Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI

ENERGI DAN EKOSISTEM INDUSTRI

Disusun Oleh:

Kelompok 5
Putra Haidar D 063.18.118
Muhammad Adib 063.19.007
Putri Diana 063.19.059
Amalia Kusumawati 063.21.033

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i


BAB I KERANGKA DASAR LIFE CYCLE ANALYSIS
1.1 Konsep Life Cycle Analysis........................................................................ 2
1.2 Metodologi Life Cycle Analysis................................................................. 2
1.3 Contoh Life Cycle Analysis dalam industri .............................................. 3
BAB II PEMAHAMA ECO DESIGN AND MASS FLOW ANALYSIS
2.1 Menjelaskan Konsep Eco Design ............................................................. 5
2.2 Menjelaskan Hubungan Eco Design untuk Lingkungan ........................ 5
2.3 Menjelaskan Hubungan Eco Design dengan Suistanability .................. 6
BAB III PELAKSANAAN DAN CONTOH MASS FLOW ANALYSIS
3.1 Menjelaskan definisi Mass Flow Analysis ............................................... 7
3.2 Menjelaskan penggunaan Mass Flow Analysis ....................................... 7
3.3 Contoh Mass Flow Analysis ...................................................................... 7
BAB IV LESSON LEARNED DARI INDUSTRI INDONESIA
4.1 Lesson Learned dari Industri Indonesia atau Kalundborg Symbiosys ........... 8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

i
BAB I
KERANGKA DASAR LIFE CYCLE ANALYSIS

1.1 Konsep Life Cycle Analysis


Life Cycle Analysis atau Life Cycle Assessment (LCA) adalah proses objektif untuk
mengevaluasi beban lingkungan yang terkait dengan produk, proses, atau aktivitas dengan
mengidentifikasi energi dan bahan yang digunakan serta limbah yang dilepaskan ke
lingkungan dan untuk mengevaluasi dan menerapkan peluang perbaikan lingkungan (ISO,
1999).
Penilaian meliputi seluruh siklus hidup produk, proses atau kegiatan, meliputi
ekstraksi dan pengolahan bahan baku; manufaktur, transportasi dan distribusi;
penggunaan, penggunaan kembali dan pemeliharaan, daur ulang; dan pembuangan akhir
(yang disebut konsep 'cradle to grave').

Gambar 1.1 Siklus hidup produk yang disederhanakan

1.2 Metodologi Life Cycle Analysis


Menurut standar ISO 14040 dan 14044, LCA dilakukan dalam empat fase:
1. Definisi tujuan dan ruang lingkup;
2. Analisis inventaris: kompilasi input dan output yang relevan dari sistem produk;
3. Analisis dampak: mengevaluasi potensi dampak lingkungan yang terkait dengan
input danoutput; dan
4. Interpretasi: prosedur untuk mengidentifikasi, kualifikasi, memeriksa dan
mengevaluasi hasil analisis inventaris dan tahap analisis dampak dalam kaitannya
dengan tujuan studi.

Gambar 1.2. Kerangka Konseptual pada LCA


2
1.3 Contoh Life Cycle Analysis dalam industri
Berikut merupakan evaluasi dampak lingkungan yang ditimbulkan pada pembuatan
produk hetric lamp dengan metode Life Cycle Assessment dan memberikan alternatif
usulan perbaikan yang terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan sepanjang life cycle
produk Hetric lamp dengan pendekatan Analytical Network Process.

Gambar 1.3. Network Proses Ruang Lingkup LCA.

Hasil dari characterization impact assessment dapat dilihat pada hasil pengolahan
di bawah ini.

Pada gambar dibawah, menunjukkan empat level hierarki yang terdiri dari level satu
yangberupa goal atau tujuan yang ingin dicapai yaitu mengurangi dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh proses produksi. Level dua merupakan level kategori atau kriteria. Level
yang ketiga adalah sub kriteria yang merupakan breakdown dari kriteria yang bersifat lebih
spesifik. Dan level yang terakhir adalah level alternatif yang berupa pilihan strategi-
strategi. Pada tiap node di tiap level akan dimasukkan nilai untuk mendapatkan goal yang
diinginkan.

3
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan,
besarnya dampak lingkungan yang dihasilkan dari ruang lingkup pengolahan data Life
Cycle Assessment yaitu pada proses produksi 60.2 Pt, proses distribusi 46 Pt dan proses
penggunaan produk 16.1 Pt, dimana dampak lingkungan terbesar yang dihasilkan dari
ketiga proses tersebut adalah dampak human toxicity water yang disebabkan oleh material
dari komponen lampu DOP serta material kayu yang menyusun produk Hetric Lamp pada
proses produksi dan penggunaan produk, serta dampak global warming pada proses
distribusi.
Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa rekomendasi alternatif pengurangan
dampak yang terbaik adalah mengganti komponen hetric lamp yaitu lampu DOP dengan
menggunakan lampu berjenis LED dengan bobot sebesar 0.575.

4
BAB II
PEMAHAMA ECO DESIGN AND MASS FLOW ANALYSIS

2.1 Menjelaskan Konsep Eco Design


Eco-design adalah salah satu pendekatan desain dengan mempertimbangkan
dampak pemakaian barang yang didesain terhadap kerusakan alam lingkungan. Tidak
hanya padasaat pemakaian barang saja, namun termasuk keseluruhan life cycle dari barang
tersebut.
Eco Design merupakan suatu instrumental procedural untuk membuat keputusan
lingkungan, yang secara khusus mengarah kepada design dari produk dan proses. Eco
Design dibuat untuk memperbaiki kinerja lingkungan dan bisnis didalam pengembagan
produk dan proses. Eco Design menggabungkan pemikiran siklus hidup didalam
mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perbaikan lingkungan.
Eco-design juga merupakan aplikasi logis dari eco-efficiency. Eco-efficiency
didefinisikan sebagai kinerja fungsional dari produk-produk pada siklus hidup yang dibagi
kedalam dampak-dampak lingkungan dari produk pada siklus hidupnya. Penurunan
dampak lingkungan melalui efisiensi sumberdaya dan penurunan tingkat penggunaan zat-
zat berbahaya akan menghasilkan rasio eco-efisiensi yang lebih baik. Aspek-aspek penting
dari eco-design yang berhubungan dengan masalah sampah antara lain intensitas material
yang rendah, produk dengan penggunaan energi yang rendah dan penggunaan bahan
dengan dampak yang rendah.

2.2 Menjelaskan Hubungan Eco Design untuk Lingkungan


Desain ramah lingkungan, atau desain ramah lingkungan, adalah pendekatan untuk
merancang produk dengan dampak lingkungan selama seluruh siklus hidupnya. Ketika
siklus hidup suatu produk disebutkan, itu sering berarti proses pasokan, produksi,
penggunaan dan pembuangan.
Tujuan dari karya desain hingga saat ini adalah untuk memenuhi persyaratan dan
menjadi yang paling hemat biaya. Namun, dengan desain Eco, dimensi baru ditambahkan
ke proses desain: lingkungan. Faktanya, aspek lingkungan dari desain tidak dapat
menggantikan aspek biaya atau kinerja, tetapi dengan pendekatan ini, perancang dipaksa
untuk membuat pilihan untuk mengoptimalkan biaya, kinerja dan dampak lingkungan.
Pendekatan desain lingkungan telah menjadi semakin populer saat ini. Desain ramah
lingkungan adalah pendekatan yang sangat populer, misalnya dalam desain ruang hidup,
tempat kerja dan tempat tinggal. Karena saat ini semakin banyak orang yang sadar akan
efek negatif dari desain yang buruk dan pilihan yang buruk pada lingkungan. Tren dalam
desain perumahan termasuk bahan bangunan berkelanjutan atau terbarukan seperti lantai
bambu, bahan komposit daur ulang, karpet serat daur ulang dan bahan daur ulang dari
bangunan tua.
Namun, desain ramah lingkungan tidak terbatas pada pilihan bahan, tetapi lebih dari
itu. Sebagai contoh, efisiensi energi adalah komponen penting dari desain Eco. Terlepas
dari seberapa berkelanjutan bahan digunakan dalam desain, jika ada jejak energi yang
besar di produk akhir, semua keuntungan bahan berkelanjutan kehilangan makna. Saat ini,
banyak ide yang meningkatkan efisiensi energi diungkapkan dan diimplementasikan.
Misalnya, jendela berlapis ganda, genteng yang memantulkan sinar matahari selama bulan-
bulan musim panas dan atap panel surya yang digunakan untuk menghasilkan energiadalah
contoh dari upaya ini.

5
2.3 Menjelaskan Hubungan Eco Design dengan Suistanability
Sustainable Design adalah suatu desain dimana yang selama prosesnya yaitu dari
pengambilan sumber daya yang ada di alam sampai pengolahan kembali menggunakan
metode yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, sehingga
kehidupan manusia dan alam di bumi dapat terus bertahan.
Dengan adanya sustainable design, dampak negatif terhadap lingkungan dapat
dikurangi melalui penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, meminimalkan
dampak lingkungan, serta menyatukan kembali manusia dengan lingkungan alamnya.
Tujuan Sustainable Design yaitu, Mengurangi dampak negatif dari limbah produk
yangtidak dapat di daur ulang, mulai dari proses produksi hingga hasil akhirnya, sehingga
produk atau bangunan dapat meminimalisir sampah yang dihasilkan dan memiliki konsep
keberlanjutan. Memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber energi terbaharui pada
produk yang dihasilkan, sehingga dapat mengurangi emisi yang menyebabkan pemanasan
global. Meminimalisir penggunaan bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan.
Prinsip Dasar Sustainable Design Menurut Feylicia (Wijaya, 2019), prinsip dasar
sustainable design meliputi aspek-aspek seperti, Low-impact material Memanfaatkan
bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan untuk membuat sebuah produk,
lalu Efisiensi energi Menggunakan atau membuat produk yang membutuhkan energi
seminimal mungkin, misalnya penggunaan air atau listrik, selain itu Kualitas dan Daya
Tahan Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik sehingga memiliki usia
pakai yang Panjang, kemudian Reuse & Recycle. Rancangan produk harus
mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir
selai itu juga Renewability Bahan (material) berasal dari wilayah terdekat (tidak hasil
import), diproduksi dari sumber daya yang bisa diperbaharui,serta dapat diolah menjadi
kompos, dan Sehat agar Produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan serta
penggunanya.

6
BAB III
PELAKSANAAN DAN CONTOH MASS FLOW ANALYSIS

3.1 Menjelaskan definisi Mass Flow Analysis


Material Flow Ananlysis (MFA) adalah analisis aliran material yang merupakan
penilaiansistematis terhadap proses aliran dan persediaan bahan (material) dalam sistem
yang didefinisikan dalam ruang dan waktu. Berhubungkan dengan sumber, jalur, dan
hingga akhir dari suatu material. MFA memberikan serangkaian informasi lengkap dan
konsistententang semua arus dan persediaan bahan tertentu dalam suatu sistem. Dengan
menyeimbangkan input dan output, arus limbah dan beban lingkungan menjadi terlihat,
dan penggunaannya sumber dapat diidentifikasi Penipisan atau akumulasi stok material
adalah diidentifikasi cukup dini baik untuk mengambil tindakan pencegahan atau untuk
mempromosikan lebih lanjut penumpukan dan pemanfaatan masa depan (Brunner dan
Rechberger, 2003).
3.2 Menjelaskan penggunaan Mass Flow Analysis
Penggunaan MFA (Material Flow Analysis) bertujuan untuk :
1. Menggambarkan suatu sistem aliran material dan stok dengan defenisi jelas.
2. Mengurangi kompleksitas sistem.
3. Menilai aliran relevan dan stok dalam istilah kuantatif hasil saat ini tentang aliran dan
stok dari suatu sistem dengan cara yang tepat direproduksi , dimengerti, dan transparan.
4. Menggunakan hasil sebagai dasar untuk mengelola sumber daya , lingkungan, dan
limbah, khususnya untuk penjelasan berikut :
 Pengenalan awal akumulasi yang berpotensi berbahaya atau bermanfaat dan
pengurangan stok, serta untuk prediksi beban lingkungan dimasa depan berdasarkan
waktu berkala.
 Pengaturan prioritas tentang langkah-langkah untuk perlindungan lingkungan,
konservasi sumber daya dan pengelolaan limbah (apa yang paling penting dan apa
yang terjadi terlebih dahulu)
 Desain barang, proses, dan sistem yang mempromosikan perlindungan lingkungan,
konvesional sumber daya, dan pengelolaan limbah (desain ramah lingkungan, desain
ekosistem, desain untuk daur ulang, dan desain untuk pembuangan) (Annisa, 2013).

3.3 Contoh Mass Flow Analysis


Contoh Material Flow Analysis dapat diterapkan dalam pengelolaan limbah sebagai
kerangka kerja untuk pemodelan komposisi unsur limbah dan mengevaluasi pemberlakuan
manajemen material di divisi daur ulang. Dengan demikian, analisis aliran material dapat
menjadi alat pendukung keputusan yang menarik dalam manajemen sumber daya.

Dari Gambar diatas memberikan informasi tentang Analisis Aliran Massa


limbah elektronika dari rumah tangga hingga berakhir di TPA dan dijual ke pabrik.
BAB IV

7
LESSON LEARNED
DARI INDUSTRI INDONESIA ATAU KALUNDBORG SYMBIOSYS

Sebuah bentuk kerjasama yang memiliki tingkat saling kebergantungan antar


perusahaan, yang melakukan pertukaran material, energi dan berbagai hal- hal yang saling
menguntungkan lainnya yang bisa memberikan kemakmuran bersama. Frosch dan Gallopoulos
1989 memberikan gambaran ‘ekosistem 27 industri’ dimana ‘konsumsi energi dan material di
optimalkan dan hasil dari suatu proses dapat merupakan bahan baku bagi proses lain” Sebagian
orang memandang dari sisi metapora ekosistem, yang memandang aktifitas industri sebagai
jejaring makanan food web dan menginterpretasikan peranan dari beragam penggalan dan
bisnis refabrikasi sebagai komponen pengguna pihak yang memanfaatkan.scavengers dan
decomposers dari sistem. Implementasi Eco industrial park pada kawasan industri berat
Kalundborg, Covenhagen Denmark, yaitu dengan penerapan model simbiosis industri dalam
satu kawasan dimana di dalamnya terjadi kemitraan antar industri untuk mengurangi biaya-
biaya produksi, memenuhi kewajiban bersama peraturan lingkungan, mengatur dan
memanfaatkan limbah industri dan penggunaan kembali air serta energi terbuang, untuk tujuan
efisiensi dalam kawasan industri. Kolaborasi ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat social capital yang berpartisipasi. Kunci dari simbiosis industri adalah kolaborasi
dan semua kemungkinan sinergis yang dimungkinkan dalam suatu areal kawasan industri.

8
BAB V
KESIMPULAN

Life Cycle Assessment (LCA) perlu dilakukan karena LCA ini memiliki tujuan untuk
mengevaluasi beban lingkungan yang terkait dengan produk, proses, atau aktivitas dengan
mengidentifikasi energi dan bahan yang digunakan serta limbah yang dilepaskan ke lingkungan
dan untuk mengevaluasi dan menerapkan peluang mempengaruhi perbaikan lingkungan. Dan
untuk Eco-design perlu dilakukan untuk saat ini karena ini merupakan salah satu pendekatan
desain dengan mempertimbangkandampak pemakaian barang yang didesain terhadap kerusakan
alam lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Klöpffer, W., Grahl, B. (2014). Life Cycle Assessment (LCA): A Guide to Best Practice. Jerman:
Wiley
Hauschild, M. Z., Rosenbaum, R. K., Olsen, S. I. (2017). Life Cycle Assessment: Theory and
Practice. Jerman: Springer International Publishing
Pringgajaya, K. A., Ciptomulyono, U. (2012). Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan
Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp
yang Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik ITS. 515-520

10

Anda mungkin juga menyukai