SEMINAR PROPOSAL
Disusun Oleh:
NURIMAN
NIM. 1710103004443
Di Tempat
Dengan hormat,
NAMA : NURIMAN
NIM : 171010300443
Dengan ini saya bermaksud mengajukan permohonan judul tugas akhir untuk
melengkapi persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1) di jurusan Teknik
Mesin. Adapun judul tugas akhir yang saya ambil adalah :
Besar harapan saya, judul tersebut dapat Bapak terima. Atas perhatian dan
dukungannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
( NURIMAN )
i
DAFTAR ISI
Halaman
PERMOHONAN PERSETUJUAN JUDUL ........................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu alternatif untuk mengolah sampah adalah metode incinerator dan
pirolisis. Metode pirolisis dapat memicu keinginan masyakat untuk mendaur ulang
sampah karena adanya energy recovery dari proses ini. Energy recovery yang
didapat dari pirolisis yaitu produk gas, minyak, dan arang. Proporsi hasil tergantung
dari metode pirolisis, karakteristik biomassa dan parameter reaksi. Lee et al. (2003)
meneliti tentang laju degradasi konversi plastik polyethylene menjadi hidrokarbon
cair. Struktur kimia yang dimiliki hidrokarbon cair tersebut memungkinkannya
untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Miller et al. (2005) telah
membuktikan bahwa plastik polyethylene dapat dirubah menjadi minyak pelumas
dengan metode pirolisis. Plastik tersebut dipanaskan pada suhu tinggi sebesar 800-
1000°C
1
2
Oleh karena itu sebelum melakukan rancang bangun alat, penulis akan
melakukan tahap simulasi terlebih dahulu yang akan di fokuskan ke pirolisis agar
mengetahui ketebalan bahan yang tepat dan usia pakainya dengan tekanan yang di
variasikan.
Cara Kerja dari sistem ini adalah reaktor dalam incinerator akan membakar
reaktor di dalam pirolisis kemudian hasil dari pirolisis akan di ubah menjadi minyak
dan minyak tersebut yang akan di jadikan bahan bakar pertama untuk membakar
sampah pada incinerator
Pada kesempatan ini penulis akan meng analisa ketebalan bahan dan usia
pakai alatnya menggunakan simulasi.Untuk itu saya akan membahas lebih jauh
pada tugas akhir yang saya ajukan ini dengan judul
Permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat tentang uraian teori-teori tinjauan pustaka baik
dari buku-buku ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini serta dapat dijadikan acuan dalam
membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian dan
memuat penjelasan tentang penelitian terdahulu.
Pada bab ini berisi uraian tentang tahapan pemecahan masalah serta
langkah pemecahan permasalahannya sesuai dengan metode yang
digunakan oleh penulis.
Dalam bab ini akan dijabarkan tentang hasil analisis data yang
didapat dari objek penelitian (sampel) beserta penjelasan yang
diperlukan. Analisi data dan penjabarannya akan didasarkan pada
landasan teori yang telah dijabarkan pada Bab II, sehingga segala
permasalahan yang dikemukakan dalam Bab I dapat terpecahkan
atau mendapatkan solusi yang tepat.
Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dan analisa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Energi yang diperoleh dari metode pirolisis lebih bersih atau ramah lingkungan
dibandingkan dengan energi hasil dari insinerator sampah. Besarnya emisi nitrogen
oksida (NOx) dan sulfur oksida (SO2) juga lebih sedikit sebagai hasil dari proses
atmosfer inert dan pencucian syngas sebelum pembakaran. Selain emisi gas
berkurang, kualitas residu padat dari pirolisis lebih baik daripada teknik pengolahan
sampah perkotaan lain (Saffarzadeh et al., 2006).
1. Penguapan kelembaban Q1
𝑄1 = 𝑊 𝑥 2260, 𝑘𝐽 𝑘𝑔−1
5
6
dimana W adalah kadar air bahan baku untuk reaktor (dalam %). Untuk
mengurangi bagian dari energi ini, komponen sampah padat dengan kadar air tinggi
seperti limbah makanan, biomassa disarankan untuk mengeringkan bahan baku
terlebih dahulu (Chen et al., 2014).
Dalam keadaan panas ditransfer dari luar ke bagian dalam reaktor, nilai 𝑄3
dapat diabaikan untuk desain permukaan perpindahan panas. Sebaliknya, jika
reaktor dipanaskan sehingga terjadi transfer panas dari dalam ke luar, permukaan
perpindahan panas harus menanggung sebagian energi untuk menjaga suhu reaktor.
Sistem isolasi yang lebih baik akan mengurangi radiation loss Q3(Chen et al.,
2014).Bahng et al. (2009) membagi metode pirolisisi menjadi tiga variasi, yaitu:
7
Pirolisis cepat terjadi hanya dalam beberapa detik sehingga reaksi kinetik,
fase transisi, pemanasan dan transfer masa memegang peranan sangat penting.
Sedangkan pirolisis lambat menurunkan hasil minyak tetapi banyak
menghasilkan uap dalam bentuk gas dan arang (Van de Velden et al., 2010).
Pemberian waktu tinggal yang lama di dalam reaktor menyebabkan hasil fase
gas berpotensi bereaksi dengan hasil pirolisis lain menjadi bentuk arang
(Bahng et al., 2009).
Wu et al., 2005; Zhang et al., 2008; Zheng et al., 2009.; Luo et al., 2010a; Ates et
al., 2013; Zeaiter, 2014; Islam et al., 2013). Beberapa penelitian tentang dampak
komposisi beberapa jenis kayu terhadap produk pirolisis dapat diringkas pada Tabel
2.3. Dari penelitian yang ada, masih sedikit jurnal yang membandingkan bahan
baku variasi jenis kayu terhadap kualitas produk pirolisis.
Biomassa dan plastik dapat dibakar dengan kondisi termal seperti pirolisis
(Caglar dan Aydinli, 2009). Penambahan material plastik kedalam proses
pirolisis menghasilkan peningkatan kandungan hidrogen dalam produk minyak
dibandingkan proses pirolisis biomassa tanpa plastik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa komposisi bahan yang berbeda pada proses pirolisis
menghasikan kandungan berbeda untuk minyaknya (Bhattacharya et al., 2009).
b. Temperatur
Laju pemanasan (heating rate) bervariasi dari sekitar 4°C min1 sampai
670°C s-1. Heating rate tinggi berdampak pada lebih tingginya zat yang mudah
9
menguap (volatile matter seperti tar dan gas) sehingga lebih sedikit residu yang
dihasilkan (Yi, 2007; Velghe et al, 2011). Tingginya heating rate juga
berdampak pada durasi pembakaran lebih lama dan tingginya syngas yang
diperoleh karena terjadi proses pemecahan tar. Jika kandungan volatile matter
secara langsung diekstrak, maka produk cair pirolisis dapat diperoleh lebih
bayak (Font et al., 1995a, b). Secara teoritis heating rate dapat dihitung dengan
persamaan (4).𝐻𝑅 =∆𝑇.𝛼𝑚.𝐶𝑝, ℃ 𝑆−1 (4)dimana ∆𝑇 adalah perbedaan
temperatur antara dinding reaktor dan bahan baku(℃); 𝛼 adalah koefisien
transfer panas di dalam reaktor (W m-2 °C-1); m adalah massa bahan baku
setiap m2 dari permukaan transfer panas (dinding reaktor)(kg m-2); 𝐶𝑝 adalah
panas spesifik dari bahan baku (J kg-1 °C-1).Durasi pembakaran di reaktor
(detention time)Waktu tinggal bahan (detention time) dalam zona reaksi
merupakan parameter penting; bervariasi antara beberapa detik sampai 2 jam
(Chen et al., 2014a).
Waktu tinggal yang lebih lama akan meningkatkan pemecahan tar retak
dan menghasilkan produk gas yang lebih tinggi. Pada saat yang sama, waktu
tinggal yang lebih lama juga mengurangi kadar air dan wax dalam produk cair.
Hal ini sejalan dengan peningkatan kualitas produk (Velghe et al.,2011).
Dampak kompleks dari waktu tinggal yang lama dapat disimpulkan dari
Persamaan (1). Dalam waktu tinggal lebih lama, lebih banyak panas yang
masuk ke reaktor sehingga kemampuan penguapan air bertambah. Proses
pemecahan tar ke molekul kecil dan penguapan zat organik dari char lebih
banyak akan menghasilkan hasil gas pirolisis yang lebih tinggi. Kerugian dari
13waktu tinggal lebih lama adalah menyebabkan kapasitas pengolahan reaktor
yang lebih sedikit.
heating rate yang lebih rendah. Pada penelitian Luo et al. (2010b), meskipun
temperatur sudah cukup tinggi, hasil produk priolisis lebih kecil. Hal ini
disebabkan partikel bahan baku yang luas permukaannya kecil mengakibatkan
heating rate lebih rendah dan tingkat radiasi perpindahan panas lebih tinggi.
Pada dasarnya pengaruh ukuran partikel adalah kombinasi dari heating rate
serta hubungan antara materi volatile dan char. Hal ini terjadi ketika volatile
matters berdifusi dari partikel dalam ke luar.
secara sistematis dan nyaman bagi lingkungan, mudah dan aman dioperasikan
(Sarwening, 2012: 1). Berikut model alat insinerator sederhana yaitu:
Perlakuan terhadap jenis limbah padat yang akan diolah dengan komposisi
limbah yang karakteristiknya tidak dibedakan sehingga kondisinya yang homogen
untuk setiap pembakaran.
2. Waktu insinerator
3. Suhu
4. Kelembaban
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer
karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun
dari air tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu penguapan
dari tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung
kepada banyak faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara,
tekanan udara, dan angin). Uap air dalam atmosfer dapat berubah bentuk menjadi
cair atau padat yang akhirnya dapat jatuh ke bumi antara lain sebagai hujan.
5. Berat limbah
Sampah Plastik adalah sampah non organik dan banyak sekali berbagai
macam tipe sampah plastik, dalam pembakaran di dalam pirolisis itu sendiri sampah
yang akan digunakan adalah tipe sampah PET (Polyethylene Terephatalate) PET
merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk
ketika panas.
2.5 Simulasi
Karena mahalnya biaya dan tidak praktis untuk dilakukan dalam sistem yang
diwakilinya. Simulasi digunakan sebelum sebuah sistem dibangun, untuk
mengurangi kemungkinan kegagalan, untuk menghilangkan kemacetan tak terduga,
untuk mencegah under atau over pemanfaatansumber daya, dan untuk
mengoptimalkan kinerja sistem. Sehingga simulasi dapat didefinisikan sebagai
program yang dibangun dengan model matematika berdasarkan pada sistem
aslinya.
1. Tujuan Simulasi
a. Mempelajari “tingkah laku” sistem
b. Mengembangkan pengertian mengenai interaksi bagian-bagian dari
sebuah sistem, dan pengertian mengenai sistem secara keseluruhan.
c. Pelatihan
2. Kelebihan Simulasi
a. Dapat dipadukan dengan model numerik untuk menganalisa sistem yang
lebih kompleks.
b. Didukung data yang berhubungan langsung dengan angka acak, dengan
tipe data probabilistik.
c. Mudah beradaptasi dan mudah digunakan untuk berbagai masalah.
16
3. Kekurangan Simulasi
a. Model simulasi masih bisa menyita waktu
b. Waktu eksekusi simulasi bisa sangat besar
c. Simulasi secara esensial adalah suatu proses eksperimen yang memerlukan
perencanaan yang hati-hati
1. Fungsi CAD
Selain itu, kita juga bisa dengan mudah menentukan ukuran gambar yang
ingin Anda gunakan sehingga tidak sampai membuat gambar yang terlalu besar
atau kecil. Jadi, dengan adanya Autocad ini, Anda bisa menggambar sebuah objek
dengan tingkat ketelitian dan ketepatan tinggi serta tidak memakan banyak waktu
sehingga Anda bisa menggunakan waktu Anda tersebut untuk berbagai kegiatan
yang lain.
2. Fitur AutoCAD
a. Tools 2D dan 3D drafting
Konversi Pdf ke Dwg Autocad juga menawarkan fitur yang bisa digunakan
untuk mengubah atau menkonversi draf yang berformat pdf ke dwg. Hal
ini ditujukan ketika para drafter memperoleh gambar yang berformat pdf.
Jadi, dibandingkan harus menggambar ulang. Anda bisa langsung
mengkonversi gambar tersebut ke format dwg. Proses perubahannya pun
tidak membutuhkan waktu lama dan caranya mudah sekali.
3. Keunggulan AutoCAD
a. Proses pembuatan gambar singkat Keunggulan pertama yang dimiliki oleh
Autocad adalah aplikasi mampu digunakan untuk menggambar sebuah
objek dalam waktun singkat. Jadi, Anda yang setiap hari termasuk orang
sibuk dan tidak selamanya memiliki waktu luang. Anda bisa menggunakan
Autocad sebagai software untuk mendesain gambar. Dengan menggambar
menggunakan Autocad, maka proses yang dilakukan tidak memakan
waktu lama.
b. Memiliki tingkat akurasi yang tinggi Keunggulan kedua dari penggunaan
Autocad adalah Anda bisa menggambar atau mendesain suatu objek
dengan presisis yang sangat pas. Selain itu, gambar yang dihasilkan dari
Autocad juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan bahkan bisa
mendekati gambar aslinya. Seolah-olah nanti Anda tidak menggambar
objek tersebut melainkan langsung menduplikatnya karena tingkat
kemiripannya yang cenderung tidak bisa dibedakan.
c. Hasil gambar yang mudah didokumentasikan Autocad dilengkapi dengan
sebuah fitur yang akan memudahkan para penggunya ketika hendak
mendokumentasikan hasil gambarnya. Fitur tersebut akan mempermudah
proses plotting sehingga nanti gambar yang Anda buat bisa langsung
disimpan di dalam sebuah folder dengan nama file atau folder yang seperti
Anda inginkan.
19
d. Memudahkan proses editing poin yang keempat ini menjadi salah satu
alasan utama mengapa software yang satu ini banyak digunakan. Para
pengguna tidak akan kesulitan ketika menjalankan proses editing yang
mana mereka bisa mengedit gambar sesuai dengan keinginan mereka.
Itulah penjelasan mengenai fungsi Autocad yang perlu anda ketahui.
Beberapa fitur yang ditawarkan antara lain: move, copy, erase, trim, array,
extend, rotate, dan lain sebagainya. Kehadiran fitur tersebut tidak lain
adalah untuk memudahkan Anda ketika hendak mengedit gambar tersebut
agar hasilnya tidak mengecewakan dan sesuai dengan apa yang Anda
harapkan.
1. Extrude
Extrude merupakan salah satu fitur dasar dari Autodesk Inventor yang
berfungsi untuk memberikan ketebalan, ketinggian, atau kedalaman pada sebuah
objek dengan ukuran tertentu. Untuk mengaplikasikan fitur extrude, Anda harus
menentukan profil, output, serta operation. Kemudian, beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat menggunakan fitur ini adalah distance, to, to next, from to, serta
all.
2. Revolve
3. Hole
4. Pattern
1. Pembebanan
Salah satu elemen penting lainnya dalam analisis adalah keakuratan estimasi
beban yang diperkirakan akan membebani struktur rangka tau yang lainnya. Mesin
atau peralatan serta komponen komponenya pasti menerima beban operasional dan
beban lingkungan dalam melakukan fungsinya. Beban dapat dalam bentuk gaya,
momen, defleksi, temperatur, tekanan dan lain-lain. Analisis pembebanan dalam
perancangan mesin atau komponen mesin sangatlah penting, karena jika beban
telah diketahui maka dimensi, kekuatan, material, serta variabel design lainnya
dapat ditentukan. Dengan mengetahui besarnya beban yang membebani suatu
elemen struktur dan diketahui pula kekuatan elemen tersebut, maka dapat diketahui
mampu tidaknya suatu elemen menahan beban yang bekerja tersebut.
2. Konsep Tegangan
Suatu benda elastis akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu ketika
ditarik oleh sebuah gaya. Besarnya tegangan pada sebuah benda adalah
perbandingan antara gaya tarik yang berkerja benda terhadap luas penampang
benda tersebut. Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan benda
berubah bentuk.
𝐹
𝜎=
𝐴
Dengan :
Gambar 2. 5 Tegangan
3. Konsep Regangan
Regangan merupakan perubahan relatif ukuran atau bentuk suatu benda yang
mengalami tegangan. Regangan dapat didefinisikan sebagai pebandingan antara
pertambahan panjang benda terhadap panjang benda mula-mula. Selain itu
regangan menjadi tolok ukur seberapa jauh benda tersebut berubah bentuk.
∆𝐿
𝜀=
𝐿
Dengan :
𝜀 = regangan (N/mm2)
∆𝐿 = pertambahan panjang (mm)
𝐿 = panjang mula-mula (mm)
Gambar 2. 6 Regangan
23
Gambar 2. 7 FEA
24
5. Von Mises
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔ℎ𝑡
SF = max 𝑣𝑜𝑛 𝑚𝑖𝑠𝑒𝑠 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel sama dengan nol (tidak ada
gaya), maka partikel diam akan tetap diam dan atau partikel bergerak akan tetap
bergerak dengan kecepatan konstan. Dikenal dengan Hukum Kelembaman
(Agustinus Purna Irawan, 2009)
ΣF=0
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel tidak sama dengan nol
partikel tersebut akan memperoleh percepatan sebanding dengan besarnya gaya
resultan dan dalam arah yang sama dengan arah gaya resultan tersebut. (Agustinus
Purna Irawan, 2009)
ΣF=m.a
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
26
27
MULAI
DESAIN PIROLISIS
PROSES SIMULASI
DENGAN VARIASI
TEKANAN
PENGUJIAN
PEMILIHAN
DENGAN
BAHAN TABUNG
KETEBALAN DAN
PIROLISIS
VARIASI TEKANAN
PENGUMPULAN DATA
SELESAI
BAB IV
28
BAB V
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Saffarzadeh, A., Shimaoka, T., Motomura, Y., Watanabe, K. (2006). Chemical and
Mineralogical Evaluation of Slag Products Derived from the
Pyrolysis/Melting Treatment of MSW. Waste Manage, 26: 1443–1452.
Chen, C., Jin, Y., Chi, Y. (2014a). Effects of Moisture Content and Cao on
Municipal Solid Waste Pyrolysis in a Fixed Bed Reactor. Journal of
Analytical and Applied Pyrolysis 110: 108-112.
Chen, D., Lijie, Y., Huan, Wang., Pinjing He. (2014b). A Review: Pyrolysis
Technologies For Municipal Solid Waste. Journal Waste Management
34 (1): 2466–2486.
Bahng, M.-K., Mukarakate, C., Robichaud, D.J., Nimlos, M.R. (2009). A Review:
Current Technologies for Analysis of Biomass Thermochemical
Processing. Analytica Chimica Acta, 651: 117–138.
Van de Velden, M., Baeyens, J., Brems, A., Janssens, B., Dewil, R. (2010).
Fundamentals, Kinetics and Endothermicity of the Biomass Pyrolysis
Reaction. Renewable Energy, 35: 232–242.
31
Caglar, A., dan Aydinli, B. (2009). Isothermal Co-Pyrolysis of Hazelnut Shell and
Ultra-High Molecular Weight Polyethylene: The Effect of Temperature
and Composition on the Amount of Pyrolysis Products. Journal of
Analytical and Applied Pyrolysis 86 (2): 304–309.
Lee, K. H., Jeon, S. G., Kim, K. H., Noh, N. S., Shin, D. H., Park, J., Seo, Y. H.,
Yee, J. J., Kim, G. T. (2003). Thermal and Catalytic Degradation of
Waste High-Density Polyethylene Using Spent FCC Catalyst. Korean
Journal of Chemical Engineering, 20 (4): 693-697.