Anda di halaman 1dari 4

Luthfi Nur Agustin / 043454398

TUGAS TUTORIAL KE-2


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 2


Kode Mata Kuliah : EKSI4310
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Sakina Nusarifa Tantri
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

1. Dalam memahami sistem pengendalian internal, dikenal kerangka COSO. Jelaskan


apakah COSO itu, dan bagaimana kerangka COSO dapat menjelaskan pengendalian
internal organisasi? Jelaskan!
Pengertian pengendalian internal menurut COSO (2013:3) yaitu:
“Internal control is a process, effected by an entity’s boar of directors, management, and
other personnel, designed to providen reasonable assurance regarding the achievement of
objectives relating to operations, reporting, and compliance.”
Dapat diartikan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
dewan komisaris perusahaan, manajemen dan personel lainnya, diterapkan dalam penetapan
strategi yang meliputi keseluruhan perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi
kejadian potensial yang mungkin mempengaruhi organisasi dan mengelola perusahaan
sesuai dengan risk appetite perusahaan untuk menyediakan keyakinan yang memadai terkait
pencapaian tujuan perusahaan (Romney dan Steinbart, 2011:387).
Kerangka Pengendalian Menurut COSO apabila digambarkan:
Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada
suatu hubungan langsung antara tujuan tujuan sebagai
apa yang hendak dicapai entitas/organisasi dengan
komponen komponen pengendalian internal yang
mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap
tingkatan (divisi, unit, operasi, fungsi, dan lainnya).
Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan,
dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima
komponen pengendalian internal diwakili oleh baris,
sedangkan struktur organisasi entitas direpresentasikan oleh ketiga dimensinya.
Komponen Pengendalian menurut COSO, terdiri dari:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Luthfi Nur Agustin / 043454398
Lingkungan pengendalian terdiri atas beberapa faktor yang dapat mengurangi risiko
bawaan. Di samping itu, faktor ini juga meningkatkan atau mengurangi efektivitas
komponen pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan risiko salah saji
b. Penaksiran Risiko (Risk Assessment)
Manajemen harus menaksir risiko bisnis, risiko bawaan, dan risiko kecurangan serta
mengaplikasikan pengendalian untuk mengurangi dampak risiko tersebut. Aspek penting
dalam perencanaan audit meliputi pemahaman prosedur penaksiran risiko, identifikasi
risiko, dan aplikasi pengendalian.
c. Informasi dan Komunikasi (Information And Communication)
Perhatian utama modul ini berkaitan dengan bagian dari sistem akuntansi yang digunakan
untuk memproses transaksi dan saldo. Manajemen harus memberikan alat yang tepat untuk
mendokumentasi pemrosesan serta pelaporan transaksi dan saldo siklus bisnis yang mana
daftar rekening, buku petunjuk kebijakan, buku petunjuk akuntansi dan pelaporan
keuangan, serta bagan arus sistem yang merupakan bagian penting dari komponen
pengendalian internal ini.
d. Pemantauan (Control Activities)
Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakah pengendalian
internal yang berkaitan dengan transaksi dan saldo. Auditor harus memperoleh pemahaman
tentang umpan balik ini dan apakah manajemen mengawali tindakan korektif didasarkan
atas informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan.
e. Aktivitas Pengendalian (Monitoring Activities)
Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang di buat untuk memberikan
keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan (Arens, 2008:376).
Menurut Sawyer (2005:62) komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya
dikaitkan dengan konsep internal kontrol. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan,
tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas pendokumentasian, rekonsiliasi,
karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-
aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.

2. Di dalam pengauditan siklus pendapatan, dokumen-dokumen apa sajakah yang dapat


dijadikan sebagai bukti audit?
Dokumen-dokumen yang dapat dijadikan sebagai bukti audit berupa:
sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan
transaksi penjualan kredit yang mencakup hal-hal berikut:
a. Order pelanggan: permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari
pelanggan atau melalui wiraniaga. Order ini dapat berupa formulir yang dibuat oleh
penjual atau formulir order pembelian yang dibuat oleh pembeli.
b. Order penjualan: formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang
berkaitan dengan order pelanggan. Order penjualan ini berfungsi sebagai dasar inisiasi
transaksi dan pemrosesan internal atas order pelanggan oleh penjual.
c. Dokumen pengiriman: formulir yang digunakan untuk menunjukkan perincian dan
tanggal setiap pengiriman. Dokumen ini dapat berupa perintah pengiriman yang berfungsi
Luthfi Nur Agustin / 043454398
sebagai pengakuan formal atas penerimaan barang oleh kurir. Dokumen pengiriman
lainnya termasuk slip pengepakan yang memerinci bagian-bagian yang dikirimkan.
d. Faktur penjualan: formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang
terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Formulir ini digunakan untuk menagih pelanggan
dan menjadi dasar untuk mencatat penjualan.
e. Daftar harga yang diotorisasi: daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-
barang yang diotorisasi dan ditawarkan.
f. File transaksi penjualan: file komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah selesai.
File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan serta jurnal penjualan dan
memperbarui file induk piutang usaha, sediaan, serta buku besar.
g. Jurnal penjualan: daftar penjurnalan transaksi penjualan yang telah selesai.
h. File induk pelanggan: file yang berisi informasi tentang pengiriman dan penagihan
pelanggan serta batas kredit pelanggan.
i. File induk piutang usaha: file yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo jatuh
tempo setiap pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu
piutang usaha.
j. Laporan bulanan pelanggan: laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan yang
menunjukkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.

3. Sebutkan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingginya risiko kecurangan


dalam siklus pengeluaran!
a. Tekanan untuk melakukan kurang saji biaya-biaya agar melaporkan pencapaian target
profitabilitas atau norma industri yang sebenarnya tidak tercapai karena faktor-faktor,
seperti kondisi global, nasional, atau regional yang memengaruhi kos operasi, dampak
perkembangan teknologi terhadap produktivitas entitas, atau manajemen yang buruk.
b. Tekanan untuk melakukan kurang saji utang usaha agar melaporkan modal kerja yang
lebih tinggi ketika entitas mengalami masalah likuiditas atau keraguan keberlanjutan
usaha.
c. Pemasok dapat terlambat mengirimkan faktur yang menimbulkan masalah pisah batas
dalam pencatatan utang.
Faktor-faktor tersebut menimbulkan risiko kurang saji yang lebih besar daripada lebih saji
pengeluaran dan utang.
Siklus pengeluaran sangat rentan terhadap risiko kecurangan karyawan melalui pengeluaran
kas yang tidak terotorisasi. Faktor lain yang menyumbang salah saji dalam asersi siklus
pengeluaran meliputi hal berikut:
a. transaksi yang biasanya bervolume tinggi;
b. pembelian dan pengeluaran kas yang tidak terotorisasi;
c. penggelapan aset yang dibeli;
d. duplikasi pembayaran faktur pemasok;
e. isu akuntansi yang kontroversial tentang masalah-masalah seperti apakah biaya harus
dikapitalisasi atau dibiayakan (misalnya biaya perbaikan dan pemeliharaan atau
klasifikasi sewa beli sebagai sewa beli operasi atau modal).
Luthfi Nur Agustin / 043454398
4. Salah satu contoh risiko yang dapat terjadi dalam siklus pengeluaran adalah karyawan
membuat tagihan fisik pemasok atas jasa yang sebenarnya tidak diterima. Jelaskan
pengendalian komputer dan pengendalian manual seperti apakah yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir risiko tersebut!
a. Pengendalian Komputer  Komputer membandingkan pemasok pada order pembelian
ke file master pemasok.
b. Pengendalian Manual  Hanya karyawan tertentu yang dapat menambahkan pemasok ke
dalam file master pemasok.

5. Pengujian detail saldo utang usaha meliputi konfirmasi utang usaha dan rekonsiliasi
utang yang tidak dikonfirmasi ke laporan bulanan yang diterima dari pemasok. Akan
tetapi, prosedur konfirmasi utang usaha bersifat opsional. Jelaskan sebabnya!
Prosedur Konfirmasi utang usaha bersifat opsional karena:
a. konfirmasi utang tidak memberi kepastian bahwa utang tidak tercatat akan terungkap. dan
b. bukti eksternal dalam bentuk faktur dan laporan bulanan sudah tersedia.
Konfirmasi utang usaha dianjurkan jika risiko deteksi rendah, terdapat pemasok dengan saldo
besar, atau perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya. Seperti juga dengan
konfirmasi piutang, auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman konfirmasi utang
dan harus menerima jawaban langsung dari responden.
Jika konfirmasi utang dilaksanakan, rekening dengan saldo nol atau kecil harus disertakan
dalam konfirmasi karena kemungkinan kurang saji. Di samping itu, konfirmasi harus
dikirimkan ke pemasok besar yang
a) digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak pada tahun berjalan dan
b) tidak mengirimkan laporan bulanan.
Auditor lebih menyukai kreditor mengisikan jumlah terutang karena
jumlah tersebut yang harus direkonsiliasi dengan catatan klien. Konfirmasi juga meliputi
komitmen pembelian dan jaminan utang, Pengujian ini menghasilkan bukti untuk semua
asersi utang usaha. Namun demikian, bukti untuk asersi kelengkapan amat terbatas karena
kemungkinan kegagalan mengidentifikasi dan mengirim permintaan konfirmasi ke pemasok
yang utangnya tidak dicatat oleh klien.
Sumber:
Modul BMP EKSI4310 – Auditing II (Edisi 3)
https://media.neliti.com/media/publications/186908-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai