Anda di halaman 1dari 15

“MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN”

Pertemuan Ke-2
“Lingkup Bahasan Konsep dan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan”

Disusun Oleh :

NAMA : RULI ALUDIN D.


NIM : 19 630 045
KELAS :B

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKSHANUDDIN
BAUBAU
2020
KATA PENGANTAR
                                                      
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
kurnia-Nyalah makalah yang berjudul “Lingkup Bahasan Konsep dan Analisis
Mengenai Dampak  Lingkungan” ini dapat penyusun selesaikan. Tak lupa juga
selawat beriring salam saya sampaikan pada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan umatnya dari alam kebodohan ke alam ilmu pengetahuan seperti
saat ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun dari pembaca
agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih bagus lagi. Atas perhatian dari
pembaca saya ucapkan terima kasih.

Baubau, 13 Oktober 2020


Penulis

Ruli Alaudin. D.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dan Pengertian AMDAL ................................................... 3
B. Undang-Undang yang Mengatur AMDAL ..................................... 5
C. Manfaat AMDAL ............................................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya
terdapat berbagai macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan
hidup juga merupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup semua makhluk hidup yang ada. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan
jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung
menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih
baik.Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup seyogyanya
menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta
keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup
sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan
sumberdaya alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap
masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan
golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam
harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta
memikirkan dampak–dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya
alam tersebut.
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang
lingkup yang sangat luas tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program
mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya
akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang
layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani
di karenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti
kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah.
Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunya kemampuan
lingkungan yang disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan
terjadinya dampak negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu
perencanaan dengan mempertimbangkan lingkungan. Hal ini kemudian
digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Anlisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini
kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL?
2. Apa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan AMDAL ?
3. Apa saja Manfaat AMDAL ?

C. Tujuan
1. Mengatahui tentang apa itu analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL.
2. Mengetahui aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
AMDAL.
3. Mengetahui Manfaat AMDAL.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat
AMDAL, merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi ini mencapai
keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang
pembangunan dan penggunaan teknologi tinggi. Dengan ini timbullah
citra bahwa gerakan lingkungan adalah anti pembangunan dan anti
teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan
pelaksana dan perencana pembangunan. Karena itu banyak pula yang
mencurigai AMDAL sebagai suatu alat untuk menentang dan
menghambat pembangunan.
Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di
Amerika Serikat, yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada
tahun 1969.NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970.Dalam
NEPA pasal 102 (2) (C) menyatakan, “Semua usulan legilasi dan aktivitas
pemerintah federal yang besar yang akan diperkirakan akan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan
Environmental Impact Assessment (Analsis Dampak Lingkungan) tentang
usulan tersebut”. AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena
pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami beberapa hambatan yang
bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober 1993
pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan
PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang-undang No.
23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993 perlu disesuaikan.Oleh
karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999.Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini
diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih optimal.
Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau
merusak lingkungan hidup adalah pembangunan yang memperhatikan
dampak yang dapat diakibatkan oleh beroperasinya pembangunan
tersebut. Untuk menjamin bahwa suatu pembangunan dapat beroperasi
atau layak dari segi lingkungan, perlu dilakukan analisis atau studi
kelayakan pembangunan tentang dampak dan akibat yang akan
muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.
AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak
lingkungan. Dalam peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang
analisis mengenai dampak lingkungan disebutkan bahwa AMDAL
merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Kriteria
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

B. Undang-Undang yang Mengatur AMDAL


1. Peraturan Menteri nomor 17 tahun 2012
PERMEN Nomor 17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL
dan Izin Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat
dalam proses AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha
dan/atau kegiatan yang saat ini hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari,
masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses AMDAL,
penunjukkan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan Komisi
Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik.
Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam
proses penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin
lingkungan diatur adanya pengumumam pada saat permohonan dan
pesertujuan izin lingkungan. Dengan terbitnya PermenLH Nomor 17
Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses AMDAL dan
Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun
2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.

2. Peraturan Menteri nomor 16 tahun 2012


PERMEN LH Nomor 16 Tahun 2012 ada perubahan mendasar
terhadap tata cara penyusunan dokumen Amdal. Sebelumnya dalam PP
Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, disebutkan bahwa dokumen
AMDAL adalah dokumen yang terdiri dari 5 dokumen yaitu Dokumen
KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif. Tetapi
dalam PP Nomor 27 Tahun 2012, dokumen Amdal hanya terdiri dari 3
dokumen saja, yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL dan RKL-RPL.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Lingkungan Hidup
telah menerbitkan PermenLH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan. Peraturan ini mengatur tentang
pedoman penyusunan AMDAL, UKL-UPL dan SPPL. Ada beberapa
perubahan tata cara penyusunan Amdal dalam peraturan ini. Ada
penguatan kajian dan penyederhanaan penyusunan Amdal dan UKL-
UPL. Selanjutnya dengan terbitnya PermenLH Nomor 16 Tahun 2012,
maka sekaligus mencabut:
a. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
tentang UKL-UPL dan SPPL.

3. Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2012


Sejak terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan
peraturan-peraturan teknisnya. Salah satunya adalah Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL. Peraturan ini
mencabut Peraturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 yang mengatur tentang hal
yang sama. Peraturan Menteri ini terdiri dari:
a. Batang Tubuh yang terdiri dari 7 Pasal:
Pasal 1 : Ketentuan Umum
Pasal 2 : Penapisan
Pasal 3 : Kawasan Lindung
Pasal 4 : Penambahan Wajib Amdal
Pasal 5 : "Delisting wajib Amdal"
Pasal 6 : Pencabutan PermenLH No. 11 Tahun 2006
Pasal 7 : Masa Berlaku Permen ini
b. Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Amdal
c. Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan
Wajib Tidaknya Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi
dengan Amdal
d. Lampiran III : Daftar Kawasan Lindung
e. Lampiran IV : Kriteria Penapisan
f. Lampiran V : Ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang akan dilakukan Penapisan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (PP No. 27 Tahun 2012) adalah Peraturan Pemerintah yang
menggantikan PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Peraturan ini
adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini
mengatur tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
Dalam PP 27 Tahun 2012 ini dikatakan bahwa dokumen amdal
yang kita kenal selama ini terdiri dari 5 (lima) dokumen, sekarang
menjadi 3 (tiga) dokumen yaitu dokumen KA-ANDAL, dokumen
ANDAL dan dokumen RKl-RPL. Kewenangan komisi penilai amdal dan
keanggotaan dalam komisi penilai amdal juga diatur secara rinci dalam
PP ini.

C. Manfaat AMDAL
1. Kegunaan bagi Pemerintah
a) Untuk mencegah agar potensi sumberdaya  alam yang dikelola 
tersebut tidak rusak (khususnya untuk sumber daya alam yang dapat
diperbaharui).
b) Mencegah rusaknya sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi
proyek, baik yang diolah proyek lain, diolah masyarakat ataupun yag
belum diolah.
c) Menghindarkan perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan  lainnya.
d) Menghindarkan pertentangan-pertentangan  atau konflik yang timbul 
khususnya  dengan masyarakat dan proyek-proyek lain.
e) Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional maupun
internasional  serta tidak mengganggu proyek lain.
f) Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat.
g) Sebagai  alat pengambilan keputusan pemerintah.

2. Kegunaan bagi Pemilik Proyek


Keuntungan yang diutarakan disini sering kurang dipercaya oleh
pemilik proyek yang menganggap amdal hanya sebagai beban biaya bagi
proyek, Keuntungan tersebut adalah:
a) Untuk melindungi proyek dari tuduhan melanggar undang-undang
atau peraturan-peraturan yang berlaku
b) Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu
dampak negatif yang sebenarnya tidak dilakukan
c) Untuk melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di
masa yang akan datang
d) Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang  akan dihadapi di
masa yang akan datang
e) Sebagai sumber informasi lingkungan  di sekitar lokasi proyeknya
secara kuantitatif, termasuk informasi sosial-ekonomi dan sosial-
budaya
f) Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek
g) Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan
proyeknya, untuk dapat menemukan  kalau ada kelemahan dan
kekurangan, untuk segera dipersiapkan penyempurnaannya.
h) Untuk menemukan keadaan lingkungan yang membhayakan proyek
tersebut ( misalnya banjir, longsor, gempa bumi, dsb) dan mencari
keadaan lingkungan yang berguna dan menunjang proyek.

3. Kegunaan bagi Pemilik Modal


Untuk membangun suatu proyek biasanya modal dipinjam dari 
pihak perbankan, baik bank nasional atau bank internasional. Untuk bank
internasional  biasanya setiap permintaan  peminjaman diminta untuk
menyertakan  laporan amdal. Bank nasional pun  akan meminta laporan
amdal, terutama proyek berskala besar. Dengan demikian, dapat terliaht
bahwa amdal berguna bagi pemilik proyek.  Berikut ini diuraikan
keuntungan-keuntungan amdal:
a. Untuk dapat menjamin bahwa modal  yang dipinjamkan pada proyek
dapat mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu pembangunan
atau pemilik modal yang memberikan pinjaman.
b. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar
kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak
hilang.
c. Menentukan priotitas peminjaman sesuai dengan misinya.
d. Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.
e. Menghindari duplikasi dari proyek-proyek lain yang tidak perlu.

4. Kegunaan bagi Masyarakat


a) Dapat mengetahui rencana pembangunan didaerahnya, sehingga dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupan apabila
diperlukan.
b) Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun 
hingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan
dirinya dan juga menghindarkan  diri dari kerugian-kerugian yang
dapat diderita akibat adanya proyek
c) Turut serta di dalam pembangunan daerah sejak dari awal, khususnya
di dalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut
langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek
d) Peranan hal-ihwal mengenai proyek jelas akan ikut menghindarkan 
timbulnya kesalahfahaman, hingga dapat menggalang kerjasama yang
saling menguntungkaan;
e) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek
tersebut khususnya hak dan kewajibannya di dalam ikut menjaga dan
mengelola  kualitas lingkungan.

5. Kegunaan lainnya
Kegunaan lainnya, umumnya dinikmati oleh ilmuwan dan
peneliti, diantaranya ialah:
a) Kegunaan di dalam analisis, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan
b) Kegunaandalam penelitian
c) Kegunaan di dalam meningkatkan keterampilan di dalam penelitian
dan meningkatkan pengetahuan
d) Tumbuhnya konsultan amdal swasta yang baik

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan di atas, saya mengambil kesimpulan secara
singkat, bahwa AMDAL adalah suatu kajian (semacam rangkuman dari suatu
analisa) yang berisikan mengenai dampak besar dan penting (dampak yang
berpengaruh secara makro) terhadap suatu lingkungan hidup akibat suatu
kegiatan yang diadakan pada lingkungan itu sendiri. Dan dengan adanya
kajian tersebut, maka AMDAL juga menjadi keputusan/saran untuk
pengelolaan dan pemantauan suatu lingkungan hidup (pemeliharaan,
perlakuan, kelayakan dan lainnya).

B. Saran
AMDAL sangat penting dan harus diperhatikan, karena
mempengaruhi kenyamanan hidup masyarakat sekitar. Siapapun yang hendak
melakukan pembangunan, sebisanya menerapkan prinsip AMDAL agar tidak
ada pihak yang dirugikan. Memperhatikan dampak dari pembangunan bagi
lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

http://blhd.tanjabbarkab.go.id/Kategori/Anpedaling/Dasarhukumamdal.html
http://cybon.blogspot.co.id/2013/02/Pengertian-Analisis-Mengenai-Dampak.html

https://herlinaapriyanti.wordpress.com/Tugas-Kuliah/Analisis-Mengenai-
Dampak-Lingkungan/

http://pepayamanggapisangjambu.blogspot.com/2015/03/Contoh-Makalah-
Amdal.html

http://rizky-blogx.blogspot.com/2015/10/Makalah-Amdal-Analisis-Mengenai-
Dampak.html

Anda mungkin juga menyukai