Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

PADA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIHIDRO


(PLTM) PONGKOR

Dosen Pengampuh : Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S.

OLEH :
ANNISA MAGEFIRAH D
412 19 059

D4 MANAJEMAN KONSTRUKSI

ALIH JENJANG PROGRAM STUDI D4 JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat limpahan

rahmat serta hidayah-Nya yang terus mengalir sehingga penyusunan tugas ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PADA KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIHIDRO (PLTM)

PONGKOR ini dapat terselesaikan.

Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S. sebagai dosen

pengampuh pada mata kuliah ini, karena atas bantuan, saran serta bimbingannya sehingga

tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman dan juga

seluruh pihak yang terlibat dan ikut memberikan semangat dan bantuan kepada saya.

Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kesalahan, untuk

itu dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan tugas ini agar dapat lebih baik kedepannya dan dapat

dijadikan sebagai salah satu referensi.

Akhir kata, saya berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat di dunia pendidikan

terkhusus pada jurusan teknik sipil.

Makassar, 04 Februari 2021

Annisa Magefirah D

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
D. Batasan Masalah........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Pengertian Lingkungan Hidup...................................................................4
B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup................................................................4
C. Pengertian AMDAL...................................................................................5
D. Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL...................................................5
E. Tata Cara Pelaksanaan AMDAL................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................10
A. Diagram Alir Penelitian...........................................................................10
B. Penjelasan Diagram Alir Penelitian.........................................................10
C. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12
A. Pembahasan..............................................................................................12
B. Hasil Survey.............................................................................................12
C. Analisis Hasil Survey...............................................................................12
D. Pembahasan Masalah dan Solusinya........................................................13
BAB V PENUTUP.................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang dalam bahasa Inggris


diistilahkan dengan Environmental Impact Analysis, telah secara luas digunakan oleh
banyak Negara sebagai suatu instrumen hukum lingkungan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dari suatu fasilitas.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu studi yang
mendalam tentang dampak negatif dari suatu kegiatan. AMDAL mempelajari dampak
pembangunan terhadap lingkungan hidup dan dampak lingkungan terhadap
pembangunan yang didasarkan konsep ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu, konsep AMDAL
dapat dikatakan sebagai konsep ekologi pembangunan, yang mempelajari hubungan
timbal balik antara pembangunan dengan lingkungan hidup.

Dalam melestarikan kualitas lingkungan, berbagai upaya pengendalian pencemaran


lingkungan hidup dapat dilakukan seperti, memulai penyusunan rencana pembangunan
daerah sampai setelah proyek-proyek pembangunan dijalankan, misalnya penyusunan
rencana penggunaan tata ruang, rencana pembangunan ekonomi suatu daerah, penetapan
proyek-proyek yang akan dibangun, sampai pada waktu proyek-proyek telah berjalan.
Dengan adanya perencanaan hal-hal yang mungkin bisa mengantisipasi timbulnya
dampak buruk pada lingkungan sekitar maka kerusakan lingkungan akan dapat dikurangi
atau bahkan dicegah sama sekali.

Berdasarkan alasan inilah maka perlu dibuat sebuah rencana pengelolaan


lingkungan demi terciptanya keseimbangan antara kepentingan manusia dan kelestarian
lingkungan di sekitarnya.
Kegiatan analisis mengenai dampak lingkungan dilakukan sebelum pelaksanaan
proyek pembangunan atau kegiatan usaha dilakukan agar bisa menjadi kontrol terhadap
faktor kerusakan lingkungan. Hal ini seperti ini juga diterapkan pada konsteuksi
pembangkit yang ada di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam analisis mengenai dampak lingkungan
antara lain :
1. Berapa lama lingkungan tersebut terkena dampak pencemaran dari adanya
PLTM tersebut?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pencemaran lingkungan tersebut?
3. Bagaimanakah sistem pengelolaan lingkungan berdasarkan faktor-faktor yang
saling berkaitan dalam proses pengelolaan lingkungan?

C. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dari analisis mengenai dampak lingkungan yang di bahas adalah :
1. Untuk mengetahui berapa lama lingkungan tersebut terkena dampak
pencemaran dari adanya PLTM tersebut.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana system pengelolaan lingkungan berdasarkan
faktor-faktor yang saling berkaitan dalam proses pengelolaan lingkungan.

D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan batasan-batasan agar penulisan laporan akhir ini
tidak menyimpang dari pembahasan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
tentang analisis mengenai dampak lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada konstruksi Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Mihidro (PLTM) Pongkor
2. Penelitian dilakukan hanya tentang analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) pada pasar teluknaga.
3. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2018

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lingkungan Hidup


Menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup adalah semua benda,
daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau
makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya (Siahaan, 2004).

B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup disebut juga dengan lingkungan hidup manusia (human
environment). Istilah ini biasa dipakai dengan lingkungan hidup. Bahkan sering kali
dalam bahas sehari-hari disebut sebagai lingkungan. Berdasarkan definisi-definisi di atas,
maka pengertian lingkungan hidup itu dapat dirangkum dalam suatu rangkain unsur-
unsur sebagai berikut (Siahaan, 2004):
1. Semua benda, berupa manusia, hewan, tumbuhan, organisme, tanah, air, udara,
rumah, sampah, mobil, angin, dan lain-lain. Keseluruhan yang disebutkan ini
digolongkan sebagai materi, sedangkan satuan-satuannya sebagai komponen.
Materi menurut ilmu lingkungan hidup ialah segala sesuatu yang berada pada
suatu tempat serta pada suatu waktu.
2. Daya, disebut juga dengan energi. Daya atau energi ialah sesuatu yang
memberi kemampuan untuk menjalankan kerja. Energi dapat dibagi dalam tiga
jenis, yaitu energi yang berasal dari matahari, energi dari panas bumi, dan
energi yang berasal dari reaksi nuklir.
3. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi. Keadaan memiliki ragam-ragam
yang satu sama lainnya ada yang membantu kelancaran berlangsungnya proses
kehidupan lingkungan.
4. Perilaku atau tabiat.
5. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada. Ruang adalah suatu bagian
dimana berbagi komponen-komponen lingkungan hidup bisa menempati dan
melakukan proses lingkungan hidupnya. Dengan demikian, ruang terdiri dari

3
unsur-unsur berbagai ekosistem seperti ekosistem hutan, ekosistem pantai,
ekosistem kota, ekosistem permukiman, ekosistem daerah aliran sungai (DAS)
dan seterusnya.
6. Proses interaksi disebut juga saling mempengaruhi, atau biasa pula disebut
dengan jaringan kehidupan.

C. Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)


Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Pasal 1 butir (1) menyatakan: “Analisis
Mengenai Dampak Lingkunga Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau
kegiatan”. Dalam AMDAL terdapat dua jenis batasan tentang dampak, yaitu:
1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diprakirakan akan ada setelah
ada pembangunan.
2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang
diprakirakan akan ada dengan adanya pembangunan tersebut.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup atau AMDAL dirumuskan sebagai suatu analisis
mengenai dampak lingkungan hidup dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi
dan pendugaan dampak proyek dari pembangunannya (Suratmo, 2002).

D. Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL


Hampir semua bidang lingkungan hidup pada saat ini telah diatur dengan berbagai
Undang-Undang (UU). Undang-Undang (UU) ini sekaligus menjadi landasan bukan saja
untuk peraturan-peraturan perundangan yang akan dibuat, tetapi juga untuk perundangan
yang lahir sebelumnya. Pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan ekologi dapat
dicapai memerlukan adanya norma hukum (perundang-undangan), yaitu UU No. 23

4
Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Landasan hukum pelaksanaan
AMDAL di Indonesia, antara lain (Suratmo, 2002):
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang
jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan AMDAL.
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 299 Tahun
1996 tentang pedoman teknis kajian aspek sosial dalam penyusunan AMDAL.

E. Tata Cara Pelaksanaan AMDAL


Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap
pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus
dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi arah langkah
selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan kegiatan akan dinilai kelayakan
lingkungannya.Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur
AMDAL yang terdiri dari (Suratmo, 2002):
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah
proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem
penapisan satu langkah.Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.Tata cara dan bentuk
pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan
diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

5
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait
dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas
wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah
kegiatan lain yang terkaiti dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir
dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.
4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen
kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama
waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.
5. Kesepakatan KA-ANDAL
Hasil penilaian KA ANDAL adalah Surat Kesepakatan KA ANDAL yang
akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan ANDAL, RKL dan RPL.
6. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-
ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah
selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal
penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali
dokumennya.
7. Persetujuan kelayakan lingkungan
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan diterbitkan oleh:
1) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;
2) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi; dan
3) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai
kabupaten/kota.

6
b. Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:
1) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; dan
2) Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan
oleh warga masyarakat.
Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau kegiatan.
Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila kagiatan fisik utama
suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
sejak diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungannya.
Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka Pemrakarsa dapat
mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi lingkungan yang bertanggung jawab
untuk dikaji kembali, apakah harus menysun AMDAL baru atau dapat mempergunakan
kembali untuk rencana kegiatannya.Keputusan kelayakan lingkungan dinyatakan batal
apabila terjadi pemindahan lokasi atau perubahan desain, proses, kapasitas, bahan baku
dan bahan penolong atau terjadi perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat
peristiwa alam atau sebab lain sebelum usaha atau kegiatan yang bersangkutan
dilaksanakan.
Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak melaksanakan kegiatannya kembali maka
Pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada Menteri/ Gubernur/ Bupati/ Walikota
sesuai kewenangannya untuk diputuskan apakah diwajibkan untuk membuat AMDAL
baru atau membuat adendum ANDAL, KL, dan RPL; atau mengajukan permohonan
perubahan izin lingkungan. Penetapan keputusan perubahan tersebut akan dibuat dalam
suatu pengaturan mengenai kriteria perubahan yang lebih rinci.
Izin lingkungan adalah izin yang wajib dimiliki setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau
kegiatan. Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
a) Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;
b) Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c) Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Kriteria yang menentukan adanya dampak besar dan penting ditetapkan
berdasarkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh sebab itu, kriteria
tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga tidak bersifat ilmitatif. Prosedur pengambilan keputusan sebagaimana tersebut
di atas tidak dapat dipisahkan dari tujuan AMDAL sebagai salah satu ketentuan hukum,

7
dari ketentuan hukum tersebut AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan ini untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Penjelasan Pasal 7 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL menyatakan : “Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian
dari proses perizinan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Izin merupakan suatu instrumen yuridis
preventif. Oleh karena itu, keputusan kelayakan lingkungan hidup berdasarkan hasil
penilaian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan
rencana pemantauan lingkungan hidup, sebagaimana telah diterbitkan oleh instansi yang
bertanggungjawab wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup”.
AMDAL merupakan salah satu syarat perizinan dalam sistem hukum lingkungan
Indonesia bagi orang atau kelpompok yang akan mendirikan suatu perusahaan atau
industri, khususnya yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Diagram Alir Penelitian


Diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang
menyatakan aliran proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam
bentuk kotak, beserta urutanya dengan menghubungkan masing-masing langkah
menggunakan tanda panah. Diagram alir ini menggambarkan secara umum dan
sistematis penelitian yang dilakukan tentang analisis mengenai dampak lingkungan.
Pembuatan diagram alir ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam menganalisis
proses penelitian yang dilakukan. Berikut ini merupakan diagram alir yang digunakan
pada penelitian.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

9
B. Penjelasan Diagram Alir Penelitian
Langkah awal yang dilakukan adalah peralatan yang akan digunakan dalam
penelitian seperti kamera, alat tulis, kertas, papan alas, dan menyiapkan kuisioner yang
akan di berikan kepada masyarakat sekitar. Kuisioner berisi pertanyaan- pertanyaan
mengenai dampak pasar terhadap lingkungan baik sebelum maupun sesudah di bangun.
Langkah berikutnya adalah menentukan tempat penelitian. Tempat penelitian yang
ditentukan adalah PLTM Pongkor tepatnya pada sungai Cikinaki. Alasan pemilihan
karena daerah ini memiliki kekayaan alam yang belum dimanfaatkan dengan efektif.
Waktu peninjauan ke daerah tersebut berlangsung pada tanggal 17 Oktober 2018
Survey dilakukan dengan menyebar kuisoner, wawancara terhadap pihak terkait
(pedagang, pembeli dan masyarakat sekitar) serta mengamati langsung kondisi fisik
pasar tersebut. Hasil data yang diperoleh belum cukup atau belum sesuai asumsi maka
dilakukan survey ulang, namun kalau data sudah cukup atau sesuai maka di lanjutkan ke
langkah berikutnya yaitu menganalisis data. Analisis dilakukan terhadap dampak
lingkungan sebelum dan setelah didirikannya pasar tersebut serta bagaimana solusi
penyelesaiannya. Langkah terakhir yang dilakukan adalah membuat kesimpulan dari
hasil pengolahan data. Kesimpulan merupakan suatu proses yang mempunyai hubungan
dengan tujuan penelitian. Saran berisi tentang masukan pengolahan PLTM yang baik
kedepannya.Penelitian ini selesai dilakukan setelah kesimpulan diperoleh.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Peninjauan ini dilaksanakan PLTM Pongkor. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PLTM Pongkor mempunyai kekayaan
alam yang belum dimanfaatkan dengan efektif. Waktu peninjauan ke daerah tersebut
berlangsung pada tanggal 17 Oktober 2021.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pembahasan merupakan langkah awal yang digunakan untuk melakukan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) terhadap PLTM Pongkor. Pembahasan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) berisi hasil survey lapangan
melalui wawancara pada warga sekitar PLTM Pongkor, analisis hasil survey dan
pembahasan masalah dan solusinya.

B. Hasil Survey
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) terhadap PLTM
Teluknaga dilakukan berdasarkan wawancara pada masyarakat sekitar untuk mengetahui
dampak apa saja yang terjadi dengan didirikannya pasar teluknaga. Adapun hasil yang
diperoleh dari survey tersebut adalah sebagai berikut:
1. Timbulnya gangguan lalu lintas sehingga menyebabkan peningkatan debu pada
saat mobilisasi berlangsung.
2. Terjadi penurunan kualitas udara pada sungai Cikinaki Pongkor
3. Terdapat banyak sampah sisa material akibat kegiatan konstruksi
4. Menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup flora dan fauna sebagai akibat
penggunaan alat berat.

C. Analisis Hasil Survey


Data-data yang diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan pada PLTM
Pongkor tepatnya pada sungai Cikinaki, lebih banyak menimbulkan Keuntungan bagi
warga sekitar karena daerah tersebut mempunyai akses listrik yang lebih dekat
dan lebih memadai.Dampak yang ditimbulkan dari pembangunan PLTM Pongkor
terdiri dari dua, yaitu:
1. Dampak Positif
Masyarakat yang berada disekitar sungai Cikiniki atau tempat pembangunan
PLTM Pongkor dapat menikmati fasilitas listrik yang memadai serta tercukupi.
Dampak negatif yang dihasilkan oleh pembangunan ini beberapa bersifat
sementara karena penanggulanannya sangat diperhatikan.

11
2. Dampak Negatif

Dengan adanya Pembangunan tersebut menyebabkan daerah tersebut


mengalami kebanjiran dan meningkatkan tingkat polusi udara.

D. Pembahasan Masalah dan Solusinya


Dari hasil melakukan kunjungan dan survey ke Sungai Cikinaki, maka didapat
beberapa masalah dan persoalan seputar lingkungan. Masalah utama lingkungan di
sungai tersebut adalah tingkat polusi udara yang tinggi, hilangnya flora dan fauna akibat
penggunaan alat, serta terjadinya banjir akibat dari penebangan.

12
No Deskripsi Permasalahan Alternatif Penanganan Masalah

1 Banyak sisa material akibat Membuat program 3 R (Reuse,


konstruksi rumah turbin Reduse, Recyle) serta menyediakan
(Power House) tempat sampah dan manajemen yang
baik

.
Melakukan penanaman pada areal
Terjadinya kerusakan tanah terbuka dan tebing-tebing untuk
2 akibat pengikisan lapisan mengantisipasi terjadinya
tanah pengikisan lapisan tanah, serta
pembuatan tanggul penahan pada
areal-areal yang curam

Melakukan pembangunan
3 Flora dan fauna berkurang
bangunan secara bertahap
agar kerusakan flora dan
fauna dapat diminimalisir

Menggunakan alat-alat berat


Berkurangnya kualitas udara yang layak dan lulus uji
4 akibat buangan mesin alat-alat emisi dan alat-alat sesuai
berat. standar

Tabel 1.1 Jenis Kerusakan

Pengelolaan masalah lingkungan di PLTM perlu dilakukan pendekatan berbasis


masyarakat dimana masyarakat dilibatkan untuk pengelolaan bersama antara masyarakat
setempat, pedagang dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan secara bersama.
Pemikiran ini sangat di dukung oleh tujuan jangka panjang pengelolaan lingkungan pasar
berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja dan
kesempatan usaha dengan penambahan petugas kebersihan dan petugas pekerjaan umum,
pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan pemanfaatan
dari PLTM
13
BAB V
PENUTUP

Beberapa tujuan dari analisis mengenai dampak lingkungan yang di bahas adalah
untuk mengetahui seberapa besar dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
pembangunan PLTM serta mengetahui sepeti apa sistem pengelolaan lingkungannya, dan
mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
tersebut. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
terutama yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan dan atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan hidup.

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa AMDAL memliki peranan yang sangat
penting dalam setiap pembangunan. AMDAL harus selalu diperhatikan mulai dari awal
berjalannya proyek, pertengahan pembangunan hingga tahap akhir proyek.
Berdasarkan tempat penelitian ini, dapat disimpulkan bawa dampak yang terjadi akibat
pembangunan ini dapat di minimalisir, sehingga kerusakan-kerusakannya hnya bersifat sementara

B. Saran
Pengelolaan masalah lingkungan di sungai Cikinaki perlu dilakukan pendekatan
berbasis masyarakat dimana masyarakat sekitar di libatkan untuk pengelolaan bersama
antara masyarakat setempat, tokoh masyarakat dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan
secara bersama, di mana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai
pada pelaksanaannya.
Pemikiran ini sangat di dukung oleh tujuan jangka panjang pengelolaan lingkungan
PLTM berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja
dan kesempatan usaha dengan penambahan petugas kebersihan dan petugas pekerjaan
umum. Demikianlah kesimpulan dan saran yang kami buat agar sebagai bahan untuk
mengatasi permasalahan pada pembangunan PLTM Pongkor.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pengembangan dan Penerapan Amdal. 2001. Aspek Lingkungan dalam AMDAL Bidang
Pertambangan.

Kayupa, O.,O. 2015. Dampak Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (Plta) Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Desa
Sulewana Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso. e-Jounal Katalogis, Volume 3
nomor 11,
Nopember 2015, ISSN: 2302-2019.

PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2013. Laporan Akhir Feasibility Study
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Pongkor.

15

Anda mungkin juga menyukai