Anda di halaman 1dari 18

BATCHING PLANT

Batching plant adalah sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat alat yang
dipakai untuk mencampur atau memuat adukan beton ready mix ( beton siap
pakai) dalam sekala yang besar. Selain untuk memproduksi beton juga berfungsi
sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump (Slump
beton mrpkan pengetesan utk mengetahui kekentalan beton), nilai strength dari
beton itu sendiri terjaga.

Bagi anda yang bekerja di suatu perusahaan penyedia beton siap pakai (ready
mix) sudah barang tentu terbiasa dan mengenal bagaimana alur suatu adukan
beton yang dibuat atau di produksi di batching plant. Adukan beton yang sampai
ke lokasi cor / tempat proyek melalui serangkaian proses yang panjang dan
melibatkan banyak orang, waktu, tenaga, alat berat dan lain lain. Kali ini kami
berusaha memberikan gambaran bagi anda yang awam tentang dunia ready mix
(beton siap pakai).

Bahan Baku

 Semen, semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur
dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu
menjadi suatu kesatuan kompak.
Contoh gamar semen

 Agregat kasar (batu split)


Batu split adalah salah satu jenis batu material bangunan yang diperoleh
dengan cara membelah atau memecah batu yang berukuran besar menjadi
ukuran kecil-kecil. Batu Split juga sering disebut dengan nama batu belah,
karena disesuaikan dengan proses mendapatkannya yaitu dengan cara
membelah batu.

Contoh gambar agregat kasar (batu split)


 Batu Screening, adalah batu pecah berukran lebih kecil dari split, batu
screening biasanya berukuran 5-10mm. Pada umumnya beton yang
menggunakan batu screening (beton yang memakai batu screening)
digunakan pada elemen struktur bangunan tertentu saja seperti batas
trotoar jalan.

Contoh gambar screening


 Agregat halus (pasir)
Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang tidak bisa tergantikan oleh
bahan lain, dan salah satu bahan yang betul-betul berasal dari alam. Dalam
konstruksi bangunan pasir berfungsi sebagai agregat halus dalam
campuran beton.
Contoh gambar pasir (jenis pasir bangka)

 Abu batu, abu batu merupakan hasil dari proses penghancuran bongkahan
batu yang difungsikan untuk kombinasi beton, abu batu umumnya
berwarna abu – abu dan terdiri butiran yang cukup kasar.

Contoh gambar abu batu


 Obat beton (aditif) , obat beton adalah zat kimia untuk meningkatkan mutu
beton. zat aditif pada beton bervariasi tergantung fungsi pemakaiannya.
Fungsi zat aditif pada beton diantaranya adalah :
1. Memperkuat
2. Mempercepat
3. Memperlambat

Contoh gambar obat beton (tipe pozzolith 425 r)

  Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara
Fly ash atau abu terbang mempunyai bentuk butiran partikel sangat halus
sehingga dapat menjadi pengisi rongga-rongga (filler) dalam beton sehingga
mampu meningkatkan kekuatan beton dan menambah kekedapan beton
terhadap air serta mempunyai keunggulan dapat mencegah keretakan halus
(crack) pada permukaan beton. Namun penggunaan fly ash ini tidak bisa
dikerjakan secara sembarangan. Sebab jika penambahan fly ash terlalu
banyak maka mutu dari beton tersebut justru akan turun. Maka dari itu
diperlukan takaran yang pas untuk penambahan fly ash kedalam racikan
beton yang disesuaikan dengan kondisi bangunan yang diinginkan.
Adapun bagian-bagian batching plant antara lain:

1. Semen Silo, berfungsi untuk penampungan semen dan menjaga semen


agar tetap baik.

Contoh gambar silo semen dan fly ash

2. Fly ash Silo, fungsinya sama seperti silo semen, yaitu sebagai
penampungan.
3. Bin material / timbangan material, berfungsi untuk menampung dan
menimbang material agregat kasar ( batu splite ), agregat halus ( pasir),
abu batu dan screening.
Contoh gambar bin material / timbangan material

4. Conveyor belt, untuk memindahkan atau menarik material dari


timbangan material kedalam mixer.

Contoh gambar belt conveyor

5. Timbangan, Setiap jenis material atau bahan campuran beton ready


mix (beton siap pakai) harus ditimbang terlebih dahulu untuk
memperoleh persentase yang sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam campuran beton ready mix (beton siap pakai)
yang akan diproduksi. Seperti diketahui bahwa beton ready mix (beton
siap pakai) mempunyai karaktristik kekuatan yang berbeda-beda
berdasarkan persentase dari masing-masing bahan yang berbeda dalam
tiap campuran. Timbangan sendiri ada timbangan untuk semen, flyash,
agregat (material), air dan aditif.
6. Concrete mixer single atau twin shaft, biasanya ada pada batching
plant tipe wet mix, karena mixer berfungsi untuk mencampur agregat,
semen, flyash, air dan additif menjadi adukan beton siap pakai.

Contoh gambar concrete mixer twin shaft


7. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai tempat dan suplay air
saat proses ready mix.

Contoh gambar penampungan air

8. Air compressor, untuk menggerakkan buka tutup pintu-pintu pada


timbangan material.
Contoh gambar air compressor

Alat berat yang dibutuhkan pada batcing plant antara lain :

1. Wheel loader, berfungsi untuk alat angkut bahan/material split,


screening, pasir, dan abu batu dari tempat penumpukan material
menuju ke bin material.
Contoh gambar wheel loader

2. Truck Mixer (mobil molen), berfungsi untuk mengaduk/mancampur


campuran beton ready mix (beton siap pakai). Truck mixer (mobil
molen) digunakan untuk mengakut adukan beton ready mix (beton siap
pakai) dari batching plant ke lokasi proyek.

Contoh gambar truck mixer


3. Truck kapsul semen/fly ash, berfungsi sebagai pengangkutan semen
curah dan fly ash dari pabrik ke batcing plant.
Contoh gambar truck kapsul semen

4. Dump truck, berfungsi untuk mengangkut bahan material split, pasir,


abu batu dari quarry (lokasi pertambangan) ke batching plant.

Contoh gambar dump truck

Dalam artikel ini, batching plant yang kami informasikan adalah tipe wet dan dry
mixed.
Apa perbedaan Wet Mix dan Dry Mix pada sistem pengadukan beton ?
1. WET MIX (adukan basah/jadi) 

Setelah semua material di timbang (sesuai mutu yg di inginkan) material akan di


aduk dalam Concrete mixer (Alat pengadukan) sampai mencapai SLUMP (tingkat
keenceran/kekentalan yang di harapkan) dan akan di turunkan ke dalam TRUCK
MIXER (mobil molen) dan siap di kirim ke lokasi pengecoran.

Contoh gambar batching plant tipe wet mix

                           
Keunggulan pada plant jenis wet mix bisa menggaduk untuk beton slump rendah
atau rigid, serta pengadukan beton lebih sempurna karena di aduk pada Concrete
mixer dan setelah itu di aduk lagi pada Truck mixer dan cenderung tidak ngebul
semen dan lebih tenang (tidak berisik)
2. DRY MIX (adukan kering)

Pada batching plant tipe Dry Mix hanya untuk menimbang saja, dengan
pengadukan beton ready mix yang dilakukan pada Truck Mixer. Semua material
yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix design dengan
memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar
maupun agregat halus (pasir).

Contoh gambar batching plant tipe dry mix

Kelemahan plant dry mix adalah tidak bisa menggaduk slump max 5 (biasa
digunakan untuk rigid), ketika sedang produksi berisik suara truck mixer yg
menggaduk dan cenderung ngebul semen ketika material masuk ke dalam truck
mixer

Jadi perbedaan antara batching plant wet mix dan batching plant dry mix adalah
pada sistem pengadukan saja.
Tips sebelum mengoperasikan batching plant

Sebelum kita memulai mengoperasikan batching plant yang perlu kita perhatikan
adalah tentang keamanan (safety first) pakailah alat pelindung diri (APD) seperti
helmet alat pelindung kepala, masker debu, sarung tangan, rompi dan sepatu
safety.

Karena batching plant juga merupakan alat, tentunya tak lepas dari yang namanya
trouble ataupun rusak. Sebelum kita menjalankannya suatu alat, alangkah baiknya
kita melakukan pemerikasaan alat terlebih dahulu, Sebaiknya kita datang setengah
jam lebih awal dari jadwal produksi supaya kita bisa melakukan pemerikasaan alat
dan persiapan, agar saat produksi nanti alat benar-benar lancar dan kalau misal
ada trouble bisa kita ketahui sejak dini.

Tahapan Pemeriksaan

Pelaksanaan teknis pemeriksaan kondisi kelayakan operasi peralatan batching


plant dilakukan secara bertahap melalui 2 (dua) langkah tahapan sebagai berikut :
 Pemeriksaan tahap pertama

Pada pemeriksaan tahap pertama ini, pemeriksaan dilaksanakan terhadap kondisi


teknis semua bagian atau komponen peralatan, dimana peralatannya dalam
keadaan tidak dihidupkan. Kondisi teknis dimaksud antara lain misalnya belt
conveyor sobek atau berlubang, bearing aus, oli gearbox dan hidrolik bocor, atau
ada bagian yang tidak lengkap atau sama sekali tidak ada, serta kerusakan-
kerusakan lain sejenisnya.
Apabila pada pemeriksaan tahap I masih terdapat kerusakan pada bagian atau
komponennya, maka kerusakan tersebut harus segera diatasi sampai baik agar
pemeriksaan bisa dilanjutkan ke pemeriksaan ke tahap kedua.

 Pemeriksaan tahap kedua


Pemeriksaan tahap kedua dilaksanakan dalam keadaan peralatan dihidupkan,
artinya semua bagian atau komponen yang bergerak atau bisa digerakkan apabila
mesin penggerak dihidupkan dapat diperiksa atau diuji pergerakannya termasuk
mesin penggeraknya sendiri. Komponen-komponen yang bergerak atau hidup
tersebut diperiksa apakah pergerakannya baik dan lancar (normal), atau tidak
lancar (tidak normal), atau mungkin sama sekali tidak bisa dihidupkan atau tidak
bisa digerakkan. Pemeriksaan tahap kedua ini dilaksanakan apabila pada
pemeriksaan tahap pertama peralatan produksi beton siap pakai (ready mix) atau
batching plant tersebut telah dinyatakan kondisinya baik dan boleh dilanjutkan
untuk pemeriksaan ke tahap kedua.
Apabila pada pemeriksaan tahap kedua terdapat bagian atau komponen yang tidak
bisa dihidupkan atau digerakkan, atau gerakannya tidak lancar karena ada sesuatu
yang tidak baik atau rusak, maka bagian atau komponen yang bersangkutan harus
segera diperbaiki sampai bagian atau komponen yang bersangkutan bisa
dihidupkan / digerakkan dan difungsikan sebagaimana mestinya. Contohnya belt
conveyor yang tidak dapat berjalan atau mati atau mixer yang tidak dapat berputar
dan kerusakan lain sejenisnya.
Pemeriksaan tahap berikutnya adalah pemeriksaan kapasitas semen atau flay ash
di silo dan material lainnya. Dan jika kapasitas tidak mencukupi untuk produksi
langsung melapor ke petugas di bagian logistik supaya bisa langsung mengorder
semen atau material yang kurang. Dengan memperhatikan stock semen maupun
material operator bisa mengendalikan jalannya produksi agar tetap dalam
pengawasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Alur Produksi Beton Di Batching Plant

Untuk memproduksi beton ready mix menggunakan sistem otomatis diawali


dengan memasukan table design di komputer oleh operator batching plant yang
kesemuanya adalah angka angka untuk menentukan seberapa berat kandungan
split, screening, pasir, semen, fly ash, aditif dan air sesuai spek/mutu yang
dibutuhkan.

 Setelah mix design ditetapkan, operator loader mengambil split, pasir, abu
batu dari stockpile kedalam bin material untuk kemudian ditimbang sesuai
mix design yang sudah ditentukan.
 Dibawah bin material terdapat belt conveyer yang akan memindahkan
bahan material seperti split, pasir dan abu cuci kedalam Concrete mixer
untuk mengaduk beton bersamaan dengan air, aditif, semen, dan fly ash
yang sudah ditimbang sesuai dengan mix design yang sudah ditentukan.
 Setelah adukan cor beton di putar dan sudah homogen baru kemudian
dipindahkan ke truck mixer (mobil molen), setelah itu di cek kekentalan
(slump beton) ditempat pengecekan oleh teknisi, yang kemudian beton cor
siap pakai tersebut diawa oleh truck mixer berangkat ke lokasi cor
customer.
Ada 2 (tiga) cara pengendalian penimbangan material dan pengoperasian
pada batching plant, yaitu :
1. Secara manual
2. Secara otomatis

 Pada cara manual, penimbangan material dilaksanakan oleh operator


melalui tombol-tombol dari masing-masing jenis bahan. Operator
mengawasi alat indikator timbangan atau skala timbangan (scale
indicator). Penimbangan bisa digerakan atau diaktifkan dengan tangan,
atau tenaga angin yang dihasilkan dari air compressor, atau hidrolis, atau
tenaga listrik. Pada pengoperasianya juga menggunakan tombol untuk
menggerakkan semua komponen. Jadi kalau kita mengoperasikan batching
plant ini, semua jari kita harus lihai dan bisa gerak cepat.

 Pada cara otomatis, kita tak perlu memainkan sepuluh jari kita saat
mengoperasikan batching plant. Karena kita hanya klik dan klik mouse
saja sewaktu loading, batching plant ini dilengkapi dengan plc dan
terhubung ke komputer dan telah diintegrasikan ke sebuah software yang
diperuntukan untuk produksi batching plant intinya kontrol sepenuhnya
ada di komputer, mulai dari penimbangan dan pembuangan maupun
pencampuran juga sudah diatur secara otomatis oleh softwarenya.

Demikianlah artikel tentang batching plant yang kami buat semoga bermanfaat
bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca
artikel ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke
dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai