Anda di halaman 1dari 14

PERANAN AMDAL DALAM PEMBGANGUNAN

DI INDONESIA

Oleh :

HAERIA

202561201541

KEPERAWATAN B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA BANGSA


MAJENE STIKES BBM

KABUPATEN MAJENE
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan

puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya

kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Analisi Msengenai Dampak

Lingkungan.Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan

terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah

ilmiah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk

masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Campalagian, Minggu 1 Januaru 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDDAHULUAN..............................................................................................................1

1. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
2. TUJUAN .............................................................................................................................1
3. RUMUSA MASALAH........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2

A. MENGENAL AMDAL........................................................................................................2
1. PENGERTIAN AMDAL..............................................................................................2
2. SEJARAH AMDAL......................................................................................................3
B. PERKEMBANGAN AMDAL.............................................................................................4
1. DI INTERASIONAL.....................................................................................................4
2. DI INDONESIA............................................................................................................5
C. KENDALA DALAM PENERAPAN AMDAL...................................................................6
1. DI INDONESIA ...........................................................................................................7
2. DI INTERNASIONAL..................................................................................................8

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................9

A. KESIMPULAN ...................................................................................................................10
B. SARAN ...............................................................................................................................10
C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber daya alam
dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka panjang,
GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia
dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu
adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai
modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus selalu
diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis
mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh seminar tentang
“Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” yang diselenggarakan oleh
Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama
mengikuti perkembangan masalah lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru mengenal
masalah lingkungan secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup
di Stockholm 5 Juni 1972.

A. Rumusan masalah

1. Pengetian AMDAL
2. Sejarah AMDAL
3. Perkembangan AMDAL
4. Kendala dalam penerapan AMDAL

B. Tujuan masalah

1. Unutk mengetahui Pengetian AMDAL


2. Unutk mengetahui Sejarah AMaDAL
3. Unutk mengetahui Perkembangan AMDAL
4. Unutk mengetahui Kendala dalam penerapan AMDAL

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal AMDAL
1. Pengertian Amdal
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggara Usaha dan/atau
Kegiatan.
AMDAL pada dasarnya berangkat dari pemikiran mengenai pembangunan yang berwawasan
lingkungan atau pembangunan berkelanjutan, sebagaimana terdapat dalam Konperensi Stockholm
1972 maupun KTT Rio 1992, malahan KTT Rio menekankan bahwa dalam hubungan itu perlu
ditempuh semacam peringatan dini yang lebih populer dengan Precautionary Principle.

Munn, Pakar Amdal dari Canada memberikan definisi sebagai berikut:


“Amdal adalah suatu kegiatan (studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, memprediksi,
menginterpretasi dan meng-komunikasikan pengaruh suatu rencana kegiatan itu pada
lingkungan” (Penelitian Hukum Amdal 1994) 14
membicarakan tentang Amdal tidak hanya menyangkut tentang masalah teknis semata tetapi juga
menyangkut masalah administratif, ini dapat kita lihat dalam peraturan perundang-undang Hukum
Lingkungan di Indonesia yaitu:15
UUPLH Nomor 23 Tahun 1997 dalam Pasal 1 ayat (21) memberikan pengertian Amdal sebagai
berikut:16
“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan”
Sedangkan di UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (11) mendefinisikan AMDAL sebagai
berikut 17
“Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya Amdal, adalah kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan,”

2
AMDAL selain diatur dalam UUPLH Nomor 23 Tahun 1997 dan UUPPLH Nomor 32 Tahun
2009 juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAl) dimana dikenal dengan istilah PP AMDAL. Di dalam Pasal 1 ayat
(1) definisi mengenai AMDAL tidaklah jauh berbeda dengan UUPLH Nomor 23Tahun Tahun
1997 dan UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009 dimana dalam PP AMDAL tersebut dijelaskan bahwa
“Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukam bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan”. Dalam Pasal 2 PP AMDAL Nomor 27 Tahun 1999 dijelaskan pula:
(1) Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian kegiatan studi kelayakan
rencana usaha dan/ atau kegiatan.
(2) Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan wilayah.
(3) Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat dilakukan melalui pendekatan
studi terhadap usaha dan/atau kegiatan tunggal, terpadu atau kegiatan kawasan.

2. Sejarah Amdal
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) lahir dengan disahkannya Undang-undang
National Environmental Policy Act (NEPA) yang merupakan reaksi dari adanya bukuSilent
Spring yang ditulis oleh Rachel Carson.Pada tahun 1962 buku Silent Spring diterbitkan
diAmerika Serikat. Buku ini bercerita mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di
AmerikaSerikat yang diakibatkan oleh penggunaan DDT sebagai pestisida. Dalam buku
inimenggambarkan bagaimana DDT membunuh serangga tidak hanya serangga yang
dijadikantarget tetapi juga serangga lainnya, dan bagaimana DDT ini masuk dalam rantai
makanan, danterakumulasi dalam jaringan lemak hewan, termasuk pada manusia, dan
menyebabkan kankerdan kerusakan genetik.

Buku ini mendapatkan banyak perhatian dan menyadarkan pemerintahanAmerika Serikat


terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Tetapi di sisi lain Rachel Carsonmendapatkan
tekanan dari kalangan industry kimia agar sang penulis bersedia untuk menarik buku
tersebut.Pada tahun 1963, Senat Amerika Serikat mengundangRachel Carson dalam acara dengar
pendapat dan mendengarkan kesaksian langsung dari beliau mengenai isu bahaya
pestisidatersebut bagi ekosistem. Hasil kesaksian inilah yang menyebabkan Amerika Serikat
menyusun perundangan perlindungan lingkungan pertama di dunia yaitu NEPA (National
EnvironmentalPolicy Act) pada tahun 1969 dan disahkan pada 1 Januari 1970.Dalam undang-
3
undang tersebut ditetapkan bahwa semua aktivitas pemerintah federal yang penting harus disertai
dengan Pernyataan Dampak Lingkungan ( Environmental Impact Statement (EIS)). EIS
dihasilkan melalui proses Environmental Impact Assessment (EIA). Dengan didorongoleh
organisasi kerjasama internasional OECD (Organization for Economic Cooperation
andDevelopment).Pengadopsian EIA terjadi pada tahun 1980 hampir diseluruh dunia,
salahsatunya di Indonesia yang dikenal dengan Konsep Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan(AMDAL)

B. Perkembangan AMDAL
1. Internasional
KRISIS GLOBAL
Pembangunan yang dilakukan secara intensif dan ekstensif di berbagai sektor yang telah
dipercaya sebagai satu-satunya jalan ke luar sekaligus tujuan dari suatu negara ternyata telah
menimbulkan krisis global. Beberapa bencana dapat dikaitkan dengan proses pembangunan
dan kepentingan pembangunan negara maju yang menuntut tingkat pembangunan yang lebih
cepat dan cenderung menguras sumber daya alam. Sementara beberapa negara lemah tidak
dapat mengejar tingkat pembangunan yang memadai. Beberapa contoh krisis global di
antaranya seperti kekeringan di Afrika di mana 35 juta penduduknya terancam kelaparan
(bahkan kasus kelaparan pun terjadi di Indonesia karena tidak meratanya distribusi pangan).
Dari sisi pembangunan sektoral dan industrialisasi tercatat beberapa kasus seperti di
Bhopal ketika terjadi kebocoran pestisida yang menyebabkan kematian lebih dari 2.000 orang
dan cedera lebih dari 200.000 orang. Kebocoran pembangkit nuklir di Chernobyl
menyebabkan radiasi radioaktif di seluruh Eropa. Daftar ini akan terus lebih panjang seperti
pencemaran bahan kimia, pestisida, merkuri dari lahan pertanian ke sungai Rhine di Eropa
akibat kebakaran di Swiss sehingga menimbulkan kematian ikan dan pencemaran air tawar di
Jerman dan Belanda, bencana Exxon Valdez, tumpahan minyak di laut, pemanasan global,
lubang ozon di kutub.
Fakta lainnya adalah bahwa pembangunan telah mendorong peningkatan penduduk yang
demikian besar di dunia sehingga diperkirakan bahwa sumber daya alam akan cepat habis
jika konsumsi sumber daya tidak dikelola dengan baik. Populasi manusia di bumi meningkat
secara ekponensial dari 5 miliar pada tahun 1980-an menjadi 814 miliar pada tahun 2050.
Sayangnya peningkatan jumlah penduduk ini 90% terjadi di negara-negara termiskin dan
90% di kota-kota metropolitan. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dunia meningkat 10 kali

4
dari USD 13,000 miliar menjadi USD 130,000 di tahun 2030, ini dapat menjadi indikasi
tingginya tingkat eksploitasi oleh negara maju

2. Di Indnesia
Ketika sistem AMDAL mulai masuk ke Indonesia, maka pemerintahan Indonesia mulai
membuat Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup. Akan
tetapi, sebelum menggunakan Undang-Undang ini, pemerintah Indonesia masih
menggunakan suatu kebijakan pembangunan berupa perencanaan program yang diawasi
dengan sistem top down policy, planning, execution, dan control. Pada masa itu sistem
pembangunan seperti itu berjalan sangat baik, tetapi seiring dengan berjalannya waktu,
perlahan-lahan mulai terjadi kesenjangan pembangunan antara pusat dengan daerah.
Kesenjangan itu dapat dilihat pada daerah-daerah di perbatasan yang di mana aksesnya masih
belum memadai.

Dalam pembangunan nasional akan dilaksanakan berdasarkan kebijakan, perencanaan


program, dan rencana kegiatan proyek pembangunan. Pembangunan yang dilakukan dengan
penuh perencanaan akan mengurangi kegagalan pada pembangunan tersebut. Perencanaan
sebelum melakukan pembangunan ini sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan Orde Baru.
Di tahun tahun 1969 sudah ditetapkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan sebuah
kebijakan pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka
panjang itu adalah pembangunan rencana pembangunan selama 25 tahun. Jangka menengah
adalah rencana pembangunan selama 15 tahun. Jangka pendek adalah rencana pembangunan
yang dilakukan selama 5 tahun.

Pada saat itu, pemerintah Indonesia hanya memfokuskan kebijakan pembangunan demi
kemajuan ekonomi dan pembangunan fisik mulai menyadari akan pentingnya memperhatikan
lingkungan hidup saat melakukan pembangunan. Dengan kesadaran itulah, pemerintah
Indonesia mulai membentuk suatu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-
Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup.

Tidak sampai disitu saja, pemerintah Indonesia mulai memperbaiki kebijakan tentang
AMDAL dengan membuat Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Setelah menggunakan PP itu untuk melakukan
pembangunan, pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan lebih dalam ketika
melakukan pembangunan. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia ingin mengembangkan

5
dan memperluas pembangunan bukan hanya sekadar berwawasan lingkungan saja, tetapi
pembangunan yang berkelanjutan.

Maka dari itu, dibentuklah suatu Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dibentuknya PP ini juga berdasarkan pada rumusan
dari Panitia Konferensi Dunia yang dilaksanakan di Rio de Jeneiro pada tahun 1992.
Konferensi tersebut dipimpin oleh Brudlant. Dari konferensi itu juga, Panitia UNCED
(United Nation Conference on Environmental Development) memberikan sebuah gagasan
berupa tema pembangunan berkelanjutan.

Dalam tema pembangunan berkelanjutan tersebut, terdapat beberapa hal yang harus dicapai,
di antaranya, berwawasan lingkungan (environmental sound), memberdayakan masyarakat
(community empowering), mengembangkan ekonomi lokal (local economic development),
dan memperkuat budaya (strengthening of culture). Keinginan Indonesia untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan memunculkan sebuah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah tersebut menggantikan
PP Nomor 51 Tahun 1993 dan menghapus AMDAL regional atau wilayah. Kebijakan
AMDAL perlahan-lahan semakin kuat seiring dengan adanya kebijakan pemerintah reformasi
dan desentralisasi. Dengan kata lain, pemerintah daerah (kabupaten, kota, dan provinsi)
menjadi memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan yang ada di daerahnya

C. Kendala dalam penerapan AMDAL


1. Di Indonesia
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia memiliki
banyak kelemahan, yaitu :
1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk
menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.
2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan
dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belu m sepenuhnya diterima
didalam proses pengambilan keputusan.
3. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata
lain, tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta
UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa.

6
4. Masih lemahnya metode -metode penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”,
sehingga kegiatan -kegiatan pembangunan yang implikasi sosial -budayanya penting, kurang
mendapat kajian yang seksama. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan
teknologi pembuatan perencanaan dan keputusan yang berasal dari barat, negara industri
yang demokratis dengan kondisi budaya dan sosial berbeda, sehingga ketika program ini
diterapkan di negara berkembang dengan kondisi budaya dan sosiopolitik b erbeda,
kesulitanpun muncul. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL di Indonesia
telah lebih dari 15 tahun diterapkan. Meskipun demikian berbagai hambatan atau masalah
selalu muncul dalam penerapan AMDAL, seperti juga yang terjadi pada penerapan AMDAL
di negara- negara berkembang lainnya. Hambatan tersebut cenderung terfokus pada faktor-
faktor teknis, seperti :
 Tidak memadainya aturan dan hukum lingkungan
 Kekuatan institusi
 Pelatihan ilmiah dan professional
 Ketersediaan data
 Karakter budaya serta perilaku sosial dan politik orang Indonesia sangat mempengaruhi
bentuk penerapan AMDAL.
Inisiatif program dan kebijakan lingkungan di Indonesia sangat bersifat “top down” oleh
pemerintah sendiri. Inisiatif “top down” tersebut muncul bukan karena adanya kebut uhan
penganalisisan dampak, tetapi sebagai tanggapan terhadapa perkembangan barat. Tekanan
perkembangan barat untuk menanggapi masalah lingkungan terutama melalui konferensi
lingkungan internasional di Stockholm tahun 1972 dan Rio De Janiero tahun 1992 . Berbeda
dengan di negara barat, program dan kebijakan lingkungan dibuat karena adanya kebutuhan
masyarakat, sehingga inisiatif bersifat “bottom up” . Penerapan AMDAL di Indonesia tidak
semudah di negara barat, karena kondisi masyarakat yang berbeda, yang tidak dapat
sepenuhnya memberi dukungan terhadapa tindakan pemerintah. Walaupun banyak isu
lingkungan dalam agenda sosial, tetapi isu tersebut masih dianggap kurang penting.
Masyarakat juga cenderung lebih mempertahankan hidup dengan menggantungkan pada sum
berdaya alam daripada melakukan tindakan untuk melindungi kehidupan liar, spesies langka
dan keanekaragaman hayati. Agenda sosial untuk perlindungan lingkungan tersebut juga
lemah dan mempunyai sedikit kesempatan untuk diangkat menjadi agenda politik.
Kemiskinan, buta huruf, kurangnya informasi, sangat berkuasanya elit politik dan ekonomi,
rejim politik yang terlalu mengontrol dan otoriter, merupakan faktor adanya situasi tersebut.

7
Pengelolaan lingkungan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan antar instansi ,
karena mencakup multi disiplin. Untuk efektifitas AMDAL, seharusnya instansi lingkungan
dan sektoral pemerintah harus melakukan koordinasi, berbagi informasi dan bekerjasama
untuk menerapkan AMDAL dalam siklus proyek, melakukan evaluasi terhadapa usaha
penilaian dan perencanaan lingkungan, serta mneyusun rekomendasi. Kerjasama ini
tampaknya kurang terjadi pada pelaksanaan AMDAL di Indonesia.

2. Di Dunia
AMDAL di Beberapa Negara Maju
a. AMDAL di Australia
Sejarah AMDAL di Australia dapat dikaitkan dengan diberlakukannya Kebijakan
Lingkungan Nasional AS (US National Environment Policy Act/NEPA) pada tahun 1970,
yang membuat penyusunan laporan dampak lingkungan suatu kebutuhan. Di Australia, orang
mungkin mengatakan bahwa prosedur AMDAL diperkenalkan di Tingkat Negara sebelum itu
dari Commonwealth (Federal), dengan sebagian besar negara memiliki pandangan berbeda
dengan Persemakmuran
Salah satu negara perintis adalah New South Wales, yang Negara Pengendalian
Pencemaran Komisi menerbitkan pedoman AMDAL pada tahun 1974. Pada tingkat (Federal)
Persemakmuran, ini diikuti dengan melewatkan Perlindungan Lingkungan (Dampak
Proposal) Undang-Undang pada tahun 1974. Perlindungan Lingkungan dan Konservasi
Keanekaragaman Hayati 1999 (the Environment Protection and Biodiversity Conservation
Act/EPBC) digantikan Perlindungan Lingkungan (Dampak Proposal) Undang-Undang 1974
dan adalah bagian utama saat ini AMDAL di Australia pada tingkat (Federal)
Commonwealth.
Poin penting untuk dicatat adalah bahwa ini UU Persemakmuran tidak mempengaruhi
validitas dari Amerika dan Wilayah lingkungan dan penilaian pengembangan dan persetujuan,
melainkan EPBC berjalan sebagai paralel dengan Sistem Negara / Wilayah Tumpang tindih
antara federal dan negara bagian persyaratan ditujukan melalui perjanjian bilateral atau salah satu
accredition off proses negara, sebagaimana diatur dalam UU EPBC. Tingkat Persemakmuran
Undang-undang EPBC menyediakan kerangka hukum untuk melindungi dan mengelola secara
nasional dan internasional flora yang penting, fauna, komunitas ekologi dan warisan tempat-

8
didefinisikan dalam UU EPBC sebagai masalah 'signifikansi lingkungan nasional. Berikut adalah
delapan hal-hal yang "signifikansi lingkungan nasional" yang berlaku ACT EPBC :
• Situs Warisan Dunia
• Nasional Warisan tempat;
• RAMSAR lahan basah penting internasional
• Dipasang spesies terancam dan komunitas ekologi
• Spesies yang bermigrasi dilindungi oleh perjanjian internasional
• Persemakmuran lingkungan laut
• Nuklir tindakan (termasuk penambangan uranium), dan
• National Heritage
Selain itu, UU EPBC bertujuan memberikan penilaian nasional yang efisien dan proses
persetujuan untuk kegiatan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh Commonwealth, atau agennya, di
mana saja di dunia atau kegiatan di Commonwealth tanah, dan kegiatan yang terdaftar sebagai
memiliki 'dampak yang signifikan' pada hal-hal yang "signifikansi lingkungan nasional". UU
EPBC datang ke dalam bermain ketika seseorang (suatu 'pendukung') ingin tindakan (sering
disebut 'usulan' atau 'proyek') dinilai untuk dampak lingkungan berdasarkan Undang-Undang
EPBC, dia harus merujuk proyek kepada Departemen Lingkungan, Air, Warisan dan Seni
(Australia).

b. AMDAL di Kanada
Penilaian Undang-Undang Lingkungan Kanada (The Canadian Environmental
Assessment Act (CEAA)) adalah dasar hukum untuk penilaian proses lingkungan federal
(Environmental Assessment (EA)). CEAA mulai berlaku pada tahun 1995. Amandemen legislatif
diperkenalkan pada tahun 2001 dan mulai berlaku pada tanggal 30 Oktober 2003. EA adalah
didefinisikan sebagai alat perencanaan untuk mengidentifikasi, memahami, menilai dan
mengurangi, jika mungkin, efek lingkungan dari sebuah proyek.
Di bawah CEAA, semua departemen pemerintah federal dan badan-badan yang
diperlukan untuk melakukan EA untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan pekerjaan fisik dan
untuk setiap aktivitas fisik yang diusulkan tercantum dalam Peraturan Inklusi Daftar tempat
latihan satu atau lebih dari CEAA berikut pemicu:
• Mengusulkan atau melakukan proyek
• Hibah uang atau bentuk lain dari bantuan keuangan untuk proyek
• Hibah minat di tanah untuk memungkinkan proyek yang akan dilaksanakan

9
• Latihan kewajiban regulasi dalam kaitannya dengan proyek, seperti menerbitkan izin atau
lisensi yang disertakan dalam Peraturan Hukum Daftar.

Jika sebuah departemen pemerintah federal atau lembaga latihan satu atau lebih dari yang
disebutkan di atas memicu, itu menjadi Otoritas yang Bertanggung Jawab (Responsible Authority
(RA)) di bawah CEAA. Sebagai RA, departemen federal atau lembaga yang bersangkutan harus
memastikan bahwa EA dilakukan sesuai dengan CEAA dan harus mempertimbangkan temuan
EA sebelum keputusan dibuat yang dapat memungkinkan proyek untuk melanjutkan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPUAN
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggara Usaha dan/atau Kegiatan .

EnvironmentalPolicy Act) pada tahun 1969 dan disahkan pada 1 Januari 1970.Dalam undang-
undang tersebut ditetapkan bahwa semua aktivitas pemerintah federal yang penting harus disertai
dengan Pernyataan Dampak Lingkungan ( Environmental Impact Statement (EIS)). EIS dihasilkan
melalui proses Environmental Impact Assessment (EIA). Dengan didorongoleh organisasi kerjasama
internasional OECD (Organization for Economic Cooperation andDevelopment).Pengadopsian EIA
terjadi pada tahun 1980 hampir diseluruh dunia, salahsatunya di Indonesia yang dikenal dengan
Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL)

B. SARAN
saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami hanya
belandaskan dari artikel jurnal atau referensi lain yang berhubungan dalam penyusunan
makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di adakannya kunjungan
lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud untuk mengetahui secara
langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.

10
C. DAFTAR PUSTAKA
AMDAL - DINAS LINGKUNGAN HIDUP. DINAS LINGKUNGAN HIDUP. Published 2019.
Accessed January 1, 2023. https://dlh.blitarkab.go.id/amdal/
·
AMDAL - DINAS LINGKUNGAN HIDUP. DINAS LINGKUNGAN HIDUP
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/download/255/230
Ghea Maharani. SEJARAH AMDAL. Academia.edu. Published 2022. Accessed January 1, 2023.
https://www.academia.edu/34904457/SEJARAH_AMDAL

Restu. Pengertian AMDAL: Sejarah, Manfaat, Tujuan dan Jenisnya - Gramedia Literasi.
Gramedia Literasi. Published December 14, 2022. Accessed January 1, 2023.
https://www.gramedia.com/literasi/amdal/#:~:text=Awal%20mulanya%2C%20AMDAL%20ini
%20berasal,yang%20dapat%20merusak%20lingkungan%20hidup.
Modul 1. http://repository.ut.ac.id/4339/1/PWKL4404-M1.pdf

Hendartomo T. PERMASALAHAN DAN KENDALA PENERAPAN AMDAL DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Accessed January 1, 2023.
https://indonesiaforest.webs.com/masalah_amdal.pdf

PUSTIKOM-UNG. MAKALAH AMDAL (ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN) LENGKAP


NAMA                 : SITI HUMAIROH NPM                    : 4118217007008 - DANDI SAPUTRA
HALIDI - UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. mahasiswa.ung.ac.id. Published 2019.
Accessed January 1, 2023. https://mahasiswa.ung.ac.id/442417041/home/2019/11/11/makalah-
amdal-analisa-dampak-lingkungan-lengkap-nama-siti-humairoh-npm-4118217007008.html

Unknown. AMDAL di Beberapa Negara Maju. Blogspot.com. Published April 4, 2014. Accessed
January 1, 2023. http://referensigeography.blogspot.com/2014/04/amdal-di-beberapa-negara-
maju.html

11

Anda mungkin juga menyukai