Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pengetahuan Lingkungan
Dosen Pengampu: Amallia, S.T., M.T & Roban, S.T., M.T

Disusun Oleh : Kelompok 2

Anggota : Ageng Syarif Hidayat 22416226201051 TI 22C


Alifa Munafasa Fitri A. 22416226201037 TI 22C
Deva Cantika Dwi 22416226201028 TI 22C
Muhammad Iqbal A. 22416226201060 TI 22C
Muhamad Rizky A. 22416226201044 TI 22C
Muhamad Taufik R. 22416226201021 TI 22C
Mulya Moch Omar K. 22416226201017 TI 22C
Nira Nurul Hasanah 22416226201018 TI 22C
Rifki Irawan 22416226201060 TI 22C
Usman Ali Isromi 22416226201060 TI 22C

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUTRI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Sejarah Peristiwa Pembantaian Rawagede”. Pada
kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada :

1. Ibu Amallia, S.T., M.T, dan Bapak Roban, S.T., M.T. Selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan.
2. Seluruh anggota kelompok yang telah menyusun tugas makalah ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dan ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Karawang, 13 Juni 2023

Penyusun

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

2.1.1 Pengertian AMDAL

2.1.2 Regulasi AMDAL

2.2 Fungsi, Manfaat, dan Peran AMDAL

2.2.1 Funsi AMDAL

2.2.2 Manfaat AMDAL

2.2.3 Peran AMDAL

2.3 Tujuan dan Jenis AMDAL

2.3.1 Tujuan AMDAL

2.3.2 Jenis AMDAL

2.4 Tahapan Penyusunan AMDAL

iii
2.5 Prosedur AMDAL

2.6 Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

2.7 Perbandingan Undang-undang No.4 Tahun 1982, Undang-undang No. 23

Tahun 1997 dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan35

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema proses penyusunan dokumen AMDAL.......................................13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Undang-undang No.4 Tahun 1982, Undang-undang No.


23 Tahun 1997 dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009..........................16

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat
berbagai macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup
juga merupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua
makhluk hidup yang ada. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan
lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka
pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung
untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Pembangunan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup smenjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor
pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam
dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola
pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap
masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan golongan
tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi
kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak– dampak
yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang
sangat luas tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat
diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek
dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani di karenakan
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah
mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi
di berbagai daerah. Untuk itu, diperlukan suatu pemahaman yang cukup dalam
menganalisis mengenai dampak terhadap lingkungan.

vi
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu
dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara
lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan,
kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan. Agar pembangunan tidak menyebabkan
menurunya kemampuan lingkungan yang disebabkan karena sumber daya yang
terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan
suatu perencanaan dan telah dilaksankan dengan mempertimbangkan lingkungan. Hal
ini kemudian digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang
Anlisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini
kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993
dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber
daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan
pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia
menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia
dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu adanya usaha agar
hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal
dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik- baiknya, oleh karena itu harus
selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi
apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Kenapa di perlukan AMDAL, yaitu untuk di perlukan suatu studi kelayakan di
karenakan tercantum di dalam undang-undang dan juga peraturan pemerintahan serta
untuk menjaga lingkungan dari suatu operasi proyek kegiatan industri atau juga
kegiatan-kegiatan lainya yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan
dan melakukan penjagaan rencana usaha atau kegiatan sehingga tidak memberikan
dampak buruk bagi lingkungan.

vii
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian AMDAL dan Bagaimana Sistem regulasi AMDAL?
2. Apa fungsi, manfaat, dan peran AMDAL?
3. Apa tujuan dan jenis AMDAL?
4. Bagaimana tahapan-tahapan penyusunan AMDAL?
5. Bagaimana prosedur AMDAL?
6. Apa alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL?
7. Apa Perbandingan Undang-undang No.4 tahun 1982, Undang-undang No.
23 Tahun 1997 Dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian dan sistem Regulasi AMDAL.
2. Mengetahui fungsi, manfaat dan peran AMDAL.
3. Mengetahui tujuan dan jenis AMDAL.
4. Mengetahui tahap–tahap penyusunan AMDAL.
5. Mengetahui prosedur AMDAL.
6. Mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL.
7. Mengetahui Perbandingan Undang-undang No.4 tahun 1982, Undang-
undang No. 23 tahun 1997 dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009

viii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)


2.1.1 Pengertian AMDAL
AMDAL adalah singkatan dari “Analisis Dampak Lingkungan”.
Merupakan suatu proses dalam studi formal untuk memperkirakan dampak
lingkungan atau rencana kegiatan proyek dengan bertujuan memastikan adanya
masalah dampak lingkungan yang dianalisis pada tahap perencanaan dan
perancangan proyek sebagai pertimbangan bagi pembuat keputusan. AMDAL
adalah bagian dari membangun Indonesia yang lebih baik. Setiap kegiatan
pembangunan pada dasarnya merubah tatanan dan/atau kondisi lingkungan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), AMDAL adalah
penilaian dampak positif dan negatif dari perencanaan sebuah proyek
(pembangunan) yang melingkupi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa AMDAL adalah suatu hasil studi
atau penilaian yang terhadap pembangunan yang dapat bersifat positif
(berdampak baik terhadap lingkungan) dan bersifat negatif (berdampak buruk
terhadap lingkungan).
Makin besar perubahan tesebut, makin besar pula perubahan yang di
alami lingkungan sehingga dapat menimbulkan dampak penting yang dapat
merusak ekosistem yang merupakan pendukung utama kehidupan.
Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hudup Pasal 1 Ayat (2) pengertian AMDAL adalah
kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 1 butir (10) Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup adalah
keputusan yang menyatakan kelayakan lingkungan hidup dari suatu rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

ix
AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti
fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya yang dilakukan secara
menyeluruh.
AMDAL disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha
dan atau Kegiatan. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan wajib sesuai dengan
rencana tata ruang, jika tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen
AMDAL tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada pemrakarsa.
2.1.2 Regulasi AMDAL
Setiap kegiatan pembangunan secara potensial mempunyai dampak
terhadap lingkungan. Dampak-dampak ini harus dipelajari untuk merencanakan
upaya mitigasinya. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 (PP 51/1993)
tentang Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa
studi tersebut harus merupakan bagian dari studi kelayakan dan menghasilkan
dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi ANDAL
yang dihasilkan dari proses pelingkupan.
2. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), yang merupakan inti studi
AMDAL. Memuat pembahasan yang rinci dan mendalam tentang studi
terhadap dampak penting kegiatan yang diusulkan.
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), yang memuat usaha-usaha
yang harus dilakukan untuk mitigasi setiap dampak lingkungan dari
kegiatan yang diusulkan.
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang memuat rencana
pemantauan dampak lingkungan yang akan timbul. RKL dan RPL
merupakan persyaratan mandatory menurut PP 51/1993, sebagai
bagian kelengkapan dokumen AMDAL bagi kegiatan wajib AMDAL.
Untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL, penanggulangan dampak
lingkungan yang timbul memerlukan:
a) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
b) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

x
c) Pertanggung jawaban pelaksanaan audit, antara auditor dan
manajemen organisasi.
d) Komunikasi temuan-temuan audit.
e) Kompetensi audit.
f) Bagaimana audit akan dilaksanakan.
Audit Lingkungan suatu usaha atau kegiatan merupakan perangkat
pengelolaan yang dilakukan secara internal oleh suatu usaha atau kegiatan
sebagai tanggungjawab pengelolaan dan pemantauan lingkungannya. Audit
lingkungan bukan merupakan pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu
peraturan perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang
diIaksanakan secara sadar untuk mengidentifikas permasalahan lingkungan
yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.

2.2 Fungsi, Manfaat, dan Peran AMDAL


2.2.1 Fungsi AMDAL
AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan keputusan seperti
yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah 27 Tahun 1999,
(AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan).
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.
2.2.2 Manfaat AMDAL
AMDAL menjadi salah satu komponen instrumen di dalam pengelolaan
lingkungan hidup, serta peranan dan fungsinya sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian kerusakan lingkungan hidup.
Umumnya fungsi dan kegunaan dari AMDAL ialah:
1. Menyediakan informasi yang jelas tentang sebuah rencana kegiatan
atau usaha, disertai dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya atas
aktivitas tersebut.

xi
2. Berisi pendapat, pengetahuan beserta aspirasi penduduk terutama
dalam perkara lingkungan sewaktu akan berdirinya suatu usaha atau
kegiatan industry.
3. Menyediakan dan menampung informasi setempat yang bermanfaat
bagi pemilik atau pendiri beserta masyarakat sekitar maupun luas
didalam langkah antisipasi dampak dan pengelolaan lingkungan.
Berikutnya dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, secara khusus
AMDAL bermanfaat dalam hal:
1. Langkah pencegahan supaya potensi sumber daya alam yang dikelola
tidak berdampak buruk atau rusak, terutama sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui.
2. Mencegah efek samping dari pengelolaan sumber daya terhadap SDA
lainnya, aktivitas proyek lain, dan juga masyarakat agar menghindari
munculnya pertentangan baru kedepannya.
3. Pencegahan dampak kerusakan lingkungan akibat dari pencemaran
sehingga tidak mengganggu kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan
masyarakat setempat maupun luas.
4. Agar dapat diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan bermanfaat
bagi bangsa, negara dan masyarakat luas.
2.2.3 Peran AMDAL
Dengan adanya AMDAL, mulai dari pemerintahan, pemilik modal,
pemilik proyek, hingga bagi masyarakat itu sendiri akan bisa merasakan
manfaatnya. Berikut merupakan peranan AMDAL dalam berbagai aspek:
1. Untuk Pemerintahan
Manfaat AMDAL bagi Pemerintah, untuk mencegah dari pencemaran
dan kerusakan lingkungan, menghindarkan konflik dengan masyarakat,
menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan
berkelanjutan, perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Manfaat lainnya diantara nya:

xii
a) Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjaga dan
mengelola lingkungan hidup.
b) Pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan dapat dicegah.
c) Dapat menjaga suatu konsep “pembangunan berkelanjutan” agar
pembangunan tetap terus berjalan.
d) Suatu kebijaksanaan tentang pengelolaan lingkungan hidup dapat
diambil dan dilaksanakan dengan baik.
2. Untuk Pemilik Modal
Untuk menjamin adanya keberlangsungan usaha, menjadi referensi
untuk peminjaman kredit, interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan hukum. Manfaat lainnya antara
lain :
a) Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (bank) mudah menyetujui
dan memberikan modal pinjaman untuk suatu pembangunan.
b) Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (perseorangan atau
kelompok) tidak ragu untuk berinvestasi dalam suatu proyek
pembangunan.
3. Untuk Pemilik Proyek
a) Memberikan kepercayaan kepada pemerintah, pemilik modal, dan
masyarakat bahwa proyek pembangunan yang dilaksanakan tidak
akan mencemari lingkungan hidup dan merusak lingkungan hidup.
b) Dapat memberikan sebuah informasi tentang kondisi lingkungan
hidup yang ada di sekitar proyek pembangunan.
c) Proyek pembangunan akan tetap berjalan tanpa harus
mengkhawatirkan melanggar Peraturan Pemerintah atau Undang-
Undang yang berlaku.
d) Memberikan solusi dari permasalahan lingkungan hidup yang akan
terjadi di kemudian hari.
4. Untuk Masyarakat

xiii
Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan, melaksanakan
dan menjalankan control, terlibat pada proses pengambilan keputusan.
a) Masyarakat bisa mengetahui bagaimana rencana pembangunan
berlangsung.
b) Dapat mengawasi ketika proyek pembangunan sedang
dilaksanakan.
c) Dapat mengetahui informasi, apakah proyek pembangunan
menyebabkan kerusakan lingkungan atau tidak.
d) Memiliki andil selama proyek pembangunan berlangsung.

2.3 Tujuan dan Jenis AMDAL


2.3.1 Tujuan AMDAL
Untuk menjaga dengan kemungkinan dampak dari suatu rencana usaha
atau kegiatan sehingga. Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana
usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut bahan perencanaan
pembangunan wilayah, membantu proses dalam pengambilan keputusan
terhadap kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan,
memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana
usaha dan/atau kegiatan, izin Kelayakan Lingkungan. Terdapat beberapa tujuan
ketika AMDAL digunakan untuk melakukan pembangunan di suatu wilayah.
Berikut ini tujuan dibuatnya AMDAL:
1. Memberikan Masukan Tentang Perencanaan Suatu Kegiatan Usaha
atau Pembangunan
Tujuan pertama dari AMDAL adalah bisa memberikan saran agar
pembangunan atau kegiatan usaha yang dilakukan tidak mencemari dan
merusak lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan dibuatnya AMDAL
membuat kita tahu hal-hal yang perlu dilakukan agar pembangunan tidak
mencemari dan merusak lingkungan hidup, sehingga pembangunan dapat
berjalan dengan semestinya. Dengan masukan tersebut, semua pihak yang

xiv
tergabung di dalam suatu proyek pembangunan atau kegiatan usaha
memiliki peran dalam menjaga lingkungan hidup. Selain itu,
pembangunan akan berjalan dengan baik karena tidak akan melanggar
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang lingkungan hidup dan
AMDAL.
2. Memberikan Informasi Kepada Masyarakat Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Tujuan kedua dari adanya AMDAL adalah masyarakat menjadi
informasi tentang pengelolaan lingkungan hidup ketika sebuah proyek
pembangunan berlangsung. Masyarakat akan merasa aman karena
lingkungan hidup disekitarnya tidak rusak dan tidak tercemar. Bahkan,
masyarakat sekitar juga bisa turut andil dalam proyek pembangunan yang
sedang berjalan. Tujuan ini amat sangat berguna bagi masyarakat dan
mereka yang melakukan proyek pembangunan karena sama-sama
diuntungkan. Masyarakat dapat merasakan manfaat dari suatu
pembangunan dan mereka (pemilik modal dan pemilik proyek
pembangunan) dapat membangun dengan tenang, sehingga proyek
pembangunan yang sudah jadi dapat bertahan lama.
3. Memberikan Izin Usaha Atau Kegiatan
Tujuan AMDAL yang ketiga adalah pemerintah dapat memberikan
izin usaha atau kegiatan. Sebuah izin untuk membangun usaha atau
melakukan suatu kegiatan harus dimiliki oleh para pelaksana. Apabila
suatu usaha atau kegiatan tidak memiliki izin, maka ada hal yang dapat
merugikan lingkungan hidup dan bisa meresahkan kehidupan masyarakat
di sekitar usaha yang dibangun dan kegiatan yang dilaksanakan. AMDAL
menjadi salah satu syarat untuk membuat suatu usaha atau kegiatan. Hal
ini dikarenakan AMDAL dapat memberitahukan informasi tentang
lingkungan hidup kepada pemerintah, sehingga pemerintah dapat
membuat keputusan apakah suatu usaha dan kegiatan yang akan dibangun
dapat dilaksanakan atau tidak.

xv
4. Menjadi Acuan Perencanaan Pembangunan Pada Suatu Wilayah
Tujuan AMDAL yang keempat adalah menjadi acuan dalam membuat
perencanaan pembangunan di suatu wilayah. Suatu pembangunan akan
terlaksana dengan baik dan optimal jika dibuat suatu perencanaan yang
matang. Salah satu rencana yang perlu diperhatikan ketika
menyelenggarakan suatu pembangunan adalah membuat AMDAL.
AMDAL bisa dikatakan memiliki peran yang cukup penting dalam
keberhasilan suatu pembangunan karena tidak akan membuat mencemari
dan merusak lingkungan hidup. Hal ini penting untuk dilakukan agar
kondisi alam dapat terjaga dengan baik.
5. Untuk Dijadikan Sebuah Dokumentasi Legal Dan Ilmiah
Tujuan AMDAL yang kelima adalah sebagai bentuk dokumentasi legal
dan ilmiah. Pada tujuan ini, pemerintah dan pemilik proyek akan
memiliki sebuah bukti yang legal, sehingga pelaksanaan pembangunan
tidak akan terhambat Selain itu, AMDAL juga bisa dijadikan sebagai
suatu bukti ilmiah bahwa lingkungan hidup di sekitar pembangunan tidak
akan rusak. Bukti ilmiah ini dapat dibuktikan dengan cara melakukan
sebuah penelitian dan riset sebelum melakukan suatu proyek
pembangunan.
2.3.2 Jenis AMDAL
Pada dasarnya jenis AMDAL terbagi menjadi 4, tetapi ketika Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 muncul, jenis AMDAL menjadi dua. Hal ini
dikarenakan AMDAL regional yang ada di dalam Peraturan Pemerintah Nomor
51 tahun 1993 sudah dihapus dengan tujuan untuk memperluas pembangunan
yang bukan hanya berdasarkan lingkungan saja, tetapi menjadi pembangunan
yang berkelanjutan:
1. AMDAL Tunggal
AMDAL tunggal adalah suatu bentuk usaha atau kegiatan yang di
mana kewenangannya dipegang oleh satu instansi atau perusahaan yang
sangat memahami tentang usaha atau kegiatan yang sedang dilaksanakan.

xvi
2. AMDAL Multisektoral
AMDAL multisektoral adalah sebuah hasil studi yang didalamnya
berisi tentang dampak penting dari suatu kegiatan atau usaha yang sudah
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu ekosistem dan
kewenangannya dipegang lebih dari satu instansi atau perusahaan.

2.4 Tahapan Penyusunan AMDAL


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
AMDAL terdiri dari dokumen berikut:
a) Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
AMDAL).
b) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
c) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
d) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Tiga dokumen (AMDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai
oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah
rencana usaha atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah
perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak. Dalam pelaksanaannya, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia
menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar
kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006.
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002.
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006.
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008.

xvii
xviii
Gambar 2.1 Skema proses penyusunan dokumen AMDAL.
2.5 Prosedur AMDAL
Prosedur AMDAL sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan yang
mengupayakan adanya pelestarian lingkungan. Secara umum penyusunan dokumen
AMDAL dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses Penapisan (screening) wajib AMDAL Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan
apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL
atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara LH Nomor 15 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi
dengan AMDAL.
2. Proses Pengumuman
Proses Pengumuman Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk
membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada
masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL.
Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa
kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan diatur dalam PerMen LH No 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3. Proses pelingkupan (scopping)
Merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait
dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas
wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap Iingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah
kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dan

xix
proses pelingkupan adalah dokumen KA-AMDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.
4. Penyusun dan penilaian KA-AMDAL
Penyusunan dan penilaian KA-AMDAL Setelah KA-AMDAL selesai
disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai
AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian
KA- AMDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki / menyempurnakan kembali dokumennya.
5. Penyusunan dan penilaian AMDAL,RKL dan RPL
Penyusunan dan penilaian AMDAL,RKL dan RPL Penyusunan AMDAL,
RKL & RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-AMDAL yang telah
disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun,
pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk
dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian AMDAL, RKL
dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Penyusun AMDAL Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting
dan belum memiliki kepastian pengelolaan lingkungannya. Ketentuan apakah
suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat
dilihat dalam bagian Prosedur dan Mekanisme AMDAL. Dalam penyusunan
studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL diharapkan telah memiliki sertifikat
Kompetensi dari Lembaga Pemberi Lisensi Penyusun AMDAL. Berbagai
pedoman penyusunan yang lebih rinci dan spesifik menurut tipe kegiatan
maupun ekosistem yang berlaku juga diatur dalam berbagai Keputusan Kepala
Bapedal.

2.6 Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

xx
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib
dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu:
a) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b) Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui.
c) Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, Cagar budaya.
d) Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.
e) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
f) Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan.
g) Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara.

2.7 Perbandingan Undang-undang No.4 Tahun 1982, Undang-undang No. 23


Tahun 1997 dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009

Tabel 2.1 Perbandingan Undang-undang No.4 Tahun 1982, Undang-undang No. 23


Tahun 1997 dan Undang-undang No. 32 Tahun 2009.

Bahan UU No. 4 Tahun UU No. 32 Tahun


No UU No.23 tahun 1997
Perbandingan 1982 2009
1. Isi 17 Bab dengan
8 Bab dengan 24 11 Bab dengan 52 pasal
127 pasal
2. Asas Pengelolaan a. asas tanggung jawab a. tanggung jawab
lingkungan hidup negara, negara.
berasaskan b. asas berkelanjutan, b. kelestarian dan
pelestarian dan keberlanjutan.
kemampuan c. asas manfaat. c. keserasian dan
lingkungan keseimbangan.
yang serasi dan d. keterpaduan.
seimbang untuk e. manfaat.

xxi
f. kehati-hatian.
g. keadilan.
h. ekoregion.
menunjang
i. keanekaragama
pembangunan
n hayati;
yang
j. pencemar
berkesinambung
membayar;
an bagi
k. partisipatif;
peningkatan
l. kearifan lokal;
kesejahteraan
m. tata kelola
manusia.
pemerintahan
yang baik.
n. otonomi daerah.
3. Ruang meliputi ruang, a. meliputi ruang, perlindungan dan
Lingkup tempat Negara tempat Negara pengelolaan
Republik Kesatuan Republik lingkungan hidup
Indonesia Indonesia yang meliputi:
melaksanakan berwawasan a. perencanaan;
kedaulatan, hak Nusantara dalam b. pemanfaatan;
berdaulat, serta melaksanakan c. pengendalian;
yuridiksinya. kedaulatan, hak d. pemeliharaan;
berdaulat, dan e. pengawasan;
yurisdiksinya. dan
penegakan
hukum.
4. Tujuan a. tercapainya mewujudkan a. melindungi
keselarasan pembangunan wilayah Negara
hubungan berkelanjutan yang Kesatuan
antar manusia berwawasan lingkungan Republik
dengan hidup dalam rangka Indonesia dari

xxii
lingkungan pembangunan manusia pencemaran
hidup sebagi Indonesia seutuhnya dan dan/atau
tujuan pembangunan kerusakan
membangu masyarakat Indonesia lingkungan
manusia seluruhnya yang hidup;
indonesia beriman dan bertaqwa b. menjamin
seutuhnya. kepada Tuhan Yang keselamatan,
b. terkendalinya Maha Esa. kesehatan, dan
pemnfaatan kehidupan
sumber daya manusia;
secara c. menjamin
bijaksana; kelangsungan
c. terwujudnya kehidupan
manusia makhluk hidup
indonesia dan kelestarian
sebagai ekosistem;
pembina d. menjaga
lingkungan kelestarian
hidup; fungsi
d. terlaksananya lingkungan
pembanguna hidup;
n e. mencapai
berwawasan keserasian,
lingkungan keselarasan, dan
untuk keseimbangan
kpentingan lingkungan
generasi hidup;
sekarang dan f. menjamin
mendatang; terpenuhinya
keadilan

xxiii
e. terlindunginy generasi masa
a negara kini dan
terhadap generasi masa
dampak depan;
kegiatan g. menjamin
diluar pemenuhan dan
wilayah perlindungan
negara yang hak atas
menyebabka lingkungan
kerusakan hidup sebagai
dan bagian dari hak
pencemaran asasi
lingkungan manusia;
h. mengendalikan
pemanfaatan
sumber daya
alam
secara
bijaksana;
i. mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan;
dan
j. mengantisipasi
isu
lingkungan
global.
5. Upaya Belum diatur. Belum diatur secara Diatur dalam BAB
pengendalia jelas dan terpisah. V tentang
lingkungan

xxiv
hidup pengendalian.
6. Instrumen ditetapkan Diatur dengan peraturan Meliputi KLHS,
pencegahan dengan peraturan pemerintah (pasal 14). baku mutu
pencemaran perundang- lingkungan hidup,
dan/atau undangan kriteria baku
kerusakan (pasal 17). kerusakan
lingkungan hidup,
dll.
7. Unsur-unsur Unsur Penambahan unsur Penambahan unsur
Pengelolaan pengelolaan pelestarian lingkungan antara lain
lingkungan lingkungan hidup hidup, pelestarian daya Rencana
hidup. tercantum dalam dukung lingkungan Perlindungan dan
pasal 1 ayat 1-14 hidup, daya tamping Pengelolaan
lingkungan hidup, Lingkungan
pelestarian daya tamping Hidup, Kajian
lingkungan hidup, Lingkungan Hidup
kriteria aku kerusakan Strategis, Upaya
lingkungan hidup, pengelolaan
limbah, bahan berbahaya Lingkungan Hidup
dan beracun, limbah dan Upaya
bhan berbahaya dan Pemantauan
beracun, sengketa Lingkungan
lingkungan, dan orang. Hidup,
Pencemaran
Lingkungan
Hidup, Kerusakan
Lingkungan
Hidup, Perubahan
iklim, Pngelolaan
Limah B3,

xxv
Dumping
(pembuangan), dll.
8. Pendayaguna Tidak diatur Kegiatan yang Dokumen amdal
an perizinan menimbulkan dampak akan dinilai oleh
sebagai besar dan penting komisi penilai
instrumen terhadap lingkungan yang dibentuk oleh
pengendalian hidup wajib memiliki menteri,
Amdal. gubernur/walikota.
9. Pendayaguna Tidak ada Tidak ada penetapan Ada wilayah
an penetapan wilayah ekoregion. ekoregion.
pendekatan wilayah
ekosistem ekoregion.
10. Denda Denda paling Denda paling banyak Denda paling
Pidana banyak Rp. sebesar Rp banyak Rp
100.000.000 750.000.000,00 (tujuh 15.000.000.000
(seratus juta ratus lima puluh juta (lima belas milyar
rupiah). rupiah). rupiah).
11. Kewenangan Tidak disebutkan Tidak terlalu detail Pembagian tugas
Pusat dan dengan jelas dijelaskan pembagian dan kewenangan
daerah tugas dan kewenangan antara pusat jelas dalam pasal
wewenang antara dan daerah (bab IV ttg 63-64 (bab IX ttg
pemerintah pusat Wewenang Pengelolaan Tugas dan
dan daerah (bab Lingkungan Hidup). wewenang
v tentang Pemerintah dan
kelembagaan). Pemerintah
Daerah).

xxvi
12. Pelestarian Tidak dibahas Dalam ketentuan umum Tidak di jelaskan
daya dukung sama sekali ttg di jelaskan mengenai mengenai
dan Daya pelestarian daya pelestarian daya dukung pelestarian daya
tampung dukung dan daya dan daya tampung dukung dan daya
Lingkungan tamping lingkungan. tampung
lingkungan, lingkungan.
hanya pengertian
daya dukung
lingkungan.
13. Pengertian Analisis Analisis mengenai Analisis mengenai
AMDAL mengenai dampak lingkungan dampak
dampak hidup adalah kajian lingkungan hidup,
lingkungan mengenai dampak besar yang selanjutnya
adalah hasil studi dan penting suatu usaha disebut Amdal,
mengenai dan/atau kegiatan yang adalah kajian
dampak sesuatu direncanakan pada mengenai dampak
kegiatan yang lingkungan hidup yang penting suatu
direncanakan diperlukan bagi proses usaha dan/atau
terhadap pengambilan keputusan kegiatan yang
lingkungan tentang penyelenggaraan direncanakan pada
hidup, yang usaha dan/atau kegiatan. lingkungan hidup
diperlukan bagi yang diperlukan
proses bagi proses
pengambilan pengambilan
keputusan. keputusan tentang
penyelenggaraan
usaha atau
kegiatan.

xxvii
14. Kajian Tidak ada. Tidak ada. Kajian ingkungan
Lingkungan hidup strategis,
Hidup yang selanjutnya
Strategis disingkat
KLHS,adalah
rangkaian analisis
yang sistematis,
menyeluruh, dan
partisipatif untuk
memastikan bahwa
prinsip
pembangunan
berkelanjutan telah
menjadi dasar dan
terintegrasi dalam
pembangunan
suatu wilayah
dan/atau
kebijakan,
rencana,
dan/atau program.
15. Upaya Tidak ada. Tidak ada. Upaya pengelolaan
pengelolaan lingkungan hidup
lingkungan dan upaya
hidup dan pemantauan
upaya lingkungan hidup,
pemantauan yang selanjutnya
lingkungan disebut UKL-UPL,
hidup adalah pengelolaan
dan pemantauan

xxviii
terhadap usaha
dan/atau kegiatan
yang tidak
berdampak penting
terhadap
lingkungan hidup
yang diperlukan
bagi proses
pengambilan
keputusan.
16. Pengertian Pencemaran Pencemaran lingkungan Pencemaran
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya lingkungan hidup
Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya adalah masuk atau
atau makhluk hidup, zat, dimasukkannya
dimasukannya energi, dan/atau makhluk hidup,
makhluk hidup, komponen lain ke dalam zat, energi,
zat, energi dan lingkungan hidup oleh dan/atau
atau komponen kegiatan manusia komponen lain ke
lain ke dalam sehingga kualitasnya dalam lingkungan
lingkungan dan turun sampai ke tingkat hidup oleh
atau tertentu yang kegiatan manusia

berubahnya menyebabkan sehingga


tatanan lingkungan hidup tidak melampaui baku
lingkungan dapat berfungsi sesuai mutu lingkungan
oleh kegiatan dengan peruntukannya. hidup yang telah
manusia atau
ditetapkan.
oleh proses
alam,
sehingga
kualitas
lingkungan

xxix
menjadi
kurang atau
tidak
berfungsi
lagi sesuai
dengan
peruntukannya.
17. Pengertian Tidak ada. Audit lingkungan hidup Audit lingkungan
Audit adalah suatu proses hidup adalah
Lingkungan evaluasi yang dilakukan evaluasi yang
Hidup oleh penanggung jawab dilakukan untuk
usaha dan/atau kegiatan menilai ketaatan
untuk menilai tingkat penanggung jawab
ketaatan terhadap usaha dan/atau
persyaratan hukum yang kegiatan terhadap
berlaku dan/atau persyaratan hukum
kebijaksanaan dan dan kebijakan
standar yang ditetapkan yang ditetapkan
oleh oleh pemerintah.
penanggung jawab usaha Pemerintah
atau kegiatan yang mendorong
bersangkutan,Tidak ada penanggung jawab
ketentuan khusus usaha dan/atau
terhadap perusahaan kegiatan untuk
yang melakukan usaha melakukan audit
berresiko tinggi. lingkungan hidup
dalam rangka
meningkatkan
kinerja lingkungan
hidup.

xxx
Pelaksanaan audit
lingkungan hidup
terhadap kegiatan
tertentu yang
berisiko tinggi
dilakukan
secara berkala.
18. Baku mutu Tidak ada. Disebut secara singkat. Baku mutu
lingkungan Baku mutu lingkungan lingkungan hidup
hidup hidup adalah ukuran adalah ukuran
batas atau kadar batas atau kadar
makhluk hidup, zat, makhluk hidup,
energi, atau komponen zat, energi, atau
yang ada atau harus ada komponen yang
dan/atau unsur pencemar ada atau harus ada
yang ditenggang dan/atau unsur
keberadaannya dalam pencemar yang
suatu sumber ditenggang
daya tertentu sebagai keberadaannya
unsur lingkungan hidup. dalam suatu
sumber daya
tertentu sebagai
unsur
lingkungan hidup.
19. Analisis Tidak ada. Tidak ada. Setiap usaha
Risiko dan/atau kegiatan
Lingkungan yang berpotensi
Hidup menimbulkan
dampak penting
terhadap

xxxi
lingkungan hidup,
ancaman terhadap
ekosistem dan
kehidupan,
dan/atau kesehatan
dan keselamatan
manusia wajib
melakukan analisis
risiko lingkungan
hidup. meliputi:
a. pengkajian
risiko;
b. pengelolaan
risiko; dan/atau
c. komunikasi
risiko.
20. Kewajiban Tidak Ada. Tidak ada. Setiap orang yang
orang yang melakukan
melakukan pencemaran
pencemaran dan/atau perusakan
dan/atau lingkungan hidup
perusakan wajib melakukan
lingkungan pemulihan fungsi
hidup lingkungan hidup.
dilakukan dengan
tahapan:
a. penghentian
sumber
pencemaran dan
pembersihan

xxxii
unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
restorasi; dan/atau
d. cara lain yang
sesuai dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi.
21. Pemeliharaa Tidak Ada. Tidak ada. Pemeliharaan
n lingkungan lingkungan hidup
hidup dilakukan melalui
upaya:
a. konservasi
sumber daya
alam;
b. pencadangan
sumber daya
alam; dan/atau
c. pelestarian
fungsi atmosfer.
22. Bahan Tidak ada. 1. Setiap penanggung Setiap orang yang
Berbahaya jawab usaha dan/atau memasukkan ke
dan Beracun kegiatan wajib dalam wilayah
(B3) melakukan Negara Kesatuan
pengelolaan bahan Republik
berbahaya dan Indonesia,
beracun. menghasilkan,
2. Pengelolaan bahan mengangkut,

xxxiii
berbahaya dan mengedarkan,
beracun meliputi menyimpan,
menghasilkan, memanfaatkan,
mengangkut, membuang,
mengedarkan, mengolah,
menyimpan, dan/atau
menggunakan menimbun B3
dan/atau membuang. wajib melakukan
3. Ketentuan mengenai pengelolaan B3.
pengelolaan bahan
berbahaya dan
beracun diatur lebih
lanjut dengan
Peraturan
Pemerintah.
23. Sistem Tidak diatur. Tidak diatur. Pemerintah dan
informasi pemerintah daerah
mengembangkan
sistem informasi
lingkungan hidup
untuk mendukung
pelaksanaan dan
pengembangan
kebijakan
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan
hidup.serta wajib
di publikasikan

xxxiv
kepada
masyarakat.
24. Peran serta Tidak diatur. Peran serta masyarakat: Peran masyarakat
masyarakat a. meningkatkan dapat berupa:
kemandirian, a. pengawasan
keberdayaan sosial;
masyarakat, dan b. pemberian
kemitraan; saran, pendapat,
b. menumbuhkembangk usul, keberatan,
an kemampuan dan pengaduan;
kepeloporan dan/atau
masyarakat; c. penyampaian
c. menumbuhkan informasi
ketanggapsegeraan dan/atau
masyarakat untuk laporan.
melakukan
pengawasan sosial;
d. d.memberikan saran
pendapat;
e. menyampaikan
informasi dan/atau
menyampaikan
laporan.
25. Kewenangan Tidak ada. Kepala Daerah dapat Kepala daerah
Kepala mengajukan usul untuk berwenang untuk
Daerah mencabut izin usaha mencabut izin
dan/atau kegiatan usaha dan/ atau
kepada pejabat yang kegiatan.
berwenang.

xxxv
26. Hak gugat Tidak di atur. Tidak di atur. Instansi
pemerintah pemerintah dan
dan pemerintah daerah
pemerintah yang bertanggung
daerah jawab di bidang
lingkungan hidup
berwenang
mengajukan
gugatan ganti rugi
dan tindakan
tertentu terhadap
usaha
dan/atau kegiatan
yang
menyebabkan
pencemaran
dan/atau
kerusakan
lingkungan hidup
yang
mengakibatkan
kerugian
lingkungan
hidup. (pasal 90)

xxxvi
27. Penyidik Tidak di atur. Tidak di atur. Dalam rangka
terpadu penegakan hukum
terhadap pelaku
tindak pidana
lingkungan hidup,
dapat dilakukan
penegakan hukum
terpadu antara
penyidik pegawai
negeri sipil,
kepolisian, dan
kejaksaan di
bawah
koordinasi
Menteri.

xxxvii
28. Alat bukti Tidak di atur. Tidak di atur. Alat bukti yang
sah dalam
tuntutan tindak
pidana lingkungan
hidup terdiri atas:
a. keterangan
saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan
terdakwa;
dan/atau
f. alat bukti lain,
termasuk alat
bukti yang
diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan.

xxxviii
29. Sanksi Sanksi pidana Secara keseluruhan Sanksi pidana
pidana yang diterapkan sanksi pidana yang di yang di atur dalam
dalam undang- terapkan dalam undang- undang-undang
undang ini sangat undang ini telah ini secara
jauh dari nilai tertinggal serta tidak lagi keseluruhan lebih
uang yang telah sesuai dengan berat di banding.
berkembang pada perkembangan Secara umum
saat ini, jumlah kehidupan masyarakat denda yang di
denda yang Indonesia saat ini.secara ancamkan dalam
diberikan juga umum,denda yang di undang-undang
sangatlah rendah. ancamkan dalam ini berkisar antara
Denda yang undang-undang ini ratusan juta rupiah
diancam dalam berkisar antara puluhan sampai puluhan
undang-undang juta hingga ratusan juta miliar rupiah.
ini bekisar antara rupiah.
jutaan rupiah
hingga seratus
juta rupiah.

Undang-undang diatas menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan hidup yang


mana, dari tahun ke tahun yaitu Tahun 1982 ke 1997 hingga Tahun 2009 mengalami
perubahan yang cukup besar dan kompleks.
Peraturan sebelumnya yaitu UU No.4 Tahun 1982 dan UU No. 23 Tahun 1997
memiliki kekurangan yang amat signifikan karena tidak adanya unsur hukum
didalamnya yang menindaklajuti/menegaskan semua pihak untuk tetap mematuhi
Peraturan Perundang-undangan dari Pemerintah.
Sedangkan Kelebihan dari UU No.32 Tahun 2009 adalah menjelaskan
instrument-instrumen yang mendukung dalam pelaksanaan pengelolaan itu sendiri,
serta adanya unsur hukum untuk pengawasan dan penegakan hukum berkenaan
dengan masalah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

xxxix
Dari beberapa hal yang diperluas tersebut maka UU No. 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mengalami perkembangan untuk
mekonversikan berbagai maslah yang semakin kompleks terkait dengan lingkungan
yang mana nantinya perkembangan ini dapat menjamin suatu kepastian hukum
terhadap lingkungan hidup.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dalam makalah ini :
1. AMDAL adalah singkatan dari “Analisis Dampak Lingkungan”. Suatu
proses dalam studi formal untuk memperkirakan dampak lingkungan atau
rencana kegiatan proyek dengan bertujuan memastikan adanya masalah
dampak lingkungan yang dianalisis pada tahap perencanaan dan
perancangan proyek sebagai pertimbangan bagi pembuat keputusan..

xl
2. AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan keputusan, AMDAL
menjadi salah satu komponen instrumen di dalam pengelolaan lingkungan
hidup, serta peranan dan fungsinya sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian kerusakan lingkungan hidup.
3. Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan
agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. AMDAL dibagi
dalam 2 jenis, AMDAL Tunggal dan AMDAL Multisektoral.
4. Tiga dokumen (AMDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk
dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang
menentukan apakah rencana usaha atau kegiatan tersebut layak secara
lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin
atau tidak.
5. Prosedur AMDAL sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan yang
mengupayakan adanya pelestarian lingkungan. Secara umum penyusunan
dokumen AMDAL dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6. Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib
dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999.
7. Undang-undang yang menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan hidup
yaitu tahun 1982 ke 1997 hingga tahun 2009 mengalami perubahan yang
besar dan signifikan.
3.2 Saran
Adapun saran dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. AMDAL sangat penting dan harus diperhatikan, karena mempengaruhi
kenyamanan hidup masyarakat sekita. Siapapun yang hendak melakukan
pembangunan, sebaiknya menerapkan prinsip AMDAL agar tidak ada pihak
yang dirugikan .Memperhatikan dampak dari pembangunan bagi lingkungan
sekitar.
2. Dengan banyak nya kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang
dinilai kurang begitu efektif penegakkan hukum sebagai bentuk

xli
pertanggungjawaban atas tindakkannya yang menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup. Sehingga kasus-kasus seperti ini masih sering
terjadi. Maka dari itu penegakan hukum terkait lingkungan perlu diterapkan
secara maksimal baik itu dari segi upaya hukum preventif maupun segi
upaya hukum refresif.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih menyeluruh dalam
penggalian data dan penulisan makalah. Karena tulisan ini tentu masih
memiliki kekurangan dalam berbagai aspek

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian, Manfaat, Tujuan, Jenis AMDAL. Sumber Link:


https://www.gramedia.com/literasi/amdal/
Fungsi dan Tahapan Penyusunan AMDAL. Sumber Link:
https://ejournal.widyamataram.ac.id/index.php/pranata/article/view/410/257
Prosedur AMDAL. Sumber Link:
https://www.academia.edu/36996662/Prosedur_amdal

xlii
Perundang-Undangan. Sumber Link :
https://ejournal.widyamataram.ac.id/index.php/pranata/article/view/410/257
2009. Dasar Pelaksanaan AMDAL. Sumber Link:
http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2009/11/dasar-pelaksanaan- amdal.html
2013. Dasar Hukum AMDAL. Sumber Link:
http://www.indonesianpublichealth.com/2013/10/dasar-hukum-terbaru-
amdal.html
Blhd Tanjab Barat. Dasar Hukum AMDAL. Sumber Link:
http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/anpedaling/dasarhukumamdal.html
Kementrian Lingkungan Hidup. Sejarah Kementrian Lingkungan Hidup. Sumber
Link: http://www.menlh.go.id/sejarah-kementerian-lingkungan-hidup/

xliii

Anda mungkin juga menyukai