PEMBANGUNAN KONSTRUKSI
1. Pendahuluan
Perkembangan umat manusia telah membawa perubahan yang begitu signifikan pada
lingkungan. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dalam waktu
yang singkat sehingga memicu pemanfaatan lahan yang jauh lebih besar. Hal ini
diakibatkan adanya pemanfaatan lahan secara terus menerus yang telah menggeser
keseimbangan ekologi lingkungan. Fakta bahwa pemanfaatan lahan tidak bisa dilakukan
tanpa adanya perubahan struktur lingkungan itu sendiri, maka perlu adanya upaya
preventif dalam menjaga keseimbangan lingkungan itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk
menjaga keberlangsungan hidup manusia pula. Maka dari itu, setiap adanya
pemanfaatan lahan, baik berupa konstruksi bangunan maupun pembukaan lahan baru,
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. (Mukono,
2005)
1
Dasar hukum AMDAL adalah PP No. 27/1999 yang didukung oleh paket Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain
sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. (Rustandi, 1985 : 48)
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal
yang dikaji dalam proses Amdal : aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial -
budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu
rencanausaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu
sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha
dan/ataukegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupundampak positif yang akan
timbul dari usaha dan/atau kegiatan, sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.Untuk mengukur
atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya digunakan kriteria.
Kriteria dampak besar dan penting menurut Pasal 22 angka (2) Undang undang Nomor
32 Tahun 2009, adalah :
2
1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
2) luas wilayah penyebaran dampak;
3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5) sifat kumulatif dampak;
6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu besar
karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu intensitas
kegiatannya juga tidak besar. Pada saat itu perubahan pada lingkungan oleh aktifitas
manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami.
Aktifitas manusia yang semakin besar menimbulkan perubahan lingkungan yang besar
pula. Sehingga manusia perlu merencanakan setiap kemungkinan perubahan yang akan
terjadi pada lingkungan sehingga tidak merugikan manusia. Manusia perlu
memperkirakan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh
manusia itu sendiri.
3
Konsep Amdal merupakan bagian dari ilmu ekologi pembangunan yang mempelajari
hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan. (Santosa,
Taufik Imam, 2009)
Dalam upaya menjaga lingkungan itulah digunakan Amdal sebagai salah satu
instrumennya. Hal ini tertuang dalam Pasal 22 angka (1) Undang Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 22 angka
(1) tersebut menentukan setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Amdal.
4
Agar supaya pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan rencana usaha
dan/atau kegiatan.
Berdasarkan PP No. 27/1999 suatu ijin untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan baru
akan diberikan bila hasil dari studi AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut layak lingkungan. Ketentuan dalam RKL/RPL menjadi bagian dari
ketentuan ijin. Pasal 22 PP No. 27/1999 mengatur bahwa instansi yang bertanggung
jawab (Menteri Lingkungan Hidup atau Gubernur) memberikan keputusan layak atau
tidak lingkungan apabila sesuai dengan hasil penilaian Komisi. Keputusan tersebut
harus diikuti oleh instansi yang berwenang menerbitkan ijin usaha.
Apabila ada pejabat yang berwenang menerbitkan ijin usaha tidak mengikuti keputusan
tersebut, maka pejabat yang berwenang tersebut dapat menjadi obyek gugatan tata usaha
negara di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Sudah saatnya sistem hukum kita memberikan ancaman sanksi tidak hanya kepada
masyarakat umum, tetapi harus berlaku pula bagi pejabat yang tidak melaksanakan
Undang -undang seperti sanksi disiplin ataupun sanksi pidana.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup juga merupakan salah satu alat bagi
pengambil keputusan untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh
suatu rencana usaha dan atau kegiatan terhadap lingkungan hidup guna mempersiapkan
langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
5
dan pencemaran terus meningkat dalam intensitasnya maupun keragamannya. (Hadi,
Sudharto, 2005)
AMDAL merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana atau usaha dan atau
kegiatan, dimana usaha dan kegiatan tersebut merpeluang menimbulkan dampak besar
dan dampak penting terhadap lingkungan diantaranya:
(Raharjo, 2014)
Menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 23 angka(1) usaha dan/atau
kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup mempunyai kriteria :
6
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;
dan/atau
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
Tujuan secara umum Amdal adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemaran, sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
Dengan demikian Amdal diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.
Hal ini mengisyaratkan bahwa AMDAL harus dapat dijadikan sebagai salah satu
instrument untuk mitigasi bencana serta pelengkap bagi kelayakan teknis (soil
investigastion dan rancangan struktur bangunan tinggi) pembangunan Gedung tinggi di
Kota Bandung. Li (2008) mengemukakan bahwa Environmental Impact Assessment
(EIA) atau AMDAL adalah suatu proses yang awalnya dimulai di Amerika Serikat pada
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an, telah diadopsi secara luas di seluruh dunia.
Model EIA digunakan oleh negara-negara maju menyebarkan prinsip-prinsip dasar dan
kesepakatan pendekatan yang sama untuk masalah-masalah pembangunan yang mirip.
7
dengan amanah Pasal 33 angka (4) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pemanfaatan sumber daya alam masih menjadi modal dasar pembangunan
di Indonesia saat ini dan masih diandalkan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pengunaan sumber daya alam tersebut harus dilakukan secara bijak.Pemanfaatan
sumber daya alam tersebut hendaknya dilandasi oleh tiga pilar pembangunan
berkelanjutan, yaitu menguntungkan secara ekonomi (economicallyviable), diterima
secara sosial (socially acceptable), dan ramah lingkungan(environmentallysound).
Proses pembangunan yang diselenggarakan dengan cara tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan generasi masa kini dan yang akan
datang.
Faktanya pembangunan yang tidak terkendali hanya mengakomodasi prinsip politik dan
ekonomis saja, lebih banyak menafikkan prinsip-prinsip ekologis. Ini terlihat pada
tinginya tingkat pencemaran dan degradasi lingkungan yang tidak dapat dipertahankan.
Selain itu bencana alam dari gempa tektonik, gempa vulkanik, banjir dan longsor
menambah daftar panjang kerusakan lingkungan. Fakta menunjukkan produk AMDAL
hanya menjadi dokumen yang disimpan di perpustakaan saja tanpa sangsi jika indicator-
indikator ANDAL, RKL dan RPL dilanggar.
Mengingat fungsinya sebagai salah satu instrumen dalam perencanaan Usaha dan/atau
Kegiatan, penyusunan Amdal tidak dilakukan setelah Usaha dan/atau Kegiatan
dilaksanakan.Penyusunan Amdal yang dimaksud dalam ayat ini dilakukan pada tahap
studi kelayakan atau desain detail rekayasa.
8
data dan informasi mengenai berbagai komponen kegiatan proyek yang berpotensi
menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan disekitar lokasi kegiatan
yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan. Penelaahan terhadap kedua hal
tersebut menjadi sangat penting karena ketepatan dan ketelitian Analisis Dampak
Lingkungan sepenuhnya tergantung dari kelengkapan dan kedalaman data dan informasi
yang diperoleh.
Dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat diperkirakan dan dievaluasi jenis,
besaran atau intensitas serta tingkat pentingnya dampak yang terjadi. Intensitas dampak
dapat diperkirakan atau dihitung besarnya denan memakai berbagai metode yang sesuai
untuk komponen lingkungan tertentu, seperti metode statistik, matematik, metode
survey, experimental, analogi ataupun professional judgement. Sedangkan tingkat
pentingnya dampak dapat mengacu pada Pedoman Penentuan Dampak Penting yang
ditetapkan oleh Kepala Bapendal No. 056 Tahun 1994, dimana tingkat pentingnya
dampak ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain :
9
Evaluasi dan Tinjauan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan hanya dilakukan pada macam kegiatan yang menimbulkan dampak/lebih
penting/sangat penting terhadap komponen lingkungan. Prakiraan Dampak, maka
macam kegiatan yang akan menimbulkan dampak pada komponen lingkungan adalah
mencakup 3 tahap, yaitu tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi dan Pasca Konstruksi
(tahap operasional)
Semua kegiatan dan/atau usaha yang wajib AMDAL, diwajibkan bagi pemrakarsa untuk
mengumumkan terlebih dulu kepada masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun
AMDAL yaitu pelaksanaan Kepka Bapedal No. 8/2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam proses AMDAL. Dalam jangka waktu 30
hari sejak diumumkan, masyarakat berhak memberikan saran, pendapat, dan tanggapan.
10
Dalam proses pembuatan AMDAL, maka peran masyarakat tetap diperlukan, untuk
memberikan pertimbangan, saran, pendapat dan tanggapan dalam pelaksanaan studi
AMDAL. Pada proses penilaian AMDAL oleh Komisi Penilai AMDAL maka saran,
pendapat, dan tanggapan masyarakat akan menjadi dasar pertimbangan penetapan
kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Analisis mengenai dampak lingkungan telah banyak dilakukan di Indonesia dan Negara
lain. Pengalaman menunjukkan, Amdal tidak selalu memberikan hasil yang kita
harapkan sebagai alat perencanaan. Bahkan tidak jarang terjadi, Amdal hanyalah
merupakan dokumen formal saja, yaitu sekedar untuk memenuhi ketentuan dalam
undang undang.Setelah laporan Amdal didiskusikan dan disetujui, laporan tersebut
tersebut disimpan dan tidak digunakan lagi. Laporan tersebut tidak mempunyai
pengaruh terhadap perencanaan dan pelaksanaan proyek selanjutnya.Hal ini terjadi juga
di Negara yang telah maju, bahkan di Amerika Serikat yang merupakan negara pelopor
Amdal.
11
Berdasarkan pengalaman penerapan PP No. 29/1986 tersebut dilakukan deregulasi dan
untuk mencapai efisiensi maka PP No. 29/1986 diganti dengan PP No. 51/1993 yang
diundangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara
untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian
Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan
pembuatan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dibuat sekaligus yang berarti
waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam perubahan tersebut diintrodusir
pula pembuatan dokumen Upaya Pengelo laan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan
oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format yang di tentukan oleh Menter i Negara
Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan
dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara.
12
sesuai dengan aturan yang ada, maka diharapkan akan berdampak positip pada
pembangunan yangberwawasan lingkungan dan berkelanjutan ( sustainable
development).
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai daerah,
masing-masing sebagai subsistemyang meliputi aspek sosial budaya, ekonomi dan fisik,
dengan corak ragam yang berbeda antara subsistem yang satu dengan yang lain, dan
dengan daya dukung lingkungan yang berlainan. Pembinaan dan pengembangan yang
didasarkan pada keadaan daya dukung lingkungan akan meningkatkan keselarasan dan
keseimbangan subsistem yasng berarti juga menigkatkan ketahanan subsistem. (Husein,
Harun M, 1993; 48)
Mengacu pada The World Commission on Enveronmental andDevelopmentmenyatakan
bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah proses pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang tanpa mengesampingkan atau
mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan berkelanjutan yang dikonsep oleh Stren, While, dan Whitney (Schroder,
Meinhard, 1996 :16) sebagai suatu interaksi antara tiga sistem : Sistem biologis dan
sumber daya , sistem ekonomi dan sistem sosial, yang dikenal dengan konsep trilogi
keberlanjutan; ekologi-ekonomi,sosial. Konsep keberlanjutan tersebut menjadi
semangkin sulit dilaksanakan terutama di negara berkembang.
13