Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah lingkungan dan sumberdaya alam
Oleh
Adam Irwansyah
23112002
KEWILAYAHAN
2015
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nyalah
saya dapat menyelesaikan penelitian identifikasi isu lingkungan. Identifikasi isu lingkungan
ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh peserta mata kuliah
Lingkungan dan Sumber Daya Alam.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah pilihan PL2101R
Lingkungan dan Sumber Daya Alam. Makalah ini berisi uraian kegiatan yang telah dilakukan
selama menjalani penelitian dan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah diperoleh
mahasiswa baik saat kuliah maupun melalui studi literatur.
Makalah ini diberi judul “Identifikasi Dampak Aktifitas Pengolahan Karet Terhadap
Lingkungan”
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama pelaksanaan penelitian maupun penyusunan makalah, Akhir kata
penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri dan semua
pihak yang membutuhkannya.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
PT Waykandis Rajabasa Bandar Lampung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri pengolahan karet mentah (slab) menjadi karet remah (crumb
rubber). Dampak positif dari keberadaan pabrik pengolahan karet yaitu PT. Way Kandis
ialah memberikan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran dan
mensejahterakan masyarakat. Masyarakat berpeluang untuk membuka usaha atau
berdagang. Kesempatan kerja dan peluang usaha ini berkontribusi terhadap pendapatan
masyarakat. Sedangkan dampak negatif dari keberadaan pabrik ialah menimbulkan polusi
udara seperti bau busuk yang sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Pembangunan bukan hanya
berarti penekanan pada akselerasi dan peningkatan pendapatan perkapita sebagai indeks
dari pembangunan saja, akan tetapi pembangunan merupakan suatu proses multi dimensi
yang meliputi pola reorganisasi dan pembaharuan seluruh sistem dan aktifitas ekonomi,
sosial dan lingkungan dalam mensejahterakan kehidupan warga masyarakat.
ii | I d e n t i f i k a s i Dampak A ktifitas Pengolahan Karet Terhadap Lingku ngan
DAFTAR ISI
Abstrak..................................................................................................................... ii
4.1 Simpulan 13
4.2 Saran 13
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan
pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola
pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya
manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah perubahan positif
sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat
bergantung padanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan
proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan
penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat
baik secara spiritual maupun material.
Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Pembangunan bukan hanya
berarti penekanan pada akselerasi dan peningkatan pendapatan perkapita sebagai indeks
dari pembangunan saja, akan tetapi pembangunan merupakan suatu proses multi dimensi
yang meliputi pola reorganisasi dan pembaharuan seluruh sistem dan aktifitas ekonomi,
sosial dan lingkungan dalam mensejahterakan kehidupan warga masyarakat.
2. Apa saja dampak lingkungan yang timbuk akibat aktifitas industri karet ?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak melalui
identifikasi pilar-pilar pembangunan berkelanjutan?
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu:
Tujuan umum yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui
dampak suatu industri pengolahan karet terhadap lingkungan. Sedangkan tujuan khusus
yang hendak dicapai ialah mengidentifikasi isu dampak lingkungan melalui pilar-pilar
pembangunan berkelanjtan.
Penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori dasar
pencemaran tanah, analisis dampak pencemaran tanah, serta simpulan dan saran. Pada bab
satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan makalah ini, rumusan masalah,
tujuan, ruang lingkup kajian, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan disajikan
penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai
literatur sebagai sumbernya berupa pengertian lingkungan, gambaran umum aktifitas
pengolahan karet dan prinsip pembangunan berkelanjutan. Bab tiga akan menjabarkan dan
menganalisis masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa identifikasi
keadaan lingkungan sekitar pabrik dan analisa dampak industri pabrik. Bab empat berisi
tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai masalah yang kami angkat.
2 | Identifikasi Dampak A ktifitas Pengolahan Karet Terhadap Lingku ngan
BAB II
TEORI DASAR
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.
Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta
mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah, pepohonan, dan para
tetangga. Sementara lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti
rumah, gedung, dan tiang listrik. Sebagai contoh di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan
yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis,
gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup
di bumi. Secara umum pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang
dengan segala benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial,
budaya, dan juga udara yang ada. (ArtikeLlingkunganHidup.com, 2012)
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di
kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika
berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman
atau sesama manusia.
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara
wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
4 | Identifikasi Dampak A ktifitas Pengolahan Karet Terhadap Lingku ngan
2.2 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada
laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya. Ambang batas
ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang bergantung pada
teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan
biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia.
Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk
kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita
tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan, tetapi juga
dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara cermat dan bijaksana.
a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
0
Menjamin Pemerataan dan Keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan
lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi,
pemerataan kesempatan bagi perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk
peningkatan kesejahteraan.
0
Menghargai Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagi
tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang
akan datang.
0
Menggunakan Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan integratif,
maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat
dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan datang.
0
Menggunakan Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang dilakukan
untuk merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang mendukung
pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.
0
Peremahan
BOKAR yang telah mengalami penuntasan selama 10-15 hari diremahkan dalam
granulator. Bahan Olah Karet (BOKAR) adalah lateks kebun dan gumpalan lateks kebun
yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M).
Gambar 2.2 BOKAR setelah proses peremahan
0
Pengeringan
BOKAR yang terlah mengalami peremahan selanjutnya dikeringkan dalam dryer selama
3 jam. Pemasukan kotak pengering kedalam dryer 12 menit sekali, suhu pengering
122°C untuk bahan baku BOKAR dan 110°C untuk proses WF. Suhu produk yang keluar
dari dryer dibawah 40°C.
0
Pengepresan
Pengepresan merupakan pembentukan bandela-bandela dari remah karet kering. Bahan yang
keluar dari pengering kemudian ditimbang seberat 35kg/bandela yang akan dikemas
0
Pembungkusan dan Pengepakan Crumb Rubber
ANALISIS
Dari citra di atas, secara geografis letak pabrik berada di area pendidikan dan pemukiman.
Dalam radius 500 meter dari pabrik terdapat dua institusi pendidikan yaitu Politeknik Negeri
Lampung dan Yayasan Al-Kautsar dan terdapat dua perumahan yaitu Perumahan Griya Intan
dan Perumahan Glora Persada. Dalam radius satu kilometer terdapat satu institusi pendidikan
yaitu Universitas Lampung dan dua perumahan yaitu Perumahan Polri Hajimena dan
Perumahan Bataranila. Jika dilihat dari aspek ekonomi, masih terpetak-petak untuk area
perumahan cenderung memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas dan untuk daerah
pemukiman yang berada di luar perumahan cenderung memiliki tingkat ekonomi menengah
ke bawah. Untuk kalangan menengah ke atas mayoritas memliki pekerjaan sebagai pegawai
negeri sipil dan pemilik kos-kosan/kontrakan. Sedangkan untuk kalangan menengah ke
bawah mayoritas memiliki pekerjaan sebagai pedagang kecil dan buruh. Serupa dengan
aspek ekonomi, dipandang dari aspek sosial, interkasi sosial antar individu di lingkungan
pabrik relatif minim untuk area perumahan, namun berbeda untuk wilayah pemukiman biasa,
interaksi sosial masih tinggi dan masih sering dijumpai penduduk yang melakukan
musyawarah, kerja bakti dan ronda bersama-sama.
Bau busuk menyengat terjadi disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang
melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida. Kedua
hal tersebut terjadi karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat ini tidak dapat
mencegah pertumbuhan bakteri. Kemudian bau busuk tersebut dibawa terus sampai ke
pabrik karet remah dan di pabrik yang menjadi sumber bau busuk tersebut adalah
berasal dari tempat penyimpanan bokar, kamar gantung angin (pre-drying room), dan
mesin pengering (dryer). Masalah bau busuk yang mencemari udara di sekitar pabrik
karet remah ini sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun semua pabrik sudah
menggunakan scrubber (cerobong asap), padahal di sekeliling pabrik sudah menjadi
kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-keluhan
masyarakat di sekeliling pabrik bahkan yang jauh dari pabrik (bau terbawa oleh
angin). Bau busuk yang ditimbulkan oleh PT. Way Kandis berdampak negatif bagi
masyarakat sekitar. Masyarakat sangat terganggu terhadap bau busuk, ini menandakan
bahwa masyarakat yang tinggal sekitar pabrik karet mengalami tekanan dari
lingkungan tempat tinggal sehingga kenyamanan masyarakat sekitar terganggu.
4.1 Simpulan
Dampak positif dari keberadaan pabrik pengolahan karet yaitu PT. Way Kandis ialah
memberikan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran dan
mensejahterakan masyarakat. Masyarakat berpeluang untuk membuka usaha atau
berdagang. Kesempatan kerja dan peluang usaha ini berkontribusi terhadap pendapatan
masyarakat. Sedangkan dampak negatif dari keberadaan pabrik ialah menimbulkan
polusi udara seperti bau busuk yang sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
4.2 Saran
Untuk mengatasi dampak negatif yang ditumbulkan oleh pengolahan karet remah
khususnya bau busuk ialah dengan melakukan penyemprotan asap cair di atas bokar. Hal
ini dapat menghilangkan/menetralkan bau busuknya dan asap cair dapat membekukan
lateks (getah karet) dengan sempurna dengan nilai plastisitas tinggi, dan sifat fisik
vulkanisat setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan karet yang dihasilkan
dengan pembeku asam format (semut). Selain itu masyarakat sebaiknya juga melakukan
tindakan adaptif terhadap bau dengan memasang pengharum ruangan di rumah.
13 | I d e n t i f i k a s i Dampak A ktifitas Pengolahan Karet Terhadap Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Amadi, Iqbal, Nur, A., & Irfan. (2002). Hubungan industri dan komunitas lokal (studi di PT. Way
Kandis Rajabasa Kedatan Bandarlampung). Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia.
ArtikelLingkunganHidup.com.
Dewan Perwakilan Rakyat. (1997). Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23
Tahun 1997.
PT. KENCANA RUBBERINDO. (2013, February 9). Tahap pengolahan Crumb Rubber. Diambil kembali
dari http://www.kencanarubberindo.com/2014/12/pabrikasi-crumb-rubber-1.html
Safitri, L., & Nurhamlin. (2013). DAMPAK SOSIAL KEGIATAN PABRIK KARET PT. P&P BANGKINANG DI
(2002). Standar Bahan Olahan Karet Untuk Produk Karet Olahan. Pusat Teknologi Material - BPPT.
Sutini. (2009). SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU KARET PT WAYKANDIS RAJABASA BANDAR
LAMPUNG.
14 | I d e n t i f i k a s i Dampak A ktifitas Pengolahan Karet Terhadap Lingku ngan