Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AMDAL DAN ANDAL DALAM PEMBANGUNAN

OLEH:
NAMA: M. ARBA SULAIMAN
NIM: 03120200108
KELAS: A1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Masalah AMDAL Dan
ANDAL” ini dapat terselesaikan. Berbagai sumber telah penulis ambil sebagai bahan
dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penulis juga menyadari bahwa buku tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki kesalahan dalam
penyusunannya.

BARRU, 26 Maret 2021

Penyusun

Page i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian AMDAL ..................................................................... 3
B. Fungsi Peran,dan Manfaat AMDAL ............................................ 5
C. Tahapan Penyusunan AMDAL .................................................... 8
D. Alasan Suatu Rencana Wajib AMDAL ........................................ 10
E. Pentingnya AMDAL Dalam Pembanguna Berwawasan................ 12
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 14
A. Kesimpulan .................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ iii

Page ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber daya
alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka
panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras
antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”.
Dengan demikian perlu adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan
semakin serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,
oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini
dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh seminar
tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” yang diselenggarakan
oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah
lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru
mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang
lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah:
1. Pengertian AMDAL
2. Sistem regulasi AMDAL
3. Fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Tahap-tahap penyusunan AMDAL
5. Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL
2. Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Untuk mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL
5. Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

D. Manfaat Penulisan
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah : 1.
Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL
2. Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Kita dapat mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL
5. Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Page 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem perencanaan
pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini disusun secara sistematis
untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Di indonesia pembangunan
nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya
dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi
yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut
proyek.
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi disusun
kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi
pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang
layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut (sustainable
development). Instrumen untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan).
Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999, yang
semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai beberapa bentuk
AMDAL dan mempunya pengertian:
1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan.
Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis
Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan. Sementara itu pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek Individual
(seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan, dan AMDAL Regional.
Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993 tersebut adalah:

1) Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil


studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi
di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak penting menjadi dampak besar dan penting.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak
penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu

Page 2
kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu instansi yang bertanggung
jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak
penting diganti dampak besar dan penting.
3) Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai dampak
penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu
kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana
umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai dampak
besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen.
Atas dasar beberapa dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan diambil.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDALPemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, danmasyarakat yang berkepentingan,
masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.Dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan
penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping
by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan
tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman
Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006Kewenangan Penilaian
didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008B.

B. Fungsi, Peran dan Manfaat AMDAL


Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu besar
karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu intensitas kegiatannya
juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas
manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas
manusia makin lama makin besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar
pula. Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan
itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat
adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri.
AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk
merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan
ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan.

Page 3
Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis mengenai dampak
lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pngambilan keputusan”.
AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting,
karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-
undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyekproyek
pembangunan. Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan
bila tidak menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik
proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang
efektif untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya
memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan
yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus
sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai.
Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam
melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang
akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari hal-hal yang
penting bagi proses pengambilan keputusan.
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia, karena
Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan pembangunan
maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut
dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif
maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan
tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudah diketahui
sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk
menanggulangi / mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut
merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam
AMDAL.
Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara berkembang
ditujukan untuk :
Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi akibat
kegiatan pembangunanMengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam
dan ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan
pembangunanMengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian lebih
dalam dan pemantauannya.Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai
pilihan pembangunan.Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.Memabantu pihak-pihak terkait yang
terlibat dalam pembangunan dan pihak pengelola lingkungan untuk memahami tanggung
jawab, dan keterkaitannya satu sama lain.Manfaat AMDAL
Bagi masyarakat
- Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila diperlukan;
- Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun
sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan
menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek
tersebut; - Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya

Page 4
sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun ikut
langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek;
- Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas sehingga
kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang menguntungkan dapat digalang;
- Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya
dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan mengelola
lingkungan. Bagi pemilik proyek
- Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturan yang
berlaku;
- Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan lingkungan; -
Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa
yang akan datang;
- Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa yang akan
datang;
- Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi
proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi dan sosial budaya;

- Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara komprehensif dari


perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahannya untuk
segera dapat dilakukan penyempurnaannya;
- Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat mengetahui keadaan
lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-
lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan yang aman bagi proyek. Bagi
pemerintah
- Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak rusak
(khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
- Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar lokasi proyek
baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang belum diolah;
- Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air,
pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak mengganggu
kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;
- Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul
khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;
- Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana pembangunan
daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu proyek lain;
- Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi negara dan
masyarakat;

Page 5
- Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat pengambil
keputusan.

C. Tahapan Penyusunan AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


1. Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986
Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL sebagaimana tercantum pada
PP No. 29/1986 Mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut ini.
a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) kepada
instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup.
Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud degan menteri KLH adalah “Menteri yang di tugasi
mengelola lingkungan hidup” instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang
memberi keputusan tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa
kewenangan berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan
yang berada di bawah wewenangnya

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka instansi yang
bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan petunjuk tentang kemungkinan
lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu
lokasi dapat menimbulkan perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang
bertanggung jawab mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL, berhubung dengan
adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap lingkungan, baik lingkungan geobiofisik
maupun sosial budaya, maka pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat
Kerangka Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung tidak ada dampak
penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut.
Huruf K dalam RKL adalah “Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka tidak perlu dibuat
PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA bagi pembuat ANDAL.

Page 6
f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga dengan demikian
terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan
lingkungan (TEL). biaya rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan
rencana kegiatan tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan
pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH. Pedoman teknis
penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah
Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan berdasarkan pedoman umum
penyusunan ANDAL yang dibuat oleh Menteri KLH.

h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi
berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka
instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan.
Terhadap penolakan ini, pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih
tinggi dari instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari. Sejak
diterimanya keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas
keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pernyataan
keberatan, setelah mendapat pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan
keputusan terakhir.

i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL dengan menggunakan
pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh Menteri KLH atau Departemen yang
bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana kegiatan tidak


dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
Pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap
permohonan ini instansi yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali
ANDAL, RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-dokumen
tersebut.

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan lingkungan yang
sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan lain, sebelum rencana kegiatan
dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

Page 7
D. Alasan Suatu Rencana Wajib AMDAL
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat
AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan,
pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya 4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,
hewan, jasad renik.
5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara
Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan di atas wajib
AMDAL.Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun
1982, sebagian besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak dari
Peraturan No. 29/19869 yang menciptakan berbagai elemen penting dari proses AMDAL10.
Sepanjang awal era 1990 didirikan suatu badan perlindungan lingkungan pusat (BAPEDAL)
terlepas dari Kementerian Negara Lingkungan, dengan mandat meningkatkan pelaksanaan
AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian dan persetujuan atas
berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi Pusat atau Komisi Daerah, sesuai
dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992
dimana menjadi lebih jelas bahwa berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan terlalu
banyak didasarkan pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang baru yang diberlakukan
pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas prosedur penapisan, mempersingkat
jangka waktu pengkajian, dan memperkenalkan status format EMP yang distandardisasi
(UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas. Lebih dari 6000 AMDAL nasional
dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini termasuk sejumlah kecil AMDAL daerah di bawah
suatu komisi pusat yang didirikan di dalam BAPEDAL.
Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang baru (No.
23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi perlu. Peraturan 27/199912
diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi sektoral dibubarkan dan dikonsolidasikan
ke dalam suatu komisi pusat tunggal, sementara komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih
spesifik dan lengkap atas keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga dengan
suatu rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999 ternyata tidak tepat waktu,
gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai perubahan politis yang pada saat itu lebih luas
yang akhirnya mengarah kepada desentralisasi politik dan administratif. AnalisisMengenai
Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan AMDAL, lahir dengan di undangkannya
undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, National Environmental Policy Act
(NEPA), pada tahun 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2)
(C) dalam undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan aktifitas pemerintah federal
yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai
laporan Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan) tentang usulan
tersebut. NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh aktifitas
manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah

Page 8
industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai
estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950-an Los Angeles di negara bagian Kalifornia,
Amerika Serikat, telah terganggu oleh asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang
menyelubungi kota, mengganggu kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah
kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat
(PAN), nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang sifatnya formal dan
wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi pembangunan proyek-proyek kegiatan-
kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan menimbulkan dampak besar dari penting terhadap
lingkungan hidup.
Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting adalah perubahan
lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan.
Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan periting
dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain: Jumlah manusia yang akan terkena
dampakLuas wilayah persebaran dampakIntensitas dan lamanya dampak berlangsungBanyaknya
komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampakSifat kumulatif dampakBerbalik
(reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL
diatur dalam PP No.27 tahun 1999 beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh
Kementrian Negara Lingkungan Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi
proyek dilakukan. Karena itu AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya perizinan.

E. Pentingnya AMDAL Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup maka nampak
gambaran bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang telah berjalan, perlu diteliti sampai
seberapa besar dapat meningkatkan kulitas lingkungan hidup setempat. Selain itu terkandung pula
pengertian seberapa besar dapat memaksimumkan manfaat (dampak positif) terhadap lingkungan
yang mengandung makna harus dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan penyedian fasilitas
sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. atau sebaliknya malah menurunkan kualitas ligkungan
hidup dalam arti lebih banyak memberikan kerugian (dampak negatif) bagi masyarakat sekitar.
Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah satu cara
pengendalian yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan untuk mengurangi atau
meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap lingkungan dan bukan menghambat
ektifitas ekonomi. AMDAL pada hakekatnya merupakan penyempurnaan suatu proses
perencanaan proyek pembangunan dimana tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu,
melainkan juga aspek pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain, Hadi
dalam Daniah (2007: 49).
Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan
atau dengan kata lain usaha tau kegiatan tersebut layak dari segi aspek liongkungan. Sedangkan
kegunaan AMDAL adalah sebagai bahan untuk mengambil kebijaksanaan (misalnya perizinan)
maupun sebagai pedoman dalam membuat berbagai perlakuan penanggulangan dampak negatif.
Dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, secara khusus AMDAL berguna dalam hal:
1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak, terutama sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Page 9
2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya alam
lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul pertentangan-pertentangan. 3.
Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga tidak mengganggu
kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara dan
masyarakat.
Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan
pembangunan diharapkan mampu optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan yang
negatif serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efesien. Munn (1979)
sebagaimana dikutip oleh Helneliza, mengemukakan bahwa AMDAL merupakan salah satu dari
bagian perencanaan dalam rangka menghasilkan tindakan pembangunan yang selaras dengan
lingkungan. memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghindari
degradasi. Di banyak negara AMDAL dinyatakan berhasil menghambat laju kerusakan lingkungan.
Hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro telah membuktikan hal ini, dimana + dari 158 negara
menyatakan berhasil menghambat laju kerusakan lingkungan. AMDAL sebagai bagian yang
integral dari pembangunan berkelanjutan, memberi arti bahwa sekurang-kurangnya dengan adanya
AMDAL mengingatkan pemrakarsa supaya memperhatikan kelestarian lingkungan, Herneliza
dalam Daniah (2007: 51).
Membangun sebuah proyek, sebelumnya tentu harus dilakukan identifikasi
masalah mengapa suatu proyek pembangunan ingin dilaksanakan dan tentu saja harus jelas
tujuan dan keguaannya. Selanjutnya diadakan studi kelayakan secara teknik, ekonomis, dan
lingkungan sebelum melangkah ke perencanaan dari pembangunan proyek. Pelaksanaan
pembangunan proyek sebaiknya dimulai setelah hasil AMDAL diketahui sehingga dapat
dilakukan optimasi untuk mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut.
Dalam hal ini dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknik dan
pengendalian limbah sehingga dapat menghasilkan biaya pengeluaran dampak yang murah
dan kelestarian lingkungan dapat dipertahankan.
Hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan berpotensi
menimbulkan dampak atau tidak. Bila berdampak besar terutama yang negatif, tentu saja
proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan persyaratan tertentu agar
dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai tidak membahayakan lingkungan. Bila
berdasarkan AMDAL tidak akan menimbulkan dampak yang berarti, maka proyek
pembangunan dapat dilaksanakan sesuai usulan dengan tetap berpedoman agar tetap
memperhatikan dampak-dampak negatif yang mungkin timbul diluar perkiraan semula.
Dalam hal ini, sebelum proyek dilaksanakan harus ditentukan dulu pedoman
pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai usaha menjaga kelestariannya. Perlu
kiranya ditekankan AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan
dalam pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya
AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk
melaksanakan proyek tersebut.

Page 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di atas ialah :
1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai dampak besar
dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
• Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
• Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
• masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL.
3. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan
penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step
scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
• Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKLUPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun
2002

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami
hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam penyusunan
makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di adakannya kunjungan
lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud untuk mengetahui secara langsung
tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.

Page 11
DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset. Yogyakarta
Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas MIPA
UNHALU. Kendari
Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta

Page 12

Anda mungkin juga menyukai