Disusun Oleh :
AKHMAD RESKI K NRP 2316 106 008
TUTU PUJI RAHAYU NRP 2316 106 022
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Semen Jenis OPC dan PPC. .......................................................... 9
Tabel 2.2 Batasan Senyawa yang terkandung dalam semen Portland jenis 1 ............................. 14
Tabel 2.3 Batasan Senyawa yang terkandung dalam semen Pozolan ........................................... 14
vii
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor pertama yang harus dikembangkan untuk menuju kualitas masyarakat madani
dari perspektif teknologi adalah sektor industri. Sektor industri merupakan cikal bakal dari
alat untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beranekaragam.Maka dari itu sektor industri
harus selalu ada modernisasi,sehingga kebutuhan manusia selalu tercukupi. Modernisasi
perlu adanya pengembangan ilmu pengetahuan secara berkala. Tanggung jawab akan
pengembangan ilmu pengetahuan, diperlukan kontribusi aktif dari para generasi muda
khususnya mahasiswa yang memiliki semangat untuk berinovasi.
Untuk menunjang hal tersebut perguruan tinggi harus bisa membawakan nilai-nilai
insan cita,yang berarti mahasiswa memiliki semangat ingin tahu akan sebuah teknologi yang
ada sekarang,supaya kedepannya bisa menciptakan teknologi baru untuk memenuhi
kebutuhan umat manusia. Nilai-nilai tersebut bisa didapatkan di perguruan tinggi dengan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam mencapai kualitas tersebut, dibutuhkan
kerjasama dan komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industri, instansi pemerintah,
dan swasta. Kerjasama ini digunakan sebagai proses belajar dan penelitian untuk
mengkorelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri.
1
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Untuk mencapai tujuan diatas maka Departement Teknik Kimia Prodi Strata
1,Fakultas Teknologi Industri,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menjembatani
mahasiswanya untuk melaksanakan Kerja Praktek sebagai kelengkapan teori(khususnya
dalam bidang keahlian) yang dipelajari di bangku kuliah. Oleh karena itu, kami memilih
PT.SEMEN GRESIK Tbk, Pabrik Tuban sebagai tempat pelaksaan Kerja Praktek..
2
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Ruang lingkup kerja praktek dilaksanakan pada unit kerja : Finish Mill, Tuban I,II.
3
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Upaya pembangunan pabrik semen di Gresik sejatinya sudah dirintis sejak puluhan
tahun lampau. Bahkan, keinginan ini sudah timbul sejak zaman belanda. Adalah seorang
ahli,Ir. Van Es yang kali pertama memaparkan potensi “harta karun” yang tersimpan di balik
alam Gresik yang berbukit-bukit. Pada tahun 1935, Van Es yang bekerja di Jawatan Geologi
Bandung Menulis laporan yang berjudul “Hoofdgelohisch Technische Onderzoekingen”/
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa di buit yang menghiasi “wajah” Gresik terdapat
batu kapur yang berkualitas. Karena itu, dalam laporan tersebut disertai dengan rekomendasi
untuk pendirian pabrik semen di Gresik. Tahun 1943, pemerintah kolonial belanda mencoba
menindaklanjuti laporan tersebut dengan menyusun sebuah rencana. Namun,rencana itu gagal
dilaksanakan karena pecah Perang Dunia II.
Pada tangal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama perusahaan semen pertama
diresmikan dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun, dan sampai akhir tahun
2012 kapasitas tumbuh sebesar 113% menjadi 28,5 juta ton/tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991
saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa
Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta
4
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu : Negara RI
73% dan masyarakat 27%.
5
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Semen Indonesia, Nama yang Menyatukan Seluruh Potensi Group, Pada tanggal 20
Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan,
resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya
merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu
mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang
dimiliki untuk menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.
Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek
yang krusial, mencakup:
6
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
7
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Semen Gresik
Semen Tonasa
Thang Long Cement Vietnam
II.2 Definisi Semen
Semen diartikan sebagai bahan pengikat yang mempunyai sifat yang mampu
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.
Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak atau clinker yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis yang apabila
dilakukan proses pengilingan bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau
lebih bentuk kristal senyawa gypsum dan boleh ditambah dengan bahan tambahan
lain. Semen tersusun dari empat oksida utama (mayor oxide) yaitu oksida kapur
(CaO), oksida silika (SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan oksida alumina (Al2O3).
Kandungan dari keempat oksoda utama tersebut kurang lebih 90 % dari berat semen
sedangkan 10 % sisanya adalah “minor oxide” (Austin, 1996).
8
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
C3S dan C2S 75 %: Memberikan sifat semen dalam hal kekuatan semen.
C4AF dan C3A 25 % : Memberikan sedikit pengaruh terhadap sifat semen.
Untuk C4AF memberikan pengaruh terhadap warna semen, sedangkan C3A
memberikan pengaruh terhadap kecepatan pengerasan semen (Austin, 1996).
Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Semen Jenis OPC dan PPC
Ordinary Portland Pozzolan Portland
Komposisi
Cement (OPC) Cement (PPC)
Dolomite 5% 5%
Gypsum 3% 3%
9
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Fly Ash 2% 2%
Trass - 10%
E.Modulus Semen
Jika HM < 7 maka dapat membuat kuat tekan awal semen menjadi
rendah. Kuat tekan awal semen yang rendah ini akan menjadikan kualitas
semen kurang baik. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan komposisi senyawa
utama dalam bahan baku yaitu prosentase CaO yang lebih kecil dibandingkan
senyawa lainnya
Jika HM > 2,3 maka akan membuat semen memiliki kuat tekan awal
tinggi (mempunyai kekuatan penyokong dlam waktu lama). Namun kuat tekan
awal yang terlalu tinggi akan membuat panas pembakaran pada kiln lebih
besar. Hal ini karena jumlah CaO yang terlalu banyak (Arsa, 1995).
10
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Lime Saturation Factor (LSF) adalah perbandingan persen CaO yang ada
dalam raw mill dengan CaO yang dibutuhkan untuk mengikat oksida-oksida
lain. Nilai LSF semen yaitu antara 89-98. Secara umum, LSF dapat
dirumuskan:
Jika LSF < 89, akan menyebabkan terak mudah dibakar, kadar freelime
rendah, dan panas hidrasi yang rendah. Hal ini akan memberikan fasa liquid
yang berlebihan sehingga cenderung membentuk ring dan coating ashing.
Jika LSF > 98, akan menyebabkan terak sulit dibakar, kadar freelime
tinggi, dam panas hidrasi dan burning zone tinggi. Kondisi ini diperbolehkan
dalam pembuatan semen ketika batubara yang digunakan untuk pembakaran
memiliki kadar tinggi (Arsa, 1995).
Jika nilai SR tinggi (>3,2) maka raw material akan sulit untuk dibakar
sehingga akan terjadi pemborosan bahan bakar. Selain itu, semen yang
dihasilkan akan mempunyai ekspansi tinggi karena kadar free lime yang tinggi
(Arsa, 1995).
Jika nilai SR rendah (<1,9) maka raw material akan mudah dibakar
karena panas yang dibutuhkan relatif kecil. Namun ketika pembakaran akan
cenderung mwmbentuk ring coating dalam kiln yang dapat mengurangi hasil
produksi semen (Arsa, 1995).
11
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
J. Macam-Macam Semen
M. Semen Silikat
Semen silikat mempunyai kadar silikat yang sangat tinggi. Semen ini
dapat tahan terhadap segala macam asam anorganik dalam segala konsentrasi
kecuali asam flouride. Semen ini tidak cocok untuk penggunaan pH diatas 7
12
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
atau dalam sistem yang membentuk kristal. Semen ini dapat digunakan sebagai
bahan pelekat bata dalam tangki asam kromat dan tangki alumunium (Austin,
1996).
N. Semen Slag
Semen ini diperoleh dari terak semen portland yang dicampur dengan
butir-butir slag pada suhu tinggi kemudian didingankan secara cepat (Rudi,
1985).
O. Semen Pozzolan
P.Semen Portland
Semen tipe 1 yaitu semen portland dengan kadar C3S tinggi (55%).
Semen ini lebih dikenal dengan nama semen abu-abu. Semen ini dipakai untuk
keperluan umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan
persyaratan khusus, seperti panas hidrasi, ketahan sulfat, dan lain-lain (Austin,
1996).
13
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Semen tipe 2 yaitu semen portland dengan kadar C3S tinggi (51%), C3A
(6%) dan alkali rendah. Semen ini digunakan dalam situasi yang memerlukan
kadar hidrasi yang tidak terlalu tinggi atau untuk bangunan beton yang dapat
terkena aksi sulfat yang sedang (Austin, 1996).
Semen tipe 3 yaitu semen portland dengan kandungan C3S yang tinggi
(56%), C3A rendah dan butirannya sangat halus. Semen ini banyak digunakan
untuk konstruksi beton yang membutuhkan kekuatan awal dan kekuatan tekan
tinggi seperti jembatan dan pondasi berat (Austin, 1996).
Semen tipe 4 yaitu semen dengan kadar C3S dan C3A rendah. Karena
kandungan C3S-nya rendah (28%) maka kekuatan awalnya sangat
rendah.Semen tipe ini digunakan untuk kostruksi dan hydraullic engineering
karena ketahanan sulfat, panas hidarsi, dan pengerutannya rendah (Austin, 1996).
Semen tipe 5 mempunyai kadar C3A rendah. Semen ini dipaki dalam
lingkungan asam atau lingkungan yang tahan terhadap pengaruh sulfat, seperti
bangunan pengelolaan limbah industri kimia dan bangunan tepi lat. Semen ini
mengandung C3A lebih rendah dari ketiga semen yang lainnya (Austin, 1996).
Berikut adalah batasan senyawa kimia dan fisika yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan kualitas produk semen yang sesuai dengan standart mutu
ASTM C 105-95
Tabel 2.2 Batasan senyawa yang terkandung dalam produk semen portland jenis 1
yang sesuai dengan standar mutu (Arsa, 1995).
14
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
SO3 < 3%
LOI < 5%
INSOL < 3%
7 hari ≥ 240
28 hari ≥ 300
Tabel 2.3 Batasan senyawa yang terkandung dalam produk semen portland pozzolan
yang sesuai dengan standar mutu (Arsa, 1995).
SO3 < 3%
15
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
LOI < 5%
INSOL < 3%
7 hari ≥ 210
28 hari ≥ 300
W. Hidrasi Semen
I. Hidrasi C3A
Reaksi hidrasi C3A sangat cepat sehingga pasta semen cepat mengeras
yang disebut dengan flash set. Untuk mencegah hal tersebut, maka
ditambahkan gypsum (CaSO4·2H2O) ke dalam klinker semen.C3A dengan
gypsum bereaksi membentuk kalsium sulfat. Reaksi yang terjadi adalah
16
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Reaksi hidrasi C3S dan C2S dengan air akan membentuk Kalsium
Silikat Hidrat dengan kebasaan yang tinggi. Kalsium Silikat Hidrat adalah
kristal yang terbentuk berupa padatan yang sering disebut tube morite gell.
Dengan adanya Ca(OH)2 pasta semen mempunyai pH 13. Reaksinya :
17
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
IV.Panas Hidrasi
Bila semen dengan kekuatan awal tinggi dan panas hidrasi besar,
kemungkinan terjadi retak-retak pada betyon. Hal ini disebabkan panas yang
ditimbulkan sulit dilepaskan dan terjadi pemuaian, kemudian pada proses
pendinginan akan mengalami keretakan yang diakibatkan oleh adanya
penyusutan.
Pada umumnya panas hidrasi dari high early strength cement adalah yang
paling tinggi, sedangkan moderate heat cement mempunyai panas hidrasi yang
paling rendah. Ordinary cement terdapat diantara keduanya.Pada komposisi
kimia semenn yang menghasilkan panas hidrasi terbesar adalah C3A dan
terkecil adalah C3S (Austin, 1996).
18
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Oleh sebab itu, untuk menjaga kelembaban penyimpanan semen harus tidak
tembus oleh air.Jarak penyimpanan dari atas tanah kurang lebih 30 cm dan lama
penyimpanan tidak lebih dari 1 bulan.Jadi strategi penyimpanan semen harus
diperhatikan agar semen dapat menjadi awet dan mutu dari semen tetep terjaga
(Duda, 1976).
Penyusutan akan naik pada saat naiknya C3A, akan tetapi masih
dipengaruhi oleh adanya gypsum. Untuk kandungan C3A yang sama maka
penyusutan akan berbeda karena kadar gypsum berbeda. Optimum gypsum
pada semen tercapai pada saat didapat kekuatan tekan tinggi dan penyusutan
terkecil. Penyusutan akan naik sebanding dengan naiknya kehalusan semen
(Duda, 1976).
False Set adalah kekauan yang cepat ( abnormal premature setting) terjadi
beberapa menit setelah penambahan air. Plastisitas adukan dapat diperileh
kembali dengan pengadukan tanpa penambahan air. Penyebab terjadinya false
set adalah
19
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Batu kapur high grade yang mengandung > 93% CaCO3 dan MgO
maksimal 2 %.
Batu kapur medium grade yang mempunyai kadar CaCO388-92% dan MgO
maksimal 2 %.
Batu kapur low grade yang mempunyai kadar CaCO385-87% dan Mg2CO3
maksimal 2 %.
Batu kapur yang digunakan oleh PT Semen Gresik adalah batu kapur high
grade dan medium grade.
I. Copper Slag
Bahan ini sebgai pembawa oksida besi. Copper slag ini sebgai pengganti
pasir besi. Copper slag digunakan karena mempunyai kandungan besi yang
tinggi sehingga menyebabkan material ini mempunyai densitas yang tinggi dan
juga berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan pasir alam. Material ini
mempunyai sifat fisik yang sangat keras dan porositas optimum.
True Apparent
20
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Tabel 2.5 Sifat kimia dan fisika copper slag (Perry, 1984)
Sifat Keterangan
Warna Hitam
reaksi dengan
Al2O3 dan
CaO
membentuk
kalsium
alumina ferrit
Bahan ini sebagai pembawa oksida silika dengan kadar yang cukup tinggi
yaitu sekitar 90 % dalam keadaan murni berwarna putih samapai kuning muda.
Selain mengandung SiO2 pasir silika juga mengandung oksida alumunium dan
oksida besi.Pasir silika banyak terdapat didaerah pantai. Derajat kemurnian
pasir silika dapat mencapai 95-99,8 % SiO2. Warna pasir silika dipengaruhi
oleh adanya kotoran seperti oksida logam dan bahan organik (Perry, 1984).
21
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Tabel 2.6 Sifat kimia dan fisika pasir silica (Perry, 1984).
Sifat Keterangan
Dengan CaO
membentuk garam
kalsium silikat
III. Gypsum
22
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
96:4. Gypsum secara umum mengandung 50-60% CaSO4dan 2,8 % air bebas
(Arsa, 1995).
Sifat Keterangan
Warna Putih
Ukuran 0-30 mm
Material
Hidrat Ti>90oC
Proses pembuatan semen pada dasarnya melalui lima tahapan, yaitu: proses
penyiapan bahan baku, proses pengolahan bahan, proses pembakaran, proses
penggilingan akhir, proses pengisian. Bahan baku utuma untuk pembuatan semen
adalah 80 % batu kapur, 15 % tanah liat, 4 % pasir silica, dan 1 % pasir besi.
23
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Proses pembuatan semen ada dua macam yaitu proses basah dan proses kering.
Proses yang digunakan PT Semen Indonesia Pabrik Tuban adalah proses kering. Pada
proses kering bahan baku dipecah dan digiling sampai kadar air 1%. Bahan baku
yang telah digiling dicampur dalam blending silo untuk mendapatkan campuran yang
homogen dengaan menggunakan udara tekan. Dan tepung yang telah homogen ini
diumpankan ke kiln selanjutnya didinginkan dan dicampur dengan gypsum dengan
perbandingan tertentu untuk kemudian digiling hingga menjadi semen.
Reaksi utama pembuatan semen berlangsung di Rotary Kiln pada suhu 900 –
1450 oC, fase cair, dimana reaksi bersifat irreversibel dan secara total bersifat
endotermis. Dapat dikatakan bersifat endotermis karena bahan bakar yang dibutuhkan
dalam pembuatan semen jumlahnya jauh lebih besar daripada panas yang dikeluarkan
dalam reaksi.
Proses pembuatan semen dimulai dari penyiapan bahan baku, meliputi bahan
baku utama yaitu batu kapur dan tanah liat, serta bahan baku koreksi yaitu batu kapur
koreksi, cooper slag dan pasir silica. Batu kapur dengan diameter kurang dari 120 cm
diambil, diangkut dan dihancurkan dengan alat pemecah batu kapur yang disebut
limestone crusher hingga diameternya kurang dari 9 cm, sedangkan tanah liat dengan
diameter kurang dari 50 cm diambil, diangkut dan dipotong–potong dengan clay
cutter hingga diameternya kurang dari 9 cm. Setelah mengalami proses size
reduction, batu kapur dicampur dengan tanah liat menjadi limestone clay mix dengan
komposisi sesuai dengan ketentuan dari laboratorium, untuk batu kapur ± 80%,
sedangkan untuk tanah liat ± 20%, kemudian campuran ini disimpan di dalam
limestone clay mix storage dalam bentuk pile yang nantinya akan dicampur dengan
bahan baku koreksi di dalam raw mill. Bahan baku koreksi berupa batu kapur high
grade yang memiliki diameter kurang dari 9 cm diperoleh dari penambangan,
24
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
sedangkan pasir silika dan cooper slag yang diameternya masing–masing 5 cm dan 3
cm diperoleh dari pemasok.
25
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA UMUM PERUSAHAAN
Upaya pembangunan pabrik semen di Gresik sejatinya sudah dirintis sejak puluhan
tahun lampau. Bahkan, keinginan ini sudah timbul sejak zaman belanda. Adalah seorang
ahli,Ir. Van Es yang kali pertama memaparkan potensi “harta karun” yang tersimpan di balik
alam Gresik yang berbukit-bukit. Pada tahun 1935, Van Es yang bekerja di Jawatan Geologi
Bandung Menulis laporan yang berjudul “Hoofdgelohisch Technische Onderzoekingen”/
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa di buit yang menghiasi “wajah” Gresik terdapat
batu kapur yang berkualitas. Karena itu, dalam laporan tersebut disertai dengan rekomendasi
untuk pendirian pabrik semen di Gresik. Tahun 1943, pemerintah kolonial belanda mencoba
menindaklanjuti laporan tersebut dengan menyusun sebuah rencana. Namun,rencana itu gagal
dilaksanakan karena pecah Perang Dunia II.
Di masa revolusi, rencana tersebut dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia. Berbekal
laporan Van Es, Wakil Presiden Mohammad Hatta meminta agar dilakukan kembali kajian
mengenai pendirian pabrik semen. Untuk memperkuat kajian, dua ahli tambang asal Jerman,
Dr.F Laufer dan A.Kraeff melakukan pengeboran guna mendapatkan data geologis yang
lebih akurat. Pada Januari 1951, keduanya merangkum hasil pengeboran dalam laporan
berjudul “Resul of Investigation by Core Drilling of Pliocence Limestone near Gresik”. Dari
laporan tersebut terungkap bahwa deposit batu kapur yang disurvei mencukupi persediaan
pabrik semen dengan kapasitas produksi 250.000 ton per tahun, untuk jangka waktu 60 tahun.
Pemerintah Indonesia kemudia menunjuk Bank Industri Negara (BIN) untuk
menyiapkan sumber pendaan bagi pembangunan pabrik. Untuk kebutuhan valuta asing,
digunakan kredit dari Exim Bank Amerika Serikat. Setelah semua siap, pada 25 Maret 1953,
dibentuk Badan Hukum N.V Pabrik Semen Gresik. Akta pendirian dicatat di kantor notaris
Raden Meester Soewandi di Jakarta. Direktur dijabat salah satu pegawai tinggi di kementrian
Perindustrian, Ir.Ibrahim bin Pangeran Mohammad Zahier.
Pada tangal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama perusahaan semen pertama
diresmikan dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun, dan sampai akhir tahun
2012 kapasitas tumbuh sebesar 113% menjadi 28,5 juta ton/tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991
saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa
Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta
26
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu : Negara RI
73% dan masyarakat 27%.
Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas
I(Right Issue I),yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan
masyarakat 35%. Pada tanggal 15 September 1995 PT.Semen Gresik berkonsolidasi dengan
PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu
sebesar 8,5 juta ton semen per tahun. Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas
kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang
dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang berpusat di
Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%,
dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham
berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,0%, masyarakat 23,4% dan Cemex
25,5%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex S. A. de C. V..
kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd., sehingga komposisi kepemilikan saham berubah
menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%.
Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTELtd, menjual seluruh sahamnya melalui
private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi
Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.
Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan
melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement,
perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun.
Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN
pertama yang berstatus multi national corporation .Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan
sebagai perusahaan semen terbesar di Asia-Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012
sebesar 28,5 juta ton per tahun.
Nilai kapasitas per 31 Desember 2012 Rp 94 triliun kapasitas produksi
(installed)sebesar 28,5 juta ton per tahun.
Menyelesaikan pembangunan unit pabrik semen
Akuisi Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC),di Vietnam
Menjadi Strategic Holding Company dan merubah nama menjadi PT.Semen
Indonesia (Persero) Tbk.
27
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
28
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Semen Indonesia, Nama yang Menyatukan Seluruh Potensi Group, Pada tanggal 20
Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan,
resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya
merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu
mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang
dimiliki untuk menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.
Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek
yang krusial, mencakup:
1. Nama tersebut bisa merefleksikan visi misi dari grup
2. Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup keempat OpCo
3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi tetap dihormati
4. Melalui nama Semen Indonesia, seluruh Opco tetap dapat menggunakan keberadaan
merek eksisting secara optimal, mengingat pengenalan merek baru akan sangat
menyita waktu dan biaya. Perseroan juga telah mempertimbangkan bahwa nama
Semen Indonesia sangat sejalan dengan sasaran pembentukan Holding dari berbagai
aspek yang mencakup.
5. Kemampuan untuk meningkatkan Sinergi:
a. Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang
persemenan.
b. Merefleksikan Holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.
c. Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi
geografis yang berbeda (Gresik, Tonasa, Padang, dan Thang Long (Vietnam))
d. Dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun Dalam Negeri
6. Kemudahan Implementasi :
a. Tidak menimbulkan perubahan berarti yang mungkin mempengaruhi tahapan-
tahapan pembentukan strategi holding
b. Mencerminkan gerakan perubahan ke arah strategi holding sebagai gerakan
nasional/Indonesia.
7. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan
a. Masing-masing merk eksiting (Semen Gresik,Semen Tonasa, Semen Padang
dan Thang Long Cement Vietnam) tetap tumbuh dan eksis sebagai merk yang
kuat di Indonesia
29
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
30
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Direktur Utama
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh
operasional pabrik, termasuk didalamnya adalah pendatangan Memorandum Of
Understanding. Direktur Utama membawai langsung Direktur Pemasaran, Direktur Produksi,
Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi,Direktur
Litbang dan Operasional, Direktur Keuangan. Tim Office of The CEO, Internal Audir,
Seketaris Perusahaan, dan Departemen Pengelolaan Sosial dan Lingkungan Korporasi :
31
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Direktur Pemasaran
Bertugas untuk meningkatkan permintaan serta bertanggung jawab dalam masalah
penjualan dan perencanaan transportasi dan berhak mengambil kebijakan tertentu tanpa
dicampuri pihak lain dalam sistem pemasarannya. Direktur pemasaran membawahi satu tim
dan tiga departemen, yaitu tim strategi dan kebijakan, Departemen Pengambangan
Pemasaran, Departemen Penjualan, Departemen Distribusi dan Transportasi.
Direktur Produksi
Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta bertanggung jawab pada
pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku sampai dihasilkan produk
semen. Direktur Produksi membawai Tim Peningkatan Produktivitas Group, Departemen
Produksi Bahan Baku, Departemen Produksi Terak,Departemen Produksi Semen, dan
Departemen Teknik.
32
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Direktur Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab dalam keseluruhan keuangan pabrik, termasuk
urusan hutang dan piutang, serta mengelola teknologi informasi. Direktur keuangan
membawahi Departemen Manajemen Keuangan Group, Departemen Pengelolaan
Teknominfo Group/SG, Departemen Akutansi Keuangan, Tim Pengembangan Tekominfo
Gruop/SG.
III.3 Visi dan Misi
Sebagai salah satu industri semen yang terbesar di Indonesia, PT.Semen Indonesia
(Persero),Tbk mempunyai visi dan misi sebagai pengantar keberhasilan di masa mendatang.
III.3.1 Visi
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
III.3.2 Misi
1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi
ramah lingkungan.
2. Mewujudkan manajemen perusahaan berstandar internasional dengan
menunjang tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan, sekaligus
bertindak proaktif, efisien dan inovatif dalam setiap karya.
3. Memiliki keunggulan bersaing, baik dalam pasar semen domestik,regional
maupun internasional.
4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan
33
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
34
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB IV
PROSES PRODUKSI
Penambangan batu kapur dilakukan dengan sistem side hile type dan open pil type.
Deposit batu kapur yang terdapat di lokasi penambangan di Tuban merupakan suatu
perbukitan sehingga cara open pit lebih sering digunakan. Penambangan terbuka
dimaksudkan sebagai penambangan yang dilakukan dalam ruang terbuka dipermukaan tanah.
Penambangan ini dilakukan dengan sistem berteras (benching system). Bench dibuat
menyusuri bukit dan berjarak sekitar 50m dari titik puncak acuan. Tinggi bench sekitar 6m
dengan lebar 2 m. Batu kapur yang dibutuhkan idealnya memiliki komposisi (% berat)
CaCO3 84 – 92 % dan H2O maksimum 12 %.
a. Batu Kapur
Lime Stone adalah bahan yang paling umum digunakan, disamping chalk, marl, shell
deposite. Batu kapur dalam keadaan murni berupa bahan CaCO3 yang mengandung kalsit
dan aragonit. Batu kapur tersusun atas struktur butiran kristal yang baik. Kekerasan batu
kapur dipengaruhi oleh umur geologinya. Semakin tua umur batu kapur biasanya
semakin keras.
Berdasarkan kandungan CaCO3 nya batu kapur dibedakan menjadi:
o Batu Kapur High Grade: kadar CaCO3 96-98%
Batu kapur ini mengandung CaCO3 lebih dari 93% dan kadar MgO maksimal 2%,
serta bersifat rapuh.
o Batu Kapur Medium Grade: kadar CaCO3 91-95%
Batu kapur ini memiliki kadar CaCO3 88-92%, kadar MgO maksimal 2%, serta
bersifat rapuh dan kurang keras.
o Batu Kapur Low Grade: kadar CaCO3 89-90%
Memiliki kadar CaCO3 sebanyak 85-87% dan kandungan MgO yang tinggi.
35
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Dari bahan baku Semen Berikut adalah Sifat Fisis dari batu kapur:
Fase : Padat
Warna : Putih Kekuningan
Kadar Air : 7-10 H2O
Bulk Dencity : 1,3 ton/m3
Specific Gravity : 2,4 gram/cm3
Kandungan CaCO3 : 85-93%
Kandungan CaO
Low Lime :40-44%
High Lime : 51-53%
Kuat Tekan : 31,6 N/mm2
Silica Ratio : 2,6
Alumina Ratio :2,57
Mengalami Kalsinasi
CaCO3 → CaO + CO2
Warna Batu Kapur adalah putih dan akan berubah menjadi agak kecoklatanjika
terkontaminasi tanah liat atau senyawa besi. Komponen terbanyakpadabatu kapur
adalah:CaCO3, Al2O3,
Fe2O3, SiO2 dan mineral lain dengan konsentrasi kecil.Berikut adalah persentase komposisi
batu kapur pada semen Portland.
Tabel 4.1 Komposisi Batu Kapur pada Pembuatan Semen Portland
Komponen Penyusun % Berat
CaO 40-56
SiO2 1-15
Al2O3 1-6
Fe2O3 0,2-5
MgO 0,2-4
Alkali Oksida 0,2-4
SO3 2,1-3
Cl2 0,2-1
36
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
H2 O 7-10
Gambar 4.1 Area penambangan batu kapur PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Pabrik Tuban
(Indonesia, Semen Indonesia Pabrik Tuban, 2012)
37
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Pada penambangan “pit type” dibuat sump sehingga sewaktu musim hujan, air akan
tertampung untuk dipompa keluar. Dengan demikian bahan baku yang akan digali
tidak akan tergenang air.
2. Operasi Penambangan
a. Drilling
Pengeboran adalah tahap pembuatan lubang-lubang untuk menanam
bahanpeledak.Sebelum batu kapur digali harus dilakukan pengeboran untuk
menanamkan bahan peledak. Jarak dan kedalam antara lubang untuk menanamkan
bahan peledak harus disesuaikan, pada umumnya :
(1) Diameter lubang : 3-4 inchi
(2) Kedalaman : 6-9 meter
(3) Jarak antar lubang : 1,5-3 meter
Peralatan yang dipakai adalah Crawl Air Drill type Atlas Copco ROC F7 (alat bor),
kompresor (alat penggerak bor).
b. Blasting
Dalam program peledakan ini sudah ada jadwal kapan peledakan akandilakukan,
yaitu pukul 8.00 hingga 9.00 dan 15.00 hingga 16.00 WIB. Langkah pertama adalah
mengisi lubang dengan bahan peledak, tetapi tidak semua lubang yang dibuat diisi
dengan bahan peledak. Lubang yang tidak diisi berfungsi sebagai peredam getaran
dan retakan akibat ledakan yang ditimbulkan. Bahan peledak yang digunakan, yaitu :
(1) Damotin (Dinamite Amonium Gelatine) merupakan bahan peledak primer
(2) ANFO (campuran 94,5% Amonium Nitrate dan 5,5% Fuel Oil), merupakan
bahan peledak sekunder.
Perawatan yang dipakai adalah blasting machine (alat peledak) dan blasting
ohmmeter (alat pengukur daya ledak). Peledakan ini juga menggunakan power gel
sebagai pemancing getaran selanjutnya yang biasanya disebut dinamit yang
panjangnya 20 cm dan beratnya 200 gram serta sebagai sumber pemicu peledakan
38
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
adalah electric detonator.ANFO dapat bekerja (aktif atau meledak) jika mendapatkan
tekanan tinggi dari power gel yang dihubungkan dengan electric detonator. Material
yang diperoleh berukuran maksimal 1,2 m dengan jumlah ledakan 40 kali.
Non Blasting
Khusus untuk daerah dekat penduduk penambangan menggunakan metode
nonblasting yaitu menggunakan alat survice maner agar tidak terjadi getaran yang
besar, polusi udara berlebih dan tidak terjadi kebisingan.
Tanah Liat mempunyai rumus senyawa kimia 2SiO3.2H2O (kaolinite) yang pada
umumnya dikenal masyarakat sebagai lempung atau clay. Untuk semen yang diperlukan
adalah kadar Al2O3 sehingga apabila jumlah SiO3 lebih banyak dari Al2O3 maka tanah liat itu
tergolong tanah liat yang kurang baik untuk digunakan. Di alam, tanah liat yang baik
biasanya mengandung SiO3 sebesar 46.5 %. Deposit tanah liat terjadi dari hasil leburan batu-
batuan silika yang kaya mineral. Clay pada dasarnya terdiri atas berbagai variasi komposisi,
yang pada umumnya merupakan senyawa alumina silika dengan kadar H2O max 25% dan
kadar Al2O3 minimal 14%.
39
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Pembersihan ( Clearing )
Pembersihan kotoran dan tumbuhan yang ada di atas lapisan tanah liat
denganmenggunakan Buldozer.
Pengupasan ( Stripping )
Yaitu pengupasan tanah bagian atas yang biasanya tanah humus
denganketebalan 10 – 30 cm.
Pengerukkan ( Digging )
Tahap ini merupakan tahap pengambilan tanah liat dari quarry. Tanah liat
diambil dengan cara digali atau dikeruk dengan menggunakan Drag Line,
kemudian tanah liat dipindahkan ke alat angkut.
Pemuatan ( Loading )
Tanah liat setelah dikeruk dimasukkan ke Dump Truck dengan bantuan alat
angkut Shovel dibawa ke Clay Crusher dan Storage.
Pengangkutan ( Hauling )
Pada tahap ini tanah liat diangkut dari tambang ke tempat penimbunan
tanah liat dekat pabrik. Tanah liat diambil dari area penambangan dengan
menggunakan Dump Truck ke tempat penimbunan berdiameter maksimal
50 cm dan memiliki kadar air 25% diambil dengan Loader atau Dump
Truck kemudian diangkut ke Crusher tanah liat.
1V.1.3 Koreksi
Bahan baku ini dipakai apabila ada kekurangan pada salah satu komponen oksida
mineral pada pencampuran bahan baku utama. Bahan ini antara lain :
40
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
1. Gypsum
Gypsum adalah bahan tambahan pembuatan semen yang akan dicampur dengan
clinker pada penggilingan akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan
gypsum sintetic. Gypsum yang dipakai pada semen gresik adalah gypsum sintetic. Kebutuhan
Gypsum diperoleh dari Petrokimia Gresik. Dari Petrokimia Gresik, gypsum diangkut dengan
truck ke pabrik berupa kerikil. Gypsum ini digunakan untuk bahan tambahan pembuatan
semen type I atau semen OPC.
Spesifikasi Gypsum:
Fase : padat
Warna : putih kotor
Kadar air : 10 % H2O
Bulk density : 1,4 ton/m3
Ukuran material : 0-30 mm
2. Trass
41
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Alat utama untuk menghancurkan bahan baku adalah crusher. Bahan bakuhasil
penambangan diangkut menggunakan dump truck dan kemudian dicurahkanke dalam
hopper. Dimana fungsi dari hopper adalah sebagai alat penampung awal untuk
memasukaan ke dalam crusher.Crusher yang digunakan untuk mengancurkan batu kapur
terdiri dari duabagian. Bagian yang pertama disebut vibrator, yang fungsinya untuk
mengayakatau menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukurannya lebih kecil
akanlangsung jatuh menuju belt conveyor. Batu kapur yang tertinggal akan
secaralangsung menuju bagian yang kedua, yaitu bagian yang memiliki alat
penghancuryang dinamakan hammer. Setelah mengalami penghancuran, batu kapur
tersebutakan jatuh menuju belt conveyor yang sama.
42
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Gambar 4.1FlowsheetLimestoneCrushers
Batu kapur berukuran diameter maksimul 1200 x 1200 mm dengan kandungan air 18%
diambil dari storage, kemudian diangkut dengan menggunakan dump truck di tumpahkan ke
dalamhopper berkapasitas 75 ton. Akibat adanya gravitasi, batu kapur jatuh diatas wobbler
feeder yang berfungsi sebagai penyaring (ayakan) dan pengumpan batu kapur ke crusher.
Untuk batu kapur yang lolos dari ayakan wobbler feeder jatuh kedalam belt conveyor untuk
dicampur dengan bahan baku lain, sedangkan batu kapur yang mempunyai diamter >90 mm
akan diumpankan wobbler feeder kedalam lime stone crusher untuk dihancurkan dengan
enam buah hammer mill yang mempunyai kapasitas 700 ton/jam menjadi bongkahan lebih
halus dengan diameter <90 mm, kemudian dijatuhkan ke dalam belt conveyor yang sama dan
bertemu dengan batu kapur yang lolos dari ayakan.
Campuran batu kapur ini dibawa belt conveyor menuju ke penampungan, surge bin, yang
berkapasitas 500 ton. Surge bin berfungsi sebagai penampung sementara agar suplay tidak
43
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
terhambat saat dump truck terlambat. Untuk mengendalikan emisi debu pada saat
pengangkutan ke surge bin, bag filter diatas belt conveyor yang mampu menarik debu dan
batu kapur dengan bantuan fan. Debu yang tertarik akan masuk ke dalam bag filter melalui
inlet pipe yang melekat pada filter bags, selanjutnya dengan jet pulse dihembuskan udara
yang mampu mengguncangkan filter bags secara berkala, dengan demikian debu terlepas dan
jatuh melalui down pipe menuju ke surge bin untuk ditampung. Gas yang masuk bersamaan
dengan debu, setelah melewati fillter bag keluar ke lingkungan melalui oulet pipe. Batu kapur
dari surge bin diumpankan ke belt conveyor untuk dicampur dengan tanah liat hasil produk
clay cutter membentuk lime stone clay mix. Sebelumnya, digunakan 2 mesin Lime Crusher
dengan kapasitas masing-masing alat 700 ton/jam. Berbeda dengan sebelumnya, saat ini
digunakan 1 mesin LimeCrusher untuk mempersiapkan bahan baku dengan kapasitas menjadi
± 1.600 ton/jam. Sementara itu, 1 mesin Lime Crusher yang lain digunakan bila terdapat
gangguan pada mesin lainnya.
44
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Campuran batu kapur dan tanah liat (limestone clay mix) dibawa belt conveyor
menuju secondary crusher untuk dihancurkan kembali menjadi partikel dengan diameter <
60mm, hal ini dilakukan untuk menanggulangi terbentuknya gumpalan–gumpalan material
mix yang besar akibat campuran batu kapur dan tanah liat. Produk dari secondary crusher
dibawa belt conveyor menuju ke limestone clay mix storage untuk disimpan dalam bentuk
pile (gundukan) sekaligus di preblending. Sebagai alat pembentuk pile digunakan tripper
yang mencurahkan mix sesuai limit target, dimana satu pile berkapasitas 40.000 – 45.000 ton.
Pembentukan pile ini diharapkan agar campuran batu kapur dengan tanah( liat lebih
homogen.
Spesifikasi alat pada Crusher LimeStone dan Clay
a.Crusher Limestone (Single shaft Hammer Crusher)
45
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
• Output Size : 70 – 80 cm
b. WOBBLER FEDDER
Type : WOBBLER
Capacity : 700 MTPH
Demension : 1524 MM WIDE X 6610.3 MM
WIDE BY 19 BARS WITH 318 PITCH
Main Motor : 75 KW , 1500 RPM
c.HAMMER CRUSHER
46
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Equipment Spesification:
Type : Hammer Mill
Capacity : 700 t/h
Motor 1 : 1.072 kW/600 rpm
Motor 2 : 200 kW/750 rpm
Size Product : 75 – 80 mm
Moisture : 18 %
d. CLAY CUTTER
47
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Equipment Spesification:
Type : NON – CLOG , DOUBLE
ROLL
Capacity : 350 MTPH (Dry Basis)
Motor 1 : 110 Kw / 750 rpm
Motor 2 : 132Kw / 750 rpm
48
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
49
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
b. Bahan Koreksi
Bahan baku koreksi, yaitu batu kapur koreksi yang berada dalam Conical Pile yang
berkapasitas 7200 ton dan dari hopper yang berkapasitas 60 ton dibawa ke belt
50
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Pada bagian bawah bin-bin terdapat Weight Feeder (WF) yang berfungsi untuk
mengatur berapa banyak jumlah meterial yang akan di proses pada Roll Mill. Alat yang
51
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
digunakan untuk membawa material dari bin ke Raw mill adalah Belt Conveyor. Selain
berfungsi sebagai alat transportasi, Belt Conveyor juga berfungsi sebagai tempat
bercampurnya bahan baku utama dengan bahan baku koreksi.
Roll Mill tersusun atas meja pada bagian bawah yang berputar dan 4 buah buffle yang
terletak pada 4 sisi Roll Mill. Pada bagian atas terdapat screen yang berfungsi untuk
memisahkan material halus dan kasar. Pada bagian bawah,mengalir udara panas yang
berasal dari unit Kiln. Ud/ara panas yang masuk ke Roll Mill memiliki suhu ± 300-350 ⁰C
dan berfungsi untuk mengurangi kadar air material sehingga tidak lengket. Sementara itu,
suhu di dalam Roll Mill adalah ± 105⁰C. Bila umpan masuk dalam kondisi basah maka,
maka jumlah umpan masuk diturunkan.
Udara panas yang masuk ke Roll Mill ditarik oleh fan (FN4 dan FN5). Selain
menarik udara panas, fan juga menarik material halus dari mesin Roll Mill, sehingga material
dapat melewati screen. Setelah melewati screen material masuk ke Cyclone (CN). Cyclone
Separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena
adanya perputaran untuk memisahkan material berdasarkan perbedaan berat jenis dan ukuran.
Material yang memiliki berat jenis lebih tinggi masuk ke silo melewati
BucketElevator (BE). Sementara itu, material yang memiliki berat jenis lebih rendah tertarik
oleh fan dan masuk ke Dush Bin. Sama seperti Cyclone, Dush Bin memisahkan material
berdasarkan berat jenis. Material dengan berat jenis lebih tinggi akan masuk ke silo dan
material dengan berat jenis lebih rendah akan masuk ke Electristatic Precipitator (EP).
EP adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi sebagai alat pengendap atau
pemisah debu dari udara yang menggunakan listrik statis. Prinsip kerja EP yaitu EP terdiri
dari elektrode - ektroda yaitu discharge elektrode dan collecting plate. Tegangan tinggi DC
yang dihasilkan trasnformator DC akan dialirkan ke discharge electrode yang merupakan
muatan negative yaitu sekitar 50 KV DC, ketika debu dilewatkan melaului celah antara
discharge electrode dengan collectiong plate maka debu yang tidak bermuatan akan
terionisasi menjadi negative. Sementara collecting plate yang ditanahkan (grounding) akan
bermuatan positive. Dan karena itu debu yang sudah bermuatan negative akan tertarik dan
menempel di collecting plate. Dan untuk merontokkan debu dari collecting plate dilengkapi
dengan rapping system yang akan memukul collecting plate dalam rentang waktu
52
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
tertentu. Debu yang dirontokkan akan terkumpul di hopper dan akan ditransportasikan
menggunakan chain conveyor menuju ke silo sementara itu udara yang telah bersih akan
dibuang keluar. Udara yang dibuang keluar memiliki kadar maksimal 17 mg/Nm3. (Deolalkar,
2007)
Material dari 4 cyclone yang dipasang paralel oleh air slide dibawa menuju air slide
untuk dikirim ke bucket elevator melewati gate untuk dikirim ke blending silo sebagai umpan
kiln. Proses blending (pencampuran) yang terjadi di dalam blending terjadi proses aerasi
dengan cara udara dari luar dihisap oleh blower, kemudian dihembuskan pada bagian bawah
blending silo, tujuan aerasi adalah untuk melancarkan proses transport material dari
blending silo menuju bin kiln feed. Selain itu, pada masing–masing blending silo terdapat 7
outlet berupa air slide dengan kemiringan 6ᵒ, dan tiap–tiap outletnya terdiri atas slide gate,
shut off gate, dan flow gate merupakan gate yang berfungsi untuk membuka dan menutup
outlet sesuai prosentase yang diinginkan. Shut off gate merupakan gate yang hanya berfungsi
membuka (100%) atau menutup (0%) saja, dan hanya digunakan saat terjadi problem.
Sedangkan slide gate merupakan gate yang berfungsi untuk membuka dan menutup outlet
sesuai dengan yang dikehendaki dan digerakkan secara manual apabila terjadi problem pada
flow gate dan shut off gate.
Outlet yang berjumlah 7 ini dihubungkan dengan bin, dan sistem outlet ini bekerja
secara bergantian, akibatnya material yang berasal dari blending silo akanturun melalui outlet
atau air slide masuk kedalam bin berkapasitas 60 ton dengan membentuk pola melingkar.
Proses turunnya material dengan pola ini menyebabkan terjadinya pencampuran sempurna
didalam kiln feed bin. Untuk memperoleh hasil pencampuran yang baik, perlu menjaga isi
dari setiap blending silo, setidaknya setengah dari kapasitas blendingsilo, yaitu 10.000 ton.
Apabila isi dari blending silo kurang atau lebih dari setengah, maka proses pencampuran
material menjadi tidak baik.
Dari kiln feed bin, material keluar lewat air slide masuk kedalam Loss OfWeight
untuk ditimbang. Setelah mengalami penimbangan, material keluar melalui air slide dan
masing – masing masuk kedalam bucket elevator, kemudian dilanjutkan menuju ke air slide.
Dari sini material melewati diverter valve, masuk bersama-sama dan bercampur menjadi satu
dalam air slide, kemudian dilanjutkan menuju air slide. Pada alat transportasi ini terdapat
53
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
spiltter gate yang berfungsi sebagai pemisah aliran material, yaitu dari satu aliran menjadi
dua aliran. Setelah aliran terpisah menjadi dua dengan laju yang telah ditentukan maka aliran
material pertama akan dialirkan menuju string I yaitu ILC (In Line Calciner) dan aliran kedua
akan dialirkan menuju SLC (Separator Line Calciner)
Untuk pengeringan material yang digiling dalam raw material system, digunakan sisa
udara panas dari preheater yang temperaturenya 349°C dan dari cooler dengan temperature
252°C. Bila raw mill tidak beroperasi maka gas panas dari preheater dan klinker coller yang
mencapai 350°C di by pass lewat conditioning tower untuk dikondisikan sampai suhu 150°C
dengan cara di spray water dengan water spray sebelum masuk ke electrostatic precipitator
agar tidak terjadi ledakan. Temperature maksimum gas pada electrostatic precipitator yaitu
86–350°C.
54
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
55
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Proses pemanasan pada pre heater ILC menggunakan gas panas yang berasal dari sisa
kiln dan sebagian kecil cooler. Sedangkan pembakar di kiln menggunakan sedikit udara
primer yang berasal dari fan utama dimana berfungsi sebagai pengumpan bahan bakar batu
bara ke kiln. Udara primer ini akan bercampur dengan udara sekunder didalam kiln, dan
akhirnya keluar kiln tertarik oleh fan masuk kedalam pre heater ILC. Selain itu proses
pemanasan pada pre heater ILC juga menggunakan udara sekunder yang berasal dari proses
pendinginan pada clinker cooler, yang akhirnya keluar menuju pre heater ILC dengan
temperature+ 794°C.
Gambar 4.8FlowsheetKiln
(jafry, 2012)
Material yang bersuhu + 160°C dari kiln feed bin masuk kedalam pre heater ILC.
Perjalanan material dimulai dari stage I melalui rotary feeder yang berfungsi mencegah udara
masuk bersamaan dengan material. Material bercampur dengan udara panas dari kiln pada
stage I (double cyclone). Pada stage I digunakan double cyclone dengan ukuran yang lebih
kecil karena diharapkan material dapat jatuh terpisahkan seluruhnya oleh gas dan tidak ada
yang terbuang bersamaan dengan gas melalui dumper yang tertarik oleh fan. Material jatuh
menuju down pipe dan tertarik oleh fan masuk ke stage II dengan temperature material +
377°C. Material dari stageII jatuh menuju down pipe dan tertarik oleh fan menuju ke stage
III dengan temperature + 576°C. Setelah dari stage III, material jatuh melalui down pipe
menuju ke calsiner ILC dengan suhu + 749°C. Pada calciner ILC material mendapatkan
pemanasan yang lebih tinggi yaitu + 844°C sehingga proses kalsinasiterjadi sampek 65%.
56
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Kemudian material menuju stage IV dengan suhu + 855°C karena tarikan udara dari fan. Dan
bila menggunakan dua string (ILC dan SLC) maka gate akan mengalahkan material untuk
masuk ke calciner SCL dengan temperature + 862°C, dengan demikian material ILC akan
bercampur dengan material yang masuk ke SLC. Didalam calciner SLC ini terjadi calcinasi
hingga 91%. Setelah dari calciner SLC, karena tarikan fan, material menuju ke stage IV SLC
dengan temperature+ 880°C
Bila menggunakan hanya satu string maka pre heater hanya bisa menggunakan ILC
saja. Proses pemanasan pada pre heater selain menggunakan panas dari kiln, pre heater
(ILC dan SLC) juga menggunakan bahan bakar tambahan untuk mencapai calcinasi hingga
91%. Biasanya membutuhkan supply batubaru untuk ILC 5,65 ton/jam, sedangkan untuk
SLC hingga 21,83 ton/jam dengan membutuhkan panas yang lebih besar.
57
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Setelah keluar dari burning zone, clinker atau terak dengan kandungan moisture<1%
berubah menjadi bentuk kristal karena mengalami proses pendinginan yang terjadi di dua
tempat yaitu pertama terjadi di kiln pada daerah cooling zone dan selanjutnya diteruskan di
luar kiln yaitu didalam clinker cooler. Pendinginan didalam kiln disebabkan adanya udara
sekunder yang berasal dari clinker cooler dengan suhu sekitar 800 - 900ᵒC. Clinker yang
keluar dari kiln dengan suhu sekitar 1200-1250ᵒC akan mengalami pendinginan lebih lanjut
didalam clinker cooler. Sebagai media pendingin digunakan udara luar yang dihembuskan
oleh 14 buah fan.
Zone kalsinasi
Merupakan zone kalsinasi CaCO3 yang tersisa setelah melewati pre heater dan
sebagian CaO yang sudah terurai dari proses kalsinasi didalam pre heater, mulai membentuk
campuran C12A7 dan sebagian CaO dan oksida silika terbentuk yaitu C2S. Dindingnya dilapisi
batu tahan api :
1) Pada zone ini temperature proses kalsinasi sekitar : 600-800°C
58
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Zone pembakaran
Didaerah ini terjadi pelelehan pada temperature tinggi (+ 1200 – 1350°C) dimana
campuran kalsium aluminia ferrit mengalami fase cair.
1) Bagian CaO yang tidak bereaksi dengan oksida – oksida alumina besi dan silika
biasanya dalam bentuk CaO bebas atau free lime, banyaknya presentasi dibatasi
dibawah 1%.
2) Pada temperature tinggi ini sisa unsur CaO mengikat C2S untuk membuat
campuran C3S.
Reaksi yang terjadi :
2CaO.SiO2 + CaO 3CaO.SiO2 atau C3S
Zone pendinginan
59
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Didaerah ini campuran kalsium alumina ferrit yang berbentuk cairan bentuk
fisisnya berubah mengkristal setelah terjadi pendinginan yang terjadi didalam cooler.
Temperature dalam zona ini sekitar 1350-800°C, sehingga material keluar kiln mempunyai
suhu + 800°C. Dinding zona ini dilapisi dengan batu tahan api.
Tabel 4.1 Reaksi Pembentukan Clinker yang terjadi pada Rotary Kiln
Suhu (°C) Reaksi
Kalsinasi lanjutan :
900-1000
CaCO3 CaO + CO2
60
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
kompartemen. Sebagai media pendingin digunakan udara yang dihasilkan oleh 14 fan dan
terhembus kedalam kompartemen.
Clinker halus dengan temperature+229°C tertarik oleh cooler vent fan masuk dan
menempel kedalam electrostatic precipitator yang bermuatan positif. Clinker cooler
memilki tiga section dengan tiga pompa hidrolik untuk menggerakkan grade plate. Section
1 terdapat venting diatas ruang-ruang udara dibawah grade plate, sedangkan untuk section 2
dan 3 tidak ada.
Apabila terjadi gangguan pada electrostatic precipitator akibat temperature
clinker yang masuk terlalu tinggi (>350°C), maka untuk menghindari terjadinya ledakan,
electrostatic precipitator dimatikan, sehingga clinker akan terlepas dari dinding electrostatic
precipitator terbawa oleh cooler vent fan dan keluar bersama-sama kelingkungan melalui
electrostatic precipitator stack. Pada electrostatic precipitator terdapat water spray untuk
mendinginkan debu yang masuk agar suhunya tidak > 300°C.
Clinker yang masih kasar dihancurkan terlebih dahulu oleh clinker breaker, kemudian
masuk ke drag belt conveyor dan akhirnya masuk kedalam dome.
Menurut Puja Hadi Purnomo (1994), sifat fisika gypsum adalah sebagai berikut:
Fase : Padat
61
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Warna : Putih
Kadar air : 10 % H2O
Bulk density : 1,7 ton/m3
Ukuran material : 0-30 mm
Menurut E.Jasjfi (1985), sifat kimia gypsum yaitu dapat mengalami pelepasan air
hidrat bila dipanaskan sedikit.
Jika pemanasan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi, gypsum akan kehilangan
semua airnya dan berubah menjadi kalsium sulfat anhidrat. Gypsum juga dapat
mengalami hidrasi dengan air menjadi hidrat kristal padat.
Trass (2CaO.SiO2)
Trass adalah bahan hasil letusan gunung berapi yang berbutir halus dan banyak
mengandung silika amorf (SiO2) yang telah mengalami pelapukan hingga derajat tertentu.
Trass digunakan sebagai bahan campuran semen PPC sebagai pozzolan activity.
Penambahan trass bertujuan agar kadarfreelime dapat direduksi sehingga kualitas semen
menjadi lebih baik dan memberikan kuat tekan awal yang kurang tapi kuat tekan akhir
yang stabil. Penambahan trass dilakukan di dalam finish milldengangypsum dan terak
(clinker).
Sifat fisika trass:
Fase : Padat
Warna : Putih keabu-abuan
Bentuk : Butiran
Specific gravity : 2,68 gr/cm3
Ukuran material : 0-30 mm
Sifat kimia trass:
Trass yang memiliki kandungan utama silika aktif SiO2 akan bereaksi dengan
Ca(OH)2 saat ditambahkan air dan membentuk CSH dimana senyawa ini memberikan
62
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
kontribusi terhadap kuat tekan. Ca(OH)2 ini didapat dari reaksi CaO bebas dalam terak
dengan H2O.
Reaksi: CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)
Ca(OH)2(s) + SiO2(s) CaO.SiO2.H2O
63
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
64
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
overflow yang diangkut oleh belt conveyor dan bucket elevator masuk kembali ke bin
HRC. Bucket elevator dilengkapi dengan 2 bag filter, agar klinker yang lolos dari
pengangkutan bucket elevator yang menuju ke HRC dapat ditangkap dan dikirim
kembali ke bucket elevator, hal ini dilakukan untuk menghindari banyaknya semen
berukuran halus yang terbuang akibat pengangkutan, sekaligus mengurangi polusi
udara di sekitar lokasi.
65
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Pada unit kerja pengisian (Packer), proses dimulai dari Silo (Silo 3,4, 5, dan 6).
Dari silo yang berjumlah 4, tetapi pada setiap pengoperasiannya hanya digunakan 2
silo secara bergantian. Didalam silo terdapat fan (FN 1 dan 2) yang berfungsi untuk
menarik material (semen) yang disimpan didalam silo untuk dimasukkan kedalam alat
transportasi air slide yang berjumlah 8. Air Slide yang mempunyai kemiringan 60ᵒ ini
66
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
dilengkapi oleh blower yang berfungsi untuk menggerakkan material (semen) didalam
air slide menuju ke bin penampung. Dari bin penampung ini, material (semen) dibawa
air slide (AS 3 dan 4), dan bucket elevator (BE 1, 2 dan 3).
Dari bucket elevator, material (semen) ditransportasikan pada masing-masing line
ke vibrating screen untuk dipisahkan antara material halus dan kasar. Untuk material
yang kasar akan di buang melalui pipa buang, sedangkan untuk material yang halus
dari vibrating screen akan ditransportasikan ke 2 bin sentral melalui air slide (AS 5
dan 6). Material (semen) dari bin Sentral ditransportasikan lewat airslide ke bin
packer, kemudian secara gravitasi material (semen) turun ke mesin Packer yang
berkapasitas 2000 sak tiap jam.
Pada mesin Packer, sak yang berkapasitas 40 kg ini dimasukkan pada bagian
injeksi semen, kemudian secara automatis sak terisi oleh semen melalui lubang-
lubang yang terdapat pada sudut kantong. Apabila terisi penuh, lubang kantong
tersebut akan menutup dengan sendirinya, setelah itu oleh mesin Packer, sak semen
dilempar ke belt conveyor menuju ke belt weight untuk ditimbang. Setelah ditimbang,
sak semen melalui belt conveyor menuju ke mesin SX untuk diseleksi, sak semen
yang kurang dari kapasitas yang telah ditentukan (40 + 1 Kg) akan di reject secara
automatis dengan dilewatkan pada blade-blade pemecah sak yang bekerja secara
berlawanan untuk memisahkan kantong dan semen.
Semen yang telah dipisahkan akan dimasukkan ke bin sentral kembali melalui
srew conveyor, bucket elevator dan air slide (AS 5 dan 6). Sedangkan sak semen yang
memenuhi syarat akan ditransportasikan oleh belt conveyor (BC 3 dan 4) menuju
truck storage. Dari sini semen dapat di distribusikan melalui truck.
Untuk memudahkan pengontrolan dan penelusuran apabila terjadi komplain dari
konsumen, maka pada setiap kantong terdapat kode-kode yang meliputi tanggal
pengiriman, tanggal pengepakan dan lain-lain sehingga mutu dari semen yang
didistribusikan masih dapat diatasi dengan baik oleh perusahaan. Hasil dari
pengemasan semen baik dalam bentuk kantong semen , jumbo pack, maupun bentuk
curah untuk di distribusikan lewat angkutan darat dan angkutan laut.
67
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB V
UTILITAS DAN PENGELOLAHAN LIMBAH
V.1 Utilitas
Tugas pada unit ini adalah pengolahan air, pengolahan stock IDO/BB Solar,
mengoperasikan Genset Emergency Power untuk supply power listrik Area Kiln dan Cooler
dan mengoperasikan compresor plant air untuk memenuhi kebutuhan udara di area.
Produk pada proses unit ini adalah air sanitasi yang digunakan untuk
keperluan kantor,water spray conditioning tower(air pendingin untuk cooling tower).
Selain itu dihasilkan air proses (air pendingin) yang digunakan untuk keperluan
pendingin pada heat exchanger, compresor, dan pendingin AC Central.
68
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Job desk pada unit utilitas pada pengolahan stock IDO menjamin ketersediaan
IDO sebagai sumber energi, mengatur distribusi IDO ke kiln dan Raw mill dan
mengantisipasi kebocoran pada IDO. Proses diawali pada pelabuhan,IDO yang
berasal dari pelabuhan dipompa menuju tangki IDO. Dari tangki IDO
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Berikut flowchart distribusi dari IDO
pada PT.Semen Gresik,Tbk.
69
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Distribuasi IDO
1
5
9 Kiln Tuban 3
Raw Mill Tuban 3
4
TUBAN 1
GENSET TUBAN 1
815 GT01 SUB 2 ER 6 BURNER KILN TB1
COOLER TB1
ER 4 SWITCH SYSTEM
TUBAN 2
GENSET TUBAN 2
815 GT01 SUB 5 ER 13 BURNER KILN TB2
COOLER TB2
ER 11
SWITCH SYSTEM
ER 12
TUBAN 3
GENSET TUBAN 3
815 GT03 SUB 9 ER 18 BURNER KILN TB3
COOLER TB3
ER 19 SWITCH SYSTEM
70
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
71
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Electro static presipirator dibagi menjadi 2, pada raw mill dan cooler. Spesifikasi
yang tipenya adalah sebagai berikut :
A. Raw Mill
Specification :
Type : FM300/2X400/H4S/3X454X72135/2T/2C/L4D
Capacity : 1286000 m3/hours
Dust Load : 101,8 g/m3 (in)
: 50,0 mg/m3(out)
Vendor : FLS MILJO
Operating Condition :
Inlet Temperature : 110-120 oC(RM Operation)
: 160-180 oC(RM Stop)
Outlet Temperature : 100-110 oC(RM Operation)
: 150-160 oC(RM Stop)
Dust Emission : 25-40 mg/Nm3
B. Cooler
Specification : FM400/H4S/2X454X72135/S/2C/L4D
Capcity : 696000 m3/hours
Dust Load : 27 g/m3(in)
: 100 mg/m3(out)
Vendor : FLS MILIJO
72
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Operating Condition :
Inlet Temperature : 210-250 oC
Outlet Temperature : 200-230 oC
Dust Emission : 25-40 mg/Nm3
Untuk pengolahan limbah B3, pertama-tama limbah B3 dianalisa mix kemudian masuk
ke dalam tangki. Dari analisa mix, ada pengolahan secara kimiadan fisika. Dalam pengolahan
baik secara fisika maupun kimia diadakanpencucian. Jika tangki sudah penuh, akan
dikeluarkan lagi untuk dilakukanpencucian akhir dengan dibuang ke kolam pemantau limbah.
Di dalam kolamtersebut terdapat ikan sebagai indikator. Apabila ikan tersebut mati, berarti
kadarkimia limbah tersebut melebihi standar.
Untuk limbah kimia yang berasal dari bekas-bekas bahan bakar daripembakaran kiln di
unit finish mill dan unit packer kadang-kadang digunakan untuk fire ground (pelatihan
pemadam kebakaran)karena limbah tersebut mengandung 96% alkohol.
Pengelolaanlimbah cair di PT. Semen Gresik, Tbk. Pabrik Tuban tidak dilakukan di
dalam pabrik. Semua limbah cair dari pabrik dikumpulkan dan ditampung di gudang
penampungan selama 3 minggu atau 1 bulan, kemudian dibawa ke PT. Semen Gresik Tbk.
Pabrik Tuban untuk dijadikan satu dengan limbah cair yang ada di sana. Untuk proses
selanjutnya ada pabrik luar yang khusus menangani dan mengolah limbah-limbah tersebut.
Sedangkan untuk limbah yang dihasilkan dari hasil produksi di PT. Semen Gresik,Tbk.
Pabrik Tuban ditampung di TPA dan disimpan di dalam drum-drum. Jika sudah penuh, drum-
drum tersebut dibawa ke Tuban untuk digabungkan dengan limbah B3 dari PT. Semen
Gresik, Tbk Pabrik Tuban. Setelah itu, limbah akan dilelang atau diserahkan ke perusahaan
lain atau kepada pihak yang berkenan untuk mengolah. Contoh limbah tersebut yaitu IDO
bekas (bekas minyak kiln) dan oli bekas atau oli trapp.
73
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB VI
ANALISIS LABORATORIUM
74
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
75
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
2. Memeriksa kandungan air yang sesuai pada campuran dengan menggunakan alat
jarum vicat 10 mm.
76
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
menaikkan atau menurunkan suatu sistem proses, sehingga output produk bisa terjaga bagus.
Suatu tindakan,sampling, analisa dan tindakan koreksi merupakan jobdesk wajib dalam suatu
pengendalian proses. Pengendalian kualitas dilakukan pada mix pile dan quarry control, raw
mill control,kiln feed dan clinker control, dan cement control.
a. Mix pile dan quarry control
- Pengujian komposisi kimia batu kapur dan tanah liat yang akan ditambang
- Menentukan target mix pile (campuran batu kapur dan tanah liat).
- Perhitungan raw mix design untuk mix pile
- Pengendalian target parameter mix pile dan melakukan corrective acton.
Sasaran : kualitas mix pile sesuai target dan SD LSF BC<5.
b. Raw Mill Control
- Sampling dan pengujian bahan baku dan korektive
- Menentukan target parameter yang sesuai (Raw mix design)
- Mengendalikan proporsi pemakaian bahan baku
- Mengendalikan kualitas produk Roller mill : LSF,SR,AR, Kadar air ,kehalusan
dan sebagainya
- Melakukan corrective action
Sasaran : Produk raw mill sesuai rencana,SD,LSF <3%
c. Kiln feed dan clinker control
- Pengujian komposisi kimia kiln feed, kehalusan, kadar air
- Pengendalian kualitas kiln feed :LSF,SR, dan AR
- Pengujian kualitas clinker/terak : C3S,C2S,C3A dan free lime
- Tindakan Koreksi
Sasaran : Kualitas kiln feed sesuai target dan seragam SD LSD <1,5 dan kualitas
terak sesuai target
d. Cement Control
- Pengujian komposisi kimia semen
- Pengendalian proporsi gipsum dan bahan tambahan lain
- Pengendalian kehalusan semen
- Tindakan koreksi
Sasaran : Kualitas semen memenuhi persyaratan
Metode sampling untuk mendapatkan contoh uji dengan sifat yang mendekati
populasi material, dilakukan sistem acak untuk pengambilan komposit. Alat yang digunakan
untuk pengambilan sample adalah menggunakan automatic screw sampler.
77
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Preparasi contoh untuk mendapatkan sample yang mewakili kualitas populasi pada
material adalah sebagai berikut :
- Crushing
- Mixing
- Spliting
- Homogenizing
78
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Gambaran pada proses pendalian dari unit pengendalian proses adalah sebagai berikut:
Ketika didapatkan produk tidak sesuai terhadap standard yang telah diacu oleh pabrik adalah
sebagai berikut :
79
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pabrik Semen Gresik merupakan suatu pabrik yang mempunyai hazard cukup besar
baik dari segi keselamatan pekerja, kesehatan dan dampak terhadap lingkungan. Oleh karena
itu dalam melakukan kegiatan didalam pabrik meliputi safety enduction di setiap area.
Penanaman Peduli keamanan diri sendiri adalah kunci utama dalam Pabrik Semen Gresik
untuk menciptakan kerja yang aman. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan
80
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
81
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
a. Sepatu karet
Sepatu ini digunakan oleh pekerja di bagian bengkel listrik
b. Sepatu Tahan Api (dengan sol mengandung banyak unsur karbon)
Sepatu ini digunakan oleh pekerja di bagian produksi
c. Sepatu Hujan
Sepatu ini digunakan oleh pekerja di semua bagian
82
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
jenis alat pelindung telinga ini dapat mengurangi kebisingan dengan intensitas 30-
40 Hz. Ini dipakai pada alat bersuara seperti: bagian pendinginan genset dan
penggilingan
b. Ear Plug tipe Bilsom
Jenis alat pelindung telinga ini dapat mengurangi kebisingan dan intensitas 15-20
Hertz. Ini dipakai untuk pekerja pada alat bersuara ringan yaitu pada semua
bagian.
6. Pakaian Keselamatan
Pakaian keselamatan merupakan perlengkapan untuk pelindungan badan dari berbagai
bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Pakaian keselamatan ini dapat berupa jaket,
sabuk, baju dan lain sebagainya.berikut macam-macam pakaian keselamatan
diantaranya:
a. Jaket Kulit Las
Merupakan alat pelindung badan dari pekerjaan pengelasan
b. Jaket atau Rompi Belakar
Merupakan alat pelindung badab dari bahaya kebakaran
c. Overall
Merupakan baju tahan api yang menutup seluruh tubuh.
7. Alat pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk mencegah masuknya debu ke saluran
pernafasan. Tenaga kerja yang masuk diarea pabrik yang berdebu diharuskan
menggunakan pelindung pernafasan ini dianataranya :
a. Dust respirator tipe Unisafe
Alat ini sebagai masker pelindung pernafasan dari bahaya debu yang sifatnya
ringan atau konsentrasu rendah.
b. Respirator tipe RM-706
Alat ini sebagai masker pelindung pernafasan dari bahaya debu
c. Filter RF-706
ini sebagai filter masker debu dari Dust Respirator
d. Respirator kain
Alat ini digunakan sebagai masker pelindung pernafasan dari bahaya debu yang
sifatnya ringan atau konsentrasi rendah.
B. Pelayanan Kesehatan
PT. Semen Gresik, Tbk menerapakan 4 (empat) pilar dalam penanganan
kesehatan dilingkungan kerja diantaranya:
1. Promotif yaitu bagaimana mengajak tenaga kerja untuk berperilau hidup sehat dan
memberi pengertian tentang bagaimana cara menjalankkanya. Dalam hal ini PT.
Semen Gresik,Tbk telah memberikan fasilitas kesehatan dan kesejahteraan yang
83
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
Prosedur penangulangan bencana, di PT. Semen Gresik,Tbk. Pabrik Tuban telah dibuat
dan diorganisir sedemikian rupa agar proses evakuasinya dapat berjalan lancar dan kerugian
dapat diminimalisirkan. Pelatihan secara rutin selalu diadakan untuk membentuk tim yang
solid dan siap tanggap. Selain itu, seluruh karyawan PT. Semen Gresik, Tbk. Pabrik Tuban juga
harus tahu mengenai prosedur tanggap darurat yang ada.
Setiap lay out gedung, tempat kerja dan perkantoran di PT. Semen Gresik,Tbk. Pabrik
Tuban selalu memiliki tangga darurat yang disertai dengan petunjuk arah keluar berupa tanda
panah yang ada pada beberapa anak tangga. Nomor-nomor penting yang harus dihubungi jika
terjadi bencana atau keadaan darurat juga telah tertempel di beberapa tempat di lingkungan
pabrik. Nomor telepon penting tersebut diantaranya; keamanan (4441), rumah sakit (4442),
ambulan (4443), kebakaran (4444) dan kecelakaan (3333).
d. Implementasi 5R
1. Dokumentasi
a. Kapan dilaksanakan?
b. Kapan selesai?
84
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
b. Tanggung jawab tidak hanya pada 1 orang yang menjadi ketua di unit
c. Tidak ada sanksi bagi yang tidak dapat memenuhi target. Sanksinya hanyaberupa
rapor saja.
e. Manajemen Lingkungan
85
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
2) Sampah yang berasal dari bengkel seperti; ACCU bekas, ebonite, minyaktrafo
bekas dan sejenisnya.
3) Sampah yang berasal dari laboratorium seperti; limbah bahan kimia, botolatau
kemasan bahan kimia dan sejenisnya.
(A) = potongan plat, potongan pipa, sisa kawat las dan sejenisnya.
(B) = potongan kabel atau tembaga, kuningan, carbon brush dan sejenisnya
(C) = gram bubut atau bor, sisa babit metal dan sejenisnya
86
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
BAB VIII
PENUTUP
VIII. Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan selama satu bulan di PT. Semen
Gresik, Tbk pabrik Tuban dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi PT Semen Gresik, Tbk. Pabrik Tuban mengacu pada kedekatan
pabrik dengan bahan baku (raw material oriented), dimana bahan baku utama
yaitu batu kapur dan tanah liat di sekitar lokasi pabrik memiliki kualitas yang baik
sehingga kualitas produk semen di pabrik ini mampu memenuhi standart semen
Portland yang ditetapkan oleh Standart Industri Indonesia (SII/ SNI).
2. PT. Semen Gresik, Tbk memiliki 4 Unit Pabrik Tuban dengan kapasitas produksi
9,2 juta ton/tahun, total produksi Semen Indonesia adalah 9,28 juta ton/tahun.
3. Tahapan pembuatan semen dengan proses kering terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
proses penyediaan bahan baku, proses pengolahan bahan, proses pembakaran,
proses penggilingan akhir, dan packer. Adapun unit penunjang dan pengujian
proses produksi meliputi unit utilitas, laboratorium, unit kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), pengendalian proses, evaluasi proses, jaminan mutu,
pengujian bahan, bahan bakar alternatif, dan material ketiga.
4. Tipe semen yang diproduksi oleh PT Semen Gresik,Tbk Pabrik Tuban adalah
Semen Portland tipe I (Ordinary Portland Cement), Semen Portland Tipe II,
Semen Portland Tipe III, Semen Portland Tipe V, Special Blended Cement (SBC),
Portland Pozzolan Cement (PPC).
5. Sistem manajemen yang telah diterapkan oleh PT Semen Gresik, Tbk adalah
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001:2004, Sistem Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007.
87
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Laporan Kerja Praktek Periode Januari 2018
88
Departement Teknik Kimia
Program Studi S1 Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR PUSTAKA
Aris, S., Maman, R., 2001. Proses Pembuatan Semen di Pabrik Tuban. Tuban
Arsa, K., 1995. Diktat Teknologi Semen. PT. Semen Gresik persero Tbk. Pabrik tuban
Duda, H.W., 1983. Cement Data Book. International Process Engineering In The Cement
Industries 2nd edition. Bauverlag GMBH weisbaden and Berlin. Germany
Peray, E.K., 1973. Cement Manufactures Handbook 5th edition. Mc.Graw Hill Book
company. Kogakhusa. Tokyo. Japan
Perry, R.H.1984 Chemical Engineer’s Handbook. Mc.Graw Hill Book company. New York
Rudi, P., 1985. Teknologi Semen. PT. Semen Tonasa. Ujung pandang
Smith, C.M., Ness, H.V., 1984. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic 3rd
edition. Mc.Graw Hill Book company. New York