Batching plant adalah sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat alat yang
dipakai untuk mencampur atau memuat adukan beton ready mix ( beton siap
pakai) dalam sekala yang besar. Selain untuk memproduksi beton juga berfungsi
sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump (Slump
beton mrpkan pengetesan utk mengetahui kekentalan beton), nilai strength dari
beton itu sendiri terjaga.
Bagi anda yang bekerja di suatu perusahaan penyedia beton siap pakai (ready
mix) sudah barang tentu terbiasa dan mengenal bagaimana alur suatu adukan
beton yang dibuat atau di produksi di batching plant. Adukan beton yang sampai
ke lokasi cor / tempat proyek melalui serangkaian proses yang panjang dan
melibatkan banyak orang, waktu, tenaga, alat berat dan lain lain. Kali ini kami
berusaha memberikan gambaran bagi anda yang awam tentang dunia ready mix
(beton siap pakai).
Bahan Baku
Semen, semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur
dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu
menjadi suatu kesatuan kompak.
Contoh gamar semen
Abu batu, abu batu merupakan hasil dari proses penghancuran bongkahan
batu yang difungsikan untuk kombinasi beton, abu batu umumnya
berwarna abu – abu dan terdiri butiran yang cukup kasar.
Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara
Fly ash atau abu terbang mempunyai bentuk butiran partikel sangat halus
sehingga dapat menjadi pengisi rongga-rongga (filler) dalam beton sehingga
mampu meningkatkan kekuatan beton dan menambah kekedapan beton
terhadap air serta mempunyai keunggulan dapat mencegah keretakan halus
(crack) pada permukaan beton. Namun penggunaan fly ash ini tidak bisa
dikerjakan secara sembarangan. Sebab jika penambahan fly ash terlalu
banyak maka mutu dari beton tersebut justru akan turun. Maka dari itu
diperlukan takaran yang pas untuk penambahan fly ash kedalam racikan
beton yang disesuaikan dengan kondisi bangunan yang diinginkan.
Adapun bagian-bagian batching plant antara lain:
2. Fly ash Silo, fungsinya sama seperti silo semen, yaitu sebagai
penampungan.
3. Bin material / timbangan material, berfungsi untuk menampung dan
menimbang material agregat kasar ( batu splite ), agregat halus ( pasir),
abu batu dan screening.
Contoh gambar bin material / timbangan material
Dalam artikel ini, batching plant yang kami informasikan adalah tipe wet dan dry
mixed.
Apa perbedaan Wet Mix dan Dry Mix pada sistem pengadukan beton ?
1. WET MIX (adukan basah/jadi)
Keunggulan pada plant jenis wet mix bisa menggaduk untuk beton slump rendah
atau rigid, serta pengadukan beton lebih sempurna karena di aduk pada Concrete
mixer dan setelah itu di aduk lagi pada Truck mixer dan cenderung tidak ngebul
semen dan lebih tenang (tidak berisik)
2. DRY MIX (adukan kering)
Pada batching plant tipe Dry Mix hanya untuk menimbang saja, dengan
pengadukan beton ready mix yang dilakukan pada Truck Mixer. Semua material
yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan mix design dengan
memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar
maupun agregat halus (pasir).
Kelemahan plant dry mix adalah tidak bisa menggaduk slump max 5 (biasa
digunakan untuk rigid), ketika sedang produksi berisik suara truck mixer yg
menggaduk dan cenderung ngebul semen ketika material masuk ke dalam truck
mixer
Jadi perbedaan antara batching plant wet mix dan batching plant dry mix adalah
pada sistem pengadukan saja.
Tips sebelum mengoperasikan batching plant
Sebelum kita memulai mengoperasikan batching plant yang perlu kita perhatikan
adalah tentang keamanan (safety first) pakailah alat pelindung diri (APD) seperti
helmet alat pelindung kepala, masker debu, sarung tangan, rompi dan sepatu
safety.
Karena batching plant juga merupakan alat, tentunya tak lepas dari yang namanya
trouble ataupun rusak. Sebelum kita menjalankannya suatu alat, alangkah baiknya
kita melakukan pemerikasaan alat terlebih dahulu, Sebaiknya kita datang setengah
jam lebih awal dari jadwal produksi supaya kita bisa melakukan pemerikasaan alat
dan persiapan, agar saat produksi nanti alat benar-benar lancar dan kalau misal
ada trouble bisa kita ketahui sejak dini.
Tahapan Pemeriksaan
Setelah mix design ditetapkan, operator loader mengambil split, pasir, abu
batu dari stockpile kedalam bin material untuk kemudian ditimbang sesuai
mix design yang sudah ditentukan.
Dibawah bin material terdapat belt conveyer yang akan memindahkan
bahan material seperti split, pasir dan abu cuci kedalam Concrete mixer
untuk mengaduk beton bersamaan dengan air, aditif, semen, dan fly ash
yang sudah ditimbang sesuai dengan mix design yang sudah ditentukan.
Setelah adukan cor beton di putar dan sudah homogen baru kemudian
dipindahkan ke truck mixer (mobil molen), setelah itu di cek kekentalan
(slump beton) ditempat pengecekan oleh teknisi, yang kemudian beton cor
siap pakai tersebut diawa oleh truck mixer berangkat ke lokasi cor
customer.
Ada 2 (tiga) cara pengendalian penimbangan material dan pengoperasian
pada batching plant, yaitu :
1. Secara manual
2. Secara otomatis
Pada cara otomatis, kita tak perlu memainkan sepuluh jari kita saat
mengoperasikan batching plant. Karena kita hanya klik dan klik mouse
saja sewaktu loading, batching plant ini dilengkapi dengan plc dan
terhubung ke komputer dan telah diintegrasikan ke sebuah software yang
diperuntukan untuk produksi batching plant intinya kontrol sepenuhnya
ada di komputer, mulai dari penimbangan dan pembuangan maupun
pencampuran juga sudah diatur secara otomatis oleh softwarenya.
Demikianlah artikel tentang batching plant yang kami buat semoga bermanfaat
bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca
artikel ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke
dalam hati.