Anda di halaman 1dari 3

Luthfi Nur Agustin / 043454398

TUGAS TUTORIAL KE-1


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 2


Kode Mata Kuliah : EKSI4310
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Sakina Nusarifa Tantri
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

1 Dalam audit, selain risiko audit, dikenal juga risiko pengendalian. Apakah yang dimaksud
dengan risiko pengendalian dan apakah tujuan dari penilaian risiko pengendalian?
Bagaimanakah langkah-langkah untuk menaksir risiko pengendalian?
a. Risiko pengendalian dan tujuan dari penilaian risiko pengendalian:
Risiko Pengendalian (Control Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Penaksiran risiko pengendalian adalah proses evaluasi atas efektivitas
pengendalian internal sebuah entitas dalam prevensi atau deteksi salah saji dalam laporan keuangan
yang material.
Tujuan penaksiran risiko pengendalian adalah membantu auditor dalam membuat sebuah
penilaian tentang risiko salah saji laporan keuangan yang material. Penaksiran risiko pengendalian
meliputi evaluasi tentang efektivitas dari hal berikut:
1. rancangan pengendalian internal, dan
2. implementasi pengendalian internal.
Penaksiran pengendalian risiko membantu auditor membuat penilaian tentang karakteristik,
pemilihan, dan luasan prosedur audit. Pada akhirnya, uji pengendalian memberikan bukti sebagai
dasar opini auditor. Risiko pengendalian, seperti halnya model audit risiko atas komponen-komponen
yang lain, ditaksir pada setiap asersi laporan keuangan. Banyak pengendalian mencegah salah saji
dengan asersi pencatatan transaksi. Penaksiran risiko pengendalian dibuat atas masing-masing asersi,
bukan atas pengendalian internal secara keseluruhan, setiap komponen pengendalian internal, atau
setiap prosedur atau kebijakan.
b. Langkah-langkah untuk menaksir risiko pengendalian:
1) Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman.
Luthfi Nur Agustin / 043454398

Auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian internal atas asersi
laporan keuangan yang material. Auditor mendokumentasi pemahaman tersebut dalam bentuk
kuesioner, bagan alir, atau memoranda naratif tentang pengendalian internal. Analisis terhadap
dokumen ini adalah titik awal penaksiran risiko pengendalian. Standar Audit AU 319.25 (PSA
No. 69 paragraf 19) menyatakan bahwa pemahaman yang digunakan oleh auditor adalah (1)
mengidentifikasi jenis potensi salah saji, (2) mempertimbangkan faktor yang memengaruhi risiko
salah saji yang material, dan (3) merancang uji pengendalian. Jadi, untuk kebijakan dan prosedur
yang relevan dengan asersi tertentu, auditor menggunakan tipe jawaban ya/tidak/tidak menjawab
dan komentar tertulis dalam kuesioner serta kelebihan dan kekurangan dicatat dalam bagan alir
dan memoranda naratif.
2) Identifikasi Potensi Salah Saji
Identifikasi potensi salah saji adalah proses yang digunakan auditor untuk mempertimbangkan
titik-titik terjadinya kesalahan atau kecurangan pada asersi yang terkait dengan kelas transaksi
utama, saldo rekening, dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Beberapa kantor audit
menggunakan perangkat lunak komputer untuk menampilkan kuesioner sekaligus mengolah
jawaban responden pada asersi tertentu. Oleh karena itu, semua auditor sangat perlu memahami
logika komputer yang digunakan untuk mengevaluasi setiap asersi.
3) Identifikasi Pengendalian yang Diperlukan
Auditor mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi serta
mengoreksi potensi salah saji untuk asersi. Identifikasi dilakukan dengan perangkat lunak yang
memproses respons kuesioner atau secara manual dengan checklist.
4) Melakukan Uji Pengendalian
Uji pengendalian disajikan meliputi teknik audit berbantuan komputer, memeriksa dokumen,
memeriksa personel, dan mengamati personel yang melakukan pengendalian.
Uji pengendalian harus menghasilkan bukti efektivitas desain dan implementasi pengendalian
yang dibutuhkan.
5) Evaluasi Bukti dan Membuat Penaksiran
Penaksiran akhir risiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan didasarkan pada evaluasi
bukti yang diperoleh dari (1) prosedur untuk memahami pengendalian internal dan (2) uji
pengendalian terkait. Penentuan level risiko pengendalian tertaksir merupakan masalah penilaian
profesional. Auditor harus mempertimbangkan karakteristik, pemilihan waktu, dan luasan uji
pengendalian ketika membuat penilaian tersebut.

2 Dalam pengujian substantif, diperlukan pemahaman yang cukup mengenai sistem pengendalian
internal. Salah satu pendekatan uji substantif utama adalah level risiko pengendalian internal
tertaksir pada level tinggi. Sebutkan asumsi yang mendasari pernyataan tersebut!
Asumsi yang mendasari pernyataan tersebut:
a. tidak ada pengendalian internal yang signifikan terkait dengan asersi
b. pengendalian internal yang relevan kemungkinan tidak efektif
c. perolehan bukti efektivitas pengendalian internal yang relevan tidak efisien.
Luthfi Nur Agustin / 043454398

3 Seorang manajer senior memberikan pesan kepada manajer menengah untuk menawarkan
kenaikan bonus kinerja untuk target yang dapat dicapai. Dalam kaitannya dengan pertimbangan
risiko kecurangan, maka menurut anda, apakah jenis potensi salah saji yang mungkin terjadi
pada laporan keuangan karena kejadian tersebut? Jelaskan!
Dengan mempertimbangkan risiko kecurangan atas faktor risiko tersebut, jenis potensi salah saji yang
mungkin terjadi pada laporan keuangan adalah manajemen dapat mempunyai insentif untuk melakukan
pelaporan keuangan yang curang. Manajer menengah mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan
diskresi atau kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap kondisi dengan berbagai cara dan
merasionalisasi laporan keuangan yang curang untuk memenuhi target sehingga akan mendapatkan
bonus kinerja. Lebih jauh lagi, lingkungan pengendalian bisa menjadi lemah dan berefek luas pada
banyak asersi mengingat faktor risiko berupa penawaran kenaikan bonus kinerja tersebut memiliki efek
menyeluruh pada banyak atau seluruh asersi laporan keuangan. Bonus yang ditawarkan oleh manajemen
senior untuk meraih target keuangan memengaruhi asersi yang berkaitan dengan transaksi nonrutin,
transaksi akhir kuartal, pemilihan prinsip akuntansi baru, atau estimasi akuntansi. Sehingga auditor
harus lebih memperhatikan risiko salah saji material di seluruh laporan keuangan. Disamping itu,
auditor harus waspada terhadap masalah transaksi rutin, seperti pengakuan pendapatan yang terkait
dengan target.

4 Dalam pelaksanaan audit, auditor dapat melakukan penyampelan untuk menguji transaksi.
Penyampelan ini bisa dilakukan secara statistik dan nonstatistik. Jelaskan kedua cara
penyampelan tersebut!
Penyampelan nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel
seluruhnya berdasarkan kriteria subjektif dan pengalaman. Jadi, tanpa sadar, auditor kemungkinan
mengambil sampel terlalu besar di satu area dan mengambil sampel terlalu kecil di area yang lain. Hal
tersebut akan memengaruhi jumlah bukti yang diperoleh. Meskipun demikian, sampel nonstatistik yang
dirancang dengan saksama dapat seefektif sampel statistik.
Penyampelan statistik, auditor menentukan ukuran sampel dengan menggunakan hukum probabilitas.
Kemungkinan dibutuhkan pelatihan tentang teknik statistik, rancangan, dan implementasi rencana
penyampelan. Penyampelan statistik bermanfaat bagi auditor dalam hal berikut:
1. merancang sampel yang efisien,
2. mendapatkan bukti yang memadai, dan
3. mengevaluasi hasil sampel.

Sumber: Modul BMP EKSI4310 – Auditing II (Edisi 3)

Anda mungkin juga menyukai