Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH AMDAL

JUDUL
Rona Lingkungan dan Dampak Penting Penyusunan AMDAL

Nama : Lalu Mokh Reza Anshari


NIM : 2022H3B008

MAGISTER ILMU LINGKUNGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2023
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................... 1


BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 2
BAB II Kajian Pustaka ....................................................................................................... 5
2.1. Definisi Rona Lingkungan.............................................................................................. 5
2.2. Fungsi Rona Lingkungan................................................................................................ 5
2.3. Pendekatan Dalam Penelitian Rona Lingkungan ........................................................... 6
2.4. Pengertian AMDAL ........................................................................................................ 6
2.5. Peran AMDAL ................................................................................................................ 8
BAB III Pembahasan......................................................................................................... 10
3.1. Komponen pada Rona Lingkungan .............................................................................. 10
3.2. Metode Pengumpulan Data Pada Rona Lingkungan .................................................... 12
3.3. Daftar Komponen Lingkungan yang terdapat dalam Pedoman Amdal di Indonesia ... 12
3.4. Daftar Komponen Lingkungan Berdasarkan Pedoman dari Instansi Pemerintah ........ 12
3.5. Proses Penyusunan AMDAL ........................................................................................ 13
3.6. Prinsip AMDAL ........................................................................................................... 14
3.7. Langkah Penetapan AMDAL ....................................................................................... 15
3.8. Bentuk kerusakan lingkungan ...................................................................................... 15
BAB IV Kesimpulan .......................................................................................................... 16
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………....18

1
BAB I
PENDAHULUAN

Dampak pembangunan menimbulkan masalah karena perubahan yang disebabkan


pembangunan selalu lebih luas dari pada yang menjadi sasaran pembangunan yang
diharapkan. Di samping itu pembangunan juga menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan yang menyebabkan warna atau rona lingkungan menjadi berubah. Disebut juga
sebagai Environmental Setting atau Enviromental Baseline yang merupakan keadaan
lingkungan sebelum proyek dibangun Untuk Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Rona
lingkungan disebut sebagai Keadaan Lingkungan sewaktu dilakukan penelitian. Penyusunan
diskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang sangat penting dalam proses
Amdal seperti juga dalam penyusunan deskripsi proyek (Sofyan et al., 2019).
Salah satu faktor yang menentukan dalam pembangunan adalah lingkungan hidup,
dimana lingkungan hidup adalah tempat pembangunan berlangsung. Lingkungan hidup
mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia. Manusia dalam pengertian mengenai
lingkungan hidup merupakan salah satu unsur makhluk hidup, seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Pembangunan yang berkesinambungan didenifisikan sebagai pembangunan yang
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Lahirnya konsep pembangunan yang bewawasan
lingkungan didorong oleh kesadaran- kesadaran terhadap lingkungan. Manusia memiliki
pengaruh terhadap kelangsungan kehidupan makhluk hidup lainnya yang secara naluriah
tidak mencemari, merusak atau menguras lingkungan. Kehidupan makhluk hidup lain selain
manusia tidak tergantung akan ada atau tidaknya manusia tetapi sebaliknya kehidupan
manusia bergantung pada makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan (S. K. Yakin,
2017).
Dalam proses pembangunan yang semakin berkembang dan berkelanjutan dianggap
perlu suatu kajian mengenai dampak akan pembangunan itu sendiri seperti tercantum dalam
Pasal 22 ayat (1) Undang- Undang nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungn dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diwajibkan adanya analisis mengenai dampak lingkungan
dari usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting bagi
lingkungan, oleh karena itu dibentuk suatu badan khusus yang mengurus masalah
lingkungan hidup di tingkat daerah yaitu Dinas Lingkungan Hidup yang salah satu tugasnya
adalah sebagai pelaksana untuk memfasilitasi kegiatan instansi terkait dalam hal
pengendalian dampak lingkungan, yang meliputi penerapan AMDAL di daerah (Sukananda
& Nugraha, 2020).
AMDAL menjadi bentuk kajian mengenai dampak dari suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup sebagai penyeimbang dari pertumbuhan
pembangunan yang seringkali menimbulkan dampak yang tidak terduga terhadap
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sehingga AMDAL diperlukan dalam setiap proses
pembangunan, baik dari perencanaan hingga nantinya pada pengawasan dan jika terdapat
permasalahan, AMDAL memperhatikan tiap aspek lingkungan yang ada, baik fisik-kimia,
ekologi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat. Dalam perkembangannya instansi yang
terkait dengan urusan (AMDAL) berada dalam lingkup Departemen Lingkungan Hidup .
Hukum lingkungan merupakan bidang ilmu yang masih muda, yang
perkembangannya baru terjadi pada tiga dasawarsa akhir ini. Apabila dikaitkan dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek lingkungan, maka panjang

2
atau pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung dari apa yang dipandang
sebagai environmental concern.
Konsep pembangunan yang dilaksanakan sekarang tidak cukup hanya
mempertimbangkan perbandingan biaya-keuntungan saja, atau mekanisme pasar saja juga
memperhitungkan ongkos-ongkos sosial yang timbul (social cost). Misalnya suatu
perusahaan ingin menganggap lingkungan sebagai suatu benda bebas yang dapat digunakan
sepenuhnya untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif
singkat. Akan tetapi masyarakat sebagai keseluruhan akan melihat lingkungan sebagai
bagian dari kekayaan nyata yang tidak dapat lagi diperlakukan sebagai suatu benda bebas
(rex nullius) (Rumkel et al., 2020).
Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk meningkatkan
permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam.
Oleh karena itu, pedayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkaan kesejahteraan dan
mutu hidup generasi masa kini dan masa depan adalah pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup.
Sejak awal perencanaan usaha dan atau kegiatan sudah harus diperkirakan perubahan
rona lingkungan hidup akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan hidup yang baru, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang timbul sebagai akibat
diselenggarakannya usaha dan/atau kegiatan pembangunan. Dengan dimasukkannya analisis
mengenai dampak lingkungan hidup kedalam proses perencanaan suatu usaha dan/atau
kegiatan, maka pengambil keputusan akan memperoleh pandangan yang lebih luas dan
mendalam mengenai berbagai aspek usaha dan/atau kegiatan tersebut, sehingga dapat
diambil keputusan optimal (Lestari & Sitabuana, 2022)
Setiap kegiatan pembangunan, dimana pun dan kapan pun pasti akan memberikan
dampak. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas yang
dapat bersifat alamiah, baik fisik maupun biologi. AMDAL adalah bentuk studi dengan
memberikan rekomendasi terhadap setiap jenis kegiatan pembangunan. Rekomendasi
kelayakan diberikan berikut rekomendasi untuk pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan. Dalam pelaksanaan pembangunan kajian kelayakan berupa kelayakan teknis,
kelayakan ekonomi, dan kelayakan lingkungan. Kelayakan lingkungan yang diwujudkan
dalam studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) memberikan saran agar
kegiatan pembangunan. (Medellu & Ledo, 2021)
Dampak tersebut tidak hanya dampak pencemaran saja tetapi kenyamanan dan
kesejahteraan terhadap masyarakat harus diperhatikan secara matang. Di Kota
Pangkalpinang terdapat tempat pusat perberlanjaan yang tidak memiliki AMDAL, dimana
pusat perbelanjaan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) karena dalam pembangunanaya akan
mengakibatkan perubahan rona lingkungan perubahan fungsi lahan, dan berpengaruh
terhadap wilayah persebarn penduduk sekitar atau masyarakat yang berada tidak jauh dari
kegiatan usaha tersebut. Diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaaan lingkungan Hidup.
Sehingga akibat dari didirikannya bangunan yang tidak memiliki AMDAL akan
terjadi dampak yang tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu sebelum didirikannya kegiatan
usaha tersebut, dengan adanya AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) maka
pelaku usaha dapat memperkirakan dampak yang ditimbulkan sebelum usaha tersebut
didirikan dan memudahkan dilakukannya peneyelamtan apabila waktu yang akan datang
menimbulkan dampak pada lingkungan sehingga pelaku usaha tidak hanya memikirkan
keuntungan yang didapat dari usaha tersebut.

3
Dilakukannya penelitian ini, diharapkan agar dapat memberikan keamanan,
kepastian dan kesejahteraan kepada masyarakat sehingga antara masyarakat dengan pemilik
usaha tersebut dan juga antara pemilik dengan pihak yang terkait dengan dampak yang
ditimbulkan dari usaha tersebut mendapat kejelasan dan melaksanakan kewajibannya
sebagai diatur dalam peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan dari uraian
yang telah dijelaskan diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh terkait “Rona
Lingkungan dan Dampak Penting Penyusunan AMDAL”.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Rona Lingkungan


Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi
alam ataukomponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkungan yaitu
biogeofisik kimia, sosial budaya, dan ekonomi.Rona lingkungan hidup pada
umumnya sangat beraneka ragam dalam bentuk, ukuran,tujuan, dan sasaran. Rona
lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor
lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya
dampak lingkungan hiduppun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada
(Zulkarnain, 2020).
Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau
Environmemtal Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek
dibangun. Untuk studievaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan
lingkungan sewaktudilakukan penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan
merupakan bagian dasaryang sangat penting dalam proses AMDAL seperti halnya
dengan penyusunan deskripisi proyek.Rona lingkungan merupakan gambaran
keadaan lingkungan di tempat proyek yangakan dibangun di daerah sekitarnya.
Rona lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia (permukiman,
pertanian, dan lain sebagainya). Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona
lingkungan hidup awal (environmental setting) ada dalam Lampiran I Peraturan
Menteri Negara lingkungan Hidup republic Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Sesuai dengan hasil telaahan
kaitan komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak dan jenis-jenis
dampak potensial yang ditimbulkannya, maka berikut ini adalah komponen
lingkungan yang relevan untuk ditelaah dalam studi AMDAL
a. Komponen geo-fisik-kimia yang meliputi iklim dan kualitas udara ambien,
kebisingan,kebauan dan getaran; fisiografi dan geologi; hidrologi dan
kualitas air;hidrooceonografi; ruang, lahan dan tanah serta transportasi.
b. Komponen biologi meliputi biota darat dan biota air.
c. Komponen sosial meliputi kependudukan, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya
d. Komponen kesehatan masyarakat meliputi sanitasi lingkungan dan tingkat
Kesehatan masyarakat.
Untuk dapat melakukan pendugaan diperlukan pemahaman mengenai sifat
dandinamika dari lingkungan tersebut. Untuk memahami sifat dan dinamika ini
diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen lingkungan dan hubungan
timbal-balik antarakomponen tersebut.

2.2. Fungsi Rona Lingkungan


Fungsi rona lingkungan sangat penting sebelum menjalankan rencana
kegiatan pembangunan. Fungsi rona lingkungan adalah untuk menduga keadaan
lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek berjalan. Rona
lingkungan berguna bagi pengambil keputusan atau instansi atau tim yang
mengevaluasi rencana proyek atau kegiatan tersebut. Tujuan dari uraian rona
lingkungan hidup yaitu:

5
a. Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan dari
rencana kegiatan
b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan atau daerah
geografis tertentu sehingga dapat mencegah pembangunan dengan resiko
lingkungan yang buruk, seperti pada segmen sungai tertentu atau kondisi
udara berkualitas buruk di suatu wilayah, habitat yang terancam, spesies yang
dilindungi dan lokasi bersejarah
c. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak mengenal
lokasi rencana kegiatan
d. Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.

2.3. Pendekatan Dalam Penelitian Rona Lingkungan


Sesuai dengan pengertian rona lingkungan tersebut maka pendekatan dari
penelitiannya yakni dengan menyusun dan menggunakan Daftar Komponen
Lingkungan. Tetapi hal ini akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang sangat
mahal. Oleh karena itu studi dibatasi pada komponen lingkunga yang mempunyai
potensi cukup besar akan terkena dampak. Cara pendekatan rona lingkungan
dilakukan dengan Penyusun dan menggunakan Daftar Komponen Lingkungan.
Kegunaan penyusunan daftar komponen diantaranya adalah:
a. Sebagai dasar pendugaan dampak lingkungan yang akan terjadi karena
adanya proyek
b. Agar pengambil keputusan dan evaluator dpt mengetahui kebutuhan proyek
danmemahami ciri dan sifat lingkungan.
c. Penyusunan berdasarkan kebutuhan dari proyek

2.4. Pengertian AMDAL


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali
diperkenalkan pada tahun oleh National Environmental Policy Act di Amerika
Serikat. Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, disebutkan bahwa AMDAL
merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. AMDAL didefinisikan sebagai kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha/kegiatan (Saiful Hi. Soleman et al., 2020).
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL terdiri dari lima
dokumen, yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL).
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan

6
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL
dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan
penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan
ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa
Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses
pelingkupan.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap
dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah
diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat
dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran
dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang
satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan
dasardasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana
suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan
dasardasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan
pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk
mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
e. Dokumen Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan
jelas hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan
eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat
penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan
pemantuan lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak
tersebut
Hal–hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia, ekologi,
sosial-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi
kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif
yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah
untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif. Untuk

7
mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya
digunakan kriteria mengenai :
a. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
e. Sifat kumulatif dampak.
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Dasar dari diadakannya AMDAL adalah (PP 27/1999 dan PP 51/1993),
pembangunan berkelanjutan, kegiatan yg menimbulkan dampak perlu dianalisa sejak
awal perencanaan untuk langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan
dampak positif, AMDAL diperlukan untuk proses pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan kegiatan yang menimbulkan dampak, AMDAL bagian dari kegiatan
studi kelayakan rencana usaha/kegiatan, komponen AMDAL meliputi Kerangka
Acuan (KA), ANDAL, RKL, RPL. Menurut PP No. 27/1999 Pasal 3 ayat 1, usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup.

2.5. Peran AMDAL


Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang.Kata peran dikaitkan dengan
posisi atau kedudukan seseorang."Peran" dikaitkan dengan "apa yang dimainkan"
oleh seorang aktor dalam suatu drama.Kata "peran", atau role dalam bahasa
Inggrisnya, memang diambil dari dramaturgy atau seni teater.Dalam seni teater
seorang aktor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot-nya, dengan alur
ceritanya, dengan lakonnya. Lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus
oxford dictionary diartikan : Actor’s part; one’s task or function. yang berarti aktor;
tugas seseorang atau fungsi.Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat (Hernanda, 2020).
Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang
yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkanmenjalankan
perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Istilah peran,
dipinjam dari panggung sandiwara untuk mencoba menjelaskan apa saja yang bisa
dimainkan oleh seorang aktor. Peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang
ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial. Secara sederhana
istilah peran merupakan terjemahan dari “function”, “job”, atau “works”.
Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 angka (11) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak
penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. Hal ini sejalan dengan pengertian Amdal yang tertuang pada Pasal
1 angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Pengertian Amdal sebagaimana diungkapkan oleh Otto Soemarwoto, berasal
dari National Environmental Policy Act (NEPA) 1969 Amerika Serikat,

8
Environmental Impact Assessment/Amdal dimaksud sebagai alat untuk
merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin
timbul oleh suatu aktivitas pambangunan. (Soemarwoto, Otto, 1999 : 36). Konsep
Amdal merupakan bagian dari ilmu ekologi pembangunan yang mempelajari
hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Komponen pada Rona Lingkungan


Komponen Geofisik Kimia Meliputi:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan diantaranya:
1) Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan
jumlahair hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
2) Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang
diwilayahstudi rencana usaha.
3) Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili
wilayahstudi tersebut.
4) Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum
maupun pada kondisi cuaca buruk.
5) Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi
rencanausaha.
6) Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
b. Fisiografis, diantaranya:
1) Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
2) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
3) Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan
secarageologis.
c. Hidrologi, diantaranya:
1) Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
2) Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
3) Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
4) Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
5) Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
6) Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-
haridan industri.
7) Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan
parameterkualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidroseanografi Pola hidrodinamika kelautan seperti:
1) Pasang surut
2) Arus dan gelombang
3) Morfologi pantai
4) Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah
penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tana, diantaranya:
1) Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana
usahayang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
2) Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum
resmidisusun oleh pemerintah setempat.
3) Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah
danSDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau
penentuanlokasi bagi rencana usaha.
4) Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang
adadiwilayah studi rencana usaha.

10
Komponen Biologi meliputi
a. Flora, diantaranya:
1) Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana
usaha.
2) Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-
undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
Kondisi Vegetasi :
1) kerapatan total: jumlah seluruh individu dalam suatu area tertentu
2) kerapatan relatif: jumlah individu spesies x jumlah total seluruh spesies
3) Keanekaragaman/Diversitas

b. Fauna, diantaranya:
1) Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang
dalamwilayah studi rencana usaha.
2) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan
makanan atausumber hama dan penyakit.
3) Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan
caramemelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.

Komponen Sosial meliputi


a. Demografi
1) Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
2) Tingkat kepadatan penduduk.
3) Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
4) Tenaga kerja.

b) Ekonomi
1) Ekonomi rumah tangga.
2) Ekonomi sumber daya alam.
3) Perekonomian lokal dan regional.

c) Budaya
1) Kebudayaan.
2) Proses sosial.
3) Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
4) Warisan budaya.
5) Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan
kekuasaan.
6) Kekuasaan dan kewenangan.
7) Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
8) Adaptasi ekologis.

d) Kesehatan Masyarakat
1) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.

11
2) Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
3) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
4) Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
5) Sumber daya kesehatan.
6) Kondisi sanitasi lingkungan.
7) Status gizi masyarakat.
8) Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

3.2. Metode Pengumpulan Data Pada Rona Lingkungan


Pengumpulan data pada rona lingkungan menggunakan banyak cara tergantung
dari jenis komponennya yaitu:
Biogeofisik Kimia, meliputi :
komponen-komponen lingkungan tersebut diketahuidengan melakukan survei
lapangan, yaitu dengan suatu strategi pengambilan sampling yang tepat, kemudian
dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan masing-masin
Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi :
Komponen lingkungan ini didapat denganmelakukan penyebaran questioner,
wawancara langsung kepada masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada
beberapa desa dan kecamatan di sekitarlokasi proyek. Dari data survey lapangan, data
sekunder dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisilingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan (Rona
Lingkungan)

3.3. Daftar Komponen Lingkungan yang terdapat dalam Pedoman Amdal di


Indonesia
3.3.1. Semua komponen lingkungan yang diperlukan untuk diketahui karena akan
terkena dampak tidak ada yang terlewatkan akan diteliti secara intensif
3.3.2. Komponen lingkungan yang kurang relevansinya dengan dampak yang akan
terjadi tetapi masih di dalam daerah dampak ekstensif, karena pada dasarnya
komponen ekosistem saling berhubungan.
3.3.3. Sebaliknya apabila ada komponen lain yang akan terkena dampak tetapi tidak
terdapat di dalam daftar lalu diteliti, hal ini tidak benar. Pada dasarnya harus
selalu diingat bahwa perbedaan akan menghasilkan dampak.
Berdasarkan deskripsi proyek dan rona lingkungan (data sekunder dan evaluasi
lapangan) tim Amdal melakukan skoping untuk menetapkan komponen lingkungan
apa yang terkena dampak penting; disamping itu digunakan pula daftar komponen
lingkungan yang telah dipelajari dari berbagai sumber atau pustaka. Dengan jalan
menggunakan berbagai daftar komponen lingkungan tersebut diharapkan tidak ada
lagi komponen lingkungan yang terlupakan tidak dipertimbangkan

3.4. Daftar Komponen Lingkungan Berdasarkan Pedoman dari Instansi Pemerintah


National Environmental Board (N.E.B) dari Thailand pada tahun 1979 telah
mengeluarkan 17 daftar komponen lingkungan yang berbeda untuk 17 macam proyek
pembangunan yaitu (Herlina & Supriyatin, 2021):
1. Agro Industri
2. Pengembangan daerah pesisir
3. Bendungan dan reserboirs
4. Penggalisan dan penimbunan

12
5. Jalan raya
6. Perumahan
7. Pemukiman
8. Daerah industry
9. Institusi
10. Industri
11. Tambang
12. Tenaga nuklir
13. Penambangan lepas pantai
14. Pipa minyak
15. Pelabuhan
16. Lalu lintas cepat
17. Tenaga Panas

Adapun Daftar Komponen Lingkungan yang terdapat dalam Pedoman Amdal di


Indonesia diantaranya adalah

3.5. Proses AMDAL


Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi
serendah mungkin (S. Yakin, 2017). Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi
proses pengambilankeputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang

13
mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup. Untuk proses pelaksanaan AMDAL
dapat dilihat dibawah ini (Jilan Nurhaliza, 2021).

Keterangan:
– Pelingkupan adalah proses pemusatan studi pada hal-hal penting yang berkaitan
dengan dampak penting.
– Kerangka acuan (KA ANDAL) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup y ang merupakan hasil pelingkupan.
– Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
– Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
– Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan

3.6. Prinsip AMDAL


AMDAL sebagai alat pengelolaan lingkungan hidup, bertujuan untuk menghindari
dampak, meminimalisasi dampak, dan melakukan mitigasi/kompensasi dampak.
AMDAL sebagai “environmental safe guard” bermanfaat untuk pengembangan wilayah,
sebagai pedoman pengelolaan lingkungan, pemenuhan prasyarat utang (loan), dan
rekomendasi dalam proses perijinan (Ricardo, 2019).
Prinsip-prinsip AMDAL antara lain:
1. AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan Pembangunan.
2. AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar
dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan. Pelingkupan KA ANDAL
ANDAL RKL RPL
3. AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik, Kendala sumber
daya alam, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek.
4. Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi
masyarakat, aman terhadap lingkungan.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu
syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi
AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk

14
mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan
(Wagner & Suteki, 2019).
3.7. Langkah Penetapan AMDAL
Adapun Langkah pada penetapan AMDAL diantaranya adalah
1. Identifikasi dampak yang akan terjadi pada komponen lingkungan
2. Pengukuran dan perhitungan dampak yang akan terjadi pada komponen lingkungan
tersebut.
3. Penggabungan beberapa komponen lingkungan yang berkaitan dan dianalisis

3.8. Bentuk kerusakan lingkungan


Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
4. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). Perburuan liar. Merusak hutan
bakau. Penimbunan rawa
5. Untuk pemukiman. Pembuangan sampah di sembarang tempat. Bangunan liar di
daerah aliran sungai (DAS). Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar
batas.
6. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
b. Pelestarian udara
c. Pelestarian hutan
d. Pelestarian laut dan pantai
e. Pelestarian flora dan fauna.

15
BAB IV
KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa rona lingkungan merupakan


kondisilingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau komponen komponen lingkungan
awalsebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam
ronalingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial budaya, dan ekonomi.Cara pendekatan rona
lingkungan hidup bagi suatu proyek yaitu dengan caramenyusun dan menggunakan daftar
komponen lingkungan. Komponen rona Lingkunganmeliputi Geo Fisik Kimia(Iklim,
kualitas udara, dan kebisingan, Fisiografis, Hidrologi, Hidrooceanografi, Ruang, Lahan dan
Tanah); Biologi (Flora dan Fauna); Sosial (Demografi, Ekonomi, Budaya); dan Kesehatan
Masyarakat (Sanitasi lingkungan, dan Tingkat kesehatanmasyarakat). Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan /
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

16
Daftar Pustaka
Herlina, N., & Supriyatin, U. (2021). AMDAL SEBAGAI INSTRUMEN
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN. Jurnal Ilmiah Galuh
Justisi. https://doi.org/10.25157/justisi.v9i2.5610
Hernanda, T. (2020). LEGAL ANALYSIS ON AMDAL AS AN ENVIRONMENTAL
PROTECTION DOCUMENT. Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum.
https://doi.org/10.24269/ls.v4i2.2980
Jilan Nurhaliza. (2021). Pemenuhan Syarat Penyusunan Dokumen Amdal Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Implementasinya Terhadap Proyek Pembangunan Kereta Cepat
Jakarta-Bandung Dihubungkan Dengan Upaya Pengelolaan. Bandung Conference
Series: Law Studies. https://doi.org/10.29313/bcsls.v1i1.75
Lestari, N., & Sitabuana, T. H. (2022). Analisis Yuridis Izin Amdal Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasca Terbitnya Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang
Cipta Kerja. Serina IV.
Medellu, S. S. B., & Ledo, S. E. L. (2021). Analisis Perubahan Pengaturan Amdal Dalam
Undang-Undang Cipta Kerja Ditinjau Dari Perspektif Asas Kelestarian Dan
Keberlanjutan. SAPIENTIA ET VIRTUS. https://doi.org/10.37477/sev.v6i1.320
Ricardo. (2019). Amdal. Tesis Ricardo.
Rumkel, L., Taib Warhangan, M., & Samual, J. (2020). TINJAUAN YURIDIS MENGENAI
PROSES PERIJINAN TENTANG DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL). Lentera:
Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies.
https://doi.org/10.32505/lentera.v2i2.2225
Saiful Hi. Soleman, Rusdin Alauddin, & Irham Rosyidi. (2020). Efektivitas Pelaksanaan
Amdal pada Kegiatan Pertambangan di Provinsi Maluku Utara. Law Journal.
Sofyan, A., Hadun, R., & Rasyid, R. (2019). Kajian Evaluasi Rona Fisik Lingkungan
Terhadap Pembangunan Gardu Induk (Gi) Sofifi 30 Mva Di Desa Somahodekota Tidore
…. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi.
Sukananda, S., & Nugraha, D. A. (2020). Urgensi Penerapan Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) sebagai Kontrol Dampak terhadap Lingkungan di Indonesia. Jurnal
Penegakan Hukum Dan Keadilan. https://doi.org/10.18196/jphk.1207
Wagner, I., & Suteki, S. (2019). INDEPENDENSI PENILAIAN AMDAL SEBAGAI
WUJUD PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP. Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia. https://doi.org/10.14710/jphi.v1i3.404-424
Yakin, S. (2017). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Sebagai. Badamai Law
Journal.
Yakin, S. K. (2017). ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
SEBAGAI INSTRUMEN PENCEGAHAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN
LINGKUNGAN. Badamai Law Journal. https://doi.org/10.32801/damai.v2i1.3393
Zulkarnain, C. S. A. (2020). PEMENUHAN HAK AKSES ATAS INFORMASI AMDAL DI
INDONESIA: PENGUATAN REGULASI DAN OPTIMALISASI SISTEM
ELEKTRONIK. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran.
https://doi.org/10.23920/jphp.v2i1.253

17

Anda mungkin juga menyukai