Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


(AMDAL)

DIBUAT OLEH :

NAMA : M. ARBA SULAIMAN

N.I.M : 03120200108

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengetahuan Lingkungan
tentang Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Adapun makalah Masalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya


telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya


bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
biologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah


Pengetahuan Lingkungan tentang Masalah Pencemaran Lingkungan dan
Solusinya dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Kata pengantar. ................................................................................ I

Daftar isi ............................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 4

A. Latar Belakang.......................................................... 4

B. Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan ...................................................................... 5

D. Manfaat .................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................. 18

B. Saran ......................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa


sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai
arahan pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa
Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan
antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu
adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin
serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya, oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan
sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak
lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh


seminar tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional”
yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972.
Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah
lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan
secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di
Stockholm 5 Juni 1972.
B. Masalah

Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :

1. Pengertian AMDAL

2. sistem regulasi AMDAL

3. fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. tahap-tahap penyusunan AMDAL

5. alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

C. Tujuan

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL

2. Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3. Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. Untuk mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5. Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

D. Manfaat

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL

2. Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. Kita dapat mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5. Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem


perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan
ini disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan. Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar
pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan
secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi
yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan
apa yang disebut proyek.

Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat
dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan


lingkungan bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan
pembangunan berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai
pembangunan berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP


27/1999, yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan
mempunyai beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian:

1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai


dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu
pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.

2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan


mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan.

Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL


Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL
Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993
tersebut adalah:

1) Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor


adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung
jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan
dampak penting menjadi dampak besar dan penting.

2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi


mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut
kwenangan satu instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi
di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar
dan penting.

3) Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi


mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi
mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar beberapa dokumen ini
kebijakan dipertimbangkan dan diambil.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen


AMDALPemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, danmasyarakat
yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL.Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:

Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan
tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002Penyusunan AMDAL
menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO.
08/2006Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no.
05/2008B. Fungsi, peran dan manfaat AMDAL

· Fungsi dan peran Amdal

Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum
begitu besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping
itu intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-
perubahan pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan
alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama
makin besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula.
Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada
lingkungan itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa
yang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri.

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk


merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin
akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan.

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis


mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pngambilan keputusan”.

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan


menimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh
Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar
kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan.
Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan
bila tidak menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping
itu pemilik proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat
AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek
memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek
sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul.
Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus
sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL,
pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan
tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang
akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari
hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya


Indonesia, karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan
untuk melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah,
dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak
kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun
dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan /
pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang
kemungkinan timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan MDAL), di
samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi /
mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut
merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu
dikembangkan di dalam AMDAL.

Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-


negara berkembang ditujukan untuk :

Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi


akibat kegiatan pembangunanMengidentifikasi kerugian dan keuntungan
terhadap lingkungan alam dan ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat
akibat kegiatan pembangunanMengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis
yang memerlukan kajian lebih dalam dan pemantauannya.Mengkaji dan mencari
pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan pembangunan.Mewujudkan
keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan.Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam
pembangunan dan pihak pengelola lingkungan untuk memahami tanggung
jawab, dan keterkaitannya satu sama lain.Manfaat AMDALBagi masyarakat

- Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,


sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila
diperlukan;

- Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah


proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat
menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang
dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;

- Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya


sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun
ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek;

- Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas


sehingga kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang
menguntungkan dapat digalang;
- Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam
hubungannya dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam
ikut dan mengelola lingkungan.

Bagi pemilik proyek

- Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau


peraturan yang berlaku;

- Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan


lingkungan;

- Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan


dihadapi di masa yang akan datang;

- Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di


masa yang akan datang;

- Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di


sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi
dan sosial budaya;

- Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara


komprehensif dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui
kelemahan-kelemahannya untuk segera dapat dilakukan penyempurnaannya;

- Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat


mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah
longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan
yang aman bagi proyek.

Bagi pemerintah

- Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur


tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
- Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar
lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang
belum diolah;

- Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya


pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga
tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;

- Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin


timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;

- Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana


pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu
proyek lain;

- Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi
negara dan masyarakat;

- Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat


pengambil keputusan.
D. Tahapan Penyusunan AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

1. Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL sebagaimana


tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan adalah sebagai berikut ini.

a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan


(PIL) kepada instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan mengelola
lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud degan menteri KLH
adalah “Menteri yang di tugasi mengelola lingkungan hidup” instansi yang
bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi keputusan tentnag
pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan berada
pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I
untuk kegiatan yang berada di bawah wewenangnya

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL,


berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap
lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka
pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka
Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.
d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah “Kelola” dan huruf P
dalam RPL dari “Pantau”.

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka
tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA bagi
pembuat ANDAL.

f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga


dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan
pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana
kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan
tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan
pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.


Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL yang dibuat
oleh Menteri KLH.

h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat


ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan
dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak
rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini, pemrakarsa dapat
mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi dari instansi yang
bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari. Sejak diterimanya
keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas
keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
pernyataan keberatan, setelah mendapat pertimbangan dari menteri KLH.
Keputusan tersebut merupakan keputusan terakhir.

i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL


dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh
Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana


kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan ini instansi yang
bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali ANDAL, RKL dan
RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-dokumen tersebut.

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan


lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan
lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat
ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.
C. Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting,


wajib dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999
yaitu ;

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,


kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya

4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk


mempengaruhi lingkungan

7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah


disebutkan di atas wajib AMDAL.

Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun


1982, sebagian besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk
beranjak dari Peraturan No. 29/19869 yang menciptakan berbagai elemen
penting dari proses AMDAL10. Sepanjang awal era 1990 didirikan suatu badan
perlindungan lingkungan pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian Negara
Lingkungan, dengan mandat meningkatkan pelaksanaan

AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian
dan persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh
Komisi Pusat atau Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber
pendanaan. Lebih dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi
lebih jelas bahwa berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan
terlalu banyak didasarkan pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang baru
yang diberlakukan pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas
prosedur penapisan, mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan
memperkenalkan status format EMP yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk
proyekdengan dampak yang lebih terbatas. Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan
propinsi diproses berdasarkan peraturan ini termasuk sejumlah kecil AMDAL
daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan di dalam BAPEDAL.

Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang


baru (No. 23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi
perlu. Peraturan 27/199912 diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi
sektoral dibubarkan dan dikonsolidasikan ke dalam suatu komisi pusat tunggal,
sementara komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih spesifik dan lengkap
atas keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga dengan
suatu rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999 ternyata
tidak tepat waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai
perubahan politis yang pada saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada
desentralisasi politik dan administratif. AnalisisMengenai Dampak Lingkungan,
yang sering di singkat dengan AMDAL, lahir dengan di undangkannya undang-
undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, National Environmental
Policy Act (NEPA), pada tahun 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan, semua
usulan legislasi dan aktifitas pemerintah federal yang besar di perkirakan akan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan
Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan) tentang usulan
tersebut.

NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh


aktifitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan
hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan
tahun 1950-an Los Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah
terganggu oleh asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang
menyelubungi kota, mengganggu kesehatan dan merusak tanaman. Asbut
berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi dan
terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat (PAN), nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang
sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi
pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan
akan menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.

Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan


penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di
akibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP
tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan periting dari suatu
usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:

Jumlah manusia yang akan terkena dampakLuas wilayah persebaran


dampakIntensitas dan lamanya dampak berlangsungBanyaknya komponen
lingkungan lainnya yang akan terkena dampakSifat kumulatif dampakBerbalik
(reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)Dasar hukum dan prosedur
pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27 tahun 1999 beserta beberapa
KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh Kementrian Negara Lingkungan
Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi proyek dilakukan.
Karena itu AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya perizinan.

D. Pentingnya AMDAL bagi Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup


maka nampak gambaran bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang
telah berjalan, perlu diteliti sampai seberapa besar dapat meningkatkan kulitas
lingkungan hidup setempat. Selain itu terkandung pula pengertian seberapa
besar dapat memaksimumkan manfaat (dampak positif) terhadap lingkungan
yang mengandung makna harus dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan
penyedian fasilitas sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. atau sebaliknya
malah menurunkan kualitas ligkungan hidup dalam arti lebih banyak memberikan
kerugian (dampak negatif) bagi masyarakat sekitar.

Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah


satu cara pengendalian yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap
lingkungan dan bukan menghambat ektifitas ekonomi. AMDAL pada hakekatnya
merupakan penyempurnaan suatu proses perencanaan proyek pembangunan
dimana tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu, melainkan juga aspek
pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain, Hadi
dalam Daniah (2007: 49).

Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu
usaha atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa
merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha tau
kegiatan tersebut layak dari segi aspek liongkungan. Sedangkan kegunaan
AMDAL adalah sebagai bahan untuk mengambil kebijaksanaan (misalnya
perizinan) maupun sebagai pedoman dalam membuat berbagai perlakuan
penanggulangan dampak negatif. Dalam usaha menjaga kualitas lingkungan,
secara khusus AMDAL berguna dalam hal:

1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak,
terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber


daya alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul
pertentangan-pertentangan.

3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga


tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
bangsa, negara dan masyarakat.

Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha


atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu optimal meminimalkan
kemungkinan dampak lingkungan yang negatif serta dapat memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam secara efesien. Munn (1979) sebagaimana dikutip
oleh Helneliza, mengemukakan bahwa AMDAL merupakan salah satu dari
bagian perencanaan dalam rangka menghasilkan tindakan pembangunan yang
selaras dengan lingkungan. memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan
sebaik-baiknya dan menghindari degradasi. Di banyak negara AMDAL
dinyatakan berhasil menghambat laju kerusakan lingkungan. Hasil KTT Bumi di
Rio de Jeneiro telah membuktikan hal ini, dimana + dari 158 negara menyatakan
berhasil menghambat laju kerusakan lingkungan. AMDAL sebagai bagian yang
integral dari pembangunan berkelanjutan, memberi arti bahwa sekurang-
kurangnya dengan adanya AMDAL mengingatkan pemrakarsa supaya
memperhatikan kelestarian lingkungan, Herneliza dalam Daniah (2007: 51).

Membangun sebuah proyek, sebelumnya tentu harus dilakukan


identifikasi masalah mengapa suatu proyek pembangunan ingin dilaksanakan
dan tentu saja harus jelas tujuan dan keguaannya. Selanjutnya diadakan studi
kelayakan secara teknik, ekonomis, dan lingkungan sebelum melangkah ke
perencanaan dari pembangunan proyek. Pelaksanaan pembangunan proyek
sebaiknya dimulai setelah hasil AMDAL diketahui sehingga dapat dilakukan
optimasi untuk mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut.
Dalam hal ini dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknik
dan pengendalian limbah sehingga dapat menghasilkan biaya pengeluaran
dampak yang murah dan kelestarian lingkungan dapat dipertahankan.

Hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan berpotensi


menimbulkan dampak atau tidak. Bila berdampak besar terutama yang negatif,
tentu saja proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan
persyaratan tertentu agar dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai tidak
membahayakan lingkungan. Bila berdasarkan AMDAL tidak akan menimbulkan
dampak yang berarti, maka proyek pembangunan dapat dilaksanakan sesuai
usulan dengan tetap berpedoman agar tetap memperhatikan dampak-dampak
negatif yang mungkin timbul diluar perkiraan semula. Dalam hal ini, sebelum
proyek dilaksanakan harus ditentukan dulu pedoman pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sebagai usaha menjaga kelestariannya. Perlu kiranya
ditekankan AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan
dalam pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan.
Artinya AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan
untuk melaksanakan proyek tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di
atas ialah :

1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi


mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.

2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

· Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

· Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu


rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

· masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas


segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

3. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,


yaitu:

· Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006

· Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib


menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002
DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset.


Yogyakarta

Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas MIPA UNHALU. Kendari

Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset.


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai