Anda di halaman 1dari 24

RANCANG BANGUN ALAT PENGEPPRES BEKAS MINUMAN

KALENG (ALUMUNIUM) MENGGUNAKAN SISTEM PNUEMATIC


DENGAN KAPASITAS 100KG/JAM

Disusun Oleh :

MUHAMMAD IRFANDI (190102062)

HALIM AKMAL KURNIAWAN (190102061)

Dosen Pembimbing :

LEGISNAL HAKIM, ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2022

i
DAFTAR ISI
COVER

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................2
1.3 Pembatasan Masalah....................................................3
1.4 Tujuan............................................................................3
1.5 Manfaat..........................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan...................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Can Crusher.....................................................5
2.2 Fungsi Can Crusher......................................................5
2.3 Komparasi Desain.........................................................6
2.4 Rumus – Rumus ..........................................................8
2.5 Pengelasan...................................................................11

BAB III PROSES PRODUKSI


3.1 Design Requirement And Objectivites......................13
3.2 Perencanaan Pneumatik............................................13
3.3 Perencanaan Kompresor............................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Perancangan Dan Prinsip Kerja Alat.......................15
4.2 Pemilihan dan Pengukuran Bahan...........................16
4.3 Perancangan................................................................17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN...........................................................19

ii
5.2 SARAN.........................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

3.4 Latar Belakang


Berkembangnya industri kemasan, kaleng merupakan salah satu wadah yang
banyak dipergunakan oleh industri makanan dan minuman. Meningkatnya
penggunaan kaleng sebagai wadah makanan dan minuman memberikan masalah
lingkungan yang menjadi perhatian bersama. Kaleng–kaleng tersebut menjadi
salah satu bahan pencemar yang menganggu. (Kompasiana.com, 2014)
Banyaknya kaleng aluminium bekas yang terdapat disekitar kita menjadi
limbah yang dapat menganggu kebersihaan lingkungan dan ternyata selama ini
belum diolah dengan baik pendaur-ulangannya. Dikarenakan produsen minuman
kaleng terbesar di indonesia saat ini sangat kurang sistem pengolahan limbah
kaleng. Kurangnya kepedulian dan apresiasi masyarakat akan penggunaan produk
daur ulang juga menjadi salah satu sebab belum populernya produk-produk
recycleindonesia.(sumber:http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/
pemanfaatan-material-limabah-kaleng-alumunium-pada-produk-pakai.pdf.)
Dalam perkembangannya sampah kaleng menjadi bahan yang dicari para
pemulung barang bekas untuk dijual kepada pengepul barang bekas dan diolah
kembali dalam pabrik menjadi bahan baru. Para pengepul melakukan penekanan
kaleng minuman tersebut agar dapat memuat banyak kaleng bekas dalam satu kali
pengiriman ke pabrik sehingga tidak memakan banyak biaya hanya untuk
pengiriman kaleng bekas saja. Sering kita lihat juga para pengepul barang bekas
terutama kaleng bekas minuman melakukan penekanan kaleng masih
menggunakan cara manual, yaitu dengan cara menginjak atau dengan memukul
kaleng bekas tersebut dengan palu agar ukurannya menjadi lebih kecil. Hal
tersebut ternyata dapat menyebabkan resiko cedera dan juga memakan waktu
lama hanya untuk melakukan penekanan kaleng.

Yang berbentuk perencanaan atau rancang bangun tersebut dalam kehidupan


sehari-sehari. Sehingga bukti kerja yang dilakukan memiliki hasil yang dapat
dilihat dan dirasakan manfaatnya. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian antara

1
pembuatan laporan akhir tersebut dengan kebutuhan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-sehari.Dengan masalah yang ada dilapangan maka perencanaan
dan rancang bangun terhadap suatu konsep pengepres kaleng, timbul gagasan
untuk membuat sebuah alat pengepress kaleng alumunium ini yang menggunakan
sistem Pneumatic yang ramah lingkungan. Selain menggunakan sistem
Pneumatic, konsep alat pengepress kaleng ini akan dibuat se-fungsional dan
seefektif mungkin, sehingga mudah untuk dipakai. Adapun prinsip kerja dari alat
ini adalah suatu alat pengepress yang memanfaatkan tekanan udara yang keluar
melalui kompresor dan di teruskan melalui selang udara ke silider sehingga terjadi
gerak maju – mundur sehingga terjadi proses pengepresan.
1.2 Rumusan Permasalahan
Perkembangan teknologi dan kemajuan zaman menuntut adanya sumber daya
manusia yang kreatif dan inovatif dalam mencipta dan berkarya di dalam
perkembangan teknologi sesuai dengan kemajuan era globalisasi, faktor tersebut
dapat terealisasi melalui dunia pendidikan yang terfokuskan pada pendidikan
profesional dan keahlian.

Dari sekian banyak perkembangan teknologi yang berkembang pada saat ini
tentu sudah tidak asing lagi dan sudah sangat dikenal sebuah teknologi di dalam
dunia teknik, khususnya dunia teknik mesin.Teknologi ini adalah teknologi
pneumatic, dimana dalam hal ini menggunakan pemaanfaatan tenaga udara yang
bertekanan yang di hasilkan oleh kompresor dan menjalankan suatu sistem yang
disebut dengan sistem pneumatic.( .djkn.kemenkeu.go.id/, 2018)

Dengan penumpukan limbah kaleng yang semakin banyak dan berkurangnya


ruang untuk menampung limbah kaleng tersebut, dan proses pengelolaan limbah
kaleng konvensional yang membuat kurang efektif untuk mengurangi limbah
kaleng.

Berdasarkan permasalahan dan kesemua faktor-faktor diatas penulis


bermaksud untuk membuat rancang bangun dengan judul “RANCANG
BANGUN ALAT PENGEPPRES BEKAS MINUMAN KALENG
(ALUMUNIUM) MENGGUNAKAN SISTEM PNUEMATIC DENGAN

2
KAPASITAS 100KG/JAM ”. Agar terciptanya proses produksi yang lebih
mengedepankan keefektifan dan keefisiensian dari segala aspek seperti biaya,

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan laporan ini, tentu saja harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan, situasi, kondisi, biaya dan waktu yang ada atau tersedia. Agar
masalah itu dapat tepat pada sasarannya, maka penulis membatasi ruang
lingkupnya, yang nantinya diharapkan hasilnya sesuai dengan apa yang
diinginkan.

Dalam hal ini penulis membatasi masalah ini yang kita titik beratkan pada
masalah perhitungan permesinan, perhitungan biaya dan perhitungan kinerja
(produktifitas) alat.

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh
secara teoritis maupun secara praktek yang dituangkan dalam sebuah
rancang bangun.
2. Sebagai tolak ukur penulis dalam proses pembuatan dan penyusunan
sehingga terwujud dalam bentuk yang nyata, lebih efisien, lebih efektif,
dan pelaksanaan dapat dilakukan dengan mudah.
3. Melatih mahasiswa agar lebih berinisiatif dalam menciptakan produk baru
yang lebih berkualitas.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan laporan ini dengan judul “RANCANG
BANGUN ALAT PENGEPPRES BEKAS MINUMAN KALENG
(ALUMUNIUM) MENGGUNAKAN SISTEM PNUEMATIC DENGAN
KAPASITAS 100KG/JAM ” yaitu:

3
1. Sebagai alat peraga dalam praktek pembelajaran mata kuliah di
perkuliahan.
2. Mengetahui aplikasi sistem kerja dari pneumatic itu sendiri

3.4 Sistematika Penulisan


Penyusunan Laporan ini terbagi dalam lima bab yang membahas perencanaan
sistem serta teori-teori penunjang dan pengujiannya, baik secara keseluruhan
maupun pembaginya.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan alat, tujuan dan
manfaat, perumusan masalah dan pembatasan masalah, metode
pengambilan data dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang definisi Defenisi Can Crusher, tujuan Can
Crusher, Komparasi Desain, Rumus – rumus terkait dalam
perhitungan, pemilihan bahan serta perawatan dan perbaikan.
BAB III: PERHITUNGAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan masalalah pemilihan bahan
serta perhitungan – perhitungan kerja alat.
BAB IV: PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari hasil pengujian alat,
proses pembuatan alat serta perawatan dan perbaikan alat tersebut.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan
rancang bangun alat pengepres kaleng.

4
BAB II
DASAR TEORI

3.4 Definisi Can Crusher


Can crusher adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan kaleng
aluminium kosong agar lebih mudah didaur ulang. Alat ini untuk penggunaan
sehari-hari dan sangat berguna bagi mereka yang menggunakan banyak kaleng,
misalnya penjual minum soda dari kaleng aluminium. Jenis kaleng yang paling
umum digunakan orang adalah kaleng soda. Jika anda peminum soda, anda
mungkin memiliki sekantung besar kaleng kosong yang tergeletak di lantai di
dapur atau garasi Anda. Memampatkan semua kaleng dengan tangan atau kaki
anda tidak hanya membutuhkan banyak waktu, tetapi juga akan sangat
melelahkan. Kaleng yang tidak terkompresi membutuhkan banyak ruang. Limbah
kaleng adalah limbah yang tidak bisa diurai secara alami atau proses biologi,
limbah kaleng ini termasuk limbah anorganik. Kaleng adalah lembaran baja yang
dibalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat
penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk
mengemas makanan, minuman atau produk lain. (Wikipedia, 2019)

3.4 Fungsi Can Crusher


Pembuatan Can Crusher / Pengepres Kaleng ini bertujuan untuk:
1. Penghematan ruang penyimpanan kaleng
2. Menghemat waktu dan tenaga.
3. Mengurangi Limbah kaleng dengan efektif
4. Membantu Proses Pengeresan dengan efektif

5
3.4 Komparasi Desain
Pada rancang bangun ini, ada beberapa perbedaan dengan alat-alat yang
sudah ada sebelumnya. Berikut ini merupakan perbandingan alat – alat pengepres
kaleng:
Tabel 2.1 Perbandingan Berbagai Alat Pengepres Kaleng
Pneumatic Hydraulic Motor Can Manual Can
Nama Alat
Can Crusher Can Crusher Crusher Crusher
1 Tenaga Tenaga dari Tenaga dari Tenaga Tenaga
penggerak tekanan udara tekanan oli Mekanis Manusia
2 Kontruksi Konstruksi Konstruksi Konstruksi Konstruksi
Sederhana Sederhana sedikit Sederhana
kompleks
3 Sumber Menggunaka Menggunaka Menggunaka Tidak
tenaga n Listrik n Listrik n Listrik Menggunaka
n Listrik
4 Ruang Punya tempat Tidak punya Punya tempat Tidak punya
penampunga penampunga tempat penampunga tempat
n n penampunga n penampunga
n n
5 Sistem Pengoperasia Pengoperasia Pengoperasia Pengoperasia
operasi n semi n semi n full n full manual
otomatis otomatis otomatis

6
Gambar Diagram Alir Proses Rancang Bangun

Gambar Diagram alir Pneumatic Can Crusher

7
3.4 Rumus – Rumus
Adapun rumus – rumus terkait dalam perencanaan rancang bangun ini
ialah sebagai berikut:
1. Menghitung Daya Kompresor
a. Debit kompresor
Debit kompresor adalah jumlah udara yang harus dialirkan
kedalam silinder pneumatik, dapat dihitung dengan cara:
π
Qs =  ( ) . (ds))2 ( v ).............................
4
Keterangan:
            Qs = Debit kompresor (l/min)
             ds = diameter silinder = 63 mm
             v = kecapatan piston direncanakan 300 mm/menit = 5 mm/dtk
b. Daya Kompresor
Daya kompresor dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Ns =  (Qs) . (ῃ tot).....................................
Keterangan:
Ns = Daya kompresor (l/min)
            Qs  = Debit kompresor (l/dtk)
ῃ tot = Effisiensi total = 0,8 (Najamudin, 2010)

2. Menghitung Gaya Piston


Gaya efektif mempunyai dua arah dan bisa dihitung dengan cara:
3. Gaya efektif pistos saat maju
gaya efektif piston saat maju dapat dihitung dengan rumus:
Fa = A x P............................
Keterangan:
A = luas permukaan silinder pneumatik

8
π
A= ( (Diameter Silinder))2 
4
P = Tekanan Kerja untuk pneumatik direncanakan 200000 N/m2
3. Gaya efektif piston saat mundur dapat dihitung dengan rumus:
Fb= A x P
            Dimana:
                        A = (π /4)  x ( dsilinder2 – dpiston2 ). (Asep Syarif Hidayattulah, 2012)
                                   

3. Perhitunggan Waktu Pengepresan


Untuk mengetahui kapasitas dari mesin ini, terlebih dahulu harus tahu waktu
untuk 1x pengepresan dimana:
3. Waktu Langkah Maju:

( A x h)
t 1=
(Qu x 1000)

Keterangan:
            A = luasan silinder pneumatik (cm2)
            h  = panjang langkah (cm)
            Qu= debit udara  (l/menit)
            A= (π/4 (Ds))2 (mm2)
3. Waktu langkah balik:
                                          A2 = (π/4 (Dp))2

t 2=( A 1− A2 ) x h ¿ ¿
(Qu x 1000) .........................

3. Waktu untuk 1x  pemotongan

        t tot =t 1+t 2.................................................

9
(Rudy Febri Indriyanto, 2018)

3. Rumus Tekanan (Pressure)

Daya tekanan terhadap kaleng dapat kita cari dari persamaan


berikut:

F
P= ..............................................................
A

Keterangan:
P : Tekanan (N/m2)
F : Gaya / Berat (N)
A : Luas Penampang (m2). (Ir. H. Koos Sardjono et al, 2012)

3. Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
1,031+ P
Perbandingan kompresi  =
1,031

Keterangan:

P : Tekanan yang direncanakan

3. Konsumsi Udara Tiap Langkah Piston


Konsumsi udara tiap langkah piston mempunyai dua arah, dan dapat
dihitung sebagai berikut:
3. Konsumsi udara saat piston maju
Konsumsi udara kompresi pada waktu silinder bergerak maju dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

10
π 2
V 1= p x x d x h .................
4
3. Konsumsi Udara Saat Piston Mundur
Konsumsi udara kompresi pada waktu silinder bergerak mundur dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

π
V 2= p x x ¿ ).....
4
3. Konsumsi Udara Total
Silinder kerja ganda dengan diameter (d) 63 mm, panjang langkah (h) 200
mm, tiap menit membutuhkan udara sebesar:

Q=V 1+V 2 . (Ahmad Syahri at el, 2018)

2.5 Pengelasan
Pengelasan adalah menyambung logam dengan cara memanasi sampai
mencair, dimana pada benda kerja yang mencair atau meleleh akan menyatu
dengan bantuan bahan tambahan sehingga terbentuklah suatu sambungan.
Melelehnya benda kerja dan bahan tambahan disebabkan oleh panas yang datang
dari busur listrik, busur listrik ini terjadi pada waktu adanya perpindahan arus
listrik dari batang elektroda ke benda kerja lewat udara. Busur listrik ini menyala
dalam garis lintang udara yang menyalurkan arus listrik, oleh karena ada tahanan
listrik yang tinggi pada waktu perpindahann arus dari ujung elektroda ke benda
kerja, maka pada busur listrik mencapai suhu 6.000 derajat Celcius. (Abdul
Majid, 2019)

3. Elektroda
Kawat las atau yang sering disebut dengan elektroda adalah suatu
material yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang
berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Adapun
klasifikasi elektroda sebagai berikut:

11
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan
tanda E XXXX yang artinya sebagai berikut:

E : Menyatakan elektroda busur listrik


XX : Menyatakan kekuatan tarik dalam ribuan Ib/in2
X (ke-3) : Menyatakan posisi pengelasan. Angka 1 untuk pengelasan
segala posisi. Angka 2 untuk pengelasan posisi datar
dibawah
X (ke-4) : Menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan.
3. Memilih Besarnya Arus Listrik
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter
dan macam elektroda. Pada prakteknya dipilih ampere pertengahan. Sebagai
contoh untuk elektroda E 6013, ampere minimum dan maximum adalah 60-
110 amp. Sehingga dalam hal ini ampere pertengahan adalah 75 amp.
3. Pengaruh Besarnya Arus Listrik
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu
rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik
yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan
elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang
kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam. Sebaliknya bila
arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan
menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam.
Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai,
posisi pengelasan serta tebal bahan dasar. (Fenoria Putri, 2009)

12
BAB III

KONSEP PRODUK

3.1 Design Requirement And Objectivites

Berikut ini merupakan DR&O dari rancangan alat pengepress bekas


minuman kaleng (alumunium) menggunakan sistem pnuematic dengan
kapasitas 100kg/jam
3.1.1 pengepressan mampu menekan dengan menggunkan tekanan
8BAR untuk mengepress kaleng
3.1.2 kapasitas mesin mencapai 100 kaleng (alumunium) dalam satu 1
jam
3.1.3 material yang digunakan tahan korosi
3.1.4 Daya kompresor menggunkan 61 Kw
3.1.5 Cara untuk memasukkan kaleng dan mengeluarkan hasil
pengepressan kaleng

3.2 Perencanaan Pneumatik

13
Gambar Pneumatik.(https;//kitoma.indonesia)

Saat tombol di tekana, maka pneumatik akan menekan kaleng yang berada
dalam penampungan vertikal, dan penumatik akan kembali ke posisi
semula saat tombol di lepas, kaleng ajan di tekan secara bergantian satu
persatu oleh pneumatik hingga tinggi kaleng 1\3. Untuk menghitung Gaya
Piston pada silinder A dan B, maka diketahui dahulu diameter dan tekanan
pistion dalam penekanan kaleng. Tekanan yang dibutuhkan 8 bar atau 8,12
kg/cm2 ,: luas penampang piston (A) = 18,7 cm2 sedangkan diameter
piston 3,23 cm, factor keamanan. Gaya piston yang dihasilkan bergantung
pada tekanan udara, diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen
perapat.Silinder pneumatik dapat dibebani lebih besar dari kapasitasnya.

3.3 Perencanaan Kompresor


Perencanaan ini bertujuan untuk menentukan dimensi-dimensi utama pada
komponen kompresor torak (torak, batang penggerak, poros engkol,
katup, cincin). Perencanaan ini dikhususkan pada kompresor torak dua
tingkat dua silinder, dengan kapasitas kompresor 1,48 m3/min, tekanan 8
Bar dan putaran 750 rpm.

14
Gambar kompresor.( http;//blog.unnes.ac.id)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Dan Prinsip Kerja Alat

Alat pengepressan bekas kaleng minuman dirancang untuk pengepresan


kaleng minuman bekas menjadi lebih kecil. Perancangan dan pembuatan alat ini
bertujuan untuk mempermudah pengolahan limbah kaleng menjadi lebih kecil
dari ukuran awal untuk mempermudah penyimpanan dan pengolahan limbah
kaleng.
Prinsip kerja dari alat tersebut apabila tombol katup push button valve
3/2(a) ditekan maka udara bertekanan mengalir melalui selang penghubung ke
katup directional valve 5/2, melalui selang penghubung udara bertekanan
mengalir dari katup directional valve 5/2 ke ruang piston silinder kerja ganda
mendorong piston bergerak maju. Untuk mengembalikan piston ke posisi semula
tombul katup push button valve 3/2(b) ditekan maka udara bertekanan mengalir
melalui selang penghubung ke katup directional valve 5/2, melalui selang
penghubung udara bertekanan mengalir dari katup directional valve 5/2 ke ruang
piston silinder kerja ganda mendorong piston bergerak mundur.

15
Pada tahap awal, dilakukan perancangan bentuk alat pengepresan kaleng
minuman. Cara kerja dari beberapa komponen harus dipahami. Berikut cara kerja
dari beberapa komponen adalah sebagai berikut:

Udara yang dimampatkan dari kompressor untuk dialirkan ke air regulator


yang kemudian tekanan udaranya dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian dari
udara yang sudah diatur tekanannya harus ditahan dulu dengan seleniod valve in.
Setelah operator mesin menekan tombol start, maka selenoid valve in akan
membuka, dan udara yang bertekanan tadi secara otomatis menekan cylinder
pneumatik Skema Pneumatik.
Data sistem kerja pneumatik.
Diameter dalam piston : d1 = 40 mm
Diameter batang piston : d2 = 12 mm
Panjang langkah piston : s = 115 mm
Tekanan kerja maksimal : pe = 5 bar

Gaya tekan yang dibutuhkan (F)

(F) = 53 kg
F = 53 kg .9,81 m/s²
F = 520 N

4.2 Pemilihan dan Pengukuran Bahan

Pemilihan bahan dilakukan untuk memenuhi tujuan rancangan yang ingin


dicapai. Bahan teknik yang umum digunakan pada pembuatan alat adalah besi,

16
baja, aluminium, dan stainless steel. Untuk bagian rangka alat dipilih bahan besi
siku sehingga mampu menahan bobot alat. Untuk bagian tabung pengepresan
dipilih bahan besi plat yang mudah dibentuk dan kuat. Sementara untuk bagian
dalam dudukan, dipilih bahan baja untuk menahan getaran dari cylinder
pneumatik, penyeimbang, karena bahan diolah bersifat keras sehingga yang akan
tidak terjadi getaran yang cukup kuat. Untuk bantalan pengepresan dipilih bahan
stainless steel agar tidak mudah berkarat karena bagian ini paling sering terkena
hantaman bahan. Untuk poros dipilih bahan besi bulat padu. Kemudian dilakukan
pengukuran bahan sesuai dengan perencanaan.

4.3 Perancangan

4.3.1 Gambar Rancangan Alat Pengepresan Kaleng Minuman

Keterangan :

1. Hopper Terbuka

2. Silynder Piston

3. Rangka

4. Corong keluar

17
4.3.1 Spesifikasi Alat dan Silinder Pneumatik

Adapun spesifikasi alat yang dirancang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

4.3.1.1 Spesifikasi Alat.

4.3.1.2 Spesifikasi Silinder Pneumat ik Kerja Ganda.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Alat pengepresan kaleng minuman bekas dibuat melalui tahapan


perancangan, pemilihan bahan, pengukuran bahan, pemotongan bahan, perakitan,
dan finishing. Melalui pengujian alat, diperoleh kapasitas efektif alat sebesar 100
kg/jam.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan ialah sebagai berikut:

1. Perhatiakan ukuran silinder dalam proses pembuatan rancangan alat


pengepresan bekas minuman kaleng.
2. Tekanan udara harus dinaikan sampai mencapai 10 bar.
3. Perhatikan langkah – langkah kerja dalam merakit rangkaian untuk
mengurangi kesalahan saat melakukan pengujian

19
DAFTAR PUSTAKA

Hidayattulah, A. S. (2015). Analisis Pengaruh Proses Oversize Piston Terhadap Kinerja


Motor dan. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industr, 3.

Indriyanto, R. F. (2018). RANCANG BANGUN SISTEM PENGEPRESAN DENGAN


PENGGERAK . Jurnal SIMETRIS, 4.

Najamudin. (2018). CARA MENENTUKAN DAYA YANG DIGUNAKAN . Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin, 3.

Putri, F. (2009). PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP.
JURNAL AUSTENIT, 2.

Sardjono, K., & Yuliana, C. A. (2012). PERENCANAAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN
MARKING . SINTEK, 3.

Syahril, A., & Hidaya, M. F. (2018). PERANCANGAN ULANG PERALATAN PNEUMATIK .


Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, 3.

https://www.kompasiana.com/hidayatraharja/54f7325ba33311ea6b8b4718/kaleng-
bekas

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jateng/baca-artikel/12739/SDM-yang-Kreatif-
Inovatif-dan-Produktif.html

20
https://en.wikipedia.org/wiki/System_Crasher

21

Anda mungkin juga menyukai