Berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan Doa restu Bapak dan Ibu Dosen,
maka akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahan Kontruksi Teknik Kimia, Semester Ganjil
2018/2019. Dengan selesainya makalah ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an
M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan
kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan
campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di
lepas pantai Cornwall, Inggris.
Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas
dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains
material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan
pengetahuan yang mengkaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material
dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk material yang sangat akrab
dalam kehidupan kita.
1.2 Tujuan
2.1Pengertian Semen
Semen adalah salah satu bahan bangunan yang paling penting, semen memiliki
sifat pengikat yang mempatenkan dan mengeras untuk melekatkan unit
bangunan seperti batu, batu bata, ubin, dan lain-lain.
Semen merupakan bubuk mineral halus yang secara garis besar terdiri dari batu
kapur (kalsium), pasir atau tanah liat (silikon), bauksit (alumunium) dan biji
besi yang kemudian di olah dengan sangat teliti dan tepat. Bila semen dicampur
dengan air, bubuk ini akan berubah menjadi pasta yang mengikat dan mengeras
saat terendam dengan air. Karena komposisi dan kehalusan bubuk semen dapat
bervariasi maka semen memiliki sifat yang berbeda tergantung susunan bahan
pembuatannya.
Semen sendiri dibuat dengan penggilingan dan pencampuran batu kapur dan
tanah liat, yang kemudian dipanaskan dengan suhu kurang lebih 1.450 °C. Dari
proses yang telah dilalui akan dihasilkan zat granula yang disebut dengan
“Clinker”, yaitu kombinasi kalsium, silikat, alumina dan oksida besi.
Semen pada umumnya terdiri dari dua jenis, berdasarkan hasil akhirnya dan
kekerasannya : semen hidrolik, yang mengeras karena penambahan air, dan
semen non-hidrolik, yang dikeraskan oleh karbonasi dengan karbon yang ada di
udara, sehingga tidak dapat digunakan di bawah air.
Semen yang paling umum digunakan saat ini adalah semen hidrolik (hydrolic
cement), dikenal sebagai semen Portland atau campuran semen Portland.
Biasanya merupakan bahan dasar dalam pembuatan beton, yang merupakan
bahan kontruksi yang digunakan sebagai unsur penahan beban. Semen Portland
ini cocok untuk iklim basah dan dapat digunakan di bawah air. Berbagai
campuran semen Portland meliputi semen slag furnace Portland, Semen fly-ash
Portland, semen pozzolan Portland, semen fume-silika Portland, semen
pasangan bata, semen ekspansif, semen campuran putih, semen berwarna dan
semen yang sangat halus
2.2 Sejarah Semen
Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara
dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam
pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara
batuan-batuan konstruksi bangunan. Semen pada awalnya dikenal di mesir
tahun 500 SM pada pembuatan piramida, yaitu sebagai pengisi ruang kosong
diantara celah-celah tumpukan batu. Semen yang dibuat bangsa Mesir
merupakan kalsinasi gypsum yang tidak murni, sedang kalsinasi batu kapur
mulai digunakan pada zaman Romawi. Sepanjang sejarah, material semen atau
teknik penyemenan telah berkontribusi besar dan digunakan secara luas di dunia
kuno. Orang Mesir menggunakan gypsum terkalsinasi sebagai semen dan
orang-orang Yunani dan Romawi menggunakan kapur yang dibuat dengan
memanaskan batu kapur dan menambahkan pasir untuk membuat mortar
dengan batu kasar untuk beton.
Pada 1824, Joseph Aspdin, seorang insinyur kebangsaan Inggris yang membuat
hak paten atas ramuan semen tersebut dengan nama Semen Portland. Nama
Portland digunakan karena hasil akhir warna ramuan yang diolahnya mirip
tanah liat di Pulau Portland, Inggris. Bahan campuran yang digunakan Joseph
Aspdin ini tidak berbeda jauh dengan bahan yang dibuat oleh John Smeaton.
Bahan utama yang digunakan adalah batu kapur dan tanah liat. Batu kapur yang
kaya akan kalsium dicampur tanah liat atau lempung yang mengandung banyak
silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) dan oksida
besi, kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi hingga membentuk
campuran baru. Berjalannya waktu, berdirilah pabrik-pabrik semen di Eropa
dan kemudian merambah ke negara-negara jajahan bangsa Eropa di Asia. Tahun
1906, seorang ahli teknik pemerintah Belanda bernama Corel Christopher,
menemukan deposit batu kapur dan batu silica dalam jumlah yang besar di
Indarung, Padang, Sumatera Barat. Tahun 1910 pihak swasta Belanda
mendirikan perusahaan dengan nama NV. Nederlands Indishe Portland Cement
Maatscappij (NV. NIPCM).
1.Portland Cement
Ordinary Portland Cement adalah semen portland yang dipakai untuk segala
macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat–sifat khusus, misalnya
ketahanan terhadap sulfat, panas hiderasi dan sebagainya.
Moderate Heat Portland Cement adalah semen portland yang dipakai untuk
pemakaian konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan
bangunan sekitar pantai.
High Early Strength Portland Cement adalah semen portland yang digunakan
keadaan–keadaan darurat dan musim dingin. Juga dipakai untuk produksi beton
tekan. High Early Strength Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S
lebih tinggi dibandingkan dengan semen tipe lainnya sehingga lebih cepat
mengeras dan cepat mengeluarkan kalor.
Low Heat Portland Cement adalah semen portland yang digunakan untuk
bangunan dengan panas hiderasi rendah misalnya pada bangunan beton yang
besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland
Cement ini mempunyai kandungan C3S dan C3A lebih rendah sehingga
pengeluaran kalornya lebih rendah.
Semen Putih adalah semen yang dibuat dengan bahan baku batu kapur yang
mengandung oksida besi dan oksida magnesia yang rendah (kurang dari 1%)
sehingga dibutuhkan pengawasan tambahan agar semen ini tidak terkontaminasi
dengan Fe2O3 selama proses berlangsung. Pembakaran pada tanur putar
menggunakan bahan bakar gas, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kontaminasi terhadap abu hasil pembakaran, juga terhadap oksida mangan
sehingga warna dari semen putih tersebut tidak terpengaruh.
Semen Sumur Minyak adalah semen portland yang dicampur dengan bahan
retarder khusus seperti lignin, asam borat, casein, gula, atau organic hidroxid
acid. Semen Sumur Minyak mengandung 6 % MgO, 3 % SO3, 48 – 65 % C3S,
3% C3A, 24 % C4AF + 2C3A, dan 0,75 % alkali (N2O). Fungsi retarder disini
adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen atau memperlambat
waktu pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur
minyak atau gas
h.Semen Masonry
i.Semen Berwarna
Sering dibutuhkan semen yang mempunyai warna yang sama dengan bahan atau
material yang akan direkatkannya. Semen Berwarna dibuat dengan
menambahkan zat warna (pigmen) sebanyak 5 – 10 % pada saat semen putih
digiling. Zat warna yang ditambahkan harus tidak mempengaruhi selama
penyimpanan atau selama pamakaian semen tersebut.
j.Semen Cat
Semen Cat merupakan tepung semen dari semen portland yang digiling bersama
–sama dengan zat warna, filter, dan water repellent agent. Sement cat biasanya
dibuat waran putih yaitu dengan titanium oksida atau ZnS. Sebagai filter
biasanya dipakai water repellent agent atau bahan silika, sedangkan sebagai
accelerator dipakai CaCL2 dan sebagai water repellent agent dipakai kalsium
atau aluminium stearat.
Semen alam merupakan semen yang dihasilkan dari proses pembakaran batu
kapur dan tanah liat pada suhu 850–1000 oC kemudian tanah yang dihasilkan
digiling menjadi semen halus.
Semen Alumina Tinggi pada dasarnya adalah suatu semen kalsium aluminat
yang dibuat dengan meleburkan campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit
ini biasanya mengandung oksida besi, silika, magnesia, dan ketidak murnian
lainnya. Cirinya ialah bahwa kekuatan semen ini berkembang dengan cepat, dan
ketahananya terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.
Semen Portland Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan
alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen
akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air, maka senyawa –
senyawa tersebut akan bereaksi membentuk kalsium aluminat hidrat yang
bersifat hidraulis. Semen portland pozzolan merupakan suatu bahan pengikat
hidraulis yang dibuat dengan menggiling bersama–sama terak semen portland
dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan, atau mencampur secara merata
bubuk semen portland dan bubuk bahan lain yang mempunyai sifat pozzolan.
d.Semen Sorel.
Semen Sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi eksotermik larutan
magnesium kloida 20 % terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari
kalsinasi magnesit dan magnesia yang didapatkan dari larutan garam. Semen
Sorel mempunyai sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan sangat korosif.
Penggunaannya terutama adalah semen lantai, dan sebagai dasar pelantai dasar
seperti ubin dan terazu.
Portland Blast Furnance Slag Cement dalah semen yang dibuat dengan cara
menggiling campuran klinker semen portland dengan kerak dapur tinggi (Blast
Furnance Slag) secara homogen. Kerak (slag) adalah bahan non metal hasil
samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur (Dapur Tinggi) yang
mengandung campuran antara kapur (CaCO3) silika (SiO2) dan alumina
(Al2O3) . Sifat semen ini jika kehalusannya cukup, mempunyai kuat tekan yang
sama dengan semen portland, betonnya lebih stabil dari beton semen portland,
permeabilitinya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam udara kering sama
dengan semen portland.
2.4 Tinjauan Profil Industri semen PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Profil Perusahaan
Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama PT
Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki
oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun
kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi
saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen
Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik Sebesar 5%. Beberapa tahun
kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Lalu pada tahun 1992-1994 Persero
menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas
terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun. Perusahaan melaksanakan
Proyek Optimalisasi I (OPT I), pada 1992-1994 dengan kapasitas terpasang
meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun. Dan tahun 1996-2001 Proyek
Optimalisasi II (OPT II) dimulai pada 1996 guna meningkatkan kapasitas
menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II telah selesai
pada tahun 2001 dan aktif berproduksi hingga sekarang. Dan pada tahun 2011,
Perseroan terlibat dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan
kapasitas 750.000 ton semen per tahun. Proyek ini meningkatkan kapasitas
semen menjadi 2 juta ton semen per tahun dan beroperasi secara komersial pada
juli 2013. Rencana Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan
menambah sumber dana bagi ekspansi terus diupayakan. Untuk itu. Perseroan
melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada
28 Juni 2013 dengan melepas 23.76% saham ke public. Selanjutnya Persero
terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 maret 2013 PT
Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan
terbuka dan berubahh nama menjadi PT Seen Baturaja (Persero) Tbk.
2.5 Perkembangan Produksi semen di Industri perseroan
Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak dengan
pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses
penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik
Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-
daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan
berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu
kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di
Baturaja. Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari
rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di
provinsi Lampung; Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor
dari Thailand; sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi
yang dijual di dalam negeri. Dalam rangka mengembangkan bisnis yang
dijalankan, Perseroan menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna
mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun
sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang. Untuk itu, PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I).
Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai
pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat
menjadi 550.000 ton semen per tahun.
Jenis semen yang diproduksi oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
OPC II Tipe II cocok untuk bangunan di pinggir laut, bangunan di tanah rawa,
dermaga, bendungan, dan saluran irigasi
Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe V
1. Proses Basah
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air
dalam jumlah tertentu serta dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur
halus dengan kadar air 25-40 % (slurry) dikalsinasikan dalam tungku
panjang (long rotary kiln).
Keuntungan:
- Umpan lebih homogen, semen yang doperoleh lebih baik
- Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu
unit
homogenizer
4. Proses Kering.
Pada proses ini bahan baku diolah (dihancurkan) di dalam Raw Mill dalam
keadaan kering dan halus dan hasil penggilingan (tepung baku) dengan
kadar air 0,5–1% dikalsinasikan dalam rotari kiln. Proses ini menggunakan
panas sekitar 1500 – 1900 kcal/kg klinker
Keuntungan :
- Tanur yang digunakan relatif pendek.
- Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang
dipakai relatif sedikit, dan membutuhkan air yang relatif sedikit
pula.
- Kapasitas produksi lebih
besar Kerugian :
- Kadar air sangat mengganggu proses, karena
material menempel pada alat.
- Campuran umpan kurang homogen.
- Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap
debu.
Adapun jenis bahan baku yang dibutuhkan pada pembuatan semen ini dapat
terlihat pada tabel berikut ini :
Jenis-jenis Bahan Baku Semen
a) Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: Pertama adalah
material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur
(calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll. Kedua adalah material
yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous
materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau
diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan Tanah Liat
yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan.
Penambangan Batu Kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface
Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara
pengerukan. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut ke Crusher
dengan Dump Truck.
b) Penghancuran/Crusher
Batu Kapur dan Tanah Liat dikecilkan ukurannya sampai 8 cm di Crusher untuk
kemudian disimpan di Stock Pile (storage). Alat penghancur crusher dilengkapi
dengan sebuah alat untuk mengumpankan bahan kedalamnya, yang dinamakan
feeder. Crusher yang digunakan untuk menghancurkan batu kapur terdiri dari
dua bagian. Bagian yang pertama disebut vibrator, yang berfungsi untuk
mengayak atau menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukurannya
lebih kecil akan langsung jatuh menuju belt conveyor. Batu kapur yang
tertinggal akan secara langsung menuju bagian kedua, yaitu bagian yang
memiliki alat penghancur yang dinamakan hammer. Setelah mengalami
penghancuran, batu kapur tersebut akan jatuh menuju belt conveyor yang sama.
Bahan baku yang didapat dari proses penambangan (Batu Kapur dan Tanah
Liat) akan ditampung di dalam storage untuk selanjutnya dilakukan proses
prehomogenisasi yang disebut reclaimer. Proses prehomogenisasi di reclaimer
adalah proses yang sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang
dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu semen.
Tempat penyimpanan bahan baku terdiri dari bagian utama yaitu :
a. Stock Pile.
b. Bin
Sedangkan alat – alat penunjang yang membantu dalam penyimpanan bahan
baku adalah
a. Tripper.
b. Reclaimer
Umumnya, stock pile dibagi menjadi dua bagian yaitu sisi kanan dan sisi
kiri hal ini dilakukan untuk menunjang proses, jika stock pile bagian kanan
sedang digunakan sebagai masukan proses, maka sisi bagian kiri akan diisi
bahan baku dari crusher. Begitu juga sebaliknya. Untuk mengatur letak
penyimpanan bahan baku, digunakan tripper selain itu stock pile juga
dilengkapi dengan reclaimer. Reclaimer ini berfungsi untuk memindahkan
atau mengambil raw matrial dari stock pile ke belt conveyor dengan
kapasitas tertentu, sesuai dengan kebutuhan proses, alat ini sendiri berfungsi
untuk menghomogenkan bahan baku yang akan dipindahkan ke belt
conveyor.
Pasir Besi dan Pasir Silika masuk kedalam vertical roller mill ( Raw Mill )
pada bagian tengah ( Tempat Penggilingan ) sementara itu udara panas
masuk kedalam bagian bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan
terbawa udara panas keluar raw mill melalui bagian atas alat tersebut.
Verticall roller mill memiliki bagian yang dinamakan classifier yang
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari raw
mill, partikel dengan ukuran besar akan dikembalikan kedalam raw mill
untuk mengalami penghalusan selanjutnya sampai ukurannya mencapai
ukuran yang diharapkan. Semetara itu partikel yang ukurannya telah
memenuhi kebutuhan akan terbawa udara panas menuju cyclon. Cyclon
berfungsi untuk memisahkan antara partikel yang cukup halus dan partikel
yang terlalu halus ( debu ) partikel yang cukup halus akan turun kebagian
bawah cyclon dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan
dan homogenisasi.
f) Pemanasan (Pre-heating)
g) Pembakaran ( Firring )
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln. Rotary kiln
adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan
dengan kemiringan tertentu. Dari ujung tempat material masuk ( in-let ),
sedangkan di ujung lain adalah tempat terjadinya pembakaran bahan bakar (
burning zone ). Jadi material akan mengalami pembakaran dari temperatur
yang rendah menuju temperatur yang lebih tinggi. Diameter tanur putar
adalah 5,6 meter dan panjangnya adalah 84 meter, sedangkan kapasitas
desainnya adalah 7800 ton / hari. Bahan bakar yang digunakan adalah batu
bara yang telah digiling dan dikeringkan melalui Coal Mill. Klinker
sebagian digunakan ke cement mill Baturaja, Cement Mill di Palembang
dengan angkutan Kereta Api dan Truk sedangkan Cement Mill di Panjang
dengan angkutan Truk untuk diproses menjadi Semen Curah.
Didalam tanur putar terjadi proses kalsinasi ( Hingga 100 % ), sintering, dan
clinkering. Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800 –
900 oC sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1300 –
1450 oC. Klinker yang ditransport dari Kliker Silo Baturaja digiling di Cement
Mill dengan menambahkan Gypsum dan bahan ke-3. Proses penggilingan semen
ini merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan semen seperti yang di
pasar. Material ini bersama-sama diumpankan ke semen mill kemudian
mengalami proses penggilingan dan produknya berupa semen OPC Tipe I dan
PCC. Setelah didapat semen yang berkualitas maka semen tersebut disimpan
melalui semen silo kemudian ditransport ke bin semen melalui air slide, belt
conveyor, dan vibrating screen. Keluaran dari semen silo berupa semen curah
sebagian dijual dalam bentuk Semen Curah dengan alat transport berupa mobil
kapsul dan gerbong kereta kapsul ke Palembang, Baturaja, dan Lampung dan
sebagian dikirim ke Packing Plant Baturaja.
i) Pendinginan ( cooling )
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai
saluran udara pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (
Clinker Breaker ). Setelah proses pembentukan clinker selesai dilakukan di
dalam tanur putar, clinker tersebut terlebih dahulu didinginkan di dalam
cooler sebelum disimpan di dalam clinker silo. Cooler yang digunakan
terdiri dari sembilan compartemen yang menggunakan uadara luar sebagai
pendingin. Udara yang keluar dari cooler dimanfaatkan sebagai media
pemanas pada vertical roller mill , sebagai pemasok udara panas pada pre-
heater, dan sebagian lain dibuang ke udara bebas. Kapasitas desain cooler
adalah 7800 ton / hari sedangkan luas permukaan efektifnya adalah 160,6
m2
j) Penggilingan Akhir
Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula
penggilangan clinker dengan gypsum adalah ball mill. Peralatan yang
menunjang proses penggilingan akhir ini adalah :
Clinker
Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clincer silo menuju clinker bin. Dengan menggunakan bin maka
jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik. Sebelum masuk ke
dalam alat penggilingan akhir, clinker terlebih dahulu mengalami penggilingan
awal dalam alat vertical roller mill
Ball Mill
Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dan gypsum disebut
ball mill. Alat ini berbentuk silinder horizontal dengan panjang 13 m dan
berdiameter 4,8 m. kapasitas desai ball mill adalah 210 ton / jam dengan tingkat
kehalusan 3200 blaine. Bagian dalam ball mill terbagi menjadi dua bagian
untuk memisahkan bola – bola baja yang berukuran besar dan berukuran kecil.
Bagian utama diisi dengan bola – bola baja yang berdiameter lebih besar dari
pada bola – bola yang ada pada bagian kedua. Prinsip penggunaan bola – bola
baja dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih kecil adalah bahwa ukuran
bola – bola baja yang lebih kecil menyebabkan luas kontak tumbukan antara
bola – bola baja dengan material yang akan digiling akan lebih besar sehingga
diharapkan ukuran partikelnya akan lebih halus. Material yang telah mengalami
penggilingan kemudian diangkut oleh bucket elevator menuju separator.
Separator berfungsi untuk memisahkan semen yang ukurannya telah cukup
halus dengan ukuran yang kurang halus. Semen yang cukup halus dibawa udara
melalui cyclon kemudian disimpan didalam silo cement.dari silo cement ini
semen kemudian dikantongi dan di masukan kedalam truck semen curah dan
siap dipasarkan. Proses tersebut dilakukan oleh bagian khusus yaitu unit
pengantongan semen.
k) Pengantongan Semen (Packing Plant)
Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transport sampai ke
packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan
semen bungkus atau zak dan timbangan berat yang ditetapkan. Packer
merupakan unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik semen dimana
produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag 1 ton untuk
dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jambi.
Prinsip-prinsip CSR yang menjadi latar belakang pelaksanaan CSR dan PKBL
Perseroan, meliputi:
• Akuntabilitas
• Transparansi
• Perilaku Etis
• Penghormatan kepada Kepentingan Stakeholder
• Kepatuhan kepada Hukum
• Penghormatan kepada Norma Perilaku Internasional
• Penegakan Hak Asasi Manusia
Konsep CSR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah Tripple Bottom Line
atau “3P” yaitu “Profit, People, Planet”. Selain mengejar keuntungan (profit),
Perseroan ikut berupaya memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan (planet).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen portland
pozolan, dan semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk. Memproduksi 2 jenis semen yaitu :
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Secara garis besar memproduksi semen
dengan cara-cara sebagai berikut :
Quarry
Penghancuran
Penyimpanan bahan baku
Penggilingan dan pengeringan
Pemanasan dan Pembakaran
Penggilingan Clinker
Pengemasan Semen
3.2 Saran
Firdaus, Apriyadi, 2007, Proses Pembuatan Semen pada Industri Teknik Kimia,
[PDF], halaman 15-24