Disusun Oleh:
Nama NIM
1. Ratna Dewi A (F44150032)
2. Fauzan S (F44160019)
3. Syafrial S (F44160035)
4. Ahmad Lani (F44160056)
5. Hana Fadila (F44160075)
Dosen Pengajar:
1. Prof. Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, MSc
2. Joana Febrita Tampubolon, S.T, M.T
TUJUAN
Studi kasus ini bertujuan mengetahui sistem pengolahan limbah ban dan kekurangan
pada proses tersebut pada Pusat Penelitian Karet Indonesia.
METODOLOGI
Studi kasus penelitian sistem pengolahan limbah karet pada Pusat Penelitian Karet
Indonesia dilaksanakan di Pusat Penelitian Karet Indonesia Jl. Salak No.1, Babakan, Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian rancangan sederhana sistem pengelolaan
limbah B3 skala industri di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 26 April 2019.
Langkah petama yang dilakukan adalah dengan menentukan tempat rancangan
pengelolaan limbah, kemudian dilanjutkan dengan penentuan limbah yang
dihasilkan. Berikutnya limbah yang dihasilkan kemudian dipilah dan diolah baik
dengan proses vulkanisir maupun penghancuran dengan grinder. Pada Gambar 1
ditampilkan bagan alir dari Penelitian rancangan sederhana sistem pengelolaan
limbah B3 skala kecil/ rumah tangga di Indonesia.
Mulai
Penentuan tempat penelitian rancangan yaitu di pusat penelitian karet Bogor Bogor
Penentuan limbah yang dihasilkan oleh di pusat penelitian karet Bogor yaitu Limbah
ban bekas
Memilah dan memisahkan antara karet ban dengan rangka ban bekas
Selesai
Pengolahan Ban
Ban adalah produk utama dari industri karet (75% produk karet). Karet yang terdapat
pada ban berfungsi sebagai sifat psikis kenyamanan ban, sedangkan rangka berfungsi untuk
menopang beban. Beberapa tahap dalam produksi ban adalah Preforming of component,
Pembuatan struktur dalam (carcass) & penambahan strip karet pada dinding & telapak,
Molding & Curing. Ban luar kendaraan bermotor merupakan salah satu bnetuk produk
barang jadi karet (Prasetya 2012).
Ban merupakan produk karet yang diproduksi dalam jumlah volume yang cukup
banyak. Beberapa jenis ban walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis,
tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap lebih besar, yaitu dua kali lipat komponen
karet alam untuk pembuatan ban non-radial. Ban bukanlah hanya campuran antara karet
alam dengan karet sintetik, tetapi dalam wujud campuran-campuran, yang terdiri dari
elastomer-elastomer dan berbagai bahan tambahan. Bahan tambahan tersebut dapat
digolongkan sebagai bahan vulkanisasi, akselerator, penguat, anti degradants, dan pelunak.
Umumnya ban ini dapat dipergunakan kembali setelah diperbaiki, hasil pengembangannya
biasa disebut dengan vulkanisir.
Crumb Rubber
Crumb rubber / serbuk karet adalah karet yang dihancurkan dari limbah produk karet
yang dapat digunakan untuk campuran produk karet lain seperti karpet karet, karet kompon,
sol sepatu karet, campuran pada konstruksi bangunan, campuran aspal, dipakai di lapangan
futsal, arena pacuan kuda dan lain-lain. Beberapa produk karet tertentu dapat dipakai
kembali atau menjadi karet daur ulang. Saat produk karet akan dipakai kembali untuk
keperluan produk lain, umumnya bentuknya diubah menjadi crumb rubber / serbuk karet
(beberapa istilah lain: rubber powder, reclaim rubber, rubber mesh, recycle rubber chips,
rubber shredded, serbuk karet, karet bekas) yang banyak digunakan sebagai campuran
pada beberapa produk tertentu atau produk karet yang lain.
Crumb rubber / serbuk karet adalah produk yang ramah lingkungan karena dipakai dari
bahan karet bekas, dan tidak larut dalam tanah ataupun air tanah. Selain mengurangi jumlah
limbah karet yang terbuang ke lingkungan, pemakaian kembali limbah produk karet
tertentu, tentu saja dapat menekan harga karet sebagai salah satu komponen penting
penentu harga produk jadi yang dihasilkan. Dalam produk tertentu, penggunaan karet
bertujuan memberikan sifat tertentu yang diinginkan.
Penentuan faktor-faktor kegagalan tersebut dapat dilakukan dengan metode six sigma.
Metode six sigma sering diterapkan oleh perusahaan dalam pengendalian kualitas produk.
Contoh perusahaan yang berusaha meningkatkan kualitas dengan pendekatan six sigma
antara lain penelitian pada PT Inhutani I Gresik yang berjudul “ Aplikasi Six Sigma DM
AIC dan Kaizen sebagai Metode Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk”
Memperoleh hasil peningkatan level kualitas α (sigma) dari 2,69 menjadi 3,62 dan adanya
penurunan DPMO ( Deffct Per million opportunity) dari 214.663 menjadi 17.164.
Pelaksanaan dengan metode six sigma diawali dengan tahap pendefinisain untuk
memudahkan dalam memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecacatan
pada produksi, kemudian dilakukan pengukuran pada lantai produksi untuk meningkatkan
kualitas dengan penerapan six sigma. Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi sumber – sumber penyebab terjadinya penyimpangan terhadap spesifikasi
produk. Dengan adanya penerapan metode six sigma ini, diharapkan proses recycle dapat
menambah nilai tambah produksi karena mudahnya mengidentifikasi faktor penyebab
kegagalan dalam produksi.
SIMPULAN
Perkembangan produksi ban saat ini kian pesat dan merupakan produksi yang
menggunakan jumlah karet yang cukup banyak yaitu 75% produk karet. Dalam produksi
ban seringkali terjadi kegagalan produksi, sehingga menghasilkan limbah produk gagal
produksi. Limbah ban tersebut perlu diolah kembali agar tidak menumpuk dan mencemari
lingkungan. Pusat Peneliti Karet Indonesia telah melakukan riset berupa pengolahan
limbah tersebut dengan teknik reuse dan recycle. Teknik reuse diberlakukan untuk ban
yang masih dapat digunakan dengan cara vulkanisir. Sedangkan recycle diberlakukan
untuk ban yang sudah tidak dapat digunakan lagi, sehingga harus dihancurkan menjadi
serbuk karet atau crumb rubber dan selanjutnya dijadikan bahan dasar produk lain seperti
aspal, paving block, alas sandal, dan lain-lain. Namun, dalam proses produksinya terdapat
kegagalan produksi yang mengurangi nilai tambah yang ada, sehingga dibutuhkan metode
six sigma untuk memudahkan proses identifikasi faktor kegagalan produksi, dan
diharapkan dengan metode ini dapat menjadi nilai tambah pada proses recycle yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alam LA. 2003. Hasil distilasi kering limbah proses pembaharuan telapak ban sebagai
bahan bakar dan bahan kompon karet alam. Prosiding Temu Ilmiah Mekanisasi
Pertanian. Buku 1: 167-176. Bogor (ID) : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian.
Cifriadi Adi, Budianto E, Alfa AA. 2011. Karakteristik karet siklo berbasis lateks karet
alam berbobot molekul rendah. Jurnal Penelitian Karet. 29 (1) : 35 – 48.
Hutagaol SN. 2015. Analisis Usahatani Karet (Hevea Brasiliensis) Di Provinsi Jambi
[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Islam, M R, M. Parveen, H. Haniu and M. R. I Sarker. 2010. Innovation in pyrolysis
technology for management of scrap tire : a solution of energy and environtment.
International Journal of Environmental Science and Development, 1(1) : 89-96.
Nazaruddin. dan F.B. Paimin. 2004. Karet : Budi Daya dan Pengolahan, Strategi
Pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prasetya H. 2012. Arang aktif serbuk gergaji sebagai bahan untuk bahan pembuatan
kompon ban luar kendaraan bermotor. Jurnal Riset Industri. 6(2) :165-173.
Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Yogyakarta (ID) :
Gajah Mada University Press.
Setyamidjaja, D. 2011. Karet Budidaya dan Pengolahan. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
Suwardin, D. 1989. Teknik pengendalian limbah pabrik karet. Jurnal Lateks Wadah
Informasi dan Komunikasi Perkebun Karet. 4(2) : 28-34.
Zabaniotou, A . A dan G. Stravropoulus 2003. Pyrolisis of used automobile tires and
residual char utilization. Journal Of Analitical And Applied Pyrolysis. 70 (1) : 711-
722.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi kunjungan dan studi kasus di Pusat Penelitian Karet Indonesia
Gambar 2 Compound hasil campuran crumb rubber dengan zat aditif lainnya
(a) (b)
Gambar 3 (a) Produk Paving Block yang menggunakan crumb rubber sebagai bahan
utama (b) Produk dengan mutu kuat rendah dengan bahan baku
crumb rubber
Gambar 4 Zat aditif dalam pembuatan compound
Gambar 6 Produk karpet karet dengan mutu kuat rendah dengan bahan baku crumb rubber