yang ada di Pekanbaru ditambah dengan kebun
teh hijau dan pemasokan dari arang yang bisa dibilang cukup memadai di
daerah Pekanbaru Riau.
Riau yaitu kota Pekanbaru. Hal ini tentunya akan memberikan keuntungan
terhadap proses produksi karena akan memudahkan penyediaan bahan-bahan
baku, serta akan mempermudah proses pendistribusian produk. Keuntungan
lainnya yaitu di kota Pekanbaru terdapat banyak toko-toko besar sehingga hal
ini akan meningkatkan efisiensi penjualan produk masker Peel Off tersebut.
lebih mudah untuk memasuki ranah toko-toko besar yang ada sehingga
produk akan cepat dikenal.
analisa dan pengetesan segala uji layak pakai yang berkelanjutan untuk setiap
keluaran prosesnya. Selain itu proses produksi ini juga akan berlangsung
dalam jangka panjang mengingat kebutuhan akan perawatan masker peel off
yang sedang naik daun dan berpotensi sekali untuk dikembangkan di
indonesia terkhusus daerah Pekanbaru
5.7.3.1 Toilet
BAB VI
RANTAI PASOKAN
Proses suplai bahan baku ini dimulai dari mencari ternak ikan.
Sumber bahan ikan ini dapat diperoleh dari para peternak ikan didaerah
terdekat dan tempat penghasil arang aktif dan teh hijau. Lokasi yang dipilih
juga sudah diperhitungkan dengan sumber bahan baku, karena daerah
pekanbaru terdapat peternakan ikan yang dapat digunakan sebagai bahan
baku utama. Untuk bahan- bahan lainnya seperti teh hijau dan arang aktif
diperoleh dari toko yang ada di sekitar Pekanbaru.
sebagai bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian digunakan atau
dijual. Metode penentuan jumlah pemesanan bahan baku yang akan
digunakan adalah metode program dinamis yang dikenal dengan algoritma
Wagner Within (WW), yang memiliki karakteristik yang berbeda. Metode
WW bertujuan untuk mendapatkan strategi pemesanan optimum dengan
jalan meminimasi biaya pemesanan dan biaya simpan. Jumlah pemesanan
dan waktu pemesanan tidak tetap. Metode ini menetapkan bahwa tidak
melakukan pemesanan selama masih ada persediaan atau pemesanan
dilakukan setelah persediaan berjumlah nol pada
Produk masker peel off ini akan dipasarkan melalui jalur distribusi
tiga tingkat. Jalur distribusi tiga tingkat melibatkan agen selain pedagang
grosir dan pengecer yang membantu dalam penjualan produk masker peel
off. Agen-agen ini berguna ketika suatu produk perlu bergerak cepat ke
pasar dengan segera setelah pesanan ditempatkan. Mereka diberi tugas
untuk menangani distribusi produk di wilayah atau kabupaten tertentu
dengan imbalan komisi persentase tertentu. Agen tersebut dapat
dikategorikan menjadi super stockiest serta agen pembawa dan penerusan.
60
Kedua agen ini menyimpan stok atas nama perusahaan. Stockist super
membeli stok dari produsen dan menjualnya ke grosir dan pengecer di
daerah mereka. Sedangkan agen pembawa dan penerusan bekerja
berdasarkan komisi dan menyediakan gudang dan keahlian pengiriman
untuk pemrosesan pesanan dan pengiriman jarak jauh. Produsen memilih
saluran pemasaran tiga tingkat ketika basis pengguna tersebar di seluruh
negeri dan permintaan produk sangat tinggi. Di usahakan produk ini akan
membuka agen via media sosial yang memanfaatkan keinginan masyarakat
untuk memulai bisnis kecil, agen tersebut akan disebut dengan distributor
yang menyimpan dagangan berkapasitas banyak dan akan di edarkan
melalui reseller agen agen kecil media sosial dari masyarakat yang membuat
peredaran masker peel off akan beredar hingga desa desa kecil.
Pemasaran produk masker peel off ini akan dilakukan via online
62
BAB VII
EKONOMI PRODUK
lahan, alat dan bangunan. Biaya yang dibutuhkan untuk legalitas ini
diperkirakan sekitar 1-3% dari fixed capital investment (Peters, dkk.,
2003). Biaya yang diperlukan untuk seluruh pelegalan pabrik ini
sebesar 10% dari FCI.
Contruction Expenses
Biaya tak lagsung lainnya adalah biaya konstruksi atau lahan,
termasuk operasi dan konstruksi yang bersifat temporer, alat-alat
konstruksi dan rental, pajak, asuransi dan lain-lain. Biaya kontruksi
ini sekitar 4-17% dari fixed capital investment (Peters, dkk., 2003).
Biaya pengeluran untuk konstruksi pada pabrik ini memiliki nilai
6,4% dari FCI.
Contingency
Merupakan biaya tak terduga yang tidak terdapat pada poin-poin
biaya yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini perlu
diperhitungkan karena setiap perencanaan tidak ada yang sempurna.
Apabila terdapat suatu kekurangan, maka biaya ini dapat digunakan
sebagai alternatif biaya. Adapun besar dari biaya ini adalah sekitar 5-
15% dari fixed capital investment (Peters, dkk., 2003). Biaya
contingency pada pabrik ini memiliki nilai 5% dari FCI.
7.2.1.3 Utilitas
Utilitas yang diperlukan pada pabrik masker peel off ini adalah
kebutuhan bahan bakar, penyedia air, penyedia listrik, dan pengolahan
limbah. Range yang diambil untuk biaya utilitas pada pabrik ini adalah
11,8% dari biaya variabel.
7.2.1.4 Perbaikan
Dalam suatu industri, total biaya maintenance and repair per tahun
diperkirakan sebesar 2-10% dari fixed capital investment (FCI), range
biaya maintenance and repair yang diambil untuk industri masker peel off
ini adalah 7% dari FCI (fixed capital investment).
Merupakan biaya yang tidak terlalu banyak berubah dalam total biaya
produksi. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah pajak lokal (local taxes),
dan asuransi (insurance).
7.2.2.1 Asuransi
7.2.4.3 Distribusi
7.2.4.4 Bunga
7.3 Penyusutan
Setiap alat, bangunan dan material lain di suatu pabrik pasti akan
mengalami penyusutan nilai dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, harus ada
investasi sebagai kompensasi dari penyusutan tersebut. Besarnya biaya
penyusutan pada industri masker peel off ini adalah 7% dari total modal
tetap (FCI), metode yang digunakan adalah MACRS (Modified
Accelersated Cost Recovery System) (Peters, dkk., 2003).
Kelayakan suatu industri tidak hanya ditinjau dari faktor teknis saja,
tetapi juga dari segi keekonomiannya. Tujuan analisis ekonomi terhadap
perancangan suatu pabrik adalah untuk mengetahui kelayakan pendirian
72
pabrik dari sisi ekonomi. Analisa ini akan meninjau segala macam
perhitungan yang berkaitan dengan sistem manajemen keuangan di industri
masker peel off ini.
Nilai WACC untuk perusahaan masker peel off ini dapat dilihat pada
appendix F.
perubahan kapasitas pabrik, dan lainnya. Aspek ekonomi yang akan ditinjau
biasanya ialah perubahan PBP, IRR dan NPV terhadap perubahan faktor
yang ditinjau. Pada perancangan pabrik ini dilakukan analisa sensitivitas
yaitu pengaruh harga produk, volume penjualan, serta kapasitas pabrik
terhadap nilai IRR.
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
Daftar Pustaka
Clarizka dan Funalah. 2012. Pembuatan Gelatin Dari Tulang Ikan Kakap Merah.
Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta,
Hastuti, D., & Sumpe, I. S. (2007). Pengenalan dan proses pembuatan
Gelatin. Mediagro, 3(1).
Irwandi, J., Faridayanti, S., Mohamed, E. S. M., Hamzah, M. S., Torla, H. H., &
Che Man, Y. B. (2009). Extraction and characterization of gelatin from different
marine fish species in Malaysia. International Food Research Journal, 16(3),
381-389.
Rahmawanty, Dina., Nita. Yulianti, dan Mia. Fitriana. 2015. Formulasi dan
Evaluasi Masker Wajah Peel-off Mengandung Kuersetin Dengan Variasi
Konsentrasi Gelatin dan Gliserin."Media Farmasi.
Sara, N. (2014). Pengaruh Jenis Bahan dan Waktu Degreasing terhadap Kualitas
dan Kuantitas Gelatin Tulang Ayam. Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddun Makassar. Skripsi, hal, 1-63.
Setiawati, I. H. 2009. Karakteristik Mutu Fisika Kimia Gelatin Kulit Ikan Kakap
Merah (Lutjanus sp.) Hasil Proses Perlakuan Asam. SKRIPSI. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor: Bogor
Trilaksani, W., Nurilmala, M., & Setiawati, I. H. (2012). Ekstraksi gelatin kulit
ikan kakap merah (Lutjanus sp.) dengan proses perlakuan asam. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 15(3), 240-251.
Utama, H. 1997. Gelatin Bikin Heboh. Jurnal Halal LPPOM-MUI No. 18: 10–12.
79
Ward AG, and Courts A. 1977. The Science and Technology of Gelatin. cademic
Press, New York. (Bahasa)
80
APPENDIX A
Total
Kuantitas Harga
No Keterangan Biaya
(kg) (IDR)
(IDR)
1 Sisik Ikan 0,05 5000 250
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total
produksi (TC) dalam waktu atu bulan, yaitu :
TC = FC + VC
TC = 24.304.291,67 + 600.060.000 TC
= IDR 624.364.291,7
Fixed
Penghasilan Variable Total Biaya
Masker Cost
Total (IDR) Cost (IDR) (IDR)
(IDR)
0 0 24304292 0 24.304.291,67
500 24.974.572 24304292 20002000 44.306.291,67
1.000 49.949.143 24304292 40004000 64.308.291,67
1.500 74.923.715 24304292 60006000 84.310.291,67
2.000 99.898.287 24304292 80008000 104.312.291,67
2.500 124.872.858 24304292 100010000 124.314.291,67
3.000 149.847.430 24304292 120012000 144.316.291,67
3.500 174.822.002 24304292 140014000 164.318.291,67
4.000 199.796.573 24304292 160016000 184.320.291,67
4.500 224.771.145 24304292 180018000 204.322.291,67
5.000 249.745.717 24304292 200020000 224.324.291,67
5.500 274.720.288 24304292 220022000 244.326.291,67
6.000 299.694.860 24304292 240024000 264.328.291,67